KEGIATAN BELAJAR I
MEREK
A. Deskripsi singkat
B. Relevansi
merek.
C. Capaian pembelajaran
1. Uraian
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2
dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan atau
jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
1
Pengertian merek sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor
Merek tidak mengarur tentang merek yang berupa suara dan hologram,
Merek, sebagai tanda pembeda ini dikenal dua macam, yakni merek
karena merek dagang ini dapat digunakan merek dagang atas barang dan
merek dagang atas jasa. Oleh karena merek dagang telah digunakan secar
sejenis lainnya.
untuk membedakan antara barang yang satu dengan barang yang lainnya
2
yang sejenis atau satu kelas, yang biasanya diproduksi oleh pelaku usaha
berbeda.
lainnya.
jasa dengan karakteristik yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu
Dengan adanya merek yang telah terdaftar, baik itu merek dagang,
merek jasa maupun merek kolektif maka akan memberikan hak kepada
kepada pihak yang mendaftarkan, sehingga pihak lain tidak bebas untuk
3
menggunakan merek tersebut tanpa izin dari pemiliknya (pihak yang
Hak atas Merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
kepada pemilik Merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan
lama hanya diatur secara sepintas, karena memang undang undang yang
termasuk faktor alam, faktor manusia atau kornbinasi dari kedua faktor
Berbeda dari merek barang atau jasa yang kualitas barang atau
4
yang terdaftar. Di katakan bersama-sama karena indikasi geografis ini tidak
Hak atas Indikasi Geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
Indikasi geografis ini akan dibahas secara lengkap pada bagian lain
1
Rahmi Jened, 2015, Hukum Merek (Trade Mark Law) Dalam Era Global dan Integrasi Ekonomi,
Prenadamedia Group, Jakarta, hal.1-4
2
Ibid, dikutip dari Spyros M. Maniatis, Historical Aspects of Trademark, Bahan Ajar
pada Pelatihan dalam Rangka Kerja Sama Masyarakat Uni Eropa dan Asia di Bidang Hak
Kekayaan Intelektual (European Community and ASEAN Intellectual Property Rights
Co-operation Programme - ECAP Il), European Patent Office (EPO) bekerja sama dengan
St. Queen Mary University, London, Maret 2005, h. 1.
3
Ibid., dikutip dari Rahmi Jened, Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak
Eksklusif, Airlangga University Press, Surabaya, 2007 (selanjutnya disebut Rahmi Jened l),
h. 159.
5
Penggunaan merek dagang dalam pengertian yang kita kenal
sekarang ini mulai dikenal tidak lama setelah Revolusi Industri pada
pertengahan abad XVIII. Pada saat itu sistem produksi yang berasal dari
dalam unit-unit yang besar dan membutuhkan sistem distribusi baru guna
dalam fungsinya yang modern, yaitu tanda pengenal akan asal atau sumber
4
produsen dari yang bersangkutan. Pada masa itu, telah dikenal
perbedaan ini karena di Perancis pada waktu itu merek dari pedagang sutra
lebih penting daripada merek yang berasal dari perusahaan kain sutranya,
4
Ibid. Dikutip dari Gunawan Suryomurcito, "Perlindungan Merek", Makalah pada
Pelatihan HKI himpunan Masyarakat Kerja Sama Fakultas Hukum Universitas Airlangga
dengan Per HKI Indonesia (IIPS), Surabaya 7-26 AgustUS 2000, h. 5-7
6
Pembedaan ini kemudian diakui secara resmi dalam hukum
Perancis pada 1857. Pembedaan itu juga dianut oleh banyak negara di
dunia, termasuk di Inggris pada 1962, Amerika Serikat pada 1870 dan
berkembang pada pertengahan abad XIX, sebagai bagian dari hukum yang
sebagai milik dari orang yang telah memakainya sebagai tanda pengenal
5
Ibid. Dikutip dari Gunawan Suryomurcito, "Perlindungan Merek", Makalah pada
Pelatihan HKI himpunan Masyarakat Kerja Sama Fakultas Hukum Universitas Airlangga
dengan Per HKI Indonesia (IIPS), Surabaya 7-26 AgustUS 2000, h. 5-7
7
sehingga menjadikannya sebagai objek hak milik dari pemilik merek yang
bersangkutan.6
merek tertentu yang tidak dapat didaftarkan dan ada pula yang ditolak
umum;
sejenis;
6
Ibid., sebagaimana dikutip dari Rahmi Jened, Implikasi Persetujuan TRIPs Bagi
Perlindungan Merek di Indonesia, Yuridika, Surabaya, 2000 (selanjutnya disebut Rahmi
Jened Il), h. 1.
8
4. memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat,
berikut:
sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak
terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain,
9
b. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama,
tidak baik.
lain untuk mendaftarkan suatu istilah yang sudah dikenal luas dalam
tambahan kata.
10
Perbedaan pokok antara merek yang tidak dapat didaftar dan merek
yang ditolak pendaftarannya adalah bahea merek yang tidak dapat didaftar
11
Peraturan lebih lanjuat mengenai pendaftaran Merek internasional
pernyataan bahwa:
12
2. barang atau jasa sebagaimana dimaksud masih diproduksi dan/atau
diperdagangkan.
hukum banding.
Merek terdaftar yang berupa logo atau lambang perusahaan atau badan
13
e. Pengalihan dan Lisensi atas Merek
1. pewarisan;
2. wasiat;
3. wakaf;
4. hibah;
5. perjanjian; atau
perundang-undangan.
Untuk pengalihan hak atas merek terdaftar, bagi pemilik merek yang
memiliki lebih satu merek terdaftar yang memiliki lebih dari satu merek
barang atau jasa sejenis hanya dapat dilakukan jika semua Merek terdaftar
14
Pengalihan hak atas merek dapatpula dilakukan pada saat proses
15
kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai dan mengembangkan
teknologi.
pemilik Merek. Hal ini penting untuk ditegaskan karena dapat berdampak
bagi penghapusan merek jika dalam waktu tertentu merek tersebut tidak
digunakan.
Putusan
berupa:
16
Merek dan/atau penerima Lisensi selaku penggugat dapat mengajukan
menggunakan Merek tersebut secara tanpa hak, dalam hal tergugat dituntut
tetap.
mana putusan pengadilan niaga tersebut hanya dapat diajukan kasasi, dan
putusan kasasi dapat diajukan peninjauan kembali. Tata caca mana berlaku
kekuatan hukum tetap dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek, yang
17
catatan tentang alasan dan tanggal pembatalan atau penghapusan tersebut,
pelanggar; dan/atau
besar.
18
Permohonan penetapan sementara diajukan secara tertulis kepada
pelanggaran Merek;
sementara.
penetapan sementara pengadilan dalam waktu paling lama 1x24 (satu kali
penetapan sementara, maka dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
19
Pengadilan Niaga harus memutuskan untuk menguatkan atau
yang telah dibayarkan harus segera diserahkan kepada pihak yang dikenai
tersebut.
h. Penyidikan
20
2. pemeriksaan terhadap Orang yang diduga melakukan tindak
Merek;
Merek; dan
21
penyidikan. Demikian pula penyidik pegawai negeri sipil memberitahukan
i. Ketentuan Pidana
Ketentuan pidana atas pelanggaran merek, diatur dalam Pasal 100 UUMIG,
terdaftar milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis yang
22
Di samping yang mempunyai persamaan dengan merek terdaftar,
persamaan dengan indikasi gegrafis. Hal tersebut diatur dalam Pasal 101
UUMIG yang menentukan bahwa Setiap Orang yang dengan tanpa hak
dengan Indikasi Geografis milik pihak lain untuk barang dan/atau produk
yang sama atau sejenis dengan barang dan/atau produk yang terdaftar,
dengan Indikasi Geografis milik pihak lain untuk barang dan/atau produk
yang sama atau sejenis dengan barang dan/atau produk yang terdaftar,
yang diketahui atau patut diduga mengetahui bahwa barang dan/atau jasa
dimaksud dalam Pasal 100 dan Pasal 101 UUMIK dipidana dengan pidana
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Hal tersebut diatur dalam pasal
23
102 UUMIG. Akan tetapi tindak pidana pelanggaran UUMIG tersebut
2. Latihan
Dalam latihan ini, mahasiswa peserta mata kuliah diharapkan
menjawab soal berikut:
1. jelaskan sejarah merek dan indikasi geografis?
2. jelaskan ruang lingkup merek dan indikasi geografis?
3. Jelaskan jangka waktu perlindungan merek dan indikasi geografis ?
4. Jelaskan sanksi yang dapat diberikan terhadap pelanggaran merek?
3. Rangkuman
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2
dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan atau
jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan
24
4. Pustaka
Rahmi Jened, Implikasi Persetujuan TRIPs Bagi Perlindungan Merek
di Indonesia, Yuridika, Surabaya, 2000 (selanjutnya disebut Rahmi
Jened Il), h. 1.
Rahmi Jened, 2015, Hukum Merek (Trade Mark Law) Dalam Era
Global dan Integrasi Ekonomi, Prenadamedia Group, Jakarta,
hal.1-4
25