Anda di halaman 1dari 17

Fibroadenoma Mammae Dextra pada Seorang Wanita Berumur 25 Tahun

Nicholas Jeremy Maruli


102016227
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 06, Jakarta 11510
Abstrak

Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30
tahun. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal
dari jaringan fibrosa (mesenkim) danjaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal
atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini
terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, olehsebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”.

Kata Kunci: Fibroadenoma mammae, tumor jinak, tumor payudara

Abstract

Fibroadenoma mammae (FAM), generally affects teenagers and women under the age of 30 years.
Fibroadenoma mammae is a benign tumor that often occurs in the breast. The lump comes from fibrous
tissue (mesenchyma) and the glandular network (epithelium) which is in the breast, so that this tumor is
called a mixed tumor (mix tumor), the tumor can be round or oval, thick or dense, and usually painful. We
can move this fibroadenoma easily because in this tumor capsules are formed so that it can be mobile, by
that reason it is often referred to as the "breast mouse".

Keywords: fibroadenoma mammae, benign tumor, breast tumor

Pendahuluan

Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan. Fibroadenoma
terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat, dimana komponen epitelnya menunjukkan tanda – tanda
aberasi yang sama dengan komponen epitel normal. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti.
Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Fibroadenoma pertama kali terbentuk setelah
aktivitas ovarium dimulai dan terjadi terutama pada remaja muda. 1,2

Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan usia di bawah 30 tahun dan
relatif jarang ditemukan pada payudara wanita postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian
payudara, namun tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya
menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa

1
kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Penanganan fibroadenoma
adalah melalui pembedahan pengangkatan tumor. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini
akan terus membesar.1,2

Anamnesis
Merupakan komunikasi antara dokter dan pasien, di mana pasien mengemukakan keluhan
utama. Anamnesis terdiri dari auto-anamnesis dan allo-anamnesis. Anamnesis yang baik terdiri
dari:


Identitas (meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa dan
agama).

Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien yang membawa pasien pergi ke dokter).

Pasien datang dengan keluhan benjolan pada payudara kanan bagian atas dekat ketiak.

Riwayat penyakit sekarang (kronologis keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama
sampai pasien datang berobat).

Sejak kapan?

Dimana letak benjolan?

Apakah benjolan terasa nyeri dan dapat digerakkan?

Bagaimana bentuk dan konsistensi benjolan (bulat dan kenyal)?

Bagaimana bentuk payudaranya, simetris/asimetris?

Apakah adanya sekret yang keluar dari puting?

Apakah ada gejala penyerta lainnya?

Riwayat penyakit dahulu (bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara
penyakit yang pernah diderita dengan penyakitnya sekarang).

Apakah pernah menderita keluhan yang sama sebelumnya?

Apakah pernah mendapat sinar radiasi pada daerah payudara?

(Jika sudah menikah) - Apakah pernah mencoba pemakaian terapi hormon untuk mendapatkan
anak?

Riwayat penyakit dalam keluarga (bertujuan untuk mencari kemungkinan penyakit herediter,
familial atau penyakit infeksi).

Apakah didalam keluarga ada yang menderita keluhan atau penyakit yang sama?

Riwayat pribadi (meliputi keadaan sosial ekonomi, kebiasaan, obat-obatan, dan lingkungan).

Apakah mengkonsumsi obat-obatan (terapi hormon atau yang lain)?1

2
Pemeriksaan
a. Fisik
Pemeriksaan Tanda Vital:

Tekanan darah, nadi, frekuensi nafas, suhu.2
Pemeriksaan Fisik Payudara (Teknik SADARI):
 Inspeksi (pengamatan)
a. Bentuk payudara, berdasarakan perkembangan payudara.
Masa prapubertas
Payudara belum berkembang, hanya ada puting susu berukuran kecil. Pada
masa ini antara payudara anak laki-laki dan perempuan hampir sama.
Mulai pubertas
Pada anak perempuan, payudara mulai tumbuh, makin lama makin besar, juga
puting susu bertambah besar.
Sewaktu dewasa dan keadaan hamil
Pada masa ini kelenjar mammae mulai mempersiapkan diri menjadi lebih
banyak dan besar. Dalam rangka memproduksi ASI, puting susu dan areola
bertambah gelap warnanya.
Setelah masa laktasi
Pada masa ini payudara akan kembali mengecil tetapi tidak bisa kembali
keukuran semula dan tampak megendur.
Sesudah menopause
Pada masa ini ukuran payudara akan lebih kecil lagi dan menjadi kendur ini
disebut atrofi mammae.2
b. Ukuran payudara
Tidak ada ukuran payudara yang 100% sama bentuk maupun ukurannya. Bila
ukuran berbeda jauh, dinamakan asimetris payudara.2
c. Warna kulit payudara
Warna kulit payudara biasanya sama dengan warna kulit tubuh lainnya, kecuali di
daerah areola mammae. Kulit sekitar puting susu berwarna lebih gelap dan makin
jelas pada saat kehamilan. Kulit payudara yang berwarna kemerahan dan tegang
akan dijumpai bila terjadi peradangan. Kulit payudara dengan pori-pori yang besar
seperti kulit jeruk (Peau d`orange) terjadi akibat pembendungan limfe dalam
payudara.2

 Palpasi (perabaan)
3
Pada pemeriksaan ini, posisi duduk atau lebih baik dalam posisi tidur terlentang
dengan diganjal bantal kecil pada bahunya.
Palpasi dilakukan dengan menggunakan jari II sampai ke V tangan kanan, tetapi
jangan memakai ujung-ujung jari. Gunakan bagian volar dari ruas jari yang
paling ujung dan rabalah dengan tenaga yang lembut.
Bila pada palpasi teraba benjolan yang terletak lebih dalam, dapat menekan lebih
keras sewaktu meraba.
Rabalah payudara secara sistematis dengan mengikuti pola jarum jam dimulai
dari jam 12, jam 1, jam 2 dan seterusnya. Rabalah dari perifer kearah sentral
yaitu kearah puting susu dan sebaliknya atau meraba secara melingkar dari
puting susu ke arah perifer.

Gambar 1. Palpasi pada payudara (teknik SADARI)

Bila ditemukan kelainan berupa benjolan maka harus dicatat:2

Pada posisi jam berapa benjolan ditemukan.


Ukuran benjolan disebutkan dan dicatat diameter terbesar dan diameter terkecil
dalam cm.
Jarak letak benjolan dari putting susu yang dinyatakan dalam cm.
Bagaimana bentuk benjolan (bulat, lonjong), bagaimana tepinya (rata atau tak
rata).
Bagaimana konsistensi benjolan (keras, kenyal, lunak atau kistik).
Bagaimana keadaan benjolan terhadap jaringan sekitarnya. Apakah mudah
digerakkan atau tidak dapat bergerak.
Adakah rasa nyeri bila ditekan.2
Pemeriksaan Axilla dan kelenjar infra serta supraclavicular:
Pakailah tangan kanan untuk memeriksa axilla kanan.

4
Pemeriksaan axilla/ketiak kanan dilakukan dengan tangan kiri, jadi kebalikan dengan
pemeriksaan ketiak kiri.
Hasil pemeriksaan, apakah teraba kelenjar dan berapa cm ukurannya, apakah kelenjar saling
melekat atau tidak, adakah rasa nyeri.
Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan pada daerah infraclavicular dan supraclavicular kanan
dan kiri.
Pemeriksaan paling akhir adalah memijit puting susu . Perhatikan apakah ada cairan yang
keluar, warnanya, konsistensinya (encer atau kental atau berdarah).2
Pemeriksaan payudara sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid
sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke 5-7 setelah masa haid bermula, ketika
payudara sedang mengendur dan terasa lebih lunak. Para wanita yang telah berusia 20 tahun
dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus
melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia 40
tahun.3
b. Penunjang

Pemeriksaan Patologi - Biopsi
Diagnosis berdasarkan pemeriksaan terhadap sediaan potong beku yang kemudian diikuti
dengan mastektomi segera, dilakukan bila ditemukan kanker, yang masih mungkin
dilakukan pembedahan terhadapnya.4
a. Biopsi dengan jarum halus. Bila pada mamografi terdapat lesi yang mencurigakan,
dapat dilakukan penempatan jarum, yang disusul dengan mamografi kedua, untuk
memastikan bahwa jarum telah terpasang dengan benar; kemudian biru metilen (0,1
ml) diinjeksikan melalui jarum, untuk mewarnai lesi dan jaringan sekitarnya. Jarum
dibiarkan tertinggal pada payudara setelah dilakukan insisi, dan dipergunakan sebagai
penunjuk untuk melokalisasi dan memindahkan jaringan yang terwarnai. Foto sinar X
dilakukan pada jaringan yang didapat, untuk memastikan bahwa lesi mamografi
memang terdapat disana, dan sediaan kemudian diserahkan pada ahli patologi. Teknik
lokalisasi dengan jarum ini dapat digunakan untuk biopsi-biopsi yang diadakan
dibawah anestesi lokal atau umum.4

Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobul yang
berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya. Makroskopik tampak suatu
tumor yang bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan
ikat yang berwarna putih, kenyal serta tampak bagian-bagian yang menonjol ke
permukaan berwarna kekuning – kuningan jernih, merupakan komponen kelenjar.
5
Besarnya 2-6 cm. Gambaran histologik menunjukkan stroma dengan proliferasi
fibroblas yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel. Jaringan
ikat dapat menunjukkan gambaran miksomatosa.4
Menurut gambaran histologiknya fibroadenoma dibagi atas:

1. Fibroadenoma pericanalicular
Kelenjar berbentuk bulat atau lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.5

Gambar 2. Fibroadenoma pericanaliculare


2. Fibroadenoma intracalicular
Jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak, sehingga kelenjar berbentuk
panjang-panjang atau tidak teratur dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Berbentuk lobulus-lobulus stroma miksoid berwarna biru pucat. Tampak hanya
kelenjar-kelenjar yang saling berdesakan. Gambaran tersebut sering ditemukan
pada mammae lactans dan disebut lactating adenoma.5

Gambar 3. Fibroadenoma intracanalicular


Pemeriksaan Radiologi
1. Mamografi
Lesi ganas tipikal memperlihatkan gambaran stelata dan batas yang tak reguler; dan
sering berisi kelompokan-kelompokan mikrokalsifikasi yang berspikula. Lesi jinak
mempunyai batas tegas dan bulat; bila ada kalsifikasi, maka kalsifikasi ini akan
berbentuk bulat dan jarang berkelompok. Keakuratan mamografi adalah sekitar 90%,
dalam hal mendeteksi apakah suatu lesi itu jinak atau ganas. Sayangnya, mamografi
kurang akurat pada jaringan payudara yang padat, karena mamografi bergantung pada
6
perbedaan radiodensitas antara lesi (padat) dengan jaringan lemak disekitarnya (lebih
radiolusen). Pada wanita muda, secara radiologi acapkali terlihat densitas tinggi, dan
pada kelompok usia ini mamografi relatif sering menghasilkan negatif semu.
Mamografi yang negatif, tidak menyingkirkan kanker, khususnya pada wanita muda.
Dosis radiasi bervariasi, sesuai dengan teknik yang dipakai (misal 0,5 rad/gambar
xeromamogram dan film-film pembesaran 0,1 rad/film untuk film rutin, dan 0,05
rad/film untuk film seleksi/ skrining dengan dosis rendah).6
2. Ultrasonografi
Cara ini sedang dalam pertimbangan untuk mendeteksi lesi-lesi payudara. Data-data
yang masih sangat dini, mengesankan bahwa mamografi lebih akurat mendeteksi
kanker, tetapi ultrasonografi mungkin dapat melengkapi.6
3. MRI
Merupakan teknik yang baru digunakan. MRI dilakukan pada pasien usia muda,
karena gambaran mamografi yang kurang jelas pada payudara wanita muda, untuk
mendeteksi adanya rekurensi dini keganasan payudara yang dari pemeriksaan fisik.6

Pemeriksaan Laboratorium
Tes laboratorik rutin, hanya memperlihatkan sedikit arti pada pemeriksaan penyakit
payudara, kecuali pada penderita dengan kanker yang telah lanjut.7
Belum ada pemeriksaan darah yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker
payudara. Petanda tumor (Tumor Marker/TM) ialah molekul protein berupa enzim, hormon
dan lain-lain, yang dalam keadaan normal tidak atau sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh.
TM merupakan salah satu penunjang pemeriksaan kanker tertentu baik screening,
menegakkan diagnosis, prognosis, pemantauan hasil pengobatan, dan juga deteksi
kekambuhan. Pemeriksaan petanda tumor untuk payudara yang menggunakan sampel darah
yaitu CA 15-3 tidak digunakan untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis kanker.
Pemeriksaan CA 15-3 dilakukan bila diagnosis kanker sudah ditegakkan dan lebih banyak
digunakan untuk monitor terapi serta progresivitas kanker.7

Diagnosis
a. Working Diagnosis: Fibroadenoma Mammae
Payudara terdiri dari berbagai struktur:8
 parenkim epitelial
 lemak, pembuluh darah, saraf dan saluran getah bening
 otot dan fascia

7
Gambar 4. Fibroadenoma mammae

Fibroadenoma mammae adalah suatu neoplasma jinak berbatas tegas, padat kenyal,
berkapsul dan lesi payudara terlazim dalam wanita muda (berusia di bawah 25 tahun).
Setelah menopause, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Pada masa remaja,
fibroadenoma dapat dijumpai dalam ukuran yang besar. Sebagian besar (80%) tunggal.
Biasanya neoplasma tampil sebagai massa payudara mobile, lobulasi tidak nyeri tekan,
kenyal seperti karet berukuran 1-4 cm. Ia tergantung hormon dan bisa berfluktuasi dalam
diameter sebanyak 1 cm dibawah pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi
atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas selama kehamilan atau
laktasi. Terapi dengan biopsi eksisi dan harus dinasehatkan karena jarang regresi
involusional. Penampilan makroskopik berbeda dari tumor mammae apa pun. Tepinya
tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan homogen
secara makroskopik. Secara histologi, ada susunan lobulus perikanalikular yang
mengandung stroma padat dan epitel proliferatif. Varian bisa memperlihatkan proliferasi
epitel yang jelas dari kelenjar matang tak teratur yang dikemas padat dengan epitel
sekresi.8

Gambar 5. Gambaran makroskopik fibroadenoma mammae

Fibroadenoma mammae yang dikeluarkan selama laktasi cukup selular dan telah
dikelirukan pada potongan beku dengan adenokarsinoma berdiferensiasi baik. Ahli
patologi yang memeriksa suatu fibroadenoma yang dikeluarkan selama kehamilan harus
selalu diinformasikan bahwa lesi berasal dari payudara laktasi.8,9
Penanganan fibroadenoma mammae adalah melalui pembedahan pengangkatan
tumor. Spesimen diperiksa untuk menyingkarkan adanya keganasan. Sistosarkoma
8
pyloides merupakan salah satu tipe dari fibroadenoma yang dapat kambuh jika tidak
diangkat dengan sempurna.9
Faktor-faktor predisposisi: usia 10-35 tahun, jenis kelamin, hereditas, lesi
prekanker.10

b. Differential Diagnosis:

Tumor Filoides
 Neoplasma jinak, berasal dari jaringan penyokong nonepitel, bersifat menyusup
secara lokal dan mungkin ganas (10-15%).
 Pertumbuhannya cepat, ditemukan dalam ukuran besar.
 Epidemiologi: Terdapat pada semua usia, kebanyakan pada usia sekitar 30 tahun.
Penanggulangan adalah eksisi luas. Jika tumor sudah besar dilakukan mastektomi
simpel. Bila tumor ganas, dilakukan mastektomi radikal walaupun mungkin
bermetastasis secara homogen seperti sarkoma.10


Fibrokistik Payudara
usia 20-30 tahun, sulit dibedakan dengan FAM atau kista payudara, hampir selalu disertai
nyeri. Sifat nyerinya cukup signifikan, yakni berfluktuasi sesuai siklus haid, bilateral, tidak
terlokalisir, menyebar ke bahu atau aksila bahkan dapat menyebar ke lengan
Nyeri biasanya menetap dan bisa memburuk sampai menopause.10

Gambar 6. Perbedaan kelainan tumor payudara

Etiologi
9
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari
fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dari fibroadenoma mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat
berubah pada siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah
tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat menjadi
kanker atau tumor ganas.11


Faktor genetika: Adanya kecenderungan pada keluarga tertentu yang menderita kanker. Pada
kembar monozigot terdapat kanker yang sama. Terdapat kesamaan lateralis kanker payudara
keluarga dekat dari penderita kanker payudara.

Pengaruh hormon: Fibroadenoma mammae umumnya pada wanita, biasanya ukuran akan
meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen
meningkat. Pada laki-laki kemungkinannya sangat rendah. Pengobatan hormonal banyak yang
memberikan hasil pada kanker.

Makanan: Makanan yang banyak mengandung lemak dan zat kimia (belum diketahui pasti).

Radiasi daerah dada: Radiasi dapat menyebabkan mutasi gen.

Epidemiologi
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar
remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma
umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50
tahun, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan
laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur
antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari 1 dari 6 (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam
hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau
bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia
muda.11

Patofisiologi
Fibroadenoma mammae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun
insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia
permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan
pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat
menyebabkan proliferasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus-
lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan

10
fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen fibroadenoma mammae
ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara
disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma mammae. Karena fibroadenoma
mammae tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat tumor tersebut,
untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah diambil akan dibawa ke
laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut.8

Gejala Klinis

Neoplasma berbatas tegas, padat, berkapsul dan lesi payudara pada wanita berusia di bawah 25
tahun.

Massa payudara mobile, lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran 1-4 cm.

Tergantung hormon dan bisa berfluktuasi dalam diameter 1 cm dibawah pengaruh estrogen
haid normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral.

Pertumbuhan cepat selama kehamilan atau laktasi.

Tepinya tajam dan permukaan potongannya putih keabu-abuan sampai merah muda dan
homogen.8

Penatalaksanaan
 Pembedahan.
Fibroadenoma mammae adalah lesi jinak yang sering mengenai perempuan selama masa
reproduksi. Meskipun tergolong tumor jinak, fibroadenoma dapat menimbulkan cacat fisik
karena ukurannya yang besar dan dapat menimbulkan ketidaknyamanan atau gangguan emosi
pada individu yang terkena. Pilihan penanganan konvensional bagi wanita yang didiagnosis
dengan suatu fibroadenoma meliputi observasi atau eksisi bedah. Dua pendekatan yang lebih
baru, percutaneous excision dan in situ cryoablation, telah dikembangkan dan kurang invasif
dari eksisi bedah.8
Pada kebanyakan pasien dengan fibroadenoma, pendekatan yang ideal adalah konfirmasi
dengan percutaneous core biopsy dan follow-up secara konservatif. Karena potensi ganas dari
fibroadenoma sangat rendah, pengobatan tidak diperlukan atas dasar onkologis. Pendekatan
konservatif merupakan penanganan yang paling murah dan menurunkan morbiditas dengan
baik. Sebuah fibroadenoma yang tergolong minor akan menghilang tanpa pengobatan; dengan
lesi yang tersisa dapat meningkat dalam ukuran atau tetap tidak berubah.8

11
Karena fibroadenoma dapat mengganggu untuk beberapa pasien, menyebabkan cacat fisik,
ketidaknyamanan atau gangguan emosi, ahli bedah payudara kebanyakan akan menghormati
preferensi pasien terhadap penanganan yang akan dilakukan. Biopsi terbuka dengan eksisi
merupakan penanganan yang efektif untuk kasus ini tetapi ini merupakan pilihan yang mahal
karena biaya ruang operasi dan waktu istirahat dari pekerjaan. Eksisi Terbuka mungkin masih
menjadi pilihan terbaik dalam beberapa kasus berdasarkan ukuran besar fibroadenoma atau
penilaian ahli bedah atau preferensi pasien.8
Penelitian telah menunjukkan bahwa percutaneous excision fibroadenoma dengan bantuan
USG merupkan prosedur yang aman, efektif dan ditoleransi oleh pasien. Bagi wanita yang
lebih memilih pengangkatan lesi, prosedur ini menawarkan morbiditas, biaya, waktu kerja dan
dampak kosmetik yang minimal. Percobaan multi-institusi menunjukkan cryoablation menjadi
pilihan tepat untuk resolusi fibroadenoma tanpa eksisi bedah. FDA telah menyetujui
penggunaan cryoablation sebagai terapi yang aman dan efektif untuk fibroadenoma. Hasil
cryoablation telah diikuti selama empat tahun dan menunjukkan prosedur aman, berkhasiat,
dan tahan lama.8

Teknik cryoablation menggunakan panduan USG untuk menyelidiki secara tiga dimensi
pusat dari fibroadenoma tersebut. Klinisi yang menggunakan teknik ini dan/atau percutaneous
excisional biopsy harus terampil dalam USG payudara seperti yang direkomendasikan oleh
American Society of Breast Surgeons.8
Kedua teknik, dalam keadaan terdapat tumor jinak, memiliki risiko rendah untuk pasien,
jika diperlukan, reseksi bedah lanjutan dapat dilakukan bila eksisi tidak lengkap atau
penanganan gagal.8
American Society of Breast Surgeons merekomendasikan kriteria berikut untuk menentukan
pasien sebagai kandidat potensial untuk cryoablation atau eksisi percutaneous dari
fibroadenoma:8
1. Lesi harus terlihat melalui USG
2. Diagnosis fibroadenoma harus dikonfirmasi secara histologis
3. Lesi harus kurang dari 4 cm dari diameter terbesar
Kontraindikasi untuk cryoablation atau eksisi perkutan dari fibroadenoma payudara
meliputi:8
1. Diagnosis biopsi inti sugestif ke arah tumor cystosarcoma phyllodes atau keganasan
lainnya
2. Visualisasi lesi oleh USG kurang
12
3. Diagnosis dari biopsi inti fibroadenoma mana diagnosis dianggap sumbang dengan temuan
pada pencitraan atau pemeriksaan fisik. Pasien cryoablation menjalani atau eksisi perkutan
dari fibroadenoma harus memiliki klinis tindak lanjut oleh dokter yang merawat.
Bedah kuratif mungkin dilakukan ialah mastektomi radikal, dan bedah konservatif
merupakan eksisi tumor luas.8
Terapi kuratif dilakukan jika tumor terbatas pada payudara dan tidak ada infiltrasi ke
dinding dada dan kulit mammae atau infiltrasi dari kelenjar limfe ke struktur sekitarnya. Tumor
disebut mampu-angkat (operable) jika dengan tindakan bedah radikal seluruh tumor dan
penyebarannya dari kelenjar limfe dapat dikeluarkan.8
Bedah radikal menurut Halsted meliputi pengangkatan payudara dengan sebagian besar
kulitnya, m. pektoralis mayor, m. pectoralis minor, dan semua kelenjar aksila sekalligus.
Pembedahan ini merupakan pembedahan baku sejak permulaan abad ke-20 hingga tahun lima
puluhan.8

Setelah tahun enam puluhan biasanya dilakukan operasi radikal yang dimodifikai oleh
Patey. Pada operasi ini, m. pektoralis mayor dan minor dipertahankan jika tumor jelas bebas
dari otot tersebut.8
Sekarang biasanya dilakukan pembedahan kuratif dengan mempertahankan payudara.
Bedah konservatif ini selalu ditambah diseksi kelenjar aksila dan radioterapi pada sisa payudara
tersebut. Tiga tindakan tersebut merupakan satu paket terapi yang harus dilaksankan serentak.
Secara singkat paket tindakan tersebut disebut “terapi dengan mempertahankan payudara”.
Syarat mutlak untuk operasi ini adalah tumor merupakan tumor kecil dan tersedia sarana
radioterapi yang khusus (megavolt) untuk penyinaran. Penyinaran diperlukan untuk mencegah
kambuhnya tumor di payudara dari jaringan tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain
(karsinoma multisentrik).8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat terakhir biasanya dilakukan bedah
radikal yang dimodifikasi (Patey). Bila ada kemungkinan dan tersedia sarana penyinaran pasca
bedah, dianjurkan terapi yang mempertahankan payudara, yaitu berupa lumpektomi luas,
segmentektomi, atau kuadrantektomi dengan diseksi kelenjar aksila, yaitu terapi kuratif dengan
mempertahankan payudara.8
Bila dilakukan pengangkatan mammae, pertimbangkan kemungkinan rekonstruksi mammae
dengan implantasi prosthesis atau cangkok flap muskulokutan. Implantasi prosthesis atau
rekonstruksi mammae secara cangkok dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau
beberapa waktu setelah penyinaran, kemoterapi setelah adjuvant atau rehabilitasi penderita
selesai. Jika masalah ini tidak mungkin atau tidak dipilih, usahakan prostesi eksterna, yaitu
13
prosthesis buatan yang disanggah oleh kutang. Bentuk dan beratnya disesuaikan dengan bentuk
dan berat payudara di sisi lain.8

Komplikasi

Simple Fibroadenoma
Kebanyakan jenis fibroadenoma adalah simple fibroadenoma. Massa ini memiliki tepi yang
berbeda dan sel tampak sama. Simple fibroadenoma tidak meningkatkan risiko kanker
payudara, terutama jika tidak memiliki riwayat keluarga pengidap keganasan payudara.12

Complex Fibroadenoma
Fibroadenoma ini berisi kista, pembesaran lobulus – lobulus (adenosis) atau sedikit padat,
jaringan opak (kalsifikasi). Complex fibroadenoma juga tidak berubah menjadi ganas, tetapi ini
meningkatkan resiko kanker payudara.12

Pencegahan

Pencegahan Primer
 Modifikasi Gaya Hidup
Di AS, menurut studi populasi menyatakan bahwa gaya hidup (seperti penggunaan
tembakau, konsumsi alkohol) merupakan hal utama dalam menghindari kematian akibat
kanker.13
Adanya program terarah pada penghentian merokok serta penerimaan sosial, dapat menjadi
strategi dalam usaha menolong pasien. Risiko dapat menurun tiap tahun setelah berhenti
merokok. Selain itu, diet merupakan bagian penting dalam pencegahan primer kanker. Studi
epidemiologi menyatakan bahwa asupan buah – buahan dan sayuran dapat menjadi proteksi
yang potensial dalam menurunkan resiko kanker.13
Banyaknya asupan lemak atau asam lemak tertentu (terutama lemak jenuh), obesitas atau
tingginya Indeks Massa Tubuh (IMT), dapat meningkatkan risiko keganasan payudara,
colon, prostat dan paru – paru. 13
 Chemoprevention
Merupakan pencegahan dengan menggunakan bahan kimia yang menghambat/mengganggu
proses karsinogenik. Contoh senyawa yang biasa digunakan antara lain: isoretinoin &
asyclic retinoids, apirin (NSAID lain), beta karoten & vitamin E, kalsium & selenium,
tamoxifen, raloxifen.13

Pencegahan Sekunder (Deteksi Dini)

14
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) oleh seorang wanita sebulan sekali sekitar hari ke-8
menstruasi dapat dianjurkan. Pemeriksaan oleh dokter bila ada yang dicurigai, dan bila
seseorang tergolong dalam risiko tinggi, diperlukan pada waktu tertentu, terutama bila usianya
di atas 35 tahun. Bila perlu dapat dibuat mammografi. Apakah mammografi perlu dilakukan
secara rutin masih dipertanyakan mengingat bahwa bahaya radiasi sendri, kecuali dengan alat
rontgen penyaring yang mutakhir.13

Prognosis
Jarang terjadi transformasi dari fibroadenoma menjadi kanker. Fibroadenoma sering
mengalami resolusi, didukung dengan pendekatan konservatif dan management follow up.
Pada sebuah studi yang diikuti oleh wanita muda menginjak 29 tahun, mengalami regresi
atau resolusi yang komplit dari fibroadenoma berkisar 16-59%. Selain itu, life time bagi penderita
fibroadenoma kurang lebih 5 tahun. 50% diantaranya tidak mengalami regresi spontan, setengahnya
tidak mengalami perubahan sedangkan 25% diantaranya bertambah ukurannya selama follow up.
Wanita dengan fibroadenoma mempunyai resiko yang cukup tinggi resiko kanker payudara pada
kehidupan ke depannya. benjolan yang tidak dieksisi harus selalu difollow up secara rutin dengan
pemeriksaan fisik dan tes imaging, serta mengikuti anjuran dokter.

Kesimpulan
Pada kasus ini , pasien perempuan usia 25 tahun menderita tumor jinak pada payudara kanan
(FAM Dextra) karena sesuai dengan hasil pemeriksaan adanya teraba massa lunak diameter 3cm
batas tegas, mobile, tanpa nyeri tekan, tidak ada secret dari papilla mamae. USG payudara
didapatkan hasil massa hipoekoik batas tegas diameter 3.2 cm pada mammae dextra. Tidak ada
hipervaskularisasi dan kalsifikasi. yang merupakan ciri khas dari Fibroadenoma Mammae.

15
Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Anamnesis. Jilid I Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing. 2009; 25-27.
2. Naland H. Buku Panduan Keterampilan Medik. Keterampilan Pemeriksaan Payudara. FK
UKRIDA. 2010; 47-54.
3. Bickley CS, Szilagyi PG. Buku Ajar Bates. Teknik Pemeriksaan Payudara Wanita. Edisi 8.
Jakarta: EGC. 2009; 311.
4. King T. Pathology. Philadelphia: Mobsby Elsevier. 2007; 329.
5. Mangunkusumo R. Patologi. Alat Kelamin Wanita dan Payudara. Jakarta: Bagian Patologi
Anatomi FKUI. 2004; 332.
6. Michaell MJ. Textbook of Radiology and Imaging. The Breast. Volume 11 Edisi 7.
Philadelphia: Elsevier. 2003; 1464-1465.
7. Hillman R, Ault K, Rinder H. Hematology in Clinical Practice. Edisi 4. Philadelphia:
McGrawHill. 2005.

16
8. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. Payudara. Bagian 1. Jakarta EGC. 1995; 365-414.
9. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Payudara. Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC. 2005; 1301-
1310.
10. Sjamsuhidayat R. de Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Payudara. Edisi 3. Jakarta: EGC. 2011;
471-497.
11. Henderson C. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Kanker Payudara. Volume 4
Edisi 13. Jakarta: EGC. 2000; 2045-2046.
12. Complication of fiboadenoma. Diunduh dari www.MayoClinic.com. 16 April 2012.
13. Rugo HS. Current Diagnosis & Treatment. 18th edition. Cancer. Lange Medical Books/Mc
Graw Hill. 2007; 1589.

17

Anda mungkin juga menyukai