Anda di halaman 1dari 2

Restorative Justice dalam Penyelesaian Kasus Kecelakaan Lalu Lintas

Penyelesaian Perkara diluar Pengadilan alternative dispute resolution dengan


cara perdamaian menurut undang-undang yaitu:

Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan


Kehakiman, ditegaskan bahwa “Semua Peradilan di seluruh wilayah Republik
Indonesia adalah peradilan negara dan ditetapkan dengan undang-undang) pada
penjelasannya dinyatakan bahwa “ketentuan ini tidak menutup kemungkinan
penyelesaian perkara dilakukan di luar pengadilan melalui perdamaian atau
arbitrase.

TOLONG DITAMBAHIN DASAR HUKUM RESTORATIVE JUSTICE GUYS

SLIDE 1:
Penyelesaian Perkara diluar Pengadilan dengan cara Perdamaian
 Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman
 MASUKIN DISINI YAA PASAL BESERTA UU NYA KLO UDAH KETEMU

Pada kasus kecelakaan lalu lintas, restorative justice merupakan sanksi


alternatif atas kejahatan yang memfokuskan pada perbaikan atas perbuatan yang
membahayakan, pada intinya mempertemukan kebutuhan korban dan meminta
pertanggungjawaban pelaku atas tindakannya. Keadilan restoratif ini menggunakan
pendekatan keseimbangan, menghasilkan disposisi yang membatasi dengan
memusatkan pada tanggung jawab pelaku dan memberikan bantuan pada korban

SLIDE 2:
Restorative Justice pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
 Sanksi alternatif
 Berfokus pada perbaikan atas perbuatan
 Mempertemukan kebutuhan korban (pertanggungjawaban)
 Pelaku diperintahkan untuk memberi restitusi (ganti kerugian)

Sehingga peradilan pidana bukan semata-mata bertujuan menghukum atau


meminta pertanggungjawaban pelaku, namun berdasarkan kebutuhan atau
kepentingan korban. Disediakannya jalur alternatif restorative justice ini merupakan
pilihan untuk para korban maupun keluarga korban, jika tidak disetujui maka aparat
penegak hukum harus melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

SLIDE 3:
Peradilan Pidana pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
 Tujuannya bukan semata-mata menghukum atau meminta
pertanggungjawaban, melainkan berdasar pada kebutuhan dan kepentingan
korban.
 Penyelesaian perkara dengan perdamaian merupakan jalur alternatif untuk
korban dan keluarga korban.

Adapun Bentuk Proses Restorative Justice yaitu:


- Mediasi pelaku-korban (victim offender mediation) atau yang disebut dengan
dialog/pertemuan/rekonsiliasi antara pelaku dan korban yang menghadirkan
pihak ketiga yaitu mediator.
- Pertemuan kelompok keluarga (family group conferencing) yaitu lingkaran
partisipan yang lebih luas ketimbang mediasi antara pelaku dan korban, yaitu
penambahan orang yang dikaitkan dengan pihak-pihak utama seperti teman
dan keluarga.
Pada kasus kecelakaan lalu lintas yang paling sering digunakan adalah
pertemuan kelompok keluarga (family group conferencing). Sebab penerapan ini
lebih bersifat aktif dimana seluruh keluarga korban maupun pelaku sudah
dipertemukan dalam suatu penyelesaian masalah hukum yang dihadapi.

SLIDE 4:
Bentuk Proses Restorative Justice
 Mediasi pelaku-korban (victim offender mediation)
 Pertemuan kelompok keluarga (family group conferencing)

SILAHKAN TAMBAHIN LAGI YA GUYS, BAIK DARI ARTIKEL MAUPUN


REFERENSI LAIN, TOLONG BUAT PPTNYA, ITU UDAH GW TANDAIN SARAN
POIN PPTNYA, YG GW TANDAIN KUNING ITU JUDUL PER SLIDE NYAA,
MAACIWW SEMANGAATTT

Anda mungkin juga menyukai