Anda di halaman 1dari 9

REVIEW ARTIKEL

(Mata Kuliah Gizi Masyarakat)

Disusun Oleh:

DESSY RIYANA WATI 17050394027

Dosen Pengampu:

Dra.Rahayu Dewi Soeyono,M.Si.

Choirul Anna Nur Afifah,S.Pd.,M.Si

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

S1 PENDIDIKAN TATA BOGA 2017

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan “Review Artikel Tentang Masalah Gizi
yang Ada di Dua Kota yang Berbeda” dengan tepat waktu. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Permasalahan
Gizi yang ada di Indonesia.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Surabaya, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

A. Latar Belakang4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5

C. Tujuan5

A. Akar Masalah atau Faktor Penyebab Terjadinya Anemia6

B. Tindakan yang Dilakukan Pemerintah Untuk Menanggulangi Anemia 7

A. Kesimpulan8

9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia menjadi salah satu masalah gizi yang menyerang sebagian besar
masyarakat di Indonesi terutama perempuan. Anemia kerap dianggap sebagai tekanan
darah yang mengalir lebih rendah. Anemia merupakan keadaan dimana kadar
Hemoglobin (Hb) yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen
bagi jaringan tubuh. Di Indonesia sendiri, rata-rata sekitar 37,1 persen atau sepertiga ibu
hamil menderita anemia. Sementara itu pada wanita usia subur, penderita anemia sebesar
22,7 persen, dan angka ini masuk dalam deretan empat besar terbanyak di dunia.
Selain itu, anemia juga tidak jarang ditemukan pada anak Remaja di usia sekolah.
Dalam artikel yang saya baca, sekitar tujuh persen pelajar putri tingkatan SMP dan SMA
di Kota Sukabumi mengalami kurang darah atau anemia. Informasi tersebut didapat dari
hasil penjaringan atau pemeriksaan pada tiap-tiap sekolah di daerah Sukabumi yang
dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi pada 2016. Berdasarkan hasil
penjariangan 2016 lalu menyebutkan ada sekitar tujuh persen remaja putri di SMP dan
SMA mengalami kurang darah atau anemia. Total jumlah remaja putri di Kota Sukabumi
sekitar 13 ribu orang.
Di Kota yang berbeda yaitu Kota Serang terdapat pula sebanyak 92 persen remaja
putri usia sekolah yang mempunyai masalah kekurangan darah atau anemia. Angka
tersebut didapat dari hasil survei anemia yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Serang. Survei dilakukan kepada 1.280 sampel siswi. Dan hasilnya hanya 98 siswi
tergolong bebas dari masalah kesehatan itu. Kepala Seksi Gizi Masyarakat Dinas
Kesehatan Kota Serang, Yetty Hermans, menuturkan survei dilakukan pada 2018 lalu di
16 sekolah di Kota Serang.  "Dari survei anemia kepada sampel remaja putri di sekolah
ada 92,4 persen yang punya masalah anemia. Jadi hanya 7,6 persen yang bebas dari
masalah anemia," terang Yetty, Selasa (20/8)
Setelah banyak ditelusuri anemia ini bisa terjadi karena kurangnya asupan nutrisi
pada pola makan yang dinilai kurang teratur pada kehidupan para remaja, dan juga siklus
menstruasi yang dapat berdampak pada hilangnya zat besi tersebut.
Dengan adanya tablet penambah darah yang diberikan pemerintah kepada para
siswi diharapkan mampu untuk membantu mencegah anemia yang sekarang ini sudah
merajalela pada dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penyebab faktor terjadinya Anemia?
2. Bagaimana sikap yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah Anemia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab faktor terjadinya Anemia.
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi
masalah Anemia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akar masalah atau faktor penyebab terjadinya Anemia


Di Indonesia sangat rentan sekali masalah Gizi. Khususnya pada remaja yang
pada era sekarang ini kurang adanya perhatian terhadap masalah gizi atau kesehatan pada
setiap individu. Banyaknya penderita anemia pada masa subur khususnya pada usia
Remaja terjadi karena biasanya pada usia Remaja banyak mengalami perubahan seperti
menstruasi yang dialami remaja perempuan. Pada dasarnya jumlah darah yang keluar
ketika menstruasi berlangsung tersebut sekitar 20-25 cc. Dari jumlah darah yang keluar
ketika menstruasi tersbut dapat menyebabkan tubuh kehilangan zat besi. Kehilangan zat
besi di atas rata-rata dapat terjadi pada remaja perempuan dengan pola menstruasi yang
bisanya lebih banyak dan waktunya lebih panjang. Selain itu pola makan pada remaja
juga dapat memicu terjadinya anemia. Apalagi dengan era modern seperti ini kebanyakan
dari kita lebih memilih makanan secara instan (junk food) yang mana makanan tersebut
jelas tidak baik untuk kesehatan, sehingga kebutuhan nutrisi pada tubuh remaja tersebut
mengalami kekurangan.
Gejala kurang darah yang dialami seseorang khususnya remaja putri berdampak pada 5L
yakni lesu, lunglai, lemah, lalai, dan lupa. Dampaknya yaitu ketika pembelajaran sedang
berlangsung para penderita anemia tidak bisa konsentrasi dalam belajar dan tidak bisa
beraktivitas olahraga dengan baik.
B. Tindakan pemerintah dalam menangani anemia.
Upaya pemerintah sampai sekarang ini sudah banyak dilakukan. Terutama dengan
mengadakan pemeriksaan atau penjaringan di sekolah agar pemerintah, pihak guru atau
pihak keluarga siswa dapat mengetahui data berapa jumlah siswa yang terkena anemia,
sehingga dapat langsung ditangani dan ditanggulangi.
Seperti yang ada di sekolah SMP dan SMA kota Sukabumi dan Serang. Sebagai
upaya mengentaskan masalah ini, Dinas Kesehatan secara rutin memberikan tablet
tambah darah kepada para siswi. Dalam setahun, para remaja putri diharapkan
mengonsumsi tablet tambah darah satu kali seminggu selama 52 minggu atau setahun.
Tingginya masalah kesehatan berupa anemia di kalangan remaja putri pada ke dua
kota tersebut bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Anemia salah satu
penyebabnya adalah kurangnya asupan makanan dengan gizi yang seimbang. Penyakit ini
nantinya dapat menjadi pemicu masalah balita stunting bagi anaknya di kemudian hari.
Pemerintah memberikan pehatian pada kesehatan remaja putri karena mereka
nantinya akan menjadi calon ibu di masa depan. Harapannya jika kondisi ibu sehat maka
akan melahirkan anak dalam keadaan yang sehat pula. Khususnya untuk menekan angka
kematian pada ibu melahirkan dan kematian bayi.
Selain dari tindakan pemerintah yang telah diupayakan tersebut, kita sebagai
masyarakat atau orang tua para remaja khususnya harus selalu mengontrol kesehatan
yang dimiliki para individu, dengan memberikan asupan nutrisi yang seimbang dan juga
tidak lupa untuk sering berkonsultasi dengan pihak kesehatan (Dokter) agar penyakit
yang rentan keseriusan seperti anemia ini tidak menjalar atau bahkan tidak terjadi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada masalah gizi yaitu anemia ini perlu diperhatikan khususnya bagi remaja usia
sekolah. Banyak penderita anemia pada usia remaja yang sangat memprihatinkan, selain
kesehatannya terganggu para penderita juga tidak dapat berprestasi dalam dunia
pendidikan. Tak jarang pula faktor utama kebanyakan adalah kurangnya perhatian serta
pola makan yang tidak teratur dapat berdampak pula pada nutrisi yang kurang baik pada
tubuh remaja penderita anemia.
Upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah anemia khususnya pada dunia
remaja sekolah sudah tepat, yaitu dengan memberikan suplemen atau tablet penambah
darah yang dapat diminum 1 minggu sekali selama 52 minggu atau setahun. Dengan
begitu maka kurangnya darah (anemia) tersebut bisa di minimalisir dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/10/18/oy0gbk-pelajar-putri-di-sukabumi-
alami-anemia

https://nasional.republika.co.id/berita/py2kmn384/gaya-hidup/info-sehat/19/08/20/pwijoi459-
dinkes-di-serang-92-persen-remaja-putri-kena-anemia

https://sains.kompas.com/read/2019/07/16/203600723/jalan-panjang-upaya-menangkal-anemia-
pada-remaja-putri-indonesia?page=all

https://www.inews.id/lifestyle/health/mengenali-anemia-masalah-gizi-berbahaya-bagi-
perempuan

Anda mungkin juga menyukai