Anda di halaman 1dari 9

DESAIN PRODUK

“ BECAK TENAGA SURYA “


Dosen Pengampu :
Prof. Dr.BAHARUDDIN,S.T.,M.Pd.
Bakti Dwi Wuluyo

Di susun oleh :
Nama : Jonipar Manatap Munthe ( 5183331006 )

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis masih diberikan
kesempatan untuk dapat menyelesaikan laporan ini guna memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah Desain Produk.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.
Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga
materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2020

Jonipar M. Munthe
BECAK TENAGA SURYA
Bahan utama
1. Dinamo BLCD
2. Panel surya

1. Dinamo BLCD
 Apa yang membedakan bldc watt kecil dan watt besar?

                    Dari sekian faktor penentu watt/daya yang paling berpengaruh adalah:
lebar magnet (kekuatan magnet permanent), resistansi kumparan dan besarnya
kekuatan induksi.

                    Kekuatan magnet yang semakin besar akan membuat request daya
tolak semakin besar, selinier dengan itu motor akan request arus listrik yang lebih
besar lagi dari baterai dan kontroller, maka demikian watt akan meningkat.
                    Resistansi kumparan yang semakin rendah dalam  rumus hukum ohm
I=V/R, maka semakin rendah nilai R maka akan menjadikan I (amper) semakin
besar. Semakin besar amper tentunya akan menyebabkan watt meningkat pula.
                    Besarnya kekuatan induksi adalah korelasi dari 2 pernyataan diatas,
semakin besar daya dan arus listrik yang mengalir ke kumparan maka induksi akan
semakin besar pula. Motor BLDC yang request arus dalam jumlah kecil sudah pasti
itu adalah motor BLDC denga spesifikasi watt yang kecil, begitupula sebaliknya.

2.    Top speed dan torsi motor bldc itu tergantung pada apa saja?
Speed motor BLDC paling dipengaruhi oleh jumlah poles pair & struktur kumparan,
resistansi kumparan, dan clock voltase 3 phase motor. Sedangkan torsi dipengaruhi
oleh lebar magnet, kemampuan kontroller, dan jumlah pole pair & struktur kumparan.

Ø  Speed:
Jumlah pole pair = semakin sedikit jumlah pole pair maka semakin cepat putaran
rpm motor BLDC.
Dalam jumlah pole pair yang sama maka BLDC yang memiliki resistansi kumparan
lebih rendah akan memiliki top speed rpm yang lebih tinggi.
Dalam resistansi kumparan dan pole pair yang sama BLDC yang diberikan Voltase
yang lebih tinggi akan memiliki top speed yang lebih tinggi. Hal ini juga sesuai
hukum ohm I=V/R , apabila R tetap namun V semakin besar, maka I akan semakin
besar pula, sehingga bisa dikatakan daya motor BLDC juga akan meningkat.

Ø  Torsi
Strutur kumparan sangat berpengaruh terhadap torsi, tipe kumparan segitiga delta
dan kumparan tipe star tentunya memiliki torsi yang berbeda.
Jumlah pole pair = semakin banyak jumlah pole pair akan memili torsi yang semakin
besar.
Lebar magnet = semakin lebar dan semakin kuat daya induksi magnet maka
semakin besar pula torsi motor BLDC
Yang terakhir adalah kemampuan kontroller, untuk memenuhi kebutuhan torsi yang
besar diperlukan Amper yang besar pula, maka kontroller harus support dan mampu
mengalirkan arus yang besar.

3.    Bagaimana kalau motor bldc menggunakan kontroller yang lebih besar atau lebih
kecil daripada kapasitasnya?
Efek menggunakan kontroller yang lebih besar: ini justru sesuatu yang bagus dan
rekomended. Torsi akan meningkat, kontroller lebih awet, dan top speed sama saja,
karena top speed adalah karakter dari motor BLDC.
Efek menggunakan kontroller yang lebih kecil: ini tidak rekomended, karena
kontroller akan cepat panas dan riskan terhadap kerusakan MOSET.

Bagian spesipik BLCD

STATOR

Stator adalah bagian motor yang diam/statis dimana fungsinya sebagai medan
putar motor untuk memberikan gaya elektromagnetik pada rotor sehingga motor dapat
berputar. Stator pada BLDC motor hampir sama dengan stator motor listrik
konvensional, hanya berbeda pada lilitannya. Stator terbuat dari tumpukan baja yang
dilaminasi dan berfungsi sebagai tempat lilitan kawat. Lilitan kawat pada BLDC motor
biasanya dihubungkan dengan konfigurasi bintang atau Y.
Gambar 2: Contoh Stator (www.mathworks.com)

Rotor
Rotor adalah bagian motor yang berputar karena adanya gaya elektromagnetik
dari stator. Rotor pada motor BLDC berbeda dengan rotor pada motor DC konvensional
yang hanya tersusun dari satu buah elektromagnet yang berada di
antara brushes (sikat). Rotor terdiri dari beberapa magnet permanen yang saling
direkatkan dengan epoxy, serta jumlahnya dapat di-variasikan sesuai dengan desain.
Jumlah kutub magnet berbanding lurus dengan torsi motor, namun berbanding terbalik
dengan RPM. Semakin banyak jumlah kutub magnet pada rotor, semakin tinggi pula
torsi yang akan dihasilkan, namun konsekuensinya RPM motor akan turun.

Gambar 3: Contoh Desain Rotor BLDC Motor (www.zeva.com.au)

Selain itu, torsi juga dipengaruhi oleh besar kecilnya dari “densitas fluks magnet”.
Semakin besar densitas fluks magnet, semakin besar pula torsinya. Oleh karena itu,
diperlukan material yang mempunyai sifat magnetis yang bagus untuk membuat magnet
permanen dapat menghasilkan fluks magnet dengan kerapatan yang tinggi.
Sebelumnya, logam ferrit dipilih karena mempunyai sifat magnetis yang cukup bagus
dan juga harganya murah. Namun seiring kemajuan teknologi material, didapatkan
material yang memiliki sifat magnetis yang sangat bagus seperti “Neodymium (Nd)”.
Logam ferrit mulai ditinggalkan karena mempunyai densitas fluks yang lebih rendah
daripada Neodymium, sehingga untuk mendapatkan perbandingan “Size to Weight”
yang besar, para engineer motor listrik menggunakan logam seperti Neodymium,
sehingga bobot motor dapat berkurang secara drastis.

2. PANEL SURYA
Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya

PLTS atau pembangkit listrik tenaga surya merupakan salah satu opsi dalam
pemenuhan kebutuhan listrik. Sejak dahulu, alternatif penggunaan tenaga surya
untuk pembangkit listrik sudah ada. Akan tetapi belum banyak orang yang berminat
karena biaya instalasinya yang cukup mahal.

PLTS menjadi salah satu pilihan yang sangat menguntungkan dari segi
ekonomi sehingga banyak orang yang berminat menggunakan teknologi ini. Bagi
anda yang juga ingin menghemat biaya listrik di rumah anda, pasti penasaran.

Pembangkit listrik tenaga matahari yang menggunakan sistem panel listrik


merupakan pembangkit listrik matahari yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Hal ini disebabkan karena proses yang digunakannya lebih singkat sehingga biaya
yang dibutuhkan dalam instalasi nya juga lebih minim.

Pembangkit listrik yang menggunakan panel tenaga matahari ini melakukan


konversi energi sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung. Keberadaan
dari teknologi ini bekerja dengan menggunakan konsep photovoltaik.

Konsep photovoltaic merupakan sebuah konsep dimana cahaya matahari


akan dikonversi secara langsung menjadi listrik melalui sel surya. Pada konsep
photovoltaic, sel surya nantinya digunakan untuk menangkap cahaya, cahaya yang
berasal dari matahari Ini mengandung foton. Foton adalah satuan terkecil dari
tenaga surya yang bisa ditangkap oleh sel surya. Foton yang menabrak akan
mengalami proses yang pada akhirnya menyebabkan munculnya aliran listrik pada
sel surya tersebut.

Langkah-Langkah Pengubahan Cahaya Matahari Menjadi Listrik Oleh Panel


Surya
Pembangkit listrik tenaga surya yang didapatkan dari panel surya melakukan
proses seperti berikut ini. Pertama-tama foton yang terkandung di dalam cahaya
matahari akan menghantam bahan semikonduktor pada pada sel surya. Pada
proses penghantaran ini elektron akan terpisah dari atom bahan semikonduktor
terpisah.

Elektron yang terpisah ini dapat bergerak dengan bebas sehingga bisa
diarahkan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, elektron ini memiliki muatan
negatif sedangkan atom yang memiliki elektron akan bermuatan positif. Adanya
pelepasan elektron ini menyebabkan bahan semikonduktor pada akhirnya
mengelompok menjadi dua daerah, yaitu daerah bermuatan positif dan daerah
bermuatan negatif. Kedua daerah yang dibentuk melalui pemisahan elektron ini
nantinya akan bergerak berlawanan arah. Pergerakan daerah bermuatan positif dan
daerah bermuatan negatif yang berlainan arah ini nanti akan menyebabkan
munculnya arus listrik. Oleh karena itu jika antara daerah positif dan daerah negatif
ini dipasangi Pompa Submersible, maka pompa tersebut akan menyala.

SIKLUS PEMBUATAN BECAK TENAGA SURYA


Tenaga diambil panel surya dan diteruskan ke dinamo BLCD.

Anda mungkin juga menyukai