Anda di halaman 1dari 7

Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Dan Supervisi Pengawas Di Masa Pandemi

Dengan Media Google Forms

PENDAHULUAN

Sejak beberapa bulan yang lalu kita ketahui bersama bahwa dunia digemparkan dan
diresahkan dengan makhluk kecil  yang hampir tak kasat mata namun dengan efek
yang luara biasa yaitu corona atau coronavirus, virus yang menyebabkan timbulnya
sebuah penyakit yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO dinamai sebagai Covid-
19, yaitu kependekan dari “Co” untuk “corona”, “Vi” untuk “virus”, dan “D”
untuk disease yang berarti ‘penyakit’. Dan angka 19 tersebut merujuk pada kemunculan
wabah tersebut, yakni pada akhir tahun 2019. Bahkan Pada tanggal 11 Maret  2020
WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi.
(https://kids.grid.id/read/472113686/perbedaan-virus-corona-dan-covid-19-beserta-
kepanjangannya-wajib-tahu?page=all). Adapun definisi Pandemi sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke tiga terbitan Balai Pustaka
adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya
beberapa benua, atau di seluruh dunia. Meskipun sangat kecil, akan tetapi makhluk ini
mempunyai efek yang luara biasa hebat di seluruh dunia, baik efek negative maupun
efek positif. Efek yang ditimbulkan oleh makhluk bernama corona ini dirasakan oleh
semua lapisan masyarakat  pada semua lini,  baik di dunia Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya, demikian juga di dunia Pendidikan. Untuk memutus rantai penularan Virus
corona, ahirnya pemerintah memutuskan untuk memberlakukan pembelajaran jarak
jauh   yang diawali oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memutuskan untuk
meliburkan sekolah selama dua pekan mulai Senin (16/3/2020)
(https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/15/18504911/hari-pertama-belajar-di-
rumah-siswa-akan-diberi-materi-tentang-covid-19) kemudian diikuti oleh beberapa
daerah  lain sesuai dengan perkembangan keadaan pandemi di masing- masing
daerah, dan dilanjutkan dengan kebijakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dari rumah. Siswa melakukan KBM dengan belajar dari rumah (BDR), guru
melakukan KBM dengan bekerja dari rumah atau biasa dikenal dengan istilah Work
from Home (Bekerja dari rumah)

Ahirnya seperti kita lihat bersama bahwa dengan adanya pandemi,  kebijakan WFH dan
BDR, semua rencana kegiatan pada lembaga  pendidikan khususnya di Indonesia
harus di revisi menyesuaikan dengan kebijakan dari pemangku kepentingan, dalam hal
ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta fihak lain yang terkait. Semua
sumber daya manusia yang berhubungan  dengan lembaga pendidikanpun harus
memutar otak  mencari jalan keluar dengan mengubah pola dan strategi kerjanya untuk
memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) harus tetap berjalan sesuai
rencana.

PEMBAHASAN
Selain guru, fihak  yang harus memastikan keberlangsungan KBM walaupun dengan
cara Pembelajaran Jarak Jauh/ Belajar dari rumah adalah  Pengawas
sekolah/madrasah yang biasa dikenal dengan sebutan Pengawas pendidikan, di mana
mereka juga bertanggung jawab terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut di
wilayah binaannya masing masing. Pengawas madrasah adalah salah satu pelaku
utama dalam memainkan peranan penting dalam suatu madrasah. Pengawas memiliki
peran yang signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu
disekolah.  Adapun tugas pokok seorang pengawas (supervisor) menurut Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 Th. 2010
tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya seperti tertulis
dalam Buku Kerja Pengawas dari Kementerian Pendidikan Nasional Th. 2011 hal 8
adalah: melaksankan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan , pelaksanaan pembinaan,
pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan, penilaian,
pembimbingan dan pelatihan  Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan,
dan pelaksanaan  tugas kepengawasan di daerah khusus.

Sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 143 tahun 2014
bahwa ruang lingkup  tugas,  tanggung  jawab  dan wewenang seorang Pengawas
pendidikan adalah  untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan
manajerial pada satuan pendidikan. Oleh karena itu  seorang Pengawas harus
meyakinkan  bahwa Pelaksanaan KBM walaupun dilakukan Jarak Jauh harus betul
betul terlaksana dengn baik. Di masa pandemi inilah  kinerja dan profesionalitas
pengawas di uji, walaupun sesungguhnya semua pegawai pada semua lini juga di uji
kinerja dan keprofesionalitasannya. Dengan pandemi,  mengakibatkan perubahan
strategi dan pola kerja pada Pengawas Pendidikan. Mereka disibukkan dengan
perencanaan pelaksanaan tugas pengawas dengan menggunakan  model berbeda,
yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya.

Sesuai dengan PMA No 2 Tahun 2012 Tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas
PAI Pada Sekolah pada Bab I Pasal 3 menyatakan  bahwa Pengawas   Madrasah    
adalah     Guru    Pegawai  Negeri Sipil   yang    diangkat dalam jabatan      fungsional    
pengawas    satuan      pendidikan    yang    tugas, tanggungjawab,       dan    
wewenangnya    melakukan    pengawasan     akademik dan  manajerial pada 
Madrasah. Kemudian paa Bab II Pasal 4 menyatakan juga bahwa  Pengawas
Madrasah   mempunyai  fungsi   melakukan:

1. Penyusunan  program  pengawasan   di bidang   akademik   dan   manajerial;


2. Pembinaan dan  pengembangan   madrasah;
3. Pembinaan, pembimbingan,       dan      pengembangan       profesi       guru
madrasah;
4. Pemantauan  penerapan   standar    nasional  pendidikan;
5. Penilaian hasil   pelaksanaan    program  pengawasan;   dan
6. Pelaporan   pelaksanaan    tugas   kepengawasan.
Demikian juga  apabila kita lihat Ruang lingkup tugas pengawas sekolah Sesuai
dengan Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 21 Tahun 2010 Pasal 5 disebutkan Tugas
Pokok  Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan
manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan,
pelaksanaan pembinaan, pemantuan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah
khusus.

Seperti telah di uraikan di atas bahwa di masa pandemi pelaksanaan KBM dilakukan
dengan cara Pembelajaran Jarak Jauh hal ini membuat para pengawas merubah
skinario kerjanya, yang tadinya salah satu cara kerja pengawas adalah  berkunjung ke
lembaga/sekolahan untuk bertemu dengan guru, kepala dan tenaga kependidikan
lainnya, ahirnya para pengawas harus bekerja secara mandiri dari rumah sekaligus
dengan berbagai keterbatasannya. Salah satu tugas pengawas adalah melakukan
pemantauan pelaksanaan 8 standar nasional pendidikan yaitu 1) standar kelulusan 2)
standar Isi, 3) standar proses, 4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) standar
sarana pra sarana, 6) standar pengelolaan, 7) standar pembiayaan dan 8) standar
penilaian.  Di sinilah keprofesionalan pengawas di uji. Bisakah seorang pengawas
menggali informasi terkait pemenuhan tugasnya tanpa bertemu dengan orang yang
memiliki informasi tersebut. Dalam hal ini guru, kepala Madrasah dan tenaga
kependidikan lainnya. Para pengawas ahirnya harus mencari alternative cara untuk
melakukan terobosan terobosan baru dalam melakukan pemantauan, dikarenakan
tugas kepengawasan tidak memungkinkan   dilakukan dengan berkunjung ke lembaga
secara maksimal ataupun sangat membatasi bertemunya dengan banyak orang untuk
ikut mensukseskan pemutusan rantai penularan Covid-19.

Adapun menurut  penulis yang paling menarik untuk di pantau pada era pandemi
dengan pembelajaran jarak jauh ini adalah pemantauan Standar ke 3 (tiga), atau
dikenal dengan  standar  proses. Yaitu pemantauan dari seorang pengawas tentang
bagaimana seorang guru melakukan perencanaan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, melakukan penilaian pembelajaran, melakukan analisi hasil penilaian 
dan melakukan tindak lanjut dari hasil analisis tersebut. (Walaupun 7 tujuh standar
lainnya juga menarik dan harus dipantau.

Bagi pengawas yang mau belajar dan berani keluar dari zona nyaman,   pada masa
pandemi ini mereka bisa mendapatkan  berkah (memperoleh efek positif dari corona)
sedang bagi pengawas yang senang berada di zona nyaman, maka pandemic ini akan
menjadi penghambat untuk melakukan pekerjannya, untuk meningkatkan
keprofesionalitasannya,  karena hanya bekerja dari rumah ataupun dari kantor saja,
tanpa bisa / berani banyak melakukan kunjungan ke lembaga. Ahirnya mereka kesulitan
mendapatkan informasi terkait tugas kepengawasannya dan kesulitan untuk
memberikan masukan pada lembaga apabila lembaga wilayah binaannya mengalami
berbagai hambatan dan kesulitan untuk membuat laporan kepada atasan di kantornya.
Andaipun pengawas mau melakukan kunjungan ke lembaga pendidikan maka harus
dilakukan dengan kehati hatian yang tinggi dan dengan protocol kesehatan yang betul2
maksimal agar tidak kena efek negative dari corona. Itupun hanya bisa dilakukan mana
kala warga sekolah tidak melakukan pekerjaan dengan Work From Home.

Lalu apa yang bisa dilakukan oleh pengawas yang mau keluar dari zona nyaman, suka
tantangan dan berniat untuk memecahkan masalah? Dan bagaimana caranya…?.
Itulah beberapa pertanyaan yang menarik untuk diulas pada tulisan ini. Menurut
pengalaman penulis, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh pengawas dalam
menjalankan tugasnya di masa masa sulit ini (pandemi). Antara lain pengawas punya
waktu banyak untuk belajar dari buku, majalah, koran ataupun dari  media social lain
nya -hususnya dari layanan Brouser pada Google yang bisa kita lakukan dalam
genggaman jari saja tanpa halangan yang berarti untuk mencari alternative cara seperti
apa yang bisa dilakukan dalam melakukan tugasnya secara efektif.

Di era modern ini banyak yang bisa kita dapatkan untuk mengembangkan profesi kita
walaupun kita  hanya  diam di rumah saja (stay at home). Antara lain pengawas bisa
mempelajari dan mencoba beberapa hal terkait dengan peningkatan kompetensinya,
yaitu dengan berbagai kursus, diklat atau seminar virtual (baik melalui zoom ataupun
media social lainnya). Pengawas bisa mendapatkan ilmu sebanyak banyaknya dan
memperoleh bonus berupa sertifikat baik gratis maupun ada beberapa yang harus
bayar sekedar untuk ongkos desain sertifikat, karena hasil sertifikat nantinya akan di
kirim berupa PDF melalui media social di akun masing masing. Sedangkan untuk
melakukan pemantauan dan supervisi, pengawas bisa mempelajari dan mencoba
memanfaatkan layanan jasa kecanggihan IT, antara lain layanan dari Google yaitu
Google Drive dan berupa Google Forms.

Untung ada Google Forms.  Dialah  media yang sangat membatu tugas-tugas penulis
dalam mengumpulkan dan menggali informasi baik dari guru kepala sekolah ataupun
tenaga kependidikan lainnya. Baik menggali informasi tentang kelembagaan,
kesiswaan, guru, kepala  maupun informasi lainnya dengan tanpa melakukan  tatap
muka pada mereka. Dengan tak kenal lelah pengawas yang mau keluar dari zona
nyaman mempelajari bagaimana membuat dan menggunakan Google Form. Apa
manfaanya, bagaimana cara melihat hasil isian instrumen yang telah dibuat melalui
Google Forms  untuk mendapatkan informasi dari guru dan lain sebagainya.

Apakah Google Forms itu ?. Google Forms (bersama dengan Documents,


Spreadsheet, dan Slide) adalah bagian dari rangkaian alat aplikasi online Google untuk
membantu kita dalam menyelesaikan lebih banyak hal di browser kita secara gratis.
Mudah digunakan dan salah satu cara termudah untuk menyimpan data langsung ke
spreadsheet dan itu adalah sidekick terbaik dari Google Sheets Spreadsheet. Google
Form adalah inovasi dari Google Docs yang dapat digunakan untuk membuat
pertanyaan berupa kuisioner atau formulir pendaftaran sebuah acara secara online,
mengelola pendaftaran acara, membuat polling quick count pendapat dengan cepat
melalui Google, dan sebagainya. Dengan Google Forms, kitapun dapat membuat dan
menganalisis survei dengan benar di web kita. Kita mendapatkan hasil instan saat
mereka masuk dan kita dapat meringkas hasil survei sekilas dengan diagram serta
grafik. (https://www.jetorbit.com/blog/mengenal-lebih-dekat-dengan-google-form/).
Apabila  hari ini, waktu ini, era ini  tidak berada pada masa pandemi, darurat, maka
penulis yakin sebagian besar pengawas tidak sepenasaran dan serajin  ini untuk
belajar, hususnya Google Forms. Mereka tetap mengandalkan bekerja secara manual,
menggali informasi dengan cara berkunjung ke lembaga wilayah binaan masing masing
dengan mengandalkan form dan instrument yang telah disiapkan dari rumah, kemudian
hasil isian dari guru tersebut sampai di kantor direkab satu per satu dalam word
ataupun exel sesuai kebutuhan untuk dianalisa dan baru dibuat laporan. Betul betul
menguras energy dan fikiran. Akan tetapi dengan bantuan media Google Forms
pekerjaan pengawas sangat terbantukan.

Untung ada Google Forms. Dengan bantuan Google Forms Penulis bisa membuat
instrument dan melakukan monitoring /& supervisi  kepada kepala, guru dan tenaga
kependidikan lainnya,  bisa menggali informasi dengan akurat dan cepat, sehingga
dengan cepat dan akurat pula penulis bisa memastsikan  keberadaan sebuah lembaga,
apakah KBM dan kegiatan lainnya berjalan lancar walaupun pembelajaran dilakukan
dengan jarak jauh, apakah madrasah mengalami banyak kendala, apa bila banyak
kendala sehingga penulis bisa segera mengetahui permasalahannya dan bisa segera
membantu untuk mencari jalan keluar. masih banyak lagi informasi yang bisa digali dari
madrasah di wilayah binaan terkait dengan pelaksanaan KBM di era pandemi.

Sejak pembelajaran  dengan model KBM jarak jauh dan bekerja dari rumah
diberlakukan, maka sejak itu pula penulis sebagai seorang Pengawas Madrasah
menggunakan bantuan dengan media Google Forms untuk bisa memantau jalannya
kegiatan sebuah lembaga/madrasah di wilayah binaan. Adapun sesuai dengan SK
Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Klaten, wilayah binaan penulis meliputi 5
(lima) kecamatan yang terdiri dari Kecamaan Wedi, Kec. Cawas, Kec. Kalikotes, Kec.
Klaten Utara dan Kec Klaten Selatan, dengan jumlah lembaga secara keseluruhan
adalah  sejumlah 46 (empat puluh enam) lembaga terdiri dari 8 Madrasah Ibtidaiyah
(MI) dan 38 Roudhotul AThfal (RA) dan Bustanul Athfal (BA). Sampai tulisan ini dibuat,
yang sudah dilakukan oleh penulis untuk menggali informasi ataupun melakukan tugas
kepengawasan hususnya monitoring dan supervisi dengan bantuan  Google Forms
antara lain dengan membuat 1) Instrumen Penilaian Kinerja Guru di masa Pandemi
Covid-19, 2) Instrumen pelaksanaan  KBM ssecara Daring atau Jarak Jauh, 3)
Instrumen monitoring Penilaian Ahir Semester II secara Daring, 4). Instrumen
Penerimaan Peserta Didik Baru secara Daring, 5). Instrumen Monitoring Kelulusan
Madrasah Ibtidaiyah secara Daring 6.) Instrumen Kesiapan Protokol Kesehatan pada
lembaga secara Daring.

Dari instrument yang pertama, yaitu Instrumen Penilaian Kinerja Guru di masa Pandemi
Covid-19,  penulis bisa menggali informasi/memonitoring terkait dengan bagaimana
guru melakukan kegiatan mengajarnya, bagaimana dan apakah  guru membuat
perencanan pembelajaran dengan detail (mulai dari membuat RPP, melaksanakan
scenario dari RPP tadi dalam kegiatan pembelajaran, melakukan penilaian dan
bagaimana guru melakukan tindak lanjut dari hasil analisa penilaiannya, menyiapkan
silabus, menggunakan media dan sumber belajar dan lain lain. Walaupun  tentunya
hasil kegiatan itu tidak bisa maksimal dikarenakan dalam keadaan pandemi  dan
darurat.

Instrumen yang ke dua penulis bisa menggali informasi tentang bagaimana para guru
melakukan KBM dengan Jarak jauh, menggunakan model Daring, Luring atau Blanded,
kesulitan apa yang dialami guru, orang tua dan siswa serta beberapa masukan dan
harapan kepada pengawas, yayasan serta kantor seksi pendidikan madrasah. Adapun
Instrumen yang ke tiga penulis bisa menggali informasi tentang bagaimana kegiatan
Penilaian Akhir Semester bisa terlaksana walaupun dilaksanakan dengan pembelajaran
Jarak Jauh, metodenya seperti apa, dengan media apa kegiatan PAS itu dilaksanakan
sekaligus permaslahan apa yang dialami oleh guru.

Adapun insrumen yang ke empat penulis bisa menggali informasi tentang bagaimana
pelaksanaan kegiatan  Penerimaan Peserta Didik Baru dilaksanakan di era pandemi ini.
Adakah kenaikan ataukah malah terjadi penurunan animo calon siswa baru apabila
dibandingkan dengan kegiatan PPDB tahun kemarin. Pada instrument ke lima, yaitu
terkait dengan hasil kelulusan siswa pada madrasah, penulis bisa menggali informasi
tentang berapa jumlah sisw yang lulus dan berapa jumlah siswa yan tidak lulus pada
Tahun Ajaran 2019/2020, prosentase animo siswa dalam melanjutkan belajar apakah
melanjutkan ke pondok pesantren, SMP ataukah MTs. Sedangkan instrument terakhir
atau yang ke enam adalah instrument tentang   Kesiapan Protokol Kesehatan pada
madrasah untuk menghadapi KBM di era pandemi ini, yang merujuk pada Surat
Keputusan Bersama empat menteri yaitu menteri Pendidikan dan kebudayaaan,
menteri Agama, menteri Kesehatan dan menteri dalam Negeri.

Dalam keadaan biasa, untuk melakukan kunjungan dalam rangka memonitor satu
macam kegiatan saja, penulis melakukannya berhari hari. Hal ini dikarenakan jumlah
madrasah binaan yang cukup banyak dan tersebar di beberapa kecamatan. Akan tetepi
dengan menggunakan bantuan media Google Form, penulis bisa melakukan kegiatan
untuk menggali informasi di beberapa madrasah di wilayah kecamatan yang berbeda
dan berjauhan jaraknya dengan sangat cepat, tanpa banyak menguras tenaga, fikiran,
waktu dan tidak membutuhkan biaya transportasi namun hasilnya  sangat akurat.
Dengan demikian hasilnya bisa segera di analisa, dibuat kesimpulan dan di buat
laporan serta segera bisa ditindak lanjuti apabila ada masalah yang harus segera di
selesaikan. Jadi  sungguh sangat efektif dan sangat membantu penulis dalam
melaksanakan tugas .

PENUTUP

Itulah hasil belajar dan putar otak penulis untuk mengantisiasi bagaimana keadaan
yang sangat memprihatinkan ini, sangat darurat ini, sehingga mau tidak mau penulis
harus melakukan pekerjannya, melakukan tupoksinya dengan terobosan baru, dengan
media yang tadinya belum pernah digunakan bahkan tidak ada sedikitpun terbersit 
dalam fikiran untuk bisa melakukan pekerjaan dengan seefektif ini, walaupun dengan
syarat harus mau belajar, harus mau keluar dari zona nyaman, harus mau beradabtasi
dengan keadaan. Pandemi tidak kita lihat sebaga musibah semata akan tetapi pandemi
harus kita lihat dari sisi positifnya juga. Dengan Google Forms, seorang pengawas bisa
mengatasi permasalahan yang dihadapinya, hususnya dalam melakukan tugas pokok
dan fungsinya, yaitu melaksanakan monitoring dan atau supervisi di wilayah binaan
pada masa pandemi, pada masa di mana kita tidak boleh banyak melakukan kegiatan
berkerumun, pada masa di mana siswa-siswi melakukan kegiatan belajar dari rumah,
pada masa di mana guru melakukan kegiatan mengajar juga dari rumah.
Alhamdulillah… untung ada Google Forms. Semoga Allah tetap melindungi dan
memberi kesehatan kepada  kita semua. Amiin.

Penulis :
Isna Rokhmawati
Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kab. Klaten

Anda mungkin juga menyukai