2.1.1 Geografis
1. Letak Geografis
Kabupaten Pasaman Barat merupakan daerah yang dilalui garis katulistiwa yang terletak antara
0003' Lintang Utara - 0011' Lintang Selatan dan antara 99010' - 100004' Bujur Timur dengan luas
wilayah sekitar 3.887,77 km2 atau 9,29 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten
ini terletak pada ketinggian antara 0 - 2.912 meter di atas permukaan laut. Gunung tertinggi di
Kabupaten Pasaman Barat yaitu Gunung Talamau dengan ketinggian 2.912 meter di atas
permukaan laut. Sebahagian besar wilayah datar, sebahagian lagi berupa daerah berbukit,
pegunungan dan pulau-pulau kecil. Dan didominasi juga dengan sebahagian wilayah lautan
dan pesisir pantai.
2. Topografis
Kabupaten Pasaman Barat keadaan tanahnya bervariasi antara datar, bergelombang, dan
bukit bergelombang. Untuk melihat keadaan masing-masing kecamatan dapat dilihat pada
tabel di bawah:
Tabel : A
Topografi Kabupaten Pasaman Barat
Ketinggian Masing-Masing Kecamatan dari Permukaan Laut.
Wilayah topografi Kabupaten Pasaman Barat antara berada pada ketinggian 0-2913 mdpl.
Apabila dilihat dari ketinggian tersebut wilayah Pasaman Barat dapat dikategorikan kedalam 4
kondisi yaitu:
1. Daratan yang berada pada ketinggian sampai dengan 5 Meter dari permukaan laut.
Satuan topografi ini, area daratan rendah seperti Sasak,Sikilang, Sikabau dan Air Bangis
dan desa-desa pantai lainnya.
2. Daratan yang bergelombang di atas 15 meter
3. Kawasan bergelombang yang menuju kawasan perbukitan dengan ketinggian diatas 50
meter, Areal perbukitan dengan ketinggian sampai dengan 2913 meter diatas permukaan
laut, yang sebahagian besar merupakan kawasan lindung
1. Hidrologi
Hidrologi yang dimiliki oleh Kabupaten Pasaman Barat yaitu berupa sungai, yang berasal dari
11 kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat. Sungai yang melintas di Kabupaten
Pasaman Barat terdiri dari sungai besar dan sungai kecil yang berpola dendritik. Lebih dari 100
sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Pasaman Barat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh potensi cekungan air tanah (hidrogeologi) yang
terpantau, air tanah bebas 445 juta m3/tahun dan air tanah tertekan 65 juta m3/tahun.
Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kabupaten Pasaman Barat
ketinggiannya tidak jauh berbeda dengan tinggi permukaan laut. Kondisi ini yang
mengakibatkan cukup banyak bagian wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang rawan terhadap
banjir/genangan. Karakteristik sungai yang terdapat di wilayah Kabupaten Pasaman Barat
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Pasaman Barat
Tabel : 2.1.1
Nama Sungai Di Kabupaten Pasaman Barat
Sumber: Pasaman Barat Dalam Angka 2012, BAPPEDA dan BPS, Kabupaten Pasaman Barat
Kondisi hidrogeologi yang digambarkan melalui dugaan ketersediaan air tanah dan
produktivitas akifernya. Kondisi hidrogeologi sebagian besar wilayah Kabupaten Pasaman
Barat terdiri dari :
a) Akifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir (aquifers in which flow is intergranular)
Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang. Kedudukan muka air tanah bebas
umumnya dekat permukaan sampai 5 m dari muka air tanah setempat. Debit mata air
umumnya kurang dari 50 ltr.detik. Debit sumur diperkirakan mencapai 10 ltr/detik.
Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas (extensive, mode-rately
productive aquifers)
Akifer terutama pasir, dengan keterusan sedang sampai rendah. Kedudukan muka air
tanah bebas umumnya dekat permukaan sampai 14 meter dari muka tanah setempat.
Debit mata air umumnya kurang dari 25 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai 5
ltr/detik.
Setempat, akifer dengan produktivitas sedang (locally, moderately productive aquifers)
Akifer terutama pasir lempungan, tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah.
Kedudukan muka air tanah bebas umumnya dekat permukaan, kurang dari 10 meter
dari muka tanah setempat. Debit mata air umumnya kurang dari 10 ltr/detik. Debit
sumur diperkirakan kurang dari 5 ltr/detik.
b) Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan dan Ruang Antar Butir (aquifers in which flow is both
through fissures and interstices)
Akifer produktif dengan penyebaran luas (extensive, productive aquifers)
Akifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah beragam. Debit mata
air umumnya kurang dari 200 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan mencapai lebih dari 5
ltr/detik.
Akifer produktivitas sedang, dengan penyebaran luas (extensive, moderately productive
aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedalaman muka air tanah bebas umumnya
dalam. Debit mata air umumnya kurang dari 100 ltr/detik. Debit sumur diperkirakan
kurang dari 5 ltr/detik.
Setempat, akifer dengan produktivitas sedang (locally, moderately productive aquifers)
Akifer dengan keterusan sangat beragam, kedudukan muka air tanah bebasnya, dalam.
Debit mata air umumnya kurang dari 50 ltr/detik.
c) Akifer Dengan Aliran Melalui Celahan, Rekahan dan Saluran (aquifers in which flow is
through fissures, fractures and channels)
Akifer produktif tinggi sampai sedang (highly to moderately productive aquifers)
Aliran air tanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran pelarutan. Debit
sumur dan mata air beragam dalam kisaran yang besar, debit mata air kurang dari 1
sampai 400 ltr/detik.
d) Akifer Bercelah atau Sarang Produktif Kecil dan Daerah Air Tanah Langka (aquifers
fissured or porous of poor productivity and regions without exploitable groundwater)
Akifer dengan produktivitas kecil, setempat, berarti (poorly productive aquifers of local
importance)
Setempat, pada zona pelapukan, air tanah dangkal dalam jumlah terbatas masih dapat
diperoleh. Kedalaman muka air tanah bebas dekat permukaan sampai 11 meter dari
muka tanah setempat. Pemunculan mata air pada zona rekahan kurang dari 2 ltr/detik.
Daerah air tanah langka (regions without axploitable groundwater)
Kondisi geohidrologi daerah Pasaman Barat mayoritas adalah daerah vulkanik dan sebagian
berupa daerah batuan beku, sedimen dll. Catchment area mengalir dari Utara ke Selatan. Air
berasal dari Gunung Tamanan dan Gunung Talamau.
Daerah Pasaman Barat yang berada pada daerah pegunungan mayoritas daerah sedimen dan
sebagian daerah breksi batuan vulkanik dan sebagian batuan beku asam, dengan
produlktivitas yang sedang sampai rendah. Daerah yang terdiri dari dataran rendah sampai
aluvial sungai, umumnya berada pada daerah konglomerat/breksi dan batuan berporous.
Gambar : 2.1
Geologi wilayah Kabupaten Pasaman Barat dibentuk oleh endapan permukaan formasi batuan
pegunungan. Berdasarkan peta Geologi Kabupaten Pasaman Barat dan sekitarnya, maka
wilayah ini dibagi menjadi beberapa secara genetik dan paratemis, yaitu :
1) Satuan Geomorfologi Lipat–Patahan yang meliputi 40% dari seluruh wilayah kabupaten
Pasaman Barat.
2) Satuan Morfologi Perbukitan Karts yang tersebar setempat-setempat yang mencover
sebanyak 10% coverage.
3) Satuan dataran Pantai dan Aluvial yang meliputi 50%, yang menyebar dari Barat ke Timur.
Patahan geologi/struktur geologi yang dominan pada daerah Pasaman Barat adalah Sesar
Great Sumatera Fault Zone yang terdiri dari : Sesar Turun, Lipatan, sesar Geser dll. Ada
kelurusan-kelurusan sesar seperti sesar yang melintang dari Gunung Malintang dan Gunung
Talamau, berupa pola-pola kelurusan dari mofologi dan sesar, hanya tidak aktif. Pola kelurusan
ini merupakan akibat dari pengaruh gaya pada sesar Semangko/Sesar Sumatera yang sangat
aktif.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka daerah Pasaman barat, khususnya daerah bagian
Barat Daya–Barat Laut yang mengikuti arah Pulau Sumatera. Daerah ini adalah pengaruh dari
sesar Sumatera. Daerah bagian Selatan walaupun aman tetapi daerah pantai Pasaman Barat
harus waspada dari gelombang Tsunami. Bagian Selatan daerah Pasaman Barat relatif lebih
stabil dari gerakan tanah dan gempa bumi yang selalu terjadi setiap saat pada daerah
sepanjang Sumatera Fault Zone, hal ini karena daerah Sumatera Fault Zone ini (sesar
Sumatera) ini merupakan sesar yang aktif, sehingga setiap saat jalur ini selalu bergerak.
Kejadian ini disebabkan Plate Tektonik (ocean crust) selalu bergerak kearah Utara–Timur Laut
dan menunjam ke bawah karena bertemu Lempeng Daratan Kontinental (continental crust)
yang saling bergerak berlawanan arah, akibatnya daerah sepanjang Pulau Sumatera dari Aceh
sampai Lampung sebelah Selatan selalu bergerak dan tidak stabil.
Gambar : 2.1.1
Kabupaten Pasaman Barat secara geografis berada di kawasan pesisir pantai barat Sumatera
yang menyebabkan suhu udara selalu panas dan lembab. Sirkulasi musim Mansoon dan
konfergensi Inter Tropis sangat mempengaruhi iklim daerah Pasaman Barat.
Suhu udara Kabupaten Pasaman Barat berkisar 20ºC - 26ºC dengan kelembaban udara sekitar
88%. Kecepatan angin di wilayah darat minimal 4 km/jam dan maksimal 20 km/jam. Dari hasil
pemantauan Stasiun Meterologi, pada tahun 2008 curah hujan berkisar antara 48 mm – 691
mm dengan rata-rata curah hujan 345 mm/bulan, sedangkan jumlah hari hujan berkisar antara
6 – 22 hari dengan rata-rata hari hujan 10 hari/bulan.
Berdasarkan dari iklim di atas maka menurut Ferguson dan Scenet, Kabupaten Pasaman Barat
tergolong pada jenis/tipe iklim A (sangat basah) atau tropika basah.
Tabel : 2.1.2 :
Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Kabupaten Pasaman Barat
1. Berdasarkan data dari Pasaman Barat Dalam tahun 2010 luas lahan kabupaten Pasaman
Barat seluas 269.517 Ha. Dengan luas perkampungan 8.344 Ha (3,10%). Penggunaan
lahan terkecil adalah lahan kawasan industri yaitu 1.120 Ha (0,42%) Sedangkan lahan
terluas adalah perkebunan rakyat 71.338 Ha (26,47%).
2. Sedangkan apabila dilihat luas area hutan secara keseluruhan mencapai 127.887 Ha,
yang terdiri dari cagar alam, hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi.
3. Secara administratif, Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari 11 Kecamatan dan 19 nagari
dengan daerah dan batas wilayah sebagai berikut:
Bagian Utara : Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara.
Bagian Timur : Kabupaten Pasaman
Bagian Selatan : Kabupaten Agam.
Bagian Barat : Samudera Indonesia.
4. Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas 11 kecamatan, dimana kecamatan terluas adalah
Kecamatan Pasaman dengan luas 508,93 km2 (13,09%). Dan Kecamatan Sasak Ranah
Pasisir merupakan wilayah yang relatif kecil yakni tercacat 123.31 Km2 (3.18 %). Tabel 2.2
memberikan rincian luas wilayah menurut kecamatan.
Tabel : 2.2
Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan
Luas Wilayah
Jumlah Nagari/Jorong
Administrasi Terbangun
Nama Kecamatan
Nagari Jorong (%) thd (Ha) (%) thd
(Ha)
total total
Sungai Beremas 1 15 440,48 11,33%
Ranah Batahan 2 30 354,88 9,13%
Koto Balingka 1 26 340,78 8,7%
Lembah Melintang 1 16 263,77 6,78%
Sungai Aur 1 22 420,16 10,81%
Gunung Tuleh 2 20 453,97 11,68%
Pasaman 3 23 508,93 13,09%
Sasak Ranah Pasisie 1 7 123,71 3,18%
Luhak Nan Duo 2 14 174,21 4,48
Kinali 2 13 482,64 12,41%
Talamau 3 20 324,24 8,34%
JUMLAH TH.2012 19 212 3.887,77 100%
2010 19 206 3.887,77 100%
2009 19 202 3.887,77 100%
2008 19 202 3.887,77 100%
2007 19 202 3.887,77 100%
Sumber : SK Bupati Pasaman Barat th 2012
Tabel 2.2.1
Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan
Jarak Ibukota Pasaman ke
No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan
Ibukota Kecamatan
1 Sungai Beremas Air Bangis 78
2 Ranah Batahan Silaping 88
3 Koto Balingka Parit 58
4 Lembah Melintang Ujung Gading 53
5 Sungai Aur Sungai Aur 43
6 Gunung Tuleh Simpang Tiga Alin 28
7 Pasaman Simpang Empat 25
8 Sasak Ranah Pasisie Sasak 25
9 Luhak Nan Duo Simpang Tiga 9
10 Kinali Kinali 28
11 Talamau Talu 25
Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat tahun 2012
Gambar : 2.2
Penduduk Kabupaten Pasaman Barat menurut hasil Proyeksi penduduk tahun 2011 berjumlah
sebanyak 374,003 jiwa dengan komposisi 188,481 jiwa laki-laki dan 185,522 jiwa perempuan
Dengan rasio jenis kelamin 102 jiwa laki-laki setiap 100 jiwa perempuan. Penduduk tersebut
tersebar pada 11 (Sebelas ) kecamatan di kabupaten Pasaman Barat.
Jika kita melihat distribusi penduduk perkecamatan, jumlah penduduk terbesar berdomisili di
kecamatan pasaman yakni 64.392 jiwa.diikuti oleh kecamatan Kinali dengan jumlah penduduk
62.268 jiwa dan kecamatan lembah melintang 42.943 jiwa.sedangkan Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie dengan jumlah penduduk 13.554 jiwa Pasaman Barat. Namun jika di bandingkan dengan
luas wilayah,penduduk terpadat berada dikecamatan luhak nan duo dengan kepadatan penduduk
220 jiwa/ Km2. diikuti oleh kecamatan lembah melintang dengan 163 jiwa/Km2. Pada tahun 2011
jumlah rumahtangga dikabupaten Pasaman Barat sebanyak 87.881 rumah tangga. Jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk didapat rata-rata penduduk per rumah tangga pada tahun
2011 dikabupaten Pasaman sebanyak 4 jiwa/ rumah tangga.
Tabel 2.3:
Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Pertumbuhan Kepadatan pddk
Nama Kecamatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
Sungai Beremas 21406 21892 22345 22597 23015 6 506 4 355 5 648 5 658 5678 2,29 2,27 2,07 1,13 1,85 49 50 51 51 52
Ranah Batahan 22495 23007 23483 23746 24182 4 332 6 536 5 638 5 648 5663 2,28 2,28 2,07 1,12 1,84 63 65 66 67 68
Koto Balingka 24953 25520 26048 26357 26864 9 170 4 351 8 731 8 746 8766 2,29 2,27 2,07 1,19 1,92 73 75 76 77 79
Lembah Melintang 40161 41074 41924 42416 43223 9 172 10 354 8 731 8 746 8756 2,29 2,27 2,07 1,17 1,90 152 156 159 161 164
Sungai Aur 29549 30221 30846 31254 31897 4 337 6 533 5 820 5 830 5842 2,29 2,27 2,07 1,32 2,06 70 72 73 74 76
Gunung Tuleh 19460 19903 20315 20479 20790 4 333 4 352 5 457 5 466 5481 2,28 2,28 2,07 0,81 1,52 43 44 45 45 46
Pasaman 60220 61589 62864 63719 65056 15 403 18 534 11 922 11 943 11958 2,29 2,27 2,07 1,36 2,10 118 121 124 125 128
Sasak Ranah 12676 12964 13233 13373 13611 2 166 2 176 2 728 2 733 2753 2,28 2,27 2,07 1,06 1,78 102 105 107 108 110
Pasisie
Luhak Nan Duo 35835 36650 37409 37843 38559 8 535 8 708 10 914 10 933 10945 2,28 2,27 2,07 1,16 1,89 206 210 215 217 221
Kinali 58234 59558 60791 61604 62881 12 867 15 239 14 188 14 213 14233 2,29 2,27 2,07 1,34 2,07 121 123 126 128 130
Talamau 24783 25346 35871 26077 26470 6 503 6 531 8 367 8 382 8396 2,29 2,27 2,07 0,80 1,51 76 78 80 80 82
Tabel : 2.4
Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tingkat
Jumlah Penduduk Jumlah KK
Pertumbuhan Kepadatan pddk
Nama Kecamatan
Tahun Tahun Tahun Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
Sungai Beremas 23517 24031 24555 25091 25638 4 924 5 037 5 151 5 258 5 317 2,29 2,27 2,07 1,32 2,06 69 70 72 73 74
Ranah Batahan 24710 25249 25800 26363 26938 5 175 5 293 5 413 5 525 5 587 2,29 2,27 2,07 1,17 1,90 149 152 156 159 161
Koto Balingka 27450 28049 28662 29287 29926 5 740 5 871 6 005 6 129 6 202 2,28 2,28 2,07 0,81 1,52 42 43 44 45 45
Lembah Melintang 44166 45130 46115 47122 48150 6 797 6 953 7 111 7 258 7 354 2,29 2,27 2,07 0,80 1,51 75 76 78 80 80
Sungai Aur 32593 33304 34031 34774 35533 9 238 9 450 9 664 9 864 9 980 2,29 2,27 2,07 1,36 2,10 116 118 121 124 125
Gunung Tuleh 21244 21707 22181 22665 23160 4 477 4 579 4 683 4 780 4 819 2,28 2,27 2,07 1,16 1,89 201 206 210 215 217
Pasaman 66476 67927 69409 70924 72472 5 701 5 831 5 964 6 087 6 136 2,28 2,27 2,07 1,06 1,78 100 102 105 107 108
Sasak Ranah
13908 14212 14522 14839 15162 13 853 14 169 14 492 14 792 14 993 2,29 2,27 2,07 1,34 2,07
Pasisie 118 121 123 126 128
Luhak Nan Duo 39401 40260 41139 42037 42954 8 244 8 432 8 624 8 802 8 904 2,29 2,27 2,07 1,19 1,92 88 90 92 94 95
Kinali 62881 64253 65656 67088 68553 2 916 2 983 3 050 3 114 3 147 2,29 2,27 2,07 1,32 2,06 69 70 72 73 74
Talamau 27048 27638 28241 28857 29487 13 396 13 702 14 014 14 304 14 495 2,29 2,27 2,07 1,17 1,90 149 152 156 159 161
Tabel 2.5:
Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 – 2013
Pendapatan (a.1 +
A 450.016.293.338 476,920,232,646 594,591,630,511 630,002,438,508 781.660.001.960-
a.2 + a.3)
Pendapatan Asli
a.1 23.457.516.616 24,204,815,411 28,646,697,253 32,850,806,454 28,883377,800
Daerah (PAD)
a.1.1 Pajak daerah 4.902.139.772 5,461,693,911 6,684,678,407 7,704,528,064.68 10,730,000,000
a.1.2 Retribusi daerah 5.883.822.077 6,177,364,911 7,072,144,302 8,888,038,152 13,153,377,800
Hasil pengolahan
a.1.3 kekayaan daerah 391.392.050 435,364,882 711,933,896 672,334,811 -
yang dipisahkan
Lain-lain
a.1.4 pendapatan daerah 12.280.162.717 12,130,391,707 14,177,940,647.75 15,585,905,426.62 -
yang sah
Dana
a.2 Perimbangan 424.823.959.595 452,635,617,235 528,738,923,258 596,751,632,054
(Transfer)
a.2.1 Dana bagi hasil 26.163.248.853 27,996,930,494 25,947,339,148 30,291,339,842 -
Dana alokasi
a.2.2 323.123.275.000 350,371,158,800 437,992,674,720 457,694,684,000 -
umum
Dana alokasi
a.2.3 50.344.000.000 50,123,700,000 43,920,825,000 52,908,300,000 -
khusus
Lain-lain
a.3 Pendapatan yang 1.734.817.127 79,800,000 37,206,010,000 400,000,000 -
Sah
a.3.1 Hibah - - - - -
a.3.2 Dana darurat - - - - -
Dana bagi hasil
a.3.3 pajak dari provinsi 15.743.382.160 14,842,492,710 20,878,084,390 17,979,204,212 -
kepada kab./kota
Dana penyesuaian
a.3.4 dan dana otonomi 8.490.075.000 9,231,000,000 - 37,878,104,000 -
khusus
Bantuan keuangan
dari
a.3.5 15.743.382.160 14.842.492.710- 20.878.084.390- 17.979.204.212- -
provinsi/pemerintah
daerah lainnya
B Belanja (b1 + b.2) 546.743.842.005 488,560,177,716 569,394,101028 666,607,686,987
Belanja Tidak
b.1 241.935.875.083 278,745,951,394 319,872,991,006 352,218,508,560 -
Langsung
b.1.1 Belanja pegawai
b.1.2 Bunga - - - -
b.1.3 Subsidi - - - -
b.1.4 Hibah 26.810.097.500 15.154.794.095 7.369.698.750 6.424.828.250
b.1.5 Bantuan sosial 8.169.435.000 3.437.876.530.000 7.531.353.922.000 3.409.574.000
b.1.6 Belanja bagi hasil
b.1.7 Bantuan keuangan 5.667.786.473 5.691.492.169 18.108.714.530 20.291.788.296
Belanja tidak
b.1.8 3.189.268.750 1.800.000.000 3.155.542.280 1.881.340.000
terduga
b.2 Belanja 304.807.962.922 209,814,166,322 249,521,110,022 314,389,178,427
Langsung
b.2.1 Belanja pegawai 223.979.871.685 278.745.951.394 15,614,033,865 9,750,358,000
Belanja barang dan
b.2.2 -91.360.024.652 108,673,247,173 145,046,741,796 153,750,573,048 -
jasa
b.2.3 Belanja modal 123.311.307.302 101,140,919,149 88,860,334,361 150,888,247,379 -
C Pembiayaan 95.199.739.248 63.311.725.550 47.864.918.674 37.625.471.227
Surplus/Defisit
(95.199.739.248) (63.311.725.550) (47.864.918.674) (37.625.471.227)
Anggaran
Sumber : Realisasi APBD tahun … - …, diolah
Keterangan : n = tahun penyusunan buku putih sanitasi
Tabel 2.6:
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 - 2012
Tahun Rata2
No SKPD
2009 2010 2011 2012 2013 pertumbuhan
1 PU-CK 5.528.796.400 6.079.683.000 3.802.602.500 25.510.064.000
1.a Investasi .252.356.580 5.775.698.850 3.612.472.375 24.234.560.800
operasional/pemeliharaan
1.b 276.439.820 303.984.150 190.130.125 1.275.503.200
(OM)
836.486.309 639.184.100 1.741.060.011
2 BLHKP
607.224.895 1.654.007.010
2.a Investasi 794.661.994
operasional/pemeliharaan
2.b 41.824.315 31.959.205 87.053.001
(OM)
3 Kimtaru
3.a Investasi - - -
operasional/pemeliharaan
3.b - - -
(OM)
4 Dinkes 113.160.000 101.000.000 90.175.000 111.420.000
4.a Investasi - - 24.529.000 19.401.000
operasional/pemeliharaan
4.b 113.160.000 101.000.000 65.646.000 92.019.000
(OM)
5 Bappeda
5.a Investasi - - -
operasional/pemeliharaan
5.b - - -
(OM)
6 Bapermas
6.a Investasi - - -
operasional/pemeliharaan
6.b - - -
(OM)
SKPD lainnya
N
(sebutkan)
n.a Investasi - - -
operasional/pemeliharaan
n.b - - -
(OM)
Belanja Sanitasi
8 6.478.442.709 6.819.867.100 5.633.837.511
(1+2+3+…n)
Pendanaan investasi
9 sanitasi Total
(1a+2a+3a+…na) 1.047.018.574 6.382.923.745 5.291.008.385
Pendanaan OM
10 431.424.135 436.943.355 342.829.126
(1b+2b+3b+…nb)
Tabel 2.7 :
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009 - 2013
Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2009 2010 2011 2012 2013
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2 Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Tabel 2.8 :
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2009… - 2013
Tahun
No Deskripsi
2009 2010 2011 2012 2013
1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2.544.771,31 2.707.342,74 2.881.110,75
2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 13.159.807,84 14.848.037,37 16.638.988,78
3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,28 6,39 6,42
Sumber : PDRB Kabupaten Pasaman Barat
2.4. Tata Ruang Wilayah
Struktur pemanfaatan ruang kabupaten akan didukung oleh wilayah pengembangan dengan
sistem pusat-pusat pengembangan wilayah. Kabupaten Pasaman Barat dibagi menjadi 5 (lima)
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP), yaitu :
a. Wilayah Pengembangan I berpusat di Simpang Empat dengan wilayah pengembangan
mencakup wilayah Kecamatan Pasaman, sebagian wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo dan
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, dengan pusat pengembangan terletak di Simpang Empat;
b. Wilayah Pengembangan II berpusat di Kinali, dengan wilayah pengembangan mencakup
wilayah Kecamatan Kinali dan sebagian Kecamatan Luhak Nan Duo, dengan pusat
pengembangan terletak di Kinali ;
c. Wilayah Pengembangan III berpusat di Talu, dengan wilayah pengembangan mencakup
wilayah Kecamatan Talamau dan Kecamatan Gunung Tuleh dengan pusat pengembangan
terletak di Talu;
d. Wilayah Pengembangan IV berpusat di Ujung Gading dengan wilayah pengembangan
mencakup wilayah Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Sungai Aur dan Kecamatan
Koto Balingka dengan pusat pengembangan terletak di Ujung Gading;
e. Wilayah Pengembangan V mencakup wilayah Kecamatan Koto Balingka dan wilayah
Kecamatan Sungai Baremas dan Kecamatan Ranah Batahan dengan pusat pengembangan
terletak di Air Bangis.
C. Wilayah Pengembangan III yang menjadi orientasi pelayanan dan orientasi perkembangan
wilayah Kecamatan Talamau dan kecamatan Gunung Tuleh yang dibagi menjadi 2 (Dua)
Subpusat pengembangan, yaitu :
a. Kajai ;
b. Simp III Alin;
Pengembangan III berfungsi sebagai:
c. Pelayanan Perkantoran pemerintah Kecamatan;
d. Pelayanan Pertanian dan perkebunan;
e. Parawisata;
f. Pertambangan;
g. Pelayanan Pendidikan, Kesehatan, OIahraga dan sosial Budaya;
A. KAWASAN LINDUNG
B. Kawasan Prioritas Pembangunan Atas Pertimbangan Daya Dukung Fisik dan Lingkungan
Yaitu :
a. Kawasan Budidaya yang dapat dikembangkan untuk Pertanian/Perkebunan.
b. Kawasan Sekitar Bendungan Batang tongar.
c. Kawasan Sepanjang Saluran lrigasi Primer.
d. Kawasan Pegunungan dengan tingkat kemiringan lahan (lereng) di atas 40%.
e. Kawasan Daerah Rawan Bencana Alam.
Strategi pengembangan Pusat dan Sub-Pusat Pengembangan Wilayah tersebut di atas adalah
sebagai berikut;
a. Mengukuhkan Simpang Ampek sebagai lbukota Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana
telah ditetapkan didalam UU No. 38 Tahun 2003.
b. Membangun “landmark” Kabupaten Pasaman Barat di Simpang Empat (Sukomananti dan
sekitamya) yang menunjukkan identitas Pasaman Barat sebagai daerah yang memiliki
keterkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang diatasnya.
c. Membangun sarana dan prasarana pelayanan untuk mendukung pengembangan Simpang
Ampek (Sukomananti dan sekitamya) sebagai Pusat Pemerintahan serta Pusat Bisnis,
Perdagangan dan Jasa.
d. Menetapkan 2 Wlayah Pengembangan Kabupaten Pasaman Barat, masing-masing Wilayah
Pengembangan Utara dengan Pusat Pengembangan di Ujung Gading dan Wilayah
Pengembangan Selatan dengan Pusat Pengembangan di Simpang Empat.
e. Membangun sarana dan prasarana pelayanan pada kedua Pusat Pengembangan dengan
skala pelayanan Kabupaten Pasaman Barat dan sekaligus dapat memberikan pelayanan
bagi kabupaten fain yang berbatasan di sekitamya.
f. Membangun sarana dan prasarana pada semua Sub-'Pusat Pengembangan dengan skala
pelayanan Sub.Wlayah Pengembangan dan sekaligus menjadi jangkar bagi pemberian
pelayanan dari Pusat Pengembangan Wilayah Utara dan Pusat Pengembangan Wilayah
Selatan.
g. Mengintegrasikan pelayanan masing-masing Sub-Pusat Pengembangan dengan Pusat-
pusat Kenagarian yang ada.
h. Pembangunan sarana dan prasarana di Simpang Ampek (sebagai lbukota Kabupaten
Pasaman Barat), Pusat-pusat Pengembangan Wilayah dan Sub-sub Pusat Pengembangan
Wilayah didahului dengan penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan oleh Pemerintah
Kabupaten Pasaman Barat dengan melibatkan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat maupun
Pemerintah Pusat.
`
Gambar : 2.3
Tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan wilayah Kabupaten Pasaman Barat adalah ;
“ Mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Pasaman Barat dalam rangka memenuhi
kebutuhan pembangunan daerah dalam jangka panjang dengan senantiasa
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan, efisiensi alokasi investasi, dan
bersinergi dengan kegiatan pembangunan lainnya sehingga dapat dijadikan sebagai
acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan
masyarakat". Sedangkan sasaran yang diharapkan dari pengembangan wilayah Kabupaten
Pasaman Barat adalah :
Tabel 2.9:
Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota
Jumlah Sarana Pendidikan
No Nama Kecamatan Umum Agama
SD SLTP SMA SMK MI MTs MA
1 Sungai Beremas 11 4 1 1 1 2 1
2 Ranah Batahan 20 2 1 1 - 9 4
3 Koto Balingka 19 7 1 - - 6 2
4 Lembah Melintang 26 6 1 2 3 7 5
5 Sungai Aur 21 5 1 1 - 4 2
6 Gunung Tuleh 21 7 1 1 1 6 4
7 Pasaman 34 3 1 4 - 7 3
8 Sasak Ranah Pasisie 9 2 - 1 - 2 -
9 Luhak Nan Duo 26 4 1 1 - 3 1
10 Kinali 41 6 1 2 1 2 1
11 Talamau 25 4 1 1 1 4 4
Tabel 2.10:
Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Tabel 2.11:
Jumlah rumah per kecamatan
No Nama Kecamatan Jumlah Rumah
1 Sungai Beremas 5041
2 Ranah Batahan 6051
3 Koto Balingka 6410
4 Lembah Melintang 9507
5 Sungai Aur 7621
6 Gunung Tuleh 5144
7 Pasaman 15231
8 Sasak Ranah Pasisie 3112
9 Luhak Nan Duo 9126
10 Kinali 14531
11 Talamau 6108
Sebagai daerah otonomi baru bidang pemerintahan maka penetapan Perangkat Daerah
Kabupaten Pasaman Barat berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 pasal
27 yang menjelaskan bahwa; penetapan perangkat daerah yang baru dibentuk dan belum
mempunyai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dilakukan dengan keputusan Pejabat Bupati
setelah persetujuan Menteri Dalam Negeri dan Menteri yang bertanggung jawab Pendayagunaan
Aparatur Negara. Pada tahun 2005 telah dikeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Barat
dimana Perangkat Daerah Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari:
1. Sekretaris Daerah yang terdiri dari 3 (tiga) asisten dan 10 (sepuluh) Bagian
2. Staf Ahli
3. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
4. Dinas-Dinas
Dinas Pendidikan
Dinas Pendidikan & Pengajaran
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holkutura dan Peternakan
Dinas Perkebunan
Dinas Kehutanan
Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Pendapatan Daerah
Dinas Koperasi Perdagangan Industri dan UKM
Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Pemuda dan Olahraga
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dalam mengembangkan budaya birokrasi, etika dan moral aparatur telah dilaksanakan program
pembangunan dan pengawasan baik internal maupun eksternal, akan tetapi masih belum
optimal. Hal ini disebabkan oleh belum didukung tingkat kesadaran dan komitmen aparatur.
Penataan kelembagaan pemerintah nagari telah dilaksanakan melalui sistem pemerintahan yang
bertujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Sedangkan Penataan nagari dilakukan melalui penataan lembaga kenagarian, pengelolaan
administrasi pemerintahan nagari, peningkatan kualitas sumber daya aparatur nagari,
peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan nagari serta peningkatan peran serta
masyarakat dalam bernagari.
Permasalahan yang dihadapi dalam lembaga nagari secara umum adalah belum optimalnya
penyelenggaraan pemerintahan nagari yang terlihat dengan belum berfungsinya kebudayaan
nagari yang ada.