Anda di halaman 1dari 8

Sistem hormon pada manusia merupakan sistem lain selain sistem saraf yang terdapat sistem

kelenjar di dalamnya, yang ada dalam anggota tubuh, kemudian keberadaannya bisa
menentukan keseimbangan maupun regulasi. Definisi dari hormon sendiri adalah suatu zat
kimia yang tentunya dihasilkan oleh bagian anggota tubuh, dan jika pada kondisi dengan
konsentrasi yang rendah akan berdampak timbulnya suatu efek fisiologis terhadap organ yang
dituju (organ sasaran). Hormon sendiri diproduksi oleh kelenjar endokrin dalam tubuh,
kemudian akan disalurkan pada aliran darah.

Baca juga :

 macam macam simbiosis


 simbol bahan kimia
 rantai makanan di sawah
 macam macam sendi
 jenis jenis bioteknologi

Sistem Hormon Pada Manusia

Selain keberadaan dari kelenjar endokrin,


terdapat pula kelenjar lain yakni kelenjar eksokrin yang mempunyai peran dalam membantu
menyekresikan suatu zat kimia. Perbedaan yang sangat mendasar terletak di lokasi kerja pada
cairan kimia yang nantinya diperoleh dari hasil produksi yang telah dilakukan.

Kelenjar eksokrin sendiri akan disekresikan menuju bagian terluar dari tubuh dalam bentuk
keringat atau pun enzim dalam mulut. (baca juga : peranan virus bagi kehidupan manusia)

Kemudian untuk hormon yang diperoleh dari kelenjar endokrin akan disebarkan dan
disalurkan di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hormon hanya bisa bekerja
dengan cukup efektif apabila dalam keadaan dengan jumlah yang sesuai. Jika terjadi
kelebihan atau pun kekurangan, maka akan muncul suatu kelainan-kelainan yang ada pada
tubuh. Hormon dan saraf akan bekerja sama secara bersama-sama dalam upaya mengatur
regulasi tubuh. (baca juga : peran bakteri yang menguntungkan)

Kelenjar Yang Mempengaruhi Sistem Hormon :


1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai
pituitari yang letaknya berada pada bagian bawah otak besar dengan bentuk tonjolan.
Kelenjar tersebut terdiri dari bagian depan dan juga bagian belakang.

Bagian-bagian ini akan memperoleh suatu hormon yang digunakan dalam membantu
mengatur pertumbuhan, mengatur fungsi dari kelenjar gondok, mengatur kelenjar anak ginjal,
dan yang terakhir mengatur kelenjar kelamin.

Proses kerja pada kelenjar hipofisis sangat berkaitan erat dengan bagian hipotalamus.
Kelenjar hipofisis nantinya akan mengatur aktivitas-aktivitas dari organ-organ tubuh bagian
dalam seperti contohnya organ pencernaan dan juga organ kelamin. (baca juga : pembelahan
sel)

Kelenjar hipofisis akan memproduksi Hyroid stimulating hormone (TSH) yang nantinya akan
membantu merangsang bagian kelenjar gondok. Kelenjar hipofisis juga memproduksi
luteinizing hormone (LH) yang akan bisa membantu dalam proses pengeluaran sel telur dan
juga hormon androgen yang terdapat pada pria. TSH dan LH akan disimpan dan juga
sekaligus dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pada bagian depan. Kemudian hipotalamus akan
memproduksi suatu hormon pelepasan dan menjadi salah satu faktor yang bisa menghambat.
(baca juga : pembelahan biner pada bakteri)

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid seringkali disebut sebagai


kelenjar gondok yang letaknya di bagian bawah jakun. Kelenjar tersebut akan memproduksi
hormon tiroksin yang mempunyai peran dalam upaya mengatur tingkat kecepatan pada
proses metabolisme.
Laju dari pemakaian sari makanan dan juga pemakaian oksigen oleh sel merupakan suatu
contoh yang sangat dipengaruhi hormon tiroksin. Hormon tiroksin juga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan tubuh maupun mental. (baca juga : pembelahan meiosis)

Hormon tiroksin hendaknya dalam kondisi dengan jumlah yang sesuai. Jika kelebihan
hormon tiroksin (hipertiroidisme) yang akan ditandai dengan naiknya tingkat metabolisme,
denyut jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya, sangat mudah gugup, dan juga sering
emosional.

Sedangkan apabila kekurangan hormon tiroksin (hipotiroidisme), maka akan mengakibatkan


terhentinya proses pertumbuhan. Hal semacam ini sangat buruk jika terjadi pada masa kecil
karena akan berakibat atal yakni terjadinya kekerdilan. Penyakit tersebut dinamakan sebagai
kretinisme.

Berbeda lagi jika kekurangan tiroksin ketika sudah dewasa, maka akan mengakibatkan
penurunan pada metabolisme dan juga aktivitas dari peredaran darah di seluruh tubuh. Pada
kelenjar tiroid bisa mengalami proses pembesaran dengan ukuran 15 kali lipat dari ukuran
normalnya yang sering dikenal dengan penyakit gondok. Penyakit yang disebabkan karena
terjadi kekurangan asupan yodium dalam tubuh. (baca juga : pembelahan mitosis)

3. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid seringkali disebut dengan


kelenjar anak gondok yang mempunyai jumlah dua buah pasang dan juga menempel pada
bagian belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid memproduksi hormon parathormon.

Fungsi dari hormon ini ialah untuk mengatur kadar dari kalsium yang terkandung dalam
darah dan bisa juga digunakan untuk meningkatkan proses pelepasan kalsium itu sendiri dari
bagian tulang. Selain itu, hormon parathormon bisa juga digunakan untuk meningkatkan
proses penyerapan ulang pada kalsium yang terkandung dalam ginjal. (baca juga proses
pencernaan makanan

Oleh sebab itu, jika seseorang mempunyai hormon parathormon yang berlebihan dalam
tubuhnya, maka tulangnya akan mudah rapuh, lemah dan juga berwujud tidak normal karena
disebabkan oleh kondisi kalsium yang rendah. Dengan kondisi semacam ini akan
mengakibatkan sebagian dari kalsium bisa terbawa oleh air seni, kemudian akan terjadi
pengendapan sehingga lama-kelamaan membentuk batu ginjal. Dan jika sebaliknya
rendahnya kandungan kalsium yang berada dalam darah, maka bisa mengakibatkan kejang-
kejang. (baca juga : rekayasa genetika)

4. Kelenjar Timus
Awal mula dicetuskannya kata timus yakni
mengambil dari bahasa Yunani yang dapat didefinisikan sebagai jiwa, hati, keinginan atau
pun juga kehidupan. Kelenjar timus mempunyai peran yang sangat penting untuk
bertanggung jawab pada proses pertumbuhan terhadap manusia. Kelenjar timus seringkali
mempunyai dua buah lobus yang letaknya pada bagian atas dari tulang dada.

Pada setiap bagian lobus terdiri dari dua bagian yakni bagian korteks dan bagian medula.
Bagian korteks terbentuk dari sel-sel limfosit dan juga sel-sel epitel. Sedangkan medula
terbentuk dari sel-sel epitel. Kelenjar timus akan menghasilkan hormon yang memiliki peran
dalam proses pematangan pada sel limfosit T.

Apabila terjadi kekurangan kelenjar timus, maka kemungkinan besar akan mengalami
kretinisme atau sering dikenal dengan kekerdilan. Sedangkan jika terjadi kelebihan kelenjar
timus, maka bisa jadi akan mengalami gigantisme atau sering dikenal dengan raksasa. (baca
juga : pembudidayaan rumput laut)

5. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal seringkali disebut sebagai


kelenjar anak ginjal yang letaknya berada pada bagian ujung katup di setiap ginjal.
Dampaknya, kelenjar ini dinamakan sebagai kelenjar suprarenalis dan biasanya mempunyai
bentuk gepeng serupa dengan piramida.
Susunan dari kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar (korteks) yang mempunyai warna
kuning yang memproduksi hormon kortison, dan juga bagian dalam (medula) yang
mempunyai warna coklat yang dapat memproduksi hormon adrenalin.

Hormon adrenalin bisa berpengaruh pada denyut jantung, tekanan darah, meningkatnya kadar
gula dalam darah, dan juga bisa mempercepat proses pernafasan. Proses percepatan yang
terjadi pada pernafasan tersebut akan dilakukan melalui cara yakni memperlebarnya jalan
dari udara.

Apabila bagian tubuh kita mengalami kekurangan terhadap hormon adrenalin yang ada, maka
seseorang akan menderita penyakit yang dinamakan addison yang bisa ditandai dengan
kondisi bercak-bercak merah yang timbul pada kulit. (baca juga : proses pembentukan urine)

6. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas akan memproduksi getah


pankreas yang mempunyai kandungan enzim di dalamnya. Kelenjar pankreas juga
memproduksi hormon insulin dan glukagon.

Apabila makanan sudah masuk pada bagian tubuh kita, maka akan diolah dan juga dicerna
hingga menjadi gula yang berwujud glukosa. Kemudian glukosa akan masuk ke bagian aliran
darah sehingga kadar glukosa yang terkandung di dalam dara akan meningkat.

Jika jumlah glukosa yang terkandung dalam tubuh terlalu tinggi, maka pankreas akan
menghasilkan hormon insulin. Hormon tersebut akan membantu mempercepat dalam
membantu proses pengubahan glukosa sampai menjadi gula, otot atau pun glikogen.

Dampak dari proses pengubahan tersebut, maka kadar gula yang terkandung di dalam darah
akan mengalami penurunan. (baca juga : proses pembentukan tulang)

7. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin yang seringkali disebut
kelenjar gonad akan diproduksi saat sesorang menginjak usia remaja. Hormon yang
diproduksi oleh kelenjar ini dinamakan sebagai hormon gonadotropik.

Tentunya kelenjar yang dimiliki oleh kelamin pria tidak akan sama dengan kelenjar yang
dimiliki oleh kelamin wanita. Jika pada pria dinamakan testis yang akan memproduksi
hormon testosteron yang memiliki fungsi dalam mengatur suatu proses perkembangan sel
kelamin.

Hormon tersebut juga akan mengatur suatu proses perkembangan seks yang bersifat sekunder
yang bisa dilihat dari perubahan suara yang ditimbulkan, pertumbuhan pada kumis, rambut
pada bagian ketiak, dan juga rambut pada bagian kaki. (baca juga : upaya pelestarian
lingkungan hidup)

Sedangkan kelamin yang ada pada wanita dinamakan sebagai ovarium yang nantinya akan
memproduksi hormon estrogen yang memiliki fungsi dalam mengatur proses perkembangan
pada bagian sel-sel kelamin pada wanita. Hormon ini juga memiliki fungsi lain dalam
mengatur suatu proses perkembangan pada organ seks yang bersifat sekunder.

Hal ini bisa dilihat pada proses pertumbuhan yang terjadi pada payudara, terjadinya
pembesaran pada bagian pinggul, dan perubahan yang ada pada suara. Selain itu, ternyata
ovarium juga memproduksi hormon progesteron yang memiliki fungsi dalam mengatur
proses pertumbuhan pada bagian plasenta dan juga merangsang proses pembentukan air susu
pada wanita. (baca juga : perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis)

8. Kelenjar Pencernaan

Proses pencernaan terdiri dari semua proses


dimana makanan yang masuk ke dalam tubuh akan disederhanakan sehingga zat-zat gizi yang
terkandung dalam makanan akan terserap secara sempurna oleh anggota tubuh. Pada sistem
pencernaan makanan yang ada pada manusia terdiri dari saluran pencernaan dan juga kelenjar
pencernaan.

Saluran percernaan sendiri diawali dari bagian rongga mulut, hulu kerongkongan,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan akan berakhir di bagian anus. Kelenjar
pencernaan meliputi kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, kelenjar hati dan juga
kelenjar pankreas.

Baca juga :

 daur hidup semangka


 daur hidup nyamuk
 daur hidup kecoa
 daur hidup katak
 daur hidup kupu kupu

Dapat diambil kesimpulan bahwa sistem hormon pada manusia mempunyai berbagai kelenjar
yang mendukung sistem hormon seperti kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal, kelenjar timus, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin dan juga kelenjar
pencernaan. Sampai disini dulu ya artikel kali ini yang membahas sistem hormon pada
manusia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Categories:Manusia

Tags: fungsihormonkelenjarmanusiapengertiansistem

suharyanto

12 months ago
Related Post

1. Hormon Antidiuretik : Cara Kerja dan Fungsinya


Antidiuretic Hormone (ADH) / Hormon Antidiuretik berguna untuk menentukan atau mendiagnosis penyebab
defisiensi atau kelebihan…

2. Hormon Dihidrostestoteron : Cara Kerja dan Fungsinya


Dihidrotestosteron adalah hormon dengan sifat androgenik kuat. hormon penting ini memainkan peran dalam
masa pubertas…

3. Hormon Endotelin : Cara Kerja dan Fungsinya


Endrokrin adalah hormon manusia yang mempunyai fungsi tertentu atau spesifik dalam mengontrol sistem pada
tubuh…

4. Hormon Estradiol : Cara Kerja dan Fungsinya


Estradiol adalah hormon seks yang terdapat  pada pria maupun wanita, dan merupakan bentuk yang paling…

5. Hormon Dopamin : Cara Kerja dan Fungsinya


Dopamin sering disebut juga sebagai neurotransmitter yang terbentuk dari organ tubuh lain termasuk otak.
Neurotransmiter…

 Home

 
 Tentang Kami

 Hubungi Kami

 Adchoices

 Cookies Term Of Use

 Disclaimer

 Kebijakan Privasi

 Ketentuan Layanan
DosenBiologi.com

© DosenBiologi.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang Undang


Top | View Desktop Version
    

Anda mungkin juga menyukai