KELOMPOK 3A
UNIVERSITAS JEMBER
2020
1. Akreditasi Puskesmas
Dokumen yang dimaksud dalam Akreditasi Puskesmas secara garis besar dibagi atas
dua bagian yaitu dokumen internal dan eksternal. Dokumen tersebut digunakan untuk
membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem manajemen pelayanan.
Regulasi internal tersebut berupa Kebijakan, Pedoman, Standart Operasional Prosedur
(SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan perundangan dan pedoma-
pedoman (regulasi) eksternal yang berlaku.
Agar para pemangku kebijakan Akreditasi Puskesmas memiliki acuan dan
memudahkan alam melakukan proses pembuatan dokumen maka perlu disusun Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas di wilayah Provinsi Jawa Timur.
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 78 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas;
8. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Standart Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan asional (perubahan PMK 99 Tahun 2015);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2015 tentang Komisi Akreditasi
FKTP;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi.
1. Sistematika Rencana Kerja Lima Tahunan Puskesmas dapat disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
Kata Pengantar BAB
I. Pendahuluan
a. Keadaan umum Puskesmas
b. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan.
BAB II. Kendala Masalah
a. Indentifikasi keadaan dan masalah
1) Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Propinsi/ Kabupaten, target kinerja lima tahunan yang harus
dicapai oleh Puskesmas.
2) Tim Pengumpul Data:
a) Data umum
b) Data wilayah
c) Data penduduk sasaran
d) Data cakupan
e) Data Sumber daya
3) Tim melakukan analisis data
4) Alternatif pemecahan masalah
b. Penyusunan Rencana
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Penyusunan rencana:
a) Penetapan strategi pelaksanaan
b) Penetapan kegiatan
c) Pengorganisasian
d) Perhitungan sumber daya yang diperlukan
c. Penyusunn Rencana Pelaksanaan
1) Penjadwalan
2) Pengalokasian sumber daya
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Penggerak pelaksanaan
d. Penyusunan Pelengkapan Dokumen
BAB III. Indikator dan standart kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
BAB IV. Analisis Kinerja
a. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
b. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukung dan penghambat
pencapaian kinerja.
BAB V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
a. Program Kerja dan Kegiatan: erisi program-program kerja yang akan dilakukan
yang meliputi antara lain:
1) Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiata- kegiatan,
misalnya:pelayihan, pengusulan penambahan SDM, seminar, Workshop,dsb.
2) Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiaran-
kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan,dsb.
3) Program Kerja Pengembangan Manajemen, dan seterusnya.
b. Rencana Anggaran : yang merupakan program kerja dan kegiatan-kegiatan yang
direncanakan secara garis besar.
BAB VI. Pemantauan dan Penilaian BAB
VII. Penutup
Lampiran : matriks rencana kerja lima tahunan Puskesmas.
2. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas. Adapun
tahapan penyusunan rencana kinerja lima tahunan Puskesmas adalah sebagai berikut :
Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari Kepala
Puskesmas bersama dengan penanggungjawab upaya Puskesmas dan Pelayanan Klinis.
a. Tim mempelajari RJPMN, rencana strategis Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Propinsi/ Kabupaten, target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh
Pusekesmas.
b. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja.
c. Tim melakukan analisis kinerja.
d. Tim menyusun pentahapan pencapaian indikator kinerja untuk tiap upaya
Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun.
e. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap-tiap indikator kinerja.
f. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala
Puskesmas.
g. Sosialisasi rncana pada seluruh jajaran Puskesmas.
Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form excel) Panduan dalam mengisi
matriks rencana lkinerja lima tahunan.
a. Nomor diisi dengan nomor urut.
b. Pelayanan/ Upaya Puskesmas diisi dengan Pelayanan Klinis (Upaya Kesehatan
Perorangan), dan Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas
tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB, Upaya PKM, dan seterusnya.
c. Indikator diisi dengan indikator-indikator yang menjadi tolok ukur kinerja Upaya/
Pelayanan.
d. Standart diisi dengan standart inerja untuk tiap indikator.
e. Pencapaian diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir.
f. Target pencapaian diisi dengan target-target yang aan dicapai pada tiap tahap
tahunan.
g. Program Kerja diisi dengan program Kerja yang akan dilakukan untuk mencapai
target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya
program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan
sarana, dsb.
h. Kegiatan meruapakan rincian kegiatan unntuk tiap program yang
direncanakan. Misalnya, untuk program pengembangan SDM, kegiatan
Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.
i. Volume diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap
tahapan tahunan.
j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan.
k. Pemeriksaan biaya diisi dengan perkalian antara volume dengan hrga
satuan.
3. Penutup.
Panduan ini disusun dengan harapan akan membantu Kepala
Puskesmas dalam menyusun rencana kinerja lima tahunan, yang kemudian
diuraikan dalam rencana tahunan dalam bentuk Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) dan Rencana Pencapaian Kegiatan(RPK).
Lampiran.
Lampiran 1. Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas.
(Dirjen Pelayanan Kesehatan, 2017)
2. Indikator Keberhasilan Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan disuatu wilayah kerja
Puskesmas,dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan,
maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat. Posyandu
merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas
sumber daya manusia bangsa Indonesia agar dapat membangun dan menolong
dirinya sendiri, sehingga perlu ditinggkatkan pembinaannya. Peningkatan
pembinaan posyandu sebagai pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola untuk
dan oleh masyarakat dengan dukungan pelayanan teknis dari petugas perlu
tumbuh kembangkan perlu serta aktif (Sulistyorini, 2010).
Tingkat Perkembangan Posyandu
Tingkat
Perkembangan Kriteria
Posyandu yang masih belum mantap kegiatannya, masih belum
Posyandu Pratama bisa rutin setiap bulan, dan kader aktifnya terbatas kurang dari 5
Orang
Sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, akan tetapi
cakupan program utamanya masih rendah yaitu kurang dari 50.
Intervensi untuk Posyandu madya antara lain :
Posyandu Madya a. Pelatihan tokoh masyarakat
b. Penggarapan dengan Pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD) untuk menentukan masalah dan
mencari penyelesaian situasi dan kondisi setempat.
IndikatorKeberhasilanPosyandu
Indikator Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu;
S : Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu.
K : Jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS.
D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang.
N : Jumlah balita yang naik berat badannya