Oleh,
AZURAA 1702050108
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Manfaat Critical Book Review 1
B. Tujuan penulisan Critical Book Review 1
C. Identitas Buku yang di Review 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
Ringkasan Isi Buku I
A. Bab I Hakikat Kurikulum 3
B. Bab II Landasan Pengembangan Kurikulum 4
C. Bab III Desain Kurikulum 7
D. Bab IV Pendekatan dan Model Pengembangan Kurikulum _ 9
E. Bab V Pengembangan Tujuan dan Isi Kurikulum 11
F. Bab VI Hakikat KTSP 11
G. Bab VII Pengembangan Dokumen KTSP 14
H. Bab VIII Sistem Pembelajaran 14
I. Bab IX Mengajar dan Belajar Implementasi Kurikulum 15
J. Bab X Faktor Psikologis Dalam Pembelajaran 18
K. Bab XI Guru dalam Proses Pembelajaran 19
L. Bab XII Strategi Pembelajaran 22
M. Bab XIII Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran 23
N. Bab XIV Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran 25
Ringkasan Isi Buku II
A. Bab I Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia 27
B. Bab II Kurikulum dan Pembelajaran 29
C. Bab III Azas-Azas Pengembangan 30
D. Bab IV Komponen Pengembangan Kurikulum 31
E. Bab V Prinsip dan Model Pengembangan Kurikulum 33
F. Bab VI Pengembangan KTSP 33
G. Bab VII Pengembangan Kurikulum 2013 35
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku 36
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku 40
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 41
B. Rekomendasi Untuk Perbaikan Buku 41
Daftar Pustaka 42
BAB I
PENDAHULUAN
Identitas buku 1
1. Judul : KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Teori dan Praktik Pengembangan KTSP
2. Edisi : Edisi Pertama
3. Pengarang : Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd
4. Penerbit : Prenamedia Group
5. Kota Terbit : Jakarta
6. TahunTerbit 2008
7. ISBN : 978-979-1486-19-4 378. 199
1
Identitas Buku 2
1. Judul Buku : PENGEMBANGAN KURIKULUM BARU
2. Edisi/ Cetakan : Cetakan ke 1-3
3. Pengarang : Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd
4. Penerbit : PT. REMAJA ROSDAKARYA
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tahun terbit : 2015
7. ISBN : 978-979-692-157-7
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku 1
Buku 2
A. BAB I SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN KURIKULUM DI
INDONESIA
Perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1) Tujuan filsafat penidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar
untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi
landasan merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan;
2) Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat;
3) Keadaan lingkungan (interpersonal, kultur, biokologi, geokologi);
4) Kebutuhan pembangunan Poleksosbudhankam,
5) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
dengan sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Rencana pelajaran 1947 ialah kurikulum pertama yang lahir pada
setelah Indonesia merdeka disebut rencana pelajaran atau dalam bahasa
belanda leer plan. Perubahan orientasi pendidikan lebih bersifat politis:
dari orientasi pendidikan belanda kepada kepentingan nasional. Bentuk
kurikulum ini memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam
pelajarannya, disertai dengan garis-garis besar pengajaran;
Kurikulum 1952 ialah kurikulum di Indonesia mengalami
penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini, pemerintah Indonesia melalui
kementerian pendidikan pengajaran dan kebudayaan menerbitkan buku
pedoman kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata pengajaran
kemudin diberi nama rencana pelajaran terurai 1952 yang berfungsi
membimbing para guru dalamkegiatan mengajar di sekolah dasar.
Kurikulum 1964 ialah di penghujung era pemerintahan presiden
soekarna menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kurikulum ini diberi nama rencana
pendidikan 1964 atau kurikulum 1964, fokus kurikulum 1964 ini pada
pengembangan pancawardhana, yaitu, a) Daya cipta; b) Rasa; c) karsa; d)
karya, dan e) moral.
Kurikulum 1968 ialah sebagai perubahan dari kurikulum 1964
dipengaruhi oleh perubahan sistem politik dari pemerintahan rezim orde
lama ke rezim pemerintahan orde baru. Kurikulum 1968 menggantikan
rencana pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk orde lama.
Kurikulum 1968 melakukan melakukan perubahan struktur kurikulum
dari pancawardhana dan menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran menjadi kelompok pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan halus;
Kurikulum 1975/1976 ialah pembaruan kelima terjadi dengan
ditebitkannya kurikulum ini. Kurikulum 1975 untuk SD/SMP dan SMA
sedangkan kurikulum 1976 untuk sekolah keguruan yaitu SPG dan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Kurikulum 1984 secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke
kurikulum 1984 diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Terdapat
beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum tertampung ke dalam
kurikulum pendidikan dasar dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah. 2) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai
bidang studi dan kemampuan anak didik. 3) Terdapat kesengajaan antara
program kurikulum dan pelaksanaanya di sekolah. 4) Terlalu padanya isi
kurikulum yang harus diajarkan hampir di setiap jenjang. 5) Pelaksaan
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa sebagai bidang pendidikan yang
berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak kanak sampai sekolah menengah
tingkat atas termasuk pendidikan luar sekolah 6) Pengadaan program
studi baru untuk memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Kurikulum 1994 hal ini terjadi karena sesuai dengan suasana
pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kependidikan)
yang lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya pada saat itu dibentuklah Tim Basic serience yang salah satu
tugasnya ikut mengembangkan kurikulum sekolah. Tim ini memandang
bahwa materi pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa,
sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan
mendapatkan materi pelajaran yang cukup banyak.
Kurikulum berbasis kompetensi tahun 2002 dan 2004 ialah kurikulum
1994 perlu disempurnakan lagi menjadi kurikulum 2002 sebagai respon
terhadap perubahan struktural dalam pemerintahan dari sentralistik
menjadi desentralistik sebagai konsekuensi logis dilaksanakannya UU
No. 22 DAN 25 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan
petimbangan keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah. 9)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ialah pendidikan nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi manajem pendidikan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib
belajar 9 tahun. Implentasi undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional diturunkan ke dalam sejumlah peraturaran
pemerintahan nomor 19 tahun 2005, tentang standard nasional
pendidikan.
Peraturan pemerintahan ini memberikan arahan tentang perlunya
disusun dan dilaksanakna delapan standar nasional pendidikan, yaitu: (1)
Standard isi, 2) Standar proses, 3) Standar kompetensi, 4) Standar sarana
dan prasarana, 5) Standar pengelolaan, 6) Standar pembiayaan dan 7)
Standar penilaian pendidikan.