Anda di halaman 1dari 9

Nama : Deddy Hartarto

Nim : J520170023

SKENARIO 4

BLOK 17

A. STEP 1

1. Protusif : keadaan rahang gigi lebih ke anterior

2. Overjet : jarak horizontal antara incisal edge rahang atas dan bawah

3. Garis simon : bidang vertical yang melalui titik orbital dan tegak lurus FHP

4. Malposisi : kelainan bentuk pada posisi gigi

5. Determinasi lengkung : metode untuk menentukan ruang dalam perawatan

ortho. Merupakan penyederhanaan dari metode kesling

6. Diskrepansi : selisih antara ruang yang tersedia dengan ruang yang

dibutuhkan

B. STEP 2

1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam perawatan ortodonti! (Fariha 21 )

2. Apa saja cara-cara yang digunakan untuk mencari ruang? (Puspa 22)

3. Apa saja kendala atau keterbatasan dalam perawatan ortodonti ( Deddy 23)

4. Jelaskan etiologi maloklusi! ( Oktavia 25)

5. Pertimbangan apa saja yang perlu diketahui dalam menyusun rencana perawatan

berdasarkan diagnosis? ( Rifkah 26)

6. Sebutkan dasar penetapan diagnosis ortodonti! ( Feby 27)

7. Jelaskan arti dari hasil pemeriksaan objektif pada pasien di skenario! (Alma 28)

8. Bagaimana cara menyusun rencana perawatan ortodontik? (Dea 29)


9. Apa saja hal yang harus dievaluasi dokter gigi sebelum melakukan perawatan

ortodonti? (Regita 30)

10. Bagaimana penentuan tipe maloklusi dan sebutkan macam-macam tipe maloklusi!

(Sandi 32)

C. STEP 3

1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam perawatan ortodonti! (Fariha 21 )

Jawaban : (puspa 22)

a. Ortodontik pencegahan : tindakan yang menghindarkan segala pengaruh yang

dapat mengubah jalannya perkembangan yang normal agar tidak terjadi malposisi

gigi dan hubungan rahang yang abnormal.

b. Ortodontik interseptif : tindakan / perawatan ortodontik pada malpklusi yang

mulai tampak dan sedang berkembang

c. Ortodontik korektif / kuratif : tindakan perawatan pada maloklusi yang sudah

nyata terjadi

2. Apa saja cara-cara yang digunakan untuk mencari ruang? (Puspa 22)

3. Apa saja kendala atau keterbatasan dalam perawatan ortodonti ( Deddy 23)

Jawaban : (oktavia 25)

a. tingkat keparahan sebelum perawatan.

b. kesepakatan yang telah ditetapkan sebelum perawatan untuk mencapai tujuan

terbatas.

c. abnormalitas ukuran , bentuk , dan jumlah gigi

d. penyimpangan pola erupsi gigi

e. timbulnya komplikasi medis akibat faktor sistemik

4. Jelaskan etiologi maloklusi! ( Oktavia 25)


5. Pertimbangan apa saja yang perlu diketahui dalam menyusun rencana perawatan

berdasarkan diagnosis? ( Rifkah 26)

Jawaban : (Feby 27)

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

a. Kelainan dental, skeletal, atau dentoskeletal

b. koreksi kelainan dental, skeletal, atau dentoskeletal

c. memerlukan tindakan bedah atau tidak

d. modifikasi pertumbuhan atau kamuflase

6. Sebutkan dasar penetapan diagnosis ortodonti! ( Feby 27)]

Jawab : ( Deddy 23)

a. Kriteria diagnostik esensial

 anamnesis dan riwayat kasus

 pemeriksaan atau analisis klinis yang terdiri dari pemeriksaan umum

( jasmani dan mental) dan khusus (intraoral dan ekstraoral)

 analisis model studi: pemeriksaan dan pengukuran pada model studi :

o Lebar mesiodistal gigi

o Lebar lengkung gigi

o Panjang / tinggi lengkung gigi

o Panjang perimeter lengkung gigi

 analisis fotometri : pemeriksaan dan pengukuran pada foto profil dan

foto fasial pasien meliputi tipe profil, bentuk muka, bentuk kepala

 analisis foto rontgen

b. Kriteria diagnostik tambahan

 analisis sefalometri

 analisis elektromyografi (EMG)


 radiografi pergelangan tangan

 pemeriksaan laboratorium

7. Jelaskan arti dari hasil pemeriksaan objektif pada pasien di skenario! (Alma 28)

Jawab : (Sandi 32)

a. cusp mesiobuccal M1 rahang atas beroklusi dengan buccal groove M1 rahang

bawah yang mana artinya maloklusi pasien termasuk maloklusi klas I angle

b. garis simon 1/3 distal caninus rahang atas berada di interdental Caninus

rahang bawah dan Premolar 1 Rahang bawah artinya rahang atas dan rahang

bawah normal tidak retrusif atau protrusive

c. gigi anterior rahang atas protusif (Overjet 8 mm) artinya overjet pasien

berlebihan (normalnya : 0-4 mm)

8. Bagaimana cara menyusun rencana perawatan ortodontik? (Dea 29)

Jawab : (Fariha 21)

Rencana perawatan ortodonti disusun berdasarkan :

 data hasil pemeriksaan, pengukuran dan perhitungan

 diagnosis

 etiologi maloklusi

 data penunjang

 prognosis

 status pasien

9. Apa saja hal yang harus dievaluasi dokter gigi sebelum melakukan perawatan

ortodonti? (Regita 30)

Jawab : (Rifkah 26)


 pahami kasus yang akan dirawat, bagian mana komponen oklusi yang

mengalami kelainan, apakah maloklusi melibatkan skeletal, dental, atau

kombinasi keduanya

 evaluasi pengetahuan dan keterampilan dokter gigi

 sadari keterbatasan internal yaitu keterbatasan yang ada pada dokter yang

merawat

 waspadai keterbatasan eksternal seperti keadaan pasien dan kondisi

lingkungan

 bangun komunikasi dan kerjasama yang baik dengan pasien

10. Bagaimana penentuan tipe maloklusi dan sebutkan macam-macam tipe maloklusi!

(Sandi 32)
D. STEP 4 Mahasiswa
kepaniteraan FKG
UMS

Pemeriksaan Model Studi


Objektif Kasus Ortodonti

Hasil :

 Malposisi gigi individual :


- Gigi 12 mesiolabiotorsiversi
- Gigi 11 labioversi
- Gigi 21 labioversi
- Gigi 22 distolabiotorsiversi
- Gigi 23 palatoversi
- Gigi 31 mesiolinguotorsiversi
- Gigi 32 labioversi
- Gigi 43 distolabiotorsiversi
 Perhitungan :
- Lebar m-d gigi 14 : 7,60 mm; gigi 24: 7,62 mm; gigi 34: 7,2 mm; gigi 44: 7,3
mm
 Howes : Indeks FC 35% = <normal(44%) = crowding/rahang tidak mampu
mencakup gigi geligi dengan baik dan stabil
 Determinasi Lengkung:
RA kanan : -4,00 mm
RA kiri : -3,8 mm

Hasil :

 Cusp mesiobukal M1 RA beroklusi dg Buccal groove M1 RB = Klas I Angle


 Garis simon: 1/3 distal kaninus RA berada di interdental C dan P1 RB = rahang atas
dan rahang bawah normal (tidak retrusi atau protrusi)
 Gigi anterior RA protrusive (overjet 8 mm) = berlebihan (normal: 0-4 mm)
 Tidak ada pergeseran midline RA dan RB
 Oral Hygiene baik, tidak ada karies

Cara Pencarian
Tahapan Perawatan
Ruang
E. STEP 5

1. Apa saja cara-cara yang digunakan untuk mencari ruang? (Puspa 22)

2. Jelaskan etiologi maloklusi! ( Oktavia 25)

3. Bagaimana penentuan tipe maloklusi dan sebutkan macam-macam tipe maloklusi!

(Sandi 32)

F. STEP 6

1. Apa saja cara-cara yang digunakan untuk mencari ruang? (Puspa 22)

Pada proses perkembangan gigi anak, space regainer adalah alat aktif yang

digunakan untuk memperoleh kembali ruangan yang telah menyempit pada

lengkung gigi. Fungsi space regainer tidak menciptakan ruangan yang baru tetapi

untuk mendapatkan kembali ruangan yang pernah ada akibat shifting/drifting gigi

yang telah mengalami penyempitan.

Rachmadani, A., & Jeffrey, J. (2020). Perawatan Space Regainer pada Premature

Loss Gigi Molar Sulung Rahang Atas dan Bawah–Laporan Kasus. Oceana

Biomedicina Journal, 3(2), 86-102.

2. Jelaskan etiologi maloklusi! ( Oktavia 25)

Pengelompokan faktor-faktor etiologi maloklusi dimaksudkan untuk

mempermudah identifikasi kelainan oklusi yang ada (Moyers, 1969). Graber

(1962) membagi faktor etiologi maloklusi menjadi 2, yaitu ekstrinsik dan

intrinsik. Fak- tor ekstrinsik meliputi herediter, kelainan bawaan, malnutrisi,

kebiasaan buruk, dan malfungsi, postur tubuh, dan trauma, sedangkan kelainan

jumlah, bentuk dan ukuran gigi, premature loss, prolonged retention dan karies

gigi desidui, termasuk faktor intrinsik etiologi maloklusi. Lesmana (2003)

menyatakan bahwa faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan maloklusi bahkan


menyebabkan kelainan ben- tuk wajah, jika memapar tulang-tulang wajah,

gigigeligi, sistem neuromuskular, ataupun jaringan lunak mulut, dalam jangka

waktu lama. Keseimbangan bentuk wajah dan perkembangan oklusi normal

dipengaru- hi oleh 3 faktor yaitu fungsi normal rongga mulut, postur kepala dan

morfologi kraniofasial (Subtelny, 1970; Solow, 1984; Yamaguchi, 2003). Fungsi

normal mulut berperan dalam mempertahankan postur kepala, dan berkaitan erat

dengan perkembangan oklusi. Fungsi abnormal rongga mulut seperti kebiasaan

mendo- rong lidah, mengunyah satu sisi dan bernafas lewat mulut, dapat

menyebabkan maloklusi (Yamaguchi, 2003). Tingkat keparahan 2 maloklusi yang

timbul, dipe- ngaruhi oleh frekuensi, intensitas dan lamanya melakukan kebiasaan

buruk terse- but (Lesmana, 2003).

ARP, K. (2012). Bernafas lewat mulut sebagai faktor ekstrinsik etiologi

maloklusi. J Maj Ilmiah Sult Agu, 48(123), 1-19.

3. Bagaimana penentuan tipe maloklusi dan sebutkan macam-macam tipe maloklusi!

(Sandi 32)

Untuk menentukan tipe maloklusi subjek dilakukan digital examination

dengan cara palpasi mengunakan jari telunjuk pada cekungan dari basis bibir atas

(titik A jaringan lunak) dan jari tengah pada cekungan dari basis bibir bawah (titik

B jaringan lunak).5,8 Pemeriksaan tersebut menggambarkan hubungan rahang

atas dan rahang bawah yang dapat digunakan menentukan klasifikasi maloklusi.

Analisis profil wajah dari foto ekstraoral juga digunakan sebagai data penunjang

penentuan tipe maloklusi karena dari analisis profil dapat diketahui relasi rahang

yang dapat menunjang hasil digital examination. Berdasarkan analisis profil wajah
juga didapatkan derajat kecembungan profil tiap subjek menggunakan tangent

line.

Wijayanti, P., Krisnawati, I. N., & Ismah, N. (2014). Gambaran maloklusi dan

kebutuhan perawatan ortodonti pada anak usia 9-11 tahun (Studi pendahuluan di

SD At-Taufiq, Cempaka Putih, Jakarta). Jurnal PDGI, 63(1), 25-9.

Anda mungkin juga menyukai