Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA


DALAM MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MELALUI PEMBINAAN TERSTRUKTUR

Nama : Yustiandi, M.Pd.


NIP : 19850711 200902 1 001
Instansi : SMAN CMBBS
Pangkat / Gol : Penata Muda Tk. I / III.d
Jabatan : Guru Muda
Sekolah Magang : SMAN CMBBS

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN


2021
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Proposal Laporan Penelitian


Tindakan Kelas dengan judul “UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU
SMA DALAM MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MELALUI PEMBINAAN TERSTRUKTUR” seluruhnya merupakan hasil karya
saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan proposal penelitian tindakan


sekolah yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam
sumbernya secara jelas sesuai dengan dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam Laporan Penelitian


Tindakan Kelas ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pandeglang, November 2021


Yang membuat pernyataan
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SMA


DALAM MEMBUAT PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
MELALUI PEMBINAAN TERSTRUKTUR

Penyusun

YUSTIANDI

Disahkan Oleh:

Pandeglang, November 2021

Koordinator Pengawas Kepala SMAN CMBBS

Jubaedi, M. Psi. T

NIP. 19680326 199403 1 002


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Kami, sehingga Kami
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul “Upaya Peningkatan
Kompetensi Guru Sma Dalam Membuat Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Melalui Pembinaan Terstruktur”.

Saya berharap
Kami sebagai penulis sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita terutama para guru untuk
menghasilkan proses pembelajaran yang baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Kami mengucapkan terimaksih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penelitian baik langsung maupun tidak
langsung.

Pandeglang,

November 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan Indonesia, terutama dalam menghasilkan siswa yang berkualitas
yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, logis, kreatif, dan tanggap terhadap
berbagai permasalahan yang timbul di dalam masyarakat. Agar menjadi
manusia yang berkualitas, siswa perlu dipersiapkan dengan matang untuk
mengenal, memahami, dan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) sehingga mampu meningkatkan kualitas hidupnya di masa yang akan
datang.
Berbicara mutu pendidikan, erat sekali dengan peran guru.
Bagaimanapun guru merupakan “aktor” utama dalam keberhasilan
pendidikian. Gurulah yang berhadapan langsung dengan sasaran didik. Oleh
karena itu, guru harus benar-benar memiliki kompetensi dalam mendidik,
mengajar, dan melatih siswa agar menjadi manusia yang terampil dan berbudi
luhur. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah mengembangkan diri
secara profesional sambil terus menekuni bidang yang telah dipilihnya dan
kemudian menyajikannya kepada siswa secara profesional.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi
dengan pengetahuan yang harus dimiliki oleh guru. Salah satu komptensi
profesional yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan guru dalam
melakukan penelitian dan menghasilkan karya tulis ilmiah.
Data Penilaian Kinerja Guru SMAN CMBBS tahun 2020, didapat bahwa
hanya sebagian kecil guru yang telah mengahsilkan karya tulis ilmiah,
khususnya penelitian tindakan kelas. Padahal, menulis karya ilmiah
merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu adanya tindakan untuk
meningkatkan kompetensi guru dalam menulis karya tulis ilmiah khususnya
penelitian tindakan kelas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah apakah pembinaan terstruktur dapat meningkatkan kompetensi
guru dalam menyusun proposal penelitian tindakan kelas?

C. Tujuan Pembimbingan dan Latihan


Pembimbingan dan pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam menyusun proposal penelitian tindakan kelas

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Pelatian dan pembimbingan ini akan menghasilkan proposal penelitian
tindakan kelas yang dapat meningkatkan kualitan pembelajaran
sehingga siswa dapat belajar dengan optimal
2. Bagi Guru
Penelitian ini bisa dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan
penelitian di kelas dan materi yang berbeda
3. Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas
Sebagai bahan masukan yang bisa diberikan untuk guru guru disekolah
lain
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Salah satu tugas guru adalah harus selalu berupaya meningkatkan


kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran dilaksanakan
secara sistematis dan terkendali. Salah satu cara yang sistematis dan
terkendali itu adalah dengan memanfaatkan penelitian pendidikan. Berbagai
metode penelitian pendidikan dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan pembalajaran. Selama ini kita mengenal penelitian dengan
metode kuantitatif dan metode kualitatif.
Di samping dua metode tersebut, dewasa ini dikenalkan suatu metode
penelitian untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang berbasis
evaluasi diri, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Metode ini dilandasi oleh
realita bahwa pendekatan ilmiah terdahulu belum mampu menyelesaikan
masalah menjadi sebuah inkuiri sosial, kemudian muncul suatu kebutuhan
yang lebih memfokuskan pada masalah praktek, bukan pada masalah teori.
Selanjutnya, muncul keinginan untuk mewujudkan kolaborasi untuk
mengembangkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. Maka,
berkembanglah suatu metode penelitian yang kemudian diberi nama Action
Research, yang di Indonesia kemudian berkembang menjadi metode Penelitian
Tindakan Kelas.
Beberapa definisi penelitian tindakan kelas seperti di bawah ini:
1. Sanford (1970) & Kemmis (1993) dalam I Gede Harja Subrata:
Penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang
berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi,
kompetensi, atau situasi.
2. Elliot (1982) dalam Suwarsih Madya: Penelitian tindakan adalah kajian
tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya--ditelaah, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh—menciptakan
hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan
professional.
3. Kemis dan Taggart (1988) dalam Suwarsih Madya: Penelitian tindakan
adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh
peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta
pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi
tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.
4. Tim Pelatih Proyek PGSM menyimpulkan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) sebagai berikut: Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai
suatu bentuk kajian yang besifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan- tindakan yang dilakukan itu, serta
memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut
dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK
dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat
tahap: MERENCANAKAN --- MELAKUKAN TINDAKAN --- MENGAMATI –
MEREFLEKSI.
Penenlitian tindakan kelas mempunyai ciri:
1. Dipicu oleh permasalahan praktis
2. Bertujuan perbaikan pengajaran secara praktis
3. Dilakukan oleh guru atau berkolaborasi anatar guru dan peneliti

B. Kajian Pustaka

Hasil penelitian tindakan kelas dari Yustiandi (2016) menyatakan Model


pembelajaran discovery inquiri yang diaplikasikan dalam pembelajaran fisika
pada penelitian kali ini telah menciptakan suasana belajar fisika siswa yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan. Pembelajaran Discovery-Inquiry dipandang
mampu memfasilitasi pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa dan
penguasaan konsep siswa SMA.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Tempat : Aula serbaguna SMAN CMBBS
Waktu : Rabu, 24 November 2021
Subjek Penelitian : Guru Guru SMAN CMBBS yang berjumlah 30 orang.

B. Desain dan Prosedur Penelitian


Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Sebelum memulai siklus 1, kita
menganalisi masalah yang akan diselesaikan. Selanjutnya, masalah tersebut
diselesaikan dengan menggunakan penelitian tindakan yang terdiri dari 2
siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Penjelasan untuk setiap siklus sebagai berikut:
a. Siklus 1
1) Perencanaan IHT melalui proses koordinasi dengan kepala
sekolah, menentukan waktu pelaksanaa, menyebarkan
undangan
2) Pelaksanaan IHT tentang konsep karya tulis ilmiah dan lebih
khusus materi Penelitian Tindakan Kelas
3) Penugasan penulisan proposal penelitian tindakan kelas
4) Pengumpulan data berupa proposal yang dihasilkan oleh guru
guru
5) Refleksi

b. Siklus 2
Hasil refleksi dari siklus 1, merupakan dasar dari dilaksanakan nya
siklus 2.

1) Perencanaan IHT melalui proses koordinasi dengan kepala


sekolah, menentukan waktu pelaksanaa, menyebarkan undangan
2) Presentasi dan diskusi mengenai proposal penelitian tindakan
kelas
3) Review proposal penelitian tindakan kelas
4) Pengumpulan data berupa proposal yang dibuat oleh guru guru
5) Refleksi

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian kali ini adalah dengan menghitung
jumlah proposal yang telah diselesaikan oleh guru serta mengetahui
efektivitas dari pelatihan yang diberikan melalui anget dan wawancara.

D. Teknik Analisis Data


Data yang masuk berupa jumlah proposal yang berhasil diselesaikan
kemudian dihitung dan dibandingkan dengan jumlah guru.
Hasil angket dan wawancara dideskripsikan sehingga menghasilkan
kesimpulan dari pelatihan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai