Anda di halaman 1dari 13

Penanggulangan Kejahatan

Dengan Mediasi Penal


Sebagai Bagian Dari
Restoratif Justice
Eddy O.S Hiariej
Dasar Filosofis Pidana

 perveniat”  biarkanlah hukuman


“Poena ad paucos, metus ad omnes perveniat
dijatuhkan kepada beberapa orang agar memberi contoh kepada orang
lain
 “Non alio modo puniatur aliquis, quam secundum quod se habet
condemnation”  seseorang tidak dapat dihukum dengan hukuman
yang tidak sesuai dengan perbuatannya
 Pidana pada hakikatnya adalah suatu kerugian berupa penderitaan
yang sengaja diberikan oleh negara terhadap individu yang melakukan
pelanggaran terhadap hukum. Kendatipun demikian, pemidanaan juga
adalah suatu pendidikan moral terhadap pelaku yang telah melakukan
kejahatan dengan maksud agar tidak lagi mengulangi perbuatannya
Perubahan Paradigma Hukum
Pidana
 Keadilan Retributif menjadi keadilan korektif, rehabilitatif dan
restoratif.
 Berat – ringannya pidana yang dijatuhkan menandakan sifat dari
pidana itu sendiri apakah bersifat deterence, retibutive ataukah
rehabilitatif.
Elemen Dalam Pemidanaan
Hart , Richard G. Singer dan Martin R. Gardner :
 Pertama, pidana adalah suatu penderitaan atau sesuatu yang tidak
menyenangkan.
 Kedua, pidana dan pemidanaan ditujukan untuk suatu pelanggaran
terhadap hukum.
 Ketiga, harus sesuai antara pelanggaran yang dilakukan dan pemidanaan
itu sendiri.
 Keempat, pemidanaan itu dijalankan oleh pelaku yang melakukan
kejahatan.
 Kelima, pidana itu dipaksakan oleh kekuasaan yang berwenang dalam
sistem hukum terhadap pelanggaran yang dilakukan
Wesley Cragg :

 Pertama, pemidanaan adalah sesuatu yang dapat dimengerti dan tidak dapat
dihindari dalam masyarakat modern.
 Kedua, pelaksanaan pemidanaan adalah refleksi sistem peradilan pidana yang
berevolusi dan jenis-jenis pidana yang dapat dijatuhkan tidak terlepas dari tipe
dan karakter perbuatan pidana yang dilakukan.
dilakukan Tegasnya, ada hubungan yang
erat antara perbuatan pidana dan pemidanaan itu sendiri. Culpae poena par
esto: hukuman harus setimpal dengan kejahatannya.
 Ketiga, pelaksanaan pidana harus mengalami reformasi yang signifikan dengan
merujuk pada pelaksanaan pidana di Eropa Barat dan Amerika Utara.
 Keempat, sejumlah pemidanaan yang digunakan harus menyediakan kriteria
untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan pidana tersebut sudah sesuai dengan
tujuan dari pemidanaan itu sendiri. Apakah pemidanaan yang diterapkan perlu
direformasi menuju perbaikan.
1. Pidana denda tidak menyebabkan stigmatisasi
2. Pelaku yang dikenakan pidana denda dapat tetap tinggal
bersama keluarga dan lingkungan sosialnya.
sosialnya
3. Pidana denda tidak tidak menyebabkan pelaku kehilangan
pekerjaannya.
4. Pidan denda lebih mudah dieksekusi.
5. Pidana denda membawa keuntungan bagi negara.

PIDANA DENDA SEBAGAI ALTERNATIF


Pengertian Restorative Justice
Restorative justice dipahami sebagai bentuk pendekatan penyelesaian perkara
menurut hukum pidana dengan melibatkan pelaku kejahatan, korban, keluarga
korban atau pelaku dan pihak lain yang terkait untuk mencari penyelesaian yang
adil dengan menekankan pada pemulihan kembali pada keadaan semula dan
bukan pembalasan.
Istilah keadilan restoratif berasal dari Albert Eglash pada tahun 1977, yang
mencoba untuk membedakan tiga bentuk peradilan pidana, masing-masing
adalah retributive justice, distributive justice dan restorative justice.
Marshall sebagaimana yang dikutip oleh Antony Duff, mendefinisikan keadilan
restoratif sebagai suatu proses para pihak yang terlibat dalam sebuah kejahatan
secara bersama-sama menyelesaikan dengan cara mengatasi tindakan tersebut
dan implikasinya di masa yang akan datang.
datang
• M. Kay Harris yang mengutip pendapat Braithwaite dan Strang memberikan dua
pengertian keadilan restoratif. Pertama, keadilan restoratif sebagai konsep proses
yaitu mempertemukan para pihak yang terlibat dalam sebuah kejahatan untuk
mengutarakan penderitaan yang telah mereka alami dan menentukan apa yang harus
dilakukan untuk memulihkan keadaan. Kedua, keadilan restoratif sebagai konsep
nilai yakni mengandung nilai – nilai yang berbeda dari keadilan biasa karena
menitikberatkan pada pemulihan dan bukan penghukuman.
• Tujuan dari keadilan restoratif menurut van Ness adalah untuk memulihkan
kembali keamanan masyarakat korban dan pelaku yang telah menyelesaikan konflik
mereka.
Keadilan Masyarakat,
Masyarakat Keadilan
Transisional & Keadilan Transformatif
 Keadilan Masyarakat (community
community justice) reaksi terhadap penegakkan
hukum pidana yang hanya bertujuan menghukum pelaku, padahal yang
dibutuhkan aadalah bagaimana cara peradilan pidana dapat membuat
komunitas sebagai tempat yang lebih aman bagi setiap anggota
masyarakat.
 Keadilan Transisional  proses pemulihan dan rekonsiliasi suatu negara,
bangsa atau rakyat yang sedang mengalami sebiah transisi dan
rekonstruksi akibat perang atau pelanggaran berat HAM. Rekonstruksi
restorative dalam keadilan transisional secara kolektif membutuhkan
perubahan secara politik pada tingkat nasional.
 Keadilan Trasformatif  upay penyelesaian konflik yang menghasilkan
perubahan sifat hubungan antara para pihak yang terlibat dan tindak
lanjut dari rekonsiliasi berupa restitusi atau kompensasi.
Pendekatan Dalam Restorative Justice
• PENDEKATAN PERTAMA, court – based restitutive and reparative measures. Beberapa reformasi awal pada sistem peradilan
pidana yang berorientasi pada korban, telah melibatkan pelaku yang dituntut untuk memberikan restitusi keuangan atau
bentuk lain sebagi bagian dari reparasi terhadap korban.
• PENDEKATAN KEDUA, victim – offender mediation programmes
rogrammes atau mediasi korban – pelaku merupakan pendekatan
keadilan restoratif tertua.
• PENDEKATAN KETIGA, restorative conferencing initiatives. Lebih lanjut lagi, istilah ‘conferencing’ ini terdiri dari dua prinsip
model : Pertama, ‘family group conference’ Kedua, ‘police – led community conferencing’ yaitu konferensi yang dilakukan oleh polisi
dengan masyarakat yang menerima dampak dari suatu kejahatan atau pelanggaran.
• PENDEKATAN KEEMPAT, community reparation boards and citizens’ panel. Panel warga (citizens’ panel) dan dewan
masyarakat (community boards)
• PENDEKATAN KELIMA, healing and sentencing circles. Pendekatan ini sering digunakan oleh masyarakat asli Canada.
Secara filosofis, healing bertujuan untuk memulihkan pihak yang terkena dampak secara langsung dari suatu kejahatan atau
pelanggaran.
Mediasi Penal

 Christa Pelikan & Thomas Trenczek  mediasi dapat diterapkan pada semua
tahap dalam proses peradilan pidana. Apakah pada tahap penyelidikan,
penyidikan ataukah penuntutan, bahkan sampai pada tahap persidangan. Di
sebagain besar negara Eropa program mediasi dibentuk sebagai model
pengalihan. Dengan demikian, penuntut umum berperan untuk mengajukan
agar kasus tersebut diselesaikan dengan menerapkan mediasi.
 Mediasi pidana berkaitan erat dengan ide dan kebijakan pengalihan yang
digunakan sebagai instrumen untuk menangani kasus – kasus ringan dan bukan
untuk kasus berat. Mediasi ini dimaksudkan menghentikan proses acara pidana
yang sedang berlansung. Oleh karena itu, mediasi sama sekali tidak
dimaksudkan untuk kejahatan berat. Kendatipun demikian, di Belgia mediasi
dilakukan tanpa menghentikan proses pidana yang sedang berjalan. Hal ini
dikenal dengan dual track restorative justice.
justice Mediasi berjalan bersamaan atau
paralel dengan proses pidana. Dalam hal ini, mediasi bukanlah substitusi dari
proses pidana, melainkan sebagai komplementer yang akan mempengaruhi
putusan pidana.
Mediasi Pidana Sebagai Pemidanaan

 Pertama, mediasi adalah proses komunikatif


komunikatif. Prosedurnya terdiri dari
komuniaski antara korban dan pelaku mengenai implikasi pidana, sebagai
sebuah kejahatan terhadap korban.
 Kedua, mediasi pidana adalah retributif. Hal ini memaksakan penderitaan
yang layak bagi pelaku atas tindakan pidana yang dilakukannya.
 Ketiga, reparasi yang dilakukan pelaku adalah sebuah tipe dari perlakuan
hukuman keras yang dengan sengaja dirancang untuk membebani,
menguras waktu, uang atau tenaga dan kebebasan dari pelaku.
 Keempat, walaupun mediasi pidana adalah retributif, melihat kembali pada
tindak pidana di masa lalu, namun juga mengarah ke masa depan. Hal ini
bertujuan untuk mendamaikan pelaku dan korban melalui reparasi
penyesalan dari pelaku. Hal ini pun bertujuan untuk mencegah pelaku
melakukan tindak pidana di masa mendataang.
Hal-Hal
Hal Dalam Mediasi Pidana
 Pertama adalah kepuasan dari korban kejahatan atas reparasi yang
dibebankan kepada pelaku.
 Kedua adalah fairness sebagai dasar dari justice. Artinya, antara
korban dan pelaku merasa puas atas penyelesaian masalah. Di satu
sisi, korban merasa puas atas reparasi yang dilakukan sebagai
dampak kejahatan terhadap dirinya, sedangkan di sisi lain pelaku
merasa puas atas reparasi yang dilakukan terhadap korban sebagai
bentuk penyesalan atas kejahatan yang dilakukannya.
 Ketiga, restitusi dalam pengertian ganti rugi secara materiil oleh
pelaku terhadap korban.

Anda mungkin juga menyukai