Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa

PEMBIMBING
Meti Agustini, Ns., M.Kep
Pujiati Sri Asmah, S.Kep., NS

Disusun oleh:

Revina Nurul Sari, S.Kep


NPM. 1914901210142

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. KONSEP DASAR KASUS

A. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas


perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poeter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis,
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

B. Penyebab
Menurut Depkes (2010) dalam Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang
perawatan diri adalah sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.
a. Faktor predisposisi (Depkes, 2000)
1) Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun : Klien dengan ganggguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya
b. Faktor presipitasi (Depkes, 2000)
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri
C. Tanda dan gejala
Tanda gejala DPD menurut Fitria (2014) :
 Mandi / hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam mebersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi
 Berpakaian/ berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakainan,
menanggalkan pakaian, mengenakan pakaian mempertahankan penampilan pada
tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
 Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
maknan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, menyunyah makanan,
mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makan,
mencerna makan,mengambil cangkir atau gelas.
 BAB/BAK
Klien memiliki ketidakmampuan dalam mendapatkan jamaban atau kamar kecil,
duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian toileting, membersihkan diri
setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet.

D. Rentang Respon
Rentang respons defisit perawatan diri menurut Stuart (2002):

Respons Adaptif Respons Maladaptif

Pola perawatan Kadang Tidak melakukan


diri seimbang perawatan diri perawatan diri
kadang tidak
- Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
- Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,
- Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.

E. Pohon Masalah
Pohon masalah DPD menurut Fitria (2014):

Effect Risiko Tinggi isolasi Sosial

Core Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Harga Diri Rendah

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Defisit SP 1: dapat Setelah dilakukan Kaji kemampuan Kegiatan
perawatan diri mengkaji 2x interaksi, klien klien dalam mengkaji
kemampuan klien dapat mengkaji perawatan diri yang merupakan tahap
dalam perawatan kemampuan klien meliputi mandi awal untuk
diri yang meliputi dalam perawatan berpakaian/berhias, mengidentifikasi
mandi, diri yang meliputi makan dan minum kebutuhan klien
berpakaian/berhias mandi, serta BAK/BAB dalam perawatan
, makan dan berpakaian/berhias, secara mandiri diri sehimgga
minum serta makan dan minum intervensi lebih
BAK/BAB secara serta BAK/BAB efektif.
mandiri. secara mandiri.
SP 1 : klien Setelah dilakukan Latih klien untuk Latihan yang
mendapatkan 2x interaksi klien melakukan mandi, dilakukan secara
pelatihan tentang mendapatkan berpakaian/berhias, bertahap akan
cara melakukan pelatihan tentang makan dan minum memudahkan
mandi, cara melakukan serta BAK/BAB perawat untuk
berpakaian/berhias mandi, secara bertahap. mengevaluasi
, makan dan berpakaian/berhias, keberhasilan
minum serta makan dan minum klien dalam
BAK/BAB secara serta BAK/BAB perawatan diri.
bertahap. secara bertahap.
SP 1 : klien dapat Setelah...x interaksi Masukkan latihan Masukkan
memasukkan klien dapat perawatan diri latihan
latihan perawatan memasukkan kedalam jadwal perawatan diri
diri kedalam latihan perawatan kegiatan harian. kedalam jadwal
jadwal kegiatan diri kedalam jadwal kegiatan harian
harian. kegiatan harian. akan
memberikan
kemudahan klien
dalam proses
pembuasaan
sehingga
perawatan diri
menjadi suat
kebutuhan
SP 2 : klien dapat Setelah...x interaksi Evaluasi kegiatan Evaluasi yang
mengevaluasi klien dapat perawatan diri klien diperlukan dalam
kegiatan perawatan mengevaluasi dalam jadwal menentukan
diri klien dalam kegiatan perawatan jadwal kegiatan intervensi
jadwal kegiatan diri klien dalam hariannya selanjutnya.
harian. jadwal kegiatan
harian.
SP 2 : klien Setelah...x interaksi Latih klien untuk Setelah
mendapatkan klien mendapatkan melakukan mandi, dilakukan latihan
latihan cara latihan cara berpakaian/berhias, perawatan diri
melakukan mandi, melakukan mandi, makan dan minum secara bertahap
berpakaian/berhias berpakaian/berhias, serta BAK/BAB perawat mampu
, makan dan makan dan minum secara mandiri. memberikan
minum serta serta BAK/BAB rekomendasikan
BAK/BAB secara secara mandiri. klien untuk
mandiri. melatih diri
secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri.
Edisi 7. Jakarta : EGC

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2004. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Banjarmasin, September 2020

Ners Muda

(Revina Nurul Sari, S.Kep)

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Meti Agustini, Ns., M.Kep) (Pujiati Sri Asmah., S.Kep., Ns)

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa

PEMBIMBING
Meti Agustini, Ns., M.Kep
Pujiati Sri Asmah, S.Kep., NS

Disusun oleh:

Revina Nurul Sari, S.Kep


NPM. 1914901210142

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021

LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
I. KONSEP DASAR KASUS
A. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Budi Ana Keliat, 2010).

Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung (Schult &
videbeck,1998) dalam (Fitria, 2014).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah
penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa tidak
percaya pada diri sendiri.

B. Rentang Respon
Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan Depersonalisasi

Positif identitas

(Keliat, 1999 dalam Fitria, 2014)


Faktor predisposisi dan presipitasi menurut Fitria (2014):
I. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.

II. Faktor presipitasi


1) Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap situasi dimana
individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi dapat mempengaruhi konsep diri dan
komponennya. Situasi dan stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan
hilangnya bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan
struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan dan
pengobatan.
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan frustasi yang dialami
individu dalam peran.
3) Transisi perkembangan
Transisi perkembangan adalah perubahan normatif berhubungan dengan
pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas.
Setiap tahap perkembangan harus dilakukan inidividu dengan menyelesaikan
tugas perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi
konsep diri.
4) Transisi situasi
Transisi situasiterjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi merupakan
bertambah atau berkurangnya orang yang penting dalam kehidupan individu
melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti, misalnya status sendiri
menjadi berdua atau menjadi orang tua.
5) Transisi sehat sakit
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke tahap sakit. Beberapa
stressor pada tubuh dapat menyebabakan gangguan gambaran diri dan berakibat
perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep diri dapat
dicetuskan oleh faktor psikologis, sossiologis, atau fisiologis, namun yang lebih
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman perilaku.
C. Pohon Masalah
Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri
rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesi mis dapat menghadapi kehidupan,
dan tidak percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan
banyak diam, menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan social.

Pohon Masalah

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

(Fitria, 2014)

D. Tanda dan gejala


Menurut L. J Carpenito dan Keliat , perilaku yang berhubungan dengan harga diri
rendah antara lain :
Data Subjektif:
 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Perasaan lemah dan takut
 Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
 Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
 Hidup yang berpolarisasi
 Ketidakmampuan menentukan tujuan
 Mengungkapkan kegagalan pribadi
 Merasionalisasi penolakan
Data Objektif:
 Produktivitas menurun
 Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang lain
 Penyalahgunaan zat
 Menarik diri dari hubungan social
 Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
 Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
 Tampak mudah tersinggung /mudah marah

E. Intervensi

Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
SP 1 : Setelah ... x interaksi, 1. Diskusikan bahwa Aspek positif
Klien dapat klien mampu klien masih penting untuk
mengidentifikasi mengidentifikasi : memiliki sejumlah meningkatkan
kemampuan dan - Kemampuan kemampuan dan percaya diri serta
aspek positif yang dimiliki aspek positif harga diri
yang klien seperti kegiatan
dimilikinya - Aspek positif klien dirumah,
yang dimiliki adanya keluarga
klien dan lingkungan
terdekat klien.
2. Beri pujian yang
nyata dan
hindarkan setiap
kali bertemu
dengan klien yang
memiliki penilaian
yang negatif.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, 1. Diskusikan dengan Mencari cara yang
Klien dapat klien mampu menilai klien kemampuan konstruktif dan
meilai kemampuan yang yang masih dapat menunjukkan
kemampuan masih dapat dilakukan digunakan saat in potensi yang
yang masih setelah mengalami dimiliki klien untuk
dapat dilakukan masalah. mengubah dirinya
2. Bantu klien menjadi lebih baik
menyebutkannya dan berharga.
dan memberi
penguatan terhadap
kemampuan diri
yang di ungkapkan
klien.
3. Perlihatkan respon
yang kondusif dan
menjadi pendengan
yang aktif
SP 1 : Setelah ... x 1. Diskusikan dengan Menghindari
Klien dapat interaksi,klien mampu klien beberapa adanya kehilangan
menentukan menentukan kegiatan aktivitas yang atau perubahan
kegiatan yang yang akan dilatih sesuai dapat dilakukan peran akibat
akan dilatih dengan kemampuan dan dipilih sebagai perasaan HDR yang
sesuai dengan klien kegiatan yang akan di alami klien serta
kemampuan dilakukan klien mencari alternatif
klien sehari hari koping untuk
2. Bantu klien meningkatkan
menetapkan harga diri.
aktivitas mana
yang dapat klien
lakukan secara
mandiri, mana
aktivitas yang
memerlukan
bantuan minimal
dari keluarga, dan
aktivitas apa
sajayang perlu
bantuan penuh dari
keluarga atau
lingkungan
terdekat klien
3. Berikan contoh
cara pelaksanaan
aktivitas yang
dapat dilakukan
klien.
4. Susun bersama
klien dan buat
daftar aktivitas atau
kegiatan sehari hari
klien.

SP 1 : Setelah ... x interaksi, 1. Diskusikan dengan Menghargai


Klien dapat klien untuk kemampuan klien
melatih menetapkan urutan serta menunjukkan
kemampuan kegiatan (yang kemampuan yang
yang dimiliki sudah dipilih klien miliki.
klien) yang akan
dilatihkan.
2. Bersama klien dan
keluarga
memperagakan
beberapa kegiatan
yang akan
dilakukan klien.
3. Berikan dukungan
dan pujian yang
nyata setiap
kemajuan yang
diperlihatkan
pasien.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, Berikan pujian yang wajar Pujian yang wajar
Klien dari perawat untuk akan meningkatkan
mendapatkan kegiatan yang dapat harga diri klien.
pujian yang dilakukannya.
wajar dari
perawat untuk
kegiatan yang
dapat
dilakukannya
SP 1 : Setelah ... x interaksi, Masukkan kegiatan yang Memasukkan
Klien dilatih kedalam jadwal kegiatan kedalam
memasukkan kegiatan harian. jadwal harian
kegiatan yang merupakan proses
dilatih ke dalam untuk membiasakan
jadwal kegiatan klien melakukan
harian aktivitas rutin yang
dapat meningkatkan
harga diri klien.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Evaluasi jadwal harian Evaluasi jadwal
Jadwal kegiatan klien oleh perawat. harian klien oleh
harian klien perawat akan
terevaluasi oleh membantu perawat
perawat untuk melihat
perkembangan
harga diri klien.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Latih kemampuan kedua Menghargai
Klien dapat klien yang dapat kemampuan klien
melatih dilakukan. serta menunjukkan
kemampuan kemampuan yang
kedua yang klien miliki selain
dapat dilakukan kemampuan
sebelumnya.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Anjurkan klien untuk Memasukkan
Menganjurkan memasukkan kemampuan kegiatan kedalam
klien kedua kedalam jadwal jadwal harian
memasukka kegiatan harian. merupakan proses
dalam jadwal untuk membiasakan
kegiatan harian klien melakukan
aktivitas rutin yang
dapat meningkatkan
harga diri klien.

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
stretegi pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, B.A. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Banjarmasin, September 2020

Ners Muda

(Revina Nurul Sari, S.Kep)

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Meti Agustini, Ns., M.Kep) (Pujiati Sri Asmah., S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai