NIM : B0901201035
Semen beku merupakan semen segar yang telah diencerkan menggunakan pengencer tertentu,
sesuai proses produksi sehingga beku dan disimpan di dalam nitrogen cair suhu -196 C dalam
kontainer cryogenik (SNI Semen beku sapi 2017). Koleksi semen segar dilakukan umumnya pada
pejantan unggul, yaitu pejantan yang telah diseleksi berdasarkan garis keturunanny, kemampuan
produksi, dan reproduksinya.
* Tanda ⇋ menunjukkan bahwa beberapa balai inseminasi melakukan pengepakan straw terlebih
dahulu, dilanjutkan ekuilibrasi, namun ada juga yang melakukan sebaliknya. Pada dasarnya keduanya
menunjukkan hasil yang sama, hanya saja proses ekuilibrasi yang dilakukan di awal untuk
menghemat straw apabila ternyata sperma tidak beradaptasi dengan baik terhadap perubahan suhu.
Koleksi Semen
Koleksi Semen dimulai dengan persiapan pejantan. Kondisi sekitar penis disesuaikan, seperti
pencukuran rambut preputium, pencucian dengan air bersih / NaCL fisiologis, dan dimandikan.
Vagina buatan dipersiapkan sedemikian rupa untuk semirip mungkin dengan kondisi vagina agar
dapat menstimulasi ejakulasi. Terdapat beberapa poin penting dalam proses ejakulasi agar dapat
terjadi, yaitu suhu, tekanan dari vagina, dan kelembaban. KY Gel hanya diberikan pada 1/3 bagian
depan vagina buatan untuk mengurangi friksi antara ujung penis dengan vagina buatan. Gel hanya
diberikan di bagian mulut untuk mencegah adanya kontaminasi berupa leleran gel yang jatuh pada
tabung koleksi. Suhu vagina buatan yang siap digunakan umumnya sekitar 42-44 C.
Berdasarkan Japan Livestock technology association (2004), kualitas semen dapat terjaga
dengan baik hingga tiga kali koleksi dalam satu hari. Terdapat aturan bahwa ejakulasi minimal dua
kali dalam satu proses koleksi, dan setiap minggunya harus didapatkan minimal dua kali tiap ekor
pada proses koleksi. Jeda waktu antar ejakulasi sebaiknya sekitar 30 menit – 1 jam tergantung
individu sapi.
Evaluasi Semen
Semen kemudian dievaluasi, baik secara makroskopis dan mikroskopis. Untuk mencegah
temperature shock akibat perubahan lingkungan, maka tabung semen dihangatkan pada waterbath
dnegan suhu 34 C. Evaluasi mikroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, dan pH. Sedangkan
evaluasi mikroskopis meliputi gerakan massa, motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa,
viabilitas (spermatozoa hidup dan mati), dan abnormalitas.
Gerakan massa adalah gerakan spermatozoa secara masif (awan spermatozoa), dapat terlihat
pada pembesaran mikroskop 10x, dan dinilai dari kecepatan pergerakan dan juga tebal tipisnya
“awan” yang bergerak. Motilitas spermatozoa dinilai secara individual, baik kecepatan atau
perbandingan antar bergerak aktif maupun yang tidak bergerak. Motilitas dinilai dengan media
komputer (CASA) atau secara subjektif kuantitatif. Konsentrasi spermatozoa adalah jumlah
spermatozoa dalam 1 ml semen, dan dapat diukur dengan menggunakan CASA maupun Photometer
SDM 4,5, dan 6. Abnormalitas spermatozoa dinilai apakah ada penyimpangan dari bentuk dan
morfologi satu spermatozoa. Umumnya dilakukan hanya untuk seleksi pejantan, atau saat pertama
kali masuk kandang/tempat baru.
Pengenceran
Bahan yang umum digunakan sebagai pengencer adalah Skim, kombinasi tris sitrat, fruktosa,
yolk, dan kombinasi tris, laktosa, sitrat, rafinosa, dan yolk. Pengencer komersial juga sering
digunakan. Pengenceran dapat dilakukan secara 1 tahap, 2 tahap, dan lebih dari dua tahap.
Direkomendasikan pengenceran 1 tahap, karena untuk mencegah perubahan suhu terus menerus
akibat pembukaan tutup coolpot berulang”.
Equilibrasi
Equilibrasi adalah periode yang diperlukan spermatozoa sebelum pembekuan untuk
menyesuaikan diri dengan pengencer agar kematian spermatozoa akibat pembekuan yang berlebihan
dapat dicegah.Bisa dilakukan selama 2 jam dalam Cooltop.