Anda di halaman 1dari 3

A.

HAKIKAT PUASA

RAMADHAN secara etimologi berasal dari kata ramidha, yar-madhu, ramadhan


yang artinya terik, sangat panas atau terbakar (pembakaran). Adapun menurut
terminologi ramadhan dapat diartikan sebagai pembakaran, peleburan, atau
penghapusan atas segala macam dosa.

Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan maghfirah (ampunan).
Pada bulan ini Allah SWT akan membuka setiap pintu surga dan akan
membelenggu syaithan. Dengan terbukanya pintu surga dan dibelenggunya
syaithan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas keimanan dan
ketaqwaan umat muslim. Selain itu ramadhan pun merupakan satu bulan yang
Allah SWT telah mewajibkan puasa terhadap orang yang beriman.

1. Hakekat Shaum (puasa)

Shaum menurut bahasa yaitu alimsak (menahan diri), adapun pengertian


menurut syar’i yaitu menahan diri niat dari seluruh yang membatalkan
puasa seperti makan, minum, dan bersetubuh mulai dari terbit fajar
sampai dengan terbenam matahari.

2. Tingkatan Puasa
a. Puasa Umum

Puasa umum atau puasa orang-orang awam adalah “sekedar”


mengerjakan puasa menurut tata cara yang diatur dalam hukum fiqih.

b. Puasa Khusus

Tingkatan ini lebih tinggi dari tingkatan puasa umum atau puasa
orang-orang awam. Selain menahan diri dari makan, minum dan
melakukan hubungan seksual, tingkatan ini menuntut orang yang
berpuasa untuk menahan seluruh anggota badanya dari dosa-dosa,
baik berupa ucapan maupun tingkatan.

c. Puasa Sangat Khusus (Khawasul Khawas)

Tingkatan ini adalah tingkatan yang paling tinggi, sehingga paling


berat dan paling sulit dicapai. Selain menahan diri dari makan, minum
dan hubungan seksual, serta menahan seluruh anggota badan dari
perbuatan maksiat, tingkatan ini menuntut hati dan pikiran orang yang
berpuasa untuk selalu fokus, memikirkan hal-hal mulia, dan
memurnikan semua tujuan untuk Allah semata.

Agar puasa kita tidak sekedar menahan diri dari makan, minum, hubungan
seksual dan pembatal-pembatal puasa yang bersifat lahiriah lainya, imam Al-
Ghazali menguraikan bahwa kita harus menjaga anggota badan kita dari dosa-dosa.

1.
Menjaga pandangan mata.
2.
Menjaga lisan.
3.
Menjaga pendengaran.
4.
Menjaga tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari hal-hal yang
diharamkan.
5. Menjaga diri untuk tidak memenuhi perutnya dengan makanan saat
berbuka puasa.
6. Setelah berbuka puasa hendaknya hatinya diliputi perasaan harap-
harap cemas, berharap puasanya diterima Allah Ta’ala dan takut
jika puasanya tidak diterima Allah Ta’ala.
3. Macam-macam Puasa Dari Segi Hukum

Ulama madzhab Maliki, Syafi’i dan hambali sepakat bahwasanya puasa


itu terbagi menjadi empat macam, yaitu:

1. Puasa Wajib (Fardhu)


2. Puasa Sunnah.
3. Puasa Makruh.
4. Puasa Haram.

B.MENGAPA ALLAH MEWAJIBKAN PUASA

1. Karena puasa adalah perintah agama.


2. Karena puasa adalah rukun islam.
3. Karena dengan puasa kita bisa bertaqwa.
4. Karena begitu banyaknya keutamaan di bulan ramadhan.
C. TUJUAN FUNGSI PUASA
Tujuan puasa adalah mencapai derajat takwa. Kembali ke takwa, maka pangkal
takwa adalah keimanan yang mendalam kepada Allah dan kesadaran tanpa ragu
sama sekali atas kehadiran-Nya dalam hidup dan segala kegiatan manusia
.Puasa sebagai ibadah yang sangat private merupakan latihan dan sekaligus
peragaan kesadaran ketuhanan, peragaan akan pengalaman kehadiran yang
ilahi. Inilah tujuan pokok puasa yang kemudian melimpah kepada nilai-nilai
hidup yang menjadi konsekuensinya, yang menjadikan adanya hikmah
kemanusiaan dari ibadah puasa ini, sebuah hikmah yang dilatih dengan
“menahan diri”, makna literal dari shiyam atau shaum atau puasa itu sendiri.

Berikut beberapa manfaat puasa bagi kesehatan :

1. Dengan kita menjalankan puasa ini akan mengistirahatkan organ pencernaan


dan perut dari kelelahan kerja yang terus menerus dalam sehari-hari tanpa
istirahat, mengeluarkan sisa makanan dari dalam tubuh, memperkuat badan.
2. Denga kita menjalankan puasa bisa menurunkan kadar gula darah,
kolesterol dan mengendalikan tekanan darah.
3. Dengan kita berpuasa maka hal tersebut akan ikut membersihkan tubuh dari
racun dan kotoran ( detoksifikasi).
4. Dengan berpuasa juga akan mendorong peremajaan dan juga pergantian sel-
sel tubuh yang rusak dengan yang baru.
5. Dalam keadaan kita berpuasa ternyata hal tersebut juga dapat meningkatkan
sistem kekebalan tubuh.
6. Tatkala kita sedang berpuasa, maka keadaan psikologi kita akan lebih
tenang dari pada keadaan tidak sedang berpuasa.

Anda mungkin juga menyukai