Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN FAKTOR


PEMILIHAN METODE ”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan Metode PLS

Dosen Pengampu Drs. H. Irwan Djumena, M.Pd / Indra Sudrajat, M.Pd

Di susun oleh :

Nurmila Handayani (2221180020)


Lamtiurma Margaretha Samosir (2221180046)
Kalis Laras Subekti (2221180050)
Indri Saputri (2221180069)
Rika Musdalilah (2221180086)
Firyal Hanifatunnida (2221180100)
Andi Santoso (2221180104)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Strategi dan Metode PLS yang berjudul
Komunikasi dalam pembelajaran dan faktor pemilihan metode.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah Pengembangan Sosial dan


Pembangunan Masyarakat tentang Pemberdayaan dan Partisipasi Warga
Komunitas serta Metode-Metode Pastisipatif dalam Pengembangan Masyarakat
ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Serang, 07 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang...........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................................2
3. Tujuan........................................................................................................................2

Bab I Pembahasan

1. definisi komunikasi pembelajaran.............................................................................4


2. fungsi komunikasi pembelajaran...............................................................................7
3. prinsip komunikasi pembelajaran..............................................................................10
4. Hakikat dalam memilih metode pembelajaran..........................................................12
5. pengertian metode pembelajaran...............................................................................14
6. macam-macam metode mengajar dan penggunaannya..............................................15
7. Faktor-faktor penentu dalam pemilihan metode pembelajaran.................................17

Bab III

1. Kesimpulan................................................................................................................19
2. Saran..........................................................................................................................19

Daftar pustaka........................................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paradigma pembelajaran senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan dimaksudkan untuk perkembangan dan kemajuan
pembelajaranyang dapat memberikan hasil yang lebih baik. Paradigma
pembelajaran yang berkembang dan diterapkan selalu menyesuaikan
dengan kondisi kekinian.Tidak berlebihan bilamana terdapat anggapan
umum, bahwa pembangunansumber daya manusia dimulai dari ruang-
ruang kelas dalam lingkup pendidikan formal di sekolah. Proses
pendidikan merupakan langkah nyata untuk mempersiapkan sumber daya
manusia bagi kemajuan bangsa dannegara (human investment).
Salah satu cita-cita pendidikan diantaranya, proses pembelajaran
dikelas mampu membentuk sumber daya manusia yang memiliki kapasitas
dankualitas yang dibutuhkan jaman, tanpa meninggalkan karekter humanis
yang berkebangsaan. Melihat betapa pentingnya pembelajaran di kelas,
sebagai bagian dari human investement, tentu proses pembelajaran di kelas
harus memiliki kualitas yang di atas rata-rata. Penentu proses
pembelajaran yang berkualitas terletak di tangan guru. Secara sederhana
proses pembelajaran dikelas dapat diringkas dalam tiga tahapan utama.
Ketiga tahapan tersebut antara lain: (1) persiapan; (2) pelaksanaan; dan,
(3) evaluasi.
Terminologi guru berperan sebagai „fasilitator‟
pembelajaran,memiliki makna yang fungsional. Menjadi seorang
fasilitator pembelajaran,tidak cukup dimaknai dengan memberikan
bimbingan dan mendampingi pembelajar, tetapi berkaitan dengan sejauh
mana guru mampumengoptimalkan kewenangan yang dimilikinya sebagai
seorang fasilitator pembelajaran. Sebenarnya sangat disadari bahwa guru,
sebagai seorang pendidik memiliki kewenangan yang luas dalam
mengelola pembelajaran dikelas yang diampunya. Kewenangan yang luas

1
2

tersebut dapat dilihat dari peran guru yang multidimensi. Pertama, dilihat
dari dimensi persiapan pembelajaran, guru berperan sebagai seorang
desainer, yang memilikikebebasan dalam membuat perencanaan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dalam hal ini meliputi
pembuatan RPP sekaligus berbagai persiapan yang dibutuhkan sebelum
proses pembelajaran di kelas dilaksanakan, seperti penguasaan materi,
penentuan sumber maupun media belajar, menentukansetting belajar
(lingkungan yang meliputi situasi dansuasana belajar), dan lain
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang didapat dari latar belakang diatas adalah:
1. Apa definisi komunikasi?
2. Apa definisi pembelajaran?
3. Apa definisi komunikasi pembelajaran?
4. Apa fungsi komunikasi pembelajaran?
5. Apa saja prinsip komunikasi pembelajaran?
6. Bagaimana Hakikat dalam memilih metode pembelajaran?
7. Apa pengertian metode pembelajaran?
8. Apa saja macam-macam metode mengajar dan penggunaannya?
9. Faktor-faktor penentu dalam pemilihan metode pembelajaran?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah adalah:
1. Dapat mengetahui definisi komunikasi
2. Mengetahui definisi pembelajaran
3. Mengetahui definisi komunikasi pembelajaran
4. Mengetahui fungsi komunikasi pembelajaran
5. Mengetahui prinsip komunikasi pembelajaran
6. Mengetahui Hakikat dalam memilih metode pembelajaran
7. Mengetahui pengertian metode pembelajaran
3

8. Mengetahui macam-macam metode mengajar dan penggunaannya


9. Mengetahui Faktor-faktor penentu dalam pemilihan metode
pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi pembelajaran


1. Pengertian komunikasi
Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003)
secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah
kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus,
sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata
benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang
mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya
usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare
yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada
seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman.
Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.
Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di
dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada
penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat senada
dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi
merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud
mencapai beberapa tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di
atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm
memiliki pengertian yang sedikit lebih detail. Menurutnya, komunikasi
merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima,
dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa
pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang

4
5

dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.


(Suranto : 2005).

Dari beberapa definisi di atas dapat penulis pahami bahwa komunikasi


adalah suatu proses penyampaian informasi. Kesuksesan komunikasi
tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya.

2. Pengertian Pembelajaran
Sardiman AM (2005) dalam bukunya yang berjudul “Interaksi dan
Motivasi dalam Belajar Mengajar” menyebut istilah pembelajaran dengan
interaksi edukatif. Menurut beliau, yang dianggap interaksi edukatif adalah
interaksi yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan untuk
mendidik, dalam rangka mengantar peserta didik ke arah kedewasaannya.
Menurut Corey (1986 :195) pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (1999 :297) pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar.
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Definisi ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Oemar Hamalik, bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks,
dimana di dalamnya terjadi interaksi antara mengajar dan belajar. Proses
pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam
suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya
interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan pada satuan pelajaran.
6

Menurut Knirk dan Gustafson (1986:15) pembelajaran merupakan


suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui
tahapan perancangan pembelajaran.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa


pembelajaran adalah proses interaksi edukatif untuk membuat siswa
belajar secara aktif dan mampu mengubah perilaku melalui pengalaman
belajar.

3. Pengertian Komunikasi pembelajaran


Komunikasi pembelajaran adalah proses penyampaian gagasan dari
seseorang kepada orang lain supaya mencapai keberhasilan dalam
mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan
suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar
dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan belajar
mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena
pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya
komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan
pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab
tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi
ini. Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika
pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan
dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal
dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan
komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat,
gerak gerik, gambar, lambang, mimik muka, dan sejenisnya.
Sebagai komunikator atau mediator, guru harus menyadari bahwa
sekolah berada di tengah-tengah masyarakat, karenanya sekolah tidak
7

boleh menjadi “menara gading” yang jauh dan terasing dari masyarakat.
Sekolah didirikan mengemban amanat dan aspirasi masyarakat (dan
peserta didik adalah anak-anak dan sekaligus sebagai bagian dari anggota
komunitas masyarakat). Menghindari persoalan tersebut, maka guru harus
memerankan dirinya untuk mampu menjadi “bridging” (menjembatani)
atau menjadi mediator antara sekolah dan masyarakat melalui upaya
cerdas dalam memilih dan menggunakan pola, pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang memungkinkan saling
menguntungkan antara keduanya. Jadikan masyarakat, lembaga, peristiwa,
benda, situasi, kebudayaan, serta industry sebagai sumber belajar bagi
peserta didik.

B. Fungsi Komunikasi Pembelajaran


Menurut William I.Gordon, Komunikasi Pembelajaran mempunyai
empat fungsi menurut kerangka yang dikemukakan, yakni:
1. Fungsi komunikasi sosial
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia akan hilang,
karena ia tidak punya waktu untuk mengatur diri mereka sendiri dalam
lingkungan sosial. Tanpa terlibat dalam komunikasi, seseorang tidak akan
tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia beradab
(memperlakukan manusia lainnya).
a. Pembentukan Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa kita, dan yang
hanya dapat diperoleh melalui informasi orang lain yang diberikan kepada
kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lain
mungkin tidak menyadari bahwa ia adalah seorang laki-laki. Kita
menyadari bahwa kita adalah manusia karena orang di sekitar kita
menunjukkan kepada kita melalui perilaku mereka.

Anda mencintai diri sendiri jika Anda memiliki cinta, Anda


berpikir Anda pintar ketika orang di sekitar Anda mengaggap Anda cerdas,
8

Anda merasa Anda tampan atau cantik ketika orang di sekitar Anda
mengatakan begitu. Konsep diri awal umumnya dipengaruhi oleh keluarga
dan orang-orang terdekat di sekitar kita, termasuk kerabat. Orang tua kita,
atau siapa pun yang peduli untuk pertama kalinya, mengatakan kepada kita
melalui kata-kata dan tindakan yang kita lakukan.

b. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Ini disebut


aktualisasi diri atau lebih tepatnya keberadaan itu sendiri.
Fungsi komunikasi sebagai eksistensi diri sering terlihat dalam
seminar. Meskipun penanya telah memperingatkan moderator untuk
berbicara singkat dan langsung ke pokok masalah, pena atau komentator
sering berbicara panjang lebar, mengajarkan penonton, dengan argumen
yang tidak relavan. Karena mereka merasa paling benar dan yang paling
penting, semua orang ingin berbicara dan didengar.

c. Untuk Kelangsungan Hidup, Memupuk Hubungan, Dan Memperoleh


Kebahagiaan
Sejak lahir, kita tidak bisa hidup sendiri untuk mempertahankan
hidup. Kita perlu berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi
kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi
kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi,
dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan.

Melalui komunikasi kita juga bisa memenuhi kebutuhan emosional


kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Kita belajar makna cinta,
kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat, kebanggaan, dan bahkan iri
hati, dan kebencian. Melalui komunikasi sosial, kita dapat mengalami
berbagai perasaan dan membandingkan kualitas perasaan satu dengan
perasaan orang lain.

2. Komunikasi ekspresif
9

Komunikasi ekspresif sering dilakukan untuk menyampaikan perasaan-


perasaan kita. Kebanyakan komunikasi ini disampaikan dalam bentuk non
verbal. Ungkapan kasih sayang, marah, atau malu memang dapat
disampaikan oleh kata-kata.
Namun, paling besar dikomunikasikan lewat bahasa tubuh. Orang
boleh mengatakan, "saya tak marah", padahal mukanya merah, tampang
cemberut, dan pandangan matanya tajam. Orang akan lebih percaya bahasa
non verbal itu daripada bahasa verbalnya. Komunikasi ekspresif nanti
tentu akan mempengaruhi komunikasi sosial seseorang.

3. Komunikasi ritual
Fungsi komunikasi ini berhubungan dengan komunikasi ekspresif.
Namun bentuk penyampaiannya seringkali secara kolektif. Misalnya
upacara perkawinan, ritual keagamaan, sampai memperingati tanggal
bersejarah. Mereka yang terlibat dalam komunikasi ritual dianggap
berusaha menegaskan sebagai bagian dari kelompok yang merayakannya.
Komunikasi ritual juga dianggap sebagai komitmen individu terhadap
tradisi dalam kehidupan sosialnya.
Seseorang yang baru masuk dalam lingkungan sosial baru cenderung
harus melakukan komunikasi ritual yang baru. Mereka seolah diwajibkan
untuk melakukan komunikasi ini untuk menunjukkan bahwa mereka
memang siap dan akan bergabung dalam lingkungan baru ini. Misalnya
mahasiswa baru harus melakukan "pengenalan" atau yang sering disebut
ospek.
Selain untuk komitmen emosional individu, komunikasi ritual juga
sering digunakan untuk mempererat kepaduan dalam suatu kelompok.
Komunikasi ritual akan menciptakan rasa nyaman dan perasaan tertib.
Menurut Deddy Mulyana, bukan substansi kegiatan ritual yang paling
penting, namun perasaan senasib dan sepenanggungan yang menyertai
komunikasi ini.
10

Deddy juga menganggap hal ini menandakan bahwa manusia bukanlah


sepenuhnya makhluk rasional. Karena komunikasi ritual sering dianggap
mubazir jika ditimbang secara rasio. Namun, manusia tetap membutuhkan
komunikasi ritual, walau tujuannya berbeda-beda. Misalnya, demi
memenuhi kebutuhan jati diri, sebagai anggota dari komunitas, atau
menciptakan rasa kondusif dan tenteram.

4. Fungsi komunikasi instrumental


Komunikasi yang berfungsi sebagai Komunikasi instrumental adalah
komunikasi yang berfungsi untuk memberitahukan atau menerangkan (to
inform) dan mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara
menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta dan informasi
yang disampaikan adalah akurat dan layak untuk diketahui.
Dengan demikian fungsi komunikasi instrumental bertujuan untuk
menerangkan, mengajar, menginformasikan, mendorong, mengubah sikap
dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga
untuk menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan
untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut.
Komunikasi berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka
panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk memperoleh pujian,
menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati, keuntungan
material, ekonomi dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan
pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal
dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, dan sebagainya
yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita
seperti yang kita inginkan. Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat
diraih lewat keahlian komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding,
berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka
pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa
11

pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai


tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk
memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

C. Prinsip Komunikasi Pembelajaran


1. Respect
Prinsip pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif
adalah sikap menghargai setiap individu yang akan menjadi sasaran
pesan yang di sampaikan. Guru dituntut dapat memahami bahwa ia harus
bisa menghargai setiap siswa yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling
menghargai merupakan prinsip yang pertama dalam berkomunikasi
dengan orang lain karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan
dianggap penting. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling
menghargai dan menghormati akan dapat membangun kerjasama yang
menghasilkan sinergi yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja guru
baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai tim.
Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar manusia adalah kebutuhan
untuk dihargai. Penghargaan terhadap individu adalah suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak
terperikan dan tak tergoyahkan sehingga setiap individu yang dapat
memuaskan kelaparan hati tersebut akan menggenggam orang dalam
telapak tangannya. Selain itu penghargaan yang tulus terhadap individu
dapat membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan
hal–hal terbaik. Guru yang memberikan penghargaan secara tulus kepada
para murid maka akan dihargai pula oleh muridnya dan menjadikan
proses belajar mengajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi
semua pihak.

2. Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat
12

utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk


mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengarkan orang
lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan
yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan
orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan
memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Komunikasi di
dunia pendidikan diperlukan saling memahami dan mengerti
keberadaan, perilaku dan keinginan dari siswa. Rasa empati akan
menimbulakan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan
membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam
membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar-mengajar.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita
perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita.
Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada
halangan psikologi atau penolakan dari penerima.

3. Audible
Prinsip audible berarti adalah dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik. Berbeda dengan prinsip yang kedua yakni empati dimana
guru harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan
balik dengan baik, maka audible adalah menjamin bahwa pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan dengan baik. Dalam
rangka mencapai hal tersebut maka pesan harus di sampaikan melalui
media (delivery channel) sehingga dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan. Hal itu menuntut kemampuan guru dalam
menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu
audio-visual yang dapat membantu supaya pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh para murid.
13

4. Clarity
Prinsip clarity adalah kejelasan dari isi pesan supaya tidak
menimbulkan multi interpretasi atau berbagai macam penafsiran. Clarity
dapat pula berarti keterbukaan dan transparasi. Dalam berkomunikasi kita
perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau
disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari
penerima pesan. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling
curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme
siswa dalam proses belajar-mengajar. Dengan cara seperti ini siswa tidak
akan menganggap lagi proses belajar-mengajar sebagai formalitas tetapi
akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi
kehidupannya.

5. Humble
Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah
sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum
pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari
oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati merupakan suatu
cara agar orang lain merasa nyaman (care) karena ia merasa sejajar
sehingga memudahkan komunikasi dalam dua arah.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat
berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi
dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara
komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam
pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan
siswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau
instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus
memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi
yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain
14

informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta


kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu
memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang
pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu
pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi
yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada
peserta didik atas pesan atau materi belajar.

D. Hakikat dalam memilih metode pembelajaran


Metode belajar merupakan salah satu komponen yang harus di
gunakan dalam kegiatan pembelajaran karerna untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa di
perlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif.
Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya
interaksi antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru sehingga
proses pembelajaran dapat di lakukan secara maksimal.
Ada beberapa yang perlu kita perhatikan perhatikan dalam
penggunaan metode mengajar ini, prinsip tersebut terutama berkaitan
dengan faktor perkembangan kemampuan siswa. Diantaranya berikut ini.
1. Metode mengajar harus memungkinkan dapat ,membangkitkan rasa
ingin tahu siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran (curiosity)
2. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang
untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.
3. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui
pemecahan masalah.
4. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin
menguji kebenaran sesuatu.
5. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan
penemuan (inkuiri) terhadap sesuatu topik permasalahan.
15

6. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak.


7. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara
mandiri (independent study)
8. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara
bekerja sama (cooperative learning)
9. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi
dalam belajarnya.
Selain faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa, ada juga
prinsip – prinsip yang harus ada dalam metode mengajar,Prinsip-prinsip
metode mengajar dalam prosesnya merupakan esensi dan karakteristik
dari masing-masing metode mengajar.
Penggunaannya ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-
fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau
membentuk kompetesi siswa. Setiap pembelajaran memiliki tujuan
sehingga dalam proses pembelajarannya harus ada suatu cara maupun
teknik yang dapat memungkinkan mencapai tujuan tersebut secara
efektif tersebut.
2. Sebagai gambaran aktivitas yang harus dipenuhi oleh siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan belajar
mengajar pada dasarnya adalah prosedur dari masing-masing metode
yang digunakan dalam pembelajaran tersebut.
3. Sebagai bahan pertimbangan menentukam alat penilaian
pembelajaran. Karakteristik metode mengajar dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk penilaian, misalnya kegiatan pembelajaran yang
menggunakan metode demonstrasi atau latihan/proyek.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam
kegiatan pembelajaran, apakah dalm kegiatan pembelajaran tersebut
perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.
Memperhatikan beberapa hakikat dan prinsip-prinsip metode
mengajar diatas menunjukan betapa pentingnya suatu metode
16

pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,


guru harus cermat dan fleksibel dalam menentukan metode yang
digunakan dalam pembelajaran.

E. Pengertian metode pembelajaran


Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos.
Meta berarti ‘melalui’ dan hodos berarti ‘jalan’atau ‘jalan’. Dengan demikian
metode adalah dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk menapai
suatu tujuan. Ada juga yang mengartikan bahwa metode adalah suatu sarana
untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan disiplin tersebut. Singkatnya metode adalah jalan untuk
mencapai tujuan. Adapun kata ‘metodologi’ berasal dari kata ‘metoda’ dan
‘logi’. Logi berasal dari bahasa yunani logos yang berarti akal atau ilmu. Jadi
metodologi artinya ilmu tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu ilmu, metodologi merupakan bagian
dari perangkat disiplin keilmuan yang menjadi induknya. Hampir semua ilmu
pengetahuan mempunyai metodologi yaitu metodologi penelitian.dan dalam
makalah ini penulis menliti tentang metode pengajaran atau metode mengajar
yang di berikan oleh pendidik kepada peserta didiknya.
Jadi yang dimaksud dengan metode pengajaran yaitu suatu ilmu
pengetahuan tentang metode yang dipeergunakan dalam pekerjaan mendidik.
Atau bisa juga yang dimaksud metode mengajar adalah suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau
instruktur. Metode mengajar yang digunakanm oleh seorang guru atau
instruktur.
Metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi
berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswwa dalam
menguasai pengetahuan keterampilan, dan sikap (kognitif, psikomotorik
afektif). Khusus metode mengajar didalam kelas, efektivitas suatu metode
dipengaruhi oleh faktor situasi, dan faktor guru itu. Di dalam penggunaan
metode ada beberapa syarat-syarat sebagai berikut :
17

1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif,


minat,, atau gairah belajar siswa
2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya
3. Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan harus
dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa
4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan
siswwa untuk dapat dapatybelajar lebihlanjut, untuk melakukan eksplorasi
dan inovasi (pembangunan)
5. Metode mengajar yang dipergunakan dapat mentiadakan penyajian yang
bersifat erbalitas dan menggantikan penyaian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman atau situasiyang nyata dan bertujuan
6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan
dalamkebiasaan ara bkerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

F. Macam-macam metode mengajar dan penggunaannya


Ada beberapa macam metode mengajar yang di gunakan oleh guru
dalam kegiatan pembelajarandan dalam makalah ini penulis memfokuskan
kepada metode yang memang sudah menjadi kebiasan dalam dunia
pendidikan kita khususnya. Berikut di antaranya :
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan
dan penuturan secara lisan oleh seorang guru gterhadap kelasnya. Dalam
pelaksanaannya ceramah untuk menjelaksan uraiannya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar-gambar dan yang paling
utama adalah bahasa lisan. Metode ceramah adalah metode mengajar yang
sampai saat ini masih mendominasi atau paling banyak digunakan guru
dalam dunia pendidikan.
Metode ini mempunyai kelebihan yaitu guru secara langsung
memberikan materi dan berperan aktif dalamkegiatan pembelajaran namun
18

kekurangannya adalah menjadikan siswa cenderung lebih pasif dalam


kegiatan pembelajaran tersebut.

2. Metode Tanya jawab


Metode Tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus di jawab, terutama dari guru kesiswa dan begitu
juga sebaliknya. Metode ini banyak digunakan dalam proses belajar
mengajar, baik di lingkungan keluarga, masyarakat mau pun sekolah.
Dan metode ini merupakan salah satu teknik mengajar, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Metode ini merupakan
salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan –kekurangan
pada metode ceramah, dikarenakan apabila suatu penjelaasan guru yang
belum dimengerti, maka siswa/anak didik dapat langsung menanyakan
pada guru.

3. Metode diskusi
Muhibbin syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah
metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan
masalah (problem soling). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi
kelompok (group discussion). Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai
siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik
membicarakan dan menentukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan
yang bersifat problematic. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik
memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam
diskusi semua terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Metode pemberian tugas belajar (resitasi)


Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar
mengajar di mana guru memberikan tugas tertentu dan murid
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada
guru. Dalam hal ini guru memberikaan tugas pada murid untuk maju
19

kedepan kelas untuk mendemostrasikan apa yang diajarkan guru. Dalam


pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang
bersifat praktis, sehinggan siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang
materi pelajaran yang telah diterimanya. Metode ini juga bisa memberikan
tugas belajar kepada sisa untuk di kerjakan di rumahnya masing – masing.

5. Metode demontrasi dan eksperimen


Metode demontrasi atau praktik adalah metode mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Metode
ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal -
hal yang berhubungan dengan proses yang bersifat peraktis , misalnya :
bagaimana cara yang benar dalam melaksanakan ibadah sholat, baik cara
memulai, mengerjakan maupun cara mengakhiri shalat serta apa saja
yanag disunahkan dan membatalkanya.

G. Faktor-faktor penentu dalam pemilihan metode pembelajaran


Dalam memilih metode mengajar,pendidik haruslah memerhatikan
beberapa hal berikut agar nantinya tahu bagaimana metode mengajar yang
tepat sesuai dengan kebutuhan siswa,sarana pra sarana yang di miliki sekolah,
dan pelajaran apa yang di ajarkan kepada siswa.
Berikut faktor – faktor yang harus di perhatikan saat memilih metode
mengajar :
1. Tujuan pembelajaran
Komponen utama yang harus di perhatikan dalam memilih metode
mengajar adalah tujuan,yang dalam kurikulum 2004 di rumuskan dalam
bentuk kompetensi,sebab semua komponen tersebut (termasuk metode
mengajar di pilih dan di fungsikan untuk mencapai tujuan pembelajaran
Seperti kita ketahui bersama bahwa tujuan pembelajaran yang di
kemukakan oleh bloom ada tiga yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik.
20

2. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran atau materi yang harus di pelajari siswa menjadi
faktor selanjutnya,materi yang akan di sampaikan jika bersifat baru harus
terlebih dahulu di kenalkan kepada peserta didik secara singkat atau
melakukan demonstrasi yang menarik perhatian peserta didk atau jika
materi yang di sampaikan masih sama pendidk dalam mengajar harus
melakukan apersepsi agar murid tahu dan mengingat kembali materinya.

3. Siswa (peserta didik)


Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran adalah siswa
mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut ialah perubahan
perilaku siswa oleh karena,di dalam memilih dan menggunakan metode
mengajar,factor siswa tidak boleh di abaikan.
Setelah kita menetapkan metode mengajar yang di pilih sebaiknya
gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan materi atau bahan
pelajaran sehingga dalam menentukan bagaimana teknik menggunakan
metode mengajar tersebut,faktor siswa menjadi salah satu pertimbangan
kita.

4. Guru
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan sebagai contoh,di
lapangan terkadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat
menarik perhatian siswa dan jelas. Sementara itu ada guru lain yang
walaupun menggunakan metode mengajar yang sama dengan guru yang
tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa bahkan cenderung
membosankan.

5. Sarana (alat dan sumber) waktu dan ruangan.


Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan
menggunakan metode mengajar ialah alat peraga,seperti
peta,globe,gambar,foto,chart,grafik dan sebagainya ; serta alat alat
21

pelajaran, seperti alat – alat untuk praktik jumlah dan karakteristik alat –
alat tersebut dapat di jadikan bahan pertimbangan kita dalamdi dalam
memilih dan menggunakan metode mengajar.
22

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi,
sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi edukatif untuk membuat
siswa belajar secara aktif dan mampu mengubah perilaku melalui
pengalaman belajar. Jadi, Komunikasi pembelajaran adalah proses
penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain supaya mencapai
keberhasilan dalam mengirim pesan kepada yang dituju secara efektif dan
efisien.
Metode belajar merupakan salah satu komponen yang harus di
gunakan dalam kegiatan pembelajaran karerna untuk mencapai tujuan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa di
perlukan adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif.
Penggunaan metode mengajar harus dapat menciptakan terjadinya
interaksi antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru sehingga
proses pembelajaran dapat di lakukan secara maksimal.

B. Saran

Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus


memperhatikan komunikasi yang baik sehingga pesan dapat tersampaikan
ke siswa sesuai dengan maksud guru tersebut. Pemilihan penggunaan
metode pembelajaran juga harus sesuai dengan keadaan siswa agar
pembelajaran dapat berjalan lancer.
DAFTAR PUSTAKA

Adang H, Darmajari, Arip S (2012). Metodologi pembelajaran kajian teoritis


praktis.LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi guru) Banten.

Arsyad, A (2006). Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada Jakarta.

Didi S, Deni D (2012), Komunikasi Pembelajaran. PT Remaja Rosda Karya


Bandung

Sanjaya,Wina (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses


pendidikan. Bandung: kencana

Sri Anitah W,DKK (2012). Strategi pembelajaran di sd. Tangerang Selatan :


universitas terbuka

Syaiful Sagala (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung.

Haryawan, Adang DKK(2012) Metodologi pembelajaran Serang LP3G

23

Anda mungkin juga menyukai