Muhammad Farhan
B0901201035
IMMUNITY MANAGEMENT
Pemateri : Drh. Darwela Nuraisyah
,Moderator : Bayu Febram Prasetyo, S.Si, Apt, M.Si
Presentasi dibawakan oleh Drh. Darwela Nuraisyah, seorang kolega lulusan FKH
IPB’35 dan menjabat sebagai Companion Animal Business Unit Head di PT Zoetis Animal
Health Indonesia. Beliau memiliki pengalaman yang cukup banyak mengenai dunia vaksinasi,
sehingga ilmu yang akan beliau bagikan ini dirasa sangat penting dalam membangun
kompetensi seorang dokter hewan bagi mahasiswa PPDH IPB tahun 2020/2021. Topik dalam
presentasi ini mencakup tentang vaksinasi pada hewan kecil (terutama kucing), dan kemudian
dibagi lagi menjadi tujuh subbab.
2. Vaccine types
Vaksin, berdasarkan jenis komponennya terbagi menjadi tiga, yaitu vaksin Inactivated
(mati), Modified Live Vaccine (MLV), dan rekombinan. Perbedaan yang paling mendasar
terddpat pada jenis antigen vaksin yang digunakan. Vaksin mati menggunakan antigen (virus)
yang sudah dalam keadaan mati, sehingga tingkat imunogenisitas dan kereaktifan lebih rendah
dibanding vaksin yang lain. MLV menggunakan virus yang masih hidup tetapi dalam kondisi
dilemahkan, sehingga imunitas tubuh dapat merespon lebih baik, dan sangat reaktif terhadap
perubahan suhu. Vaksin rekombinan adalah vaksin yang menggunakan bantuan
mikroorganisme non virus yang dikodekan oleh protein/gen patogen dari virus yang
bersangkutan. Vaksin ini umumnya dapat membuat titer protektif yang bertahan cukup lama,
seperti rabies dan FeLV.
3. Protection by MLV Vaccines in an Outbreak
Apabila terjadi outbreak/wabah, maka tindakan yang tepat untuk dilakukan ialah
melakukan vaksinasi massal kepada kucing yang rentan. Sebagai contoh, apabila terjadi
outbreak FPV, maka semua kucing pada daerah tersebut dilakukan vaksinasi secepatnya, baik
domestik maupun liar (shelter). Untuk kucing yang sudah terinfeksi, program isolasi perlu
dilakukan. Untuk kucing shelter, langsung diberikan MLV dengan rute subkutan dengan
rentang waktu dua minggu tiap pemberian vaksin dan boosternya. Kitten liar pun juga
sebaiknya divaksinasi, kurang lebih setelah kira” umurnya mencapai 4 bulan (dengan asumsi
maternal antibody sudah berkurang). Proteksi kemudian muncul sekitar 3-5 hari setelah
vaksinasi kedua.