2
Cidera Kepala
• Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi
otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil
dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas
otak.Cedera kapala merupakan cedera yang meliputi
trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak.
4
Lanj....
○
Kebingungan saat kejadian dan kebinggungan terus menetap setelah cedera.
○
Pusing menetap dan sakit kepala, gangguan tidur, perasaan cemas.
Kesulitan berkonsentrasi, pelupa, gangguan bicara, masalah tingkah laku
Gejala-gejala ini dapat menetap selama beberapa hari, beberapa minggu atau lebih lama setelah
konkusio cedera otak akibat trauma ringan.
•
○
Cedera kepala sedang
○
Kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan kebingungan atau hahkan koma.
Gangguan kesadaran, abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba defisit neurologik, perubahan
TTV, gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungsi sensorik, kejang otot, sakit
kepala, vertigo dan gangguan pergerakan.
•
○
Cedera kepala berat
Amnesia tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah terjadinya
○
penurunan kesehatan.
Pupil tidak aktual, pemeriksaan motorik tidak aktual, adanya cedera terbuka, fraktur
○
tengkorak dan penurunan neurologik.
○
Nyeri, menetap atau setempat, biasanya menunjukan fraktur.
Fraktur pada kubah kranial menyebabkan pembengkakan pada area tersebut. 7
Pemeriksaan penunjang
༝ Primer
༝ Sekunder
༝ Tersier
10
Komplikasi
1. Edema pulmonal
2. Kejang
3. Kebocoran cairan serebrospinalis
4. Hipoksia
5. Gangguan mobilitas
6. Hidrosefalus
7. Oedem otak
8. Dipnea
11
Analisis jurnal
12
13
༝ Desain
Penelitian ini menggunakan metode Quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan rancangan Time
Series. Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui
kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat
kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan
tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi
treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak
memerlukan kelompok kontrol.
༝
Validity
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien cedera kepala ringan sampai sedang) yang mendapatkan
perawatan di Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang berjumlah 127 orang.
༝ Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu consecutive sampling. Jumlah
sampel untuk penelitian ini sebanyak 16 orang. Instrumen yang digunakan untuk intervensi penelitian
adalah untuk pengukuran nilai saturasi oksigen menggunakan alat pulse oxymetri. Sedangkan instrumen
pengumpulan data nilai saturasi oksigen berupa lembar observasi.
Data diambil dari hasil pemeriksaan saturasi oksigen menggunakan pulse oxymetri. Pada kelompok
intervensi sebelum dilakukan pemasangan oksigen menggunakan nasal prong atau nasal kanul dilakukan
pemeriksaan saturasi oksigen terlebih dahulu, kemudian dilakukan pemasangan oksigen menggunakan
nasal prong atau nasal kanul setelahnya dilakukan pemeriksaan saturasi oksigen lagi. Untuk pengukuran
dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada 10 menit pertama, 10 menit kedua dan 10 menit berikutnya. Hal
ini dilakukan untuk melihat perubahan saturasi oksigen pasien cedera kepala selama 30 menit setelah
diberikan oksigen nasal prong. Pada pemeriksaan saturasi oksigen untuk melihat berapa persen jumlah
saturasi oksigen pasien. 14
Importance
༝ Pentingnya penelitian ini adalah peneliti membahas mengenai apakah ada pengaruh terapi
oksigenasi nasal prong terhadap perubahan saturasi oksigen pasien cedera kepala.
Pengelolaan cedera kepala yang baik harus dimulai dari tempat kejadian, selama
transportasi, di instalasi gawat darurat, hingga dilakukannya terapi definitif. Pengelolaan
yang benar dan tepat akan utama pengelolaan cedera kepala adalah mengoptimalkan
pemulihan dari cedera kepala primer dan mencegah cedera kepala sekunder. Proteksi otak
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan
sel-sel otak yang diakibatkan oleh keadaan iskemia. Oksigen merupakan salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme, untuk
༝ mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh, nasal prong adalah salah satu jenis
alat yang digunakan dalam pemberian oksigen. Peralatan ini lebih murah, memudahkan
aktivitas/mobilitas pasien, dan sistem ini praktis untuk pemakaian jangka lama.
༝ Penelitian menggunakan paired t test SaO2 sebelum dan sesudah 10 menit pertama, 10
menit pertama dan 10 menit kedua didapat nilai p- value = 0,000 < α 0,05. Hasil uji antara
10 menit kedua dan 10 ketiga didapat nilai p-value = 0,005 < α 0,05 serta uji repeated
ANOVA.
15
Applicability
༝ Hasil review penelitian ini bisa dijadikan dasar dalam
manajemen terapi pada pasien cedera kepala. Sudah
banyak rumah sakit yang telah menerapkan terapi
oksigenasi nasal prong terhadap perubahan saturasi
oksigen pasien cedera kepala. Pada penelitian juga
menjelaskan bahwa dengan terapi oksigenasi nasal
prong dapat mengembalikan saturasi oksigen dari
kondisi hipoksia sedangberat ke hipoksia ringan-
sedang dan hipoksia ringan-sedang ke kondisi normal
secara bermakna.
16
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara hasil CT Scan
dengan nilai GCS pada pasien cedera kepala. Dimana hal ini dapat dipengaruhi oleh
efek buruk cedera kepala karena melalui mekanisme langsung dan tidak langsung.
Pengaruh secara langsung terjadi beberapa saat setelah trauma terjadi sedangkan
trauma secara tidak langsung merupakan cedera otak sekunder yang bisa terjadi
beberapa jam setelah kejadian bahkan beberapa hari setelah penderita terpapar
trauma. Cedera otak sekunder terjadi karena perubahan aliran darah ke otak dan
juga terjadi peningkatan tekanan intrakranial karena meningkatnya volume isi
kepala.Kedua mekanisme tersebut memperberat cedera otak yang sudah
ada.Cedera otak bisa menimbulkan dampak fisik, kognitif, emosi dan sosial.
Prognosis cedera otak bisa sangat bervariasi dari mulai sembuh total sampai cacat
menetap bahkan kematian.
17
Thanks!
Any questions?
18