Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/308929014

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut, Penelitian


Terhadap Airtanah Dangkal di Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan,
Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau

Conference Paper · May 2016

CITATION READS

1 967

2 authors:

Dewandra Bagus Yuniarti Yuskar


Universitas Islam Riau Universitas Islam Riau
36 PUBLICATIONS   59 CITATIONS    36 PUBLICATIONS   45 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Structural and Eartquake of Hindian Pacific Ocean View project

Geohazard and Disaster Mitigations Assesment View project

All content following this page was uploaded by Dewandra Bagus on 07 October 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut


Penelitian Terhadap Airtanah Dangkal di Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan,
Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau
Dewandra Bagus Eka Putra1, Yuniarti Yuskar1
1
Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution No. 113, Pekanbaru, 28284, Riau
Email : dewandra.bagus@gmail .com
yuni.uir@gmail.com

Abstrak
Sumber air bersih masih menjadi masalah utama bagi masyarakat Desa Bantan Tua. Survei
pemetaan sumur warga telah dilakukan untuk mendapatkan beberapa informasi mengenai kondisi
airtanah di desa tersebut, diantaranya adalah informasi level airtanah dangkal, warna dan rasa
airtanah. Beberapa sampel air juga telah diambil untuk kemudian dianalisis secara kimia untuk
mendapatkan informasi mengenai level intrusi air laut. Hasil penelitian menunjukkan level airtanah
dangkal di desa Bantan Tua berkisar antara 0.6m – 3.4m dengan kondisi airtanah cenderung lebih
dalam di bagian utara desa. Airtanah di desa Bantan Tua juga dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis
berdasarkan warna airtanah yaitu berwarna merah kecoklatan dan keruh-jernih. Warna airtanah
dipengaruhi oleh keadaan geologi desa Bantan Tua itu sendiri, dimana airtanah yang berwarna
merah kecoklatan ditemukan di bagian tanah gambut dan airtanah keruh-jernih ditemukan di bagian
tanah lempung dan pasir. Berdasarkan pengelompokan rasa, airtanah di desa Bantan Tua
dikelompokkan menjadi air tawar dan air payau. Rasa airtanah dipengaruhi oleh adanya intrusi air
laut di beberapa bagian, hal ini juga ditunjukkan oleh hasil analisis kadar klorida pada beberapa
sampel airtanah. Namun demikian, intrusi air laut di desa Bantan Tua masih berada pada level yang
rendah sehingga airtanah masih dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari oleh warga desa.
Kata Kunci : Airtanah, pemetaan, analisis intrusi air laut.

Pendahuluan lempung, lanau dan rawa gambut (Cameron,


N.R. et al., 1982). Selain itu, di daerah
Ketersediaan air yang layak untuk sekitarnya juga ditemui wilayah rawa bakau
dikonsumsi semakin hari semakin menurun, dan rawa gambut (Gambar 1). Oleh karena
sementara itu tingkat konsumsi akan air itu, keadaan drainase di wilayah ini sebagian
bersih semakin meningkat. Hal ini juga besar dicirikan oleh adanya tanah gambut
menjadi masalah di Kabupaten Bengkalis yang menyebabkan warna air menjadi merah
terutama di Desa Bantan Tua. Desa yang kecoklatan. Penelitian ini bertujuan untuk
terletak di Pulau Bengkalis ini memiliki menghasilkan peta air tanah dangkal yang
kondisi hidrologi daerah rawa yang dapat menggambarkan keadaan airtanah di
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, Desa Bantan Tua secara umum serta
sehingga kemungkinan adanya intrusi air laut mengetahui sejauh mana keadaan geologi dan
dapat menyebabkan airtanah di desa tersebut kadar intrusi air laut mempengaruhi kualitas
menjadi payau atau bahkan asin. Secara airtanah di desa ini. Dari hasil penelitian ini
geologi, daerah Bantan Tua merupakan nantinya diharapkan masyarakat dapat
daerah endapan muda yang terdiri dari memanfaatkan air bersih yang bersumber dari

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

airtanah dangkal yang ada di Desa Bantan,


sehingga pada musim kemarau atau curah
hujan rendah, masyarakat dapat mengatasi
kesulitan mendapatkan air bersih, selain itu
hal terpenting lainnya adalah saat
menggunakan airtanah haruslah diperhatikan
manajemen airtanah tersebut sehingga tidak
terjadi kekeringan sumur. Analisis intrusi air
laut dilakukan untuk mengetahui kualitas air
yang digunakan masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari layak untuk dikonsumsi atau tidak.

Gambar 2. Model sumur yang dijadikan pedoman


dalam pengukuran airtanah dangkal

Berdasarkan model di atas, data yang


digunakan untuk memetakan kedalaman
airtanah adalah data bagian e. Sebanyak 82
titik sumur yang tersebar di Desa Bantan Tua
telah dipetakan dan dikumpulkan data-data
yang diperlukan (Gambar 3).

Gambar 1. Peta geologi daerah Bengkalis

Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara
memetakan sumur-sumur airtanah dangkal
yang ada di Desa Bantan Tua. Setiap sumur
yang dijumpai diambil data seperti
kedalaman, warna, rasa dan suhu air. Sampel
air juga turut diambil di beberapa titik sumur
yang nantinya akan dilakukan analisis kimia
terhadap sampel tersebut untuk mendapatkan
data kandungan klorida sebagai parameter
Gambar 3. Peta titik-titik sumur yang tersebar di Desa
analisis intrusi air laut. Data klorida juga
Bantan Tua.
menunjukkan kelayakan air tersebut
dikonsumsi sebagai air minum oleh Survei geologi permukaan juga
masyarakat (Permenkes, 2010). Metode dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi
pengukuran sumur untuk mendapatkan data daerah penelitian yang akan digunakan dalam
kedalaman airtanah dangkal berpedoman menganalisis hubungan antara kondisi geologi
kepada model yang telah dibuat sebelumnya daerah penelitian dengan kondisi dan kualitas
(Gambar 2). airtanah di daerah tersebut.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Hasil Penelitian
Hasil pengukuran kedalaman airtanah
dangkal disajikan dalam bentuk sebuah peta
kontur airtanah (Gambar 4).

Gambar 5. Image Google Earth dan penampang


ketinggian daerah penelitian menunjukkan keadaan topografi
yang datar

Kondisi geologi daerah penelitian


mempengaruhi kualitas airtanah terutama dari
segi warna air. Hal ini dapat dibuktikan
dengan ditemukannya airtanah yang berwarna
coklat kemerahan (Gambar 6) di daerah yang
terdapat tanah gambut terutama di bagian
barat daya daerah penelitian. Sementara itu
Gambar 4. Peta kontur airtanah dangkal Desa Bantan
warna air di daerah lain, secara umum
Tua
berwarna kuning – jernih, hal ini juga sesuai
Secara umum kondisi level airtanah dengan kondisi geologi daerah tersebut yang
dangkal di desa Bantan Tua berada pada didominasi oleh lumpur dan lanau (Gambar
kedalaman 0.6m – 3.4m (wilayah yang dalam 7).
ditunjukkan oleh warna biru tua). Wilayah
penelitian dapat dikatakan sebagai wilayah
yang datar secara topografi (Gambar 5)
sehingga perbedaan kedalaman level air lebih
disebabkan oleh topografi lapisan akuifer
pertama, bukan topografi dibagian
permukaan.
Pada umumnya sumur dibagian utara
daerah penelitian lebih dalam dibandingkan di
wilayah lainnya. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh letak wilayah ini yang
berjauhan dari sungai utama, faktor lain yang
memungkinkan adalah pada wilayah ini,
keadaan topografi lapisan akuifer lebih rendah
dibandingkan wilayah lainnya.Kedalaman
airtanah yang lebih dangkal di wilayah lain
pada umumnya terdapat di sumur-sumur yang
Gambar 6. Warna airtanah yang dipengaruhi oleh
dekat dengan sungai utama.
kondisi geologi wilayah penelitian

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

tersebut lebib dekat dengan laut, sehingga


kemungkinan ada intrusi air laut yang
mempengaruhi airtanah dangkal di daerah
tersebut. Selain itu, airtanah payau juga dapat
ditemukan di daerah bagian tengah yang
berdekatan dengan sungai, kemungkinan rasa
payau air di daerah ini disebabkan oleh
adanya percampuran antara air sungai dengan
air laut sehingga terdapat sedikit kandungan
air asin pada airtanah di daerah ini.
Hasil analisis klorida beberapa sampel air
(Gambar 9) di Desa Bantan Tua ditunjukkan
dalam Tabel 1.

Gambar 7. Peta kualitas airtanah Desa Bantan Tua


berdasarkan warna air

Kualitas airtanah dangkal di desa Bantan


Tua juga dapat ditentukan dengan rasa
airtanah tersebut (Gambar 8).

Gambar 9. Peta titik sampel airtanah

Tabel 1. Hasil analisis klorida (Cl) airtanah


Nomor titik sampe; Kadar klorida (mg/L)
AT 1 71.6
AT 2 69.2
AT 3 50.5
Gambar 8. Peta kualitas airtanah Desa Bantan Tua AT 4 71.8
berdasarkan rasa air
AT 5 29.3
AT 6 49.1
AT 7 56.7
Secara umum, rasa airtanah di desa AT 8 26.5
AT 9 0.2
Bantan Tua adalah tawar, namun terdapat AT 10 8.4
juga airtanah payau terutama di daerah bagian AT 11 64.9
timur laut. Hal ini disebabkan oleh daerah AT 12 70.2

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan


kadar klorida dalam airtanah desa Bantan Tua
memiliki rentang nilai 0.2 – 71.6 mg/L. Kadar
klorida yang tinggi umumnya terdapat pada
sumur airtanah yang dekat dengan laut dan
sungai, hal ini menunjukkan adanya pengaruh
intrusi air laut namun hanya pada level yang
rendah. Secara umum, nilai kadar klorida
mengindikasikan airtanah di desa Bantan
masih termasuk ke dalam kategori air tawar
atau fresh water sehingga airtanah layak
dikonsumsi oleh masyarakat setempat untuk
air minum sekalipun (WHO, 1996 &
Permenkes, 2010).

Pustaka
Cameron, N.R., Ghazali, S.A., and
Thompson, S.J. (1982) Geological Map of
the Bengkalis Quadrangle, Sumatra,
Indonesia. Geological Research and
Development Centre.
Guidelines for drinking-water quality (1996).
Health Criteria and other Supporting
Information, World Health Organization,
Geneva. 2nd ed. Vol. 2.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492.
(2010) Tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai