Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2021
v
BAB I
PENDAHULUAN
belajar siswa. Salah satu manfaat dari penilaian yaitu digunakan sebagai umpan
balik bagi siswa maupun guru. Bagi siswa penilaian berfungsi untuk mengukur
sejauh mana kemampuan siswa, sedangkan bagi guru penilaian berfungsi untuk
Saat ini guru menghadapi peserta didik yang berbeda jauh dengan masa
sebelumnya. Peserta didik sekarang lahir di zaman yang ekstra modern. Teknologi
internet telah banyak digunakan oleh guru dalam proses pembelajarannya. Proses
pembelajaran melibatkan interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik yang
Evaluasi adalah salah satu cara untuk menilai suatu objek yang memerlukan
1
2
yakni valid dan reliabel (Hidayat, 2017). Teori kognitif dari Benjamin S. Bloom
berhubungan dengan enam tingkatan atau kategori yang disajikan dalam verba
Evaluasi yang diberikan kepada peserta didik saat ini masih banyak
pengerjaan setiap butir soal. Selain itu, lamanya waktu pemeriksaan lembar
jawaban oleh guru dan proses penginputan nilai. Hal seperti inilah yang sangat
membutuhkan banyak kertas, seperti kita ketahui, secara umum bahan pembuatan
instrumen berbasis teknologi juga. Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan
aplikasi ini berupa formulir yang merupakan bagian dari penyimpanan Google
Drive. Syarat untuk menggunakannya hanya dengan memiliki akun Google saja
Kelebihan dari Google Form juga karena merupakan layanan gratis dari
Google yang menyediakan sistem survei online yang mendukung berbagai jenis
pertanyaan seperti teks, paragraf, pilihan ganda, memilih dari daftar, kotak
centang, skala, dan jaringan. Jenis teksnya digunakan untuk pertanyaan yang
jawabannya singkat dan jawaban yang panjang atau berupa paragraf (Kim & Park,
kategori, bentuk font, menambahkan gambar dan video, dan lain-lain, yang dapat
Aplikasi Google Form dapat pula digunakan setiap orang untuk membuat kuis
yang mereka kirimkan, baik itu jawaban mereka sendiri atau jawaban rekan-
rekannya (Djenno, M., Insua, G.M. & Pho, A ,2015). Selain memiliki banyak
kelebihan, Google Form juga memiliki kelemahan, seperti belum ada pilihan jenis
pertanyaan yang akan disediakan dalam tabel dan tidak ada pilihan untuk huruf
kepada peserta didik, termasuk memudahkan penilaian hasil evaluasi, karena nilai
form pada Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik ini juga didukung oleh
kondisi sebagian besar sekolah saat ini. Sebagian besar sekolah sudah
tidak ada hambatan berarti bagi mereka untuk mengakses aplikasi tersebut.
Google form sangat cocok untuk berbagai kalangan, seperti guru, dosen,
mahasiswa, dan profesi lainnya yang senang membuat kuis dan survei online
merupakan salah satu layanan yang diberikan google untuk kelola pendaftaran
acara, jejak pendapat, membuat kuis, dan melakukan kuis secara online. Menurut
Jahroh (2018:26), beberapa fungsi google form untuk dunia pendidikan adalah
pendaftaran online untuk sekolah; dan (5) membagikan kuesioner kepada orang-
Kegiatan penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan yang harus
untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik.
Perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik dilihat dari aspek
menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif bekaitan dengan
Penilaian memiliki makna yang mendalam bagi peserta didik. Penilaian jika
tidak memuaskan bagi peserta didik dalam hal ini hasil yang diperoleh
diinginkan, ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi. Dengan
memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat lagi. Namun demikian, hal ini
juga bisa terjadi sebaliknya. Bagi sebagian peserta didik akan berdampak negatif,
Dalam menumbuh kembangkan suatu kemampuan diri baik dari segi jasmani
maupun rohani yang berpedoman pada nilai- nilai yang sudah ada di masyarakat
dan budaya adalah salah satu bentuk usaha manusia. Kemajuan suatu negara juga
model rencana yang berkaitan dengan aktivitas peserta didik.” seorang pendidik
harus bisa menyajikan materi itu semenarik mungkin agar peserta didik mudah
mengerti dan memahami. jika seorang pendidik akan menyampaikan suatu materi
menyukainya. Dengan demikian peserta didik akan menjadi lebih semangat dalam
menarik.
Dalam proses suatu pembelajaran penilaian merupakan hal sangat penting dari
proses pembelajaran. Karena suatu penilaian itu bisa digunakan dalam mengambil
sebuah instrumen, jika instrumen yang digunakan mempunyai kualitas baik dalam
arti valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai atau sama dengan
mengungkapkan beberapa fakta menjadi suatu data. Jika ada kesimpulan yang
salah itu berarti dikarenakan data yang dipakai kualitasnya tidak baik atau buruk,
karena validitas dan reliabilitas rendah sehingga data yang diperoleh akan menjadi
Tes merupakan bagian dari ranah kognitif. Di dalam Taksonomi Bloom, ranah
baik online maupun offline semakin terintegrasi dan bisa digunakan dimanapun
dan kapanpun. Dengan demikian seorang pendidik harus dituntut bisa mengikuti
pendidik tidak hanya dengan melakukan secara offline, tetapi bisa dilakukan
ini memiliki sarana dan prasarana yang lengkap seperti laboratorium komputer
beserta wifi, semua peserta didik juga diperkenankan membawa smartphone atau
peserta didik seperti tugas harian, ulangan harian, MID semester, dan juga Ujian
kebijakan belajar dalam jaringan (online) memaksa guru harus merubah sistem
dan strategi pembelajaran termasuk dalam proses evaluasi hasil belajar peserta
yang baik. Perangkat penilaian berbasis teknologi ini diharapkan dapat menjadi
solusi bagi guru dalam melakukan evaluasi serta mengurangi penggunaan kertas
cepat, efisien, dan fleksibel, karena fasilitas media penyimpanan yang ditawarkan
baik online maupun offline semakin terintegrasi dan bisa digunakan dimanapun
dan kapanpun. Dengan demikian seorang pendidik harus dituntut bisa mengikuti
pendidik tidak hanya dengan melakukan secara offline, tetapi bisa dilakukan
Medan”.
Sesuai dengan latar belakang diatas maka dapat dibuat identifikasi masalah
sebagai berikut:
9
media penilaian.
5. Penelitian ini akan diterapkan pada siswa kelas XI SMK Dwiwarna Medan.
Peneliti membatasi penelitian ini agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas
Dwiwarna Medan.
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi pembaca, baik secara teoritis
1. Manfaat Teoritis
yang sama dan bagi pendidik lainnya mengenai instrumen penilaian dengan
b) Menjadi sumber refrensi dan informasi bagi para peneliti selanjutnya agar
lebih baik.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Pendidik
penilaian kognitif.
didik.
c) Bagi Peneliti
KAJIAN TEORI
dan pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif dalam penelitian ini. Beberapa teori
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya
untuk meningkatka n fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Pengembangan secara umum
secara bertahap.
Menurut Seels & Richey (Alim Sumarno, 2012) pengembangan berarti proses
12
41
lapangan.
non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta
terarah untuk membuat atau memperbaiki, sehingga menjadi produk yang semakin
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
olehnya.” Alat atau instrumen evaluasi dalam Suharsimi (2012: 40-51) alat adalah
tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien”. Anas Sudjiono (2011:
41
42
dengan mendasarkan diri atau berpegangan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau
tentang variabel yang sedang diteliti. Penilaian adalah proses sistematis meliputi
untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, berdasar pada pengertian instrumen
dan penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa, instrumen penilaian adalah alat
memiliki dua macam bentuk, yaitu berbentuk instrumen tes maupun instrumen
1. Pengertian Tes
Payne (2003: 7) mendefinisikan tes adalah “a systematic method of gethering
perbandingan intra atau antarindividu. Hal senada juga disampaikan oleh Rusli
Lutan (2000: 21) tes adalah sebuah instrumen yang dipakai untuk memperoleh
42
43
150) juga mendefinisikan tes sebagai “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seorang individu atau kelompok
Cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan,
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan-
oleh testee.
yang sistematik, yakni: (1) item-item dalam tes disusun menurut cara dan aturan
tertentu, (2) prosedur dan pemberian angka terhadap hasilnya harus jelas dan
dispesifikasikan secara terperinci, dan (3) setiap orang yang mengambil tes tersebut
(1) Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data atau informasi.
43
44
(3) Tes merupakan metode sistematik dalam rangka pengukuran dan penilaian yang
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat atau instrumen yang
sistematis berupa latihan atau gerakan untuk mengukur atau untuk memperoleh
2. Jenis-Jenis Tes
Suharsimi Arikunto (2010: 193), membedakan tes berdasarkan tujuannya
a) Tes kepribadian atau personality test, yaitu digunakan untuk untuk mengungkap
kepribadian seseorang.
b) Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
c) Tes intelegensi atau intelligence test, yaitu tes yang digunakan untuk
dengan cara memberikan tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah skala sikap, yaitu
e) Tes minat atau measures of interest, adalah alat untuk menggali minat seseorang
terhadap sesuatu.
f) Tes prestasi atau achivment test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
Ditinjau dari segi cara dan bentuk responsnya, tes dapat dibedakan menjadi dua
44
45
(1) Verbal test, yakni suatu tas yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang
(2) Non-verbal test, yaitu tes yang menghendaki jawaban dari testee bukan berupa
ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku,
jadi respon dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
melakukan pembutan suatu tes yang digunakan dalam menilai suatu keterampilan,
yaitu:The development of sport skill tests generally involves four phases; (1) select
the attributes to measured, (2) establish that will assess the appropriate atributes,
and (4) estimate the validity of each measure. Pengembangan tes keterampilan
umumnya melibatkan empat tahap: (1) pemilihan atribut untuk diukur, (2)
menetapkan atribut yang sesuai yang akaan dinilai (3) menentukan reliabilitas dan
menetapkan jadwal pengukuran yang tepat, dan (4) memperkirakan validitas setiap
memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar siswa
dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (psychomotoric
domain)”. Hamzah dan Satria (2012: 19-29) juga menerangkan bahwa instrumen
nontes pada umumnya digunakan dalam beberapa teknik penilaian, yaitu: (a)
45
46
penilaian unjuk kerja, (b) penilaian produk, (c) penilaian proyek, (d) potofolio, dan
dengan aspek psikomotor dan afektif terutama yang berhubungan dengan apa yang
dikerjakan oleh siswa. Dengan kata lain instrumen ini digunakan untuk mengukur
pengamatan
menggunakan dua kriteria sebagai acuan penilaian (ya- tidak). Siswa mendapat nilai
apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai, dan jika
tidak teramati maka siswa tidak mendapatkan nilai (Hamzah dan Satria (2012: 20).
Kelemahan cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua pilihan, yaitu benar-
salah, dapat diamati atau tidak teramati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah
atau antara.
46
47
kontinu, dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua (Hamzah dan Satria (2012: 21).
Skala rentang tersebut misalnya sangat kompeten, kompeten, agak kompeten, tidak
kompeten.
sebagai berikut :
a. Tetapkan KD yang akan dinilai dengan teknik penilaian unjuk kerja beserta
indikator-indikatornya.
mempengaruhi hasil akhir (out put) yang terbaik. Tulislah perilaku kemampuan-
c. Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak sehingga
tugas
akan diamati.
f. Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria- kriteria kemampuan
Hal yang penting pada penilaian unjuk kerja adalah menentukan cara
47
48
mengamati dan menskor kemampuan siswa. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yaitu: (1) metode holistic, dengan menggunakan satu skor
(single rating) terhadap keseluruhan hasil unjuk kerja, (2) metode analytic, dengan
memberikan skor pada berbagai aspek. yang berbeda berhubungan dengan unjuk
kerja yang akan dinilai, dengan chek list atau rating scale.
Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai
produk dari proses belajar. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses sains,
Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh
untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk disusun
Theory into Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang yang diurutkan
Menerapkan
Menganalisis
Mengevaluasi
Menciptakan
48
49
1. Mengigat (Remembering), pada tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengigat
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana
memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari
sebelumnya.
49
50
sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud dapat
meliputi tes maupun nontes sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
Dilihat dari segi pengertian, tujuan, serta fungsinya, penilaian dalam evaluasi
pembelajaran pada dasarnya adalah suatu program yang mempunyai arti dapat
digunakan dalam pembelajaran untuk menilai hasil belajar bagi peserta didik.
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Untuk itu, diperlukan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik.
1) Evaluasi formatif: yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada akhir program belajar-
mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
2) Evaluasi sumatif: yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada akhir unit program, akhir
semester dan akhir tahun untuk melihat hasil-hasil yang dicapai oleh para peserta
50
51
yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang
Instrumen penilaian yang baik adalah instrumen penilaian yang benar- benar
disusun secara sistematis dan telah memiliki kriteria-kriteria bukti bahwa instrumen
1. Validitas Tes
measures what it purpose to measure.” Sebuah instrumen atau tes dapat dikatakan
valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Suharsimi Arikunto
(2006: 58) mengemukakan sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila
kriteria yang paling penting untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi tes karena
validitas mengacu pada seberapa jauh tes benar-benar mengukur masalah dalam
pengukuran. Jika data yang dihasilkan dari sebuah instrumen valid, dapat dikatakan
instrumen tersebut valid. Hal ini dikarenakan instrumen yang digunakan dapat
memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan Jenis-
51
52
Miller (2002: 57) mengemukakan uji validitas muka atau validitas logis,
ketika mengukur skill dan kemampuan yang diinginkan. Validitas muka yang
terbaik adalah menentukan validitas dari tes satu dengan lainnya dengan
menerangkan prosedur
Miller (2002: 57) menyatakan validitas isi berhubungan dengan seberapa baik
tes mengukur semua keterampilan dan materi pembelajaran yang telah disampaikan
validitas yang diestimasi lewat profesional judgment. Sebuah tes dikatakan memiliki
validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi
atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas isi dapat diusahakan tercapai tujuannya
apabila mengkaji isi dari kurikulum atau buku pelajaran yang dipakai dalam
pembelajaran.
individu yang memiliki sifat cemas, cerdas, dan motivasi yang membangun yang
butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir dalam
tujuan instruksional khusus. Butir-butir soal tersebut mengukur aspek berpikir yang
52
53
ditinjau dari segi hubungan antara alat ukur dan suatu kriteria. Saifudin Azwar
(2008: 52-53) menyatakan apabila skor tes dan skor kriteria dapat diperoleh dalam
waktu yang sama, koefisien antara skor tersebut merupakan koefisien validitas
konkuren. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas konkuren apabila hasilnya
dengan pengalaman.
ramalan tes dan tes berhubungan dengan ukuran standart yang diperoleh kemudian
hari. Saifudin Azwar (2008: 51) mengemukakan validitas prediktif pada setiap tahap
harus diikuti oleh usaha peningkatan kualitas item tes dalam bentuk revisi,
mempunyai arti yang lebih signifikan dan bukan sekedar pengujian secara deskriptif
saja. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas prediksi atau validasi ramalan
apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa
2. Reliabilitas Tes
reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Miller (2002: 59)
menyatakan reliabilitas adalah konsistensi tes, sebuah tes yang dapat diandalkan
harus mempunyai hasil kurang lebih sama tanpa memedulikan jumlah waktu yang
53
54
diberikan. Koefisien reliabilitas diperoleh dengan cara yang sama dengan proses
reliabilitas tidak dapat digunakan untuk keperluan validasi karena apa yang reliabel
3. Objektivitas
Suharsimi Arikunto (2006: 61) menyatakan sebuah tes dapat dikatakan memiliki
objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang
memengaruhi. Miller (2002: 62) menyatakan suatu tes memiliki objektivitas tinggi
jika dua atau lebih orang dapat mengelola tes dalam kelompok yang sama, serta
memperoleh hasil kira- kira sama. Tes yang memiliki nilai objektivitas tinggi adalah
berupa soal pilihan ganda, benar-salah, dan tes pencocokan karena sudah ada
penilaian yang tersedia, sedangkan tes yang memiliki objektivitas rendah adalah tes
esai.
4. Diskriminitas
Ismaryati (2006: 34) menyatakan tes yang baik harus dapat membedakan
sehingga dapat membedakan siswa yang berkemampuan jelek, cukup, baik, dan baik
sekali.
5. Praktibilitas
Suharsimi Arikunto (2006: 62) menyatakan sebuah tes dapat dikatakan memiliki
praktikabilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis. Ismaryati (2006: 34)
54
55
dan kemudian dalam penafsiran, Tes yang praktis merupakan tes yang mudah
pelaksanaan. Tes mudah dilaksanakan yang tidak menuntut peralatan yang banyak
dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian
yang dianggap mudah bagi siswa. Tes yang dibuat harus dilengkapi dengan kunci
jawaban atau pedoman skoring-nya. Tes juga harus dilengkapi dengan petunjuk
pelaksanaan yang jelas, sehingga siswa dapat melakukan dengan mudah dan dapat
6. Daya Pembeda
sesuatu soal untuk membedakan siswa yang pandai ( berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh ( berkemampuan rendah). Untuk melihat suatu butir soal mampu
membedakan antara siswa yang belum menguasai materi yang dipelajari dan siswa
yang belum menguasai materi digunakan daya pembeda. Menurut Hendriana dan
soemarmo (2014: 64) “suatu butir tes dikatakan memiliki daya beda yang baik
artinya butir tes tersebut dapat membedakan kualitas jawaban antara siswa sudah
paham dan yang belum paham tentang tugas dalam butir tes yang bersangkutan”.
55
56
Google form adalah layanan online dari google untuk membuat formulir online,
dan untuk mengumpulkan data, komentar yang nantinya dapat disusun menggunakan
spreadsheet.
Pengertian lain tentang google form adalah merupakan salah satu layanan yang
diberikan google untuk kelola pendaftaran acara, jejak pendapat, membuat kuis dan
melakukan kuis secara online. Pada google form terdapat tanggapan survei yang
Google form merupakan salah satu komponen layanan googledocs. Aplikasi ini
sangat cocok untuk mahasiswa, siswa guru dan lain-lain . googleform dapat dibagi
keorang-orang secara terbuka atau khusus kepada pemilik akun google dengan
pilihan aksesibilitas, seperti redonly (hanya dapat membaca) atau editable (dapat
mengedit dokumen).
Adapun beberapa fungsi google form untuk dunia pendidikan adalah sebagai
berikut:
56
57
pembuatan form.
2) Beri nama form yang akan dibuat dengan meng-klik tulisan “formulir tanpa
3) Kemudian isikan
c) Jenis pertanyaan : memilih jenis pertanyaan seperti jawaban teks atau yang lain
a) Edit pertanyaan
b) Ubah nama
c) Lihat tanggapan
6) Jika form sudah dibuat, tinggal klik “kirim formulir” untuk mempublish formulir
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
57
58
adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
has been defined as the systematic study of designing, developing and evaluating
instructional programs, processes and products that must meet the criteria of internal
jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan suatu produk hardware atau
software melalui prosedur yang khas yang biasanya diawali dengan proses
suatu produk yang efektif yang digunakan oleh sekolah dan bukan untuk menguji
teori.
prototype produk sebelum di produksi secara massal. Dalam bidang pendidikan R &
58
59
melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam suatu siklus
ataupun software yang sudah memenuhi kriteria setelah melalui validasi untuk
yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, penelitian pengembangan
tentang perbedaan dalam bidang akademik dan sosial pada sekelompok anak yang
berasal dari lingkungan keluarga berpendapatan rendah dan tinggi. (Allpsych online,
2004).
pendidikan.
reformasi pendidikan.
59
60
diantaranya:
empat bagian, yaitu: bagian kurikulum, bagian teknologi dan media, bagian pelajaran
dan instruksi, bagian pendidikan guru dan didaktis. Sedangkan menurut Punaji
ada empat tahap penelitian dan pengembangan yang disingkat dengan 4-D, yaitu
60
61
Define (Pendefinisian)
1 Studi Pustaka
Mengumpulkan Informasi google form
Desain (Perencanaan)
2 Desain google form
Pembuatan soal
Develop (Pengembangan)
3 Pengembangan media instrumen penilaian
menggunakan google form
Disseminate (Penyebarluasan)
4 Penyebarluasan google form
Uji coba produk
yang lebih terperinci kemudian disusunnya dalam sepuluh langkah, yaitu “ research
preliminary field testing, main product devision, main field testing, operational
product revision, operational field testing, final product revision, dissemination and
atau observasi kelas dan persiapan laporan awal. Penelitian awal atau analisis
melakukan pengembangan.
bahan dan uji coba skala kecil. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi
yang kokoh untuk mengembangkan produk atau program sehingga tujuan khusus
tersebut dapat dicapai. Hal lain yang penting dimasukkan dalam perencanaan
adalah perkiraan biaya, tenaga kerja dan waktu untuk menyelesaikan R&D yang
akan dilakukan.
handsbooks dan alat evaluasi sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan revisi
4. Uji coba awal, dilakukan pada satu hingga tiga sekolah yang melibatkan enam
sampai dua belas subjek dan data hasil wawancara, observasi dan angket
62
63
5. Revisi produk, hasil uji coba awal dipakai untuk merevisi produk awal. Revisi
produk, yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal ini untuk memperoleh
6. Uji coba lapangan, produk yang telah direvisi kemudian diujicobakan lagi kepada
7. Revisi produk, dikerjakan berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba
lapangan dengan melibatkan kelompok subjek lebih besar ini dimaksudkan untuk
yang lebih layak dan memadai maka diperlukan uji lapangan sekali ini dengan
9. Revisi produk akhir, setelah dilakukan uji lapangan dalam skala besar selanjutnya
prosedur, program atau produk) kepada para pengguna dan professional melalui
forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal atau dalam bentuk buku atau
handbook.
dalam pembangunan. (b) produk pembelajaran bisa digunakan baik tatap muka
63
64
desain pembelajaran untuk berkolaborasi dengan para ahli isi, media, dan
EVALUATION IMPLEMENTATION
a. Analysis (Analisis)
Pengembangan produk dan kelayakan dengan tahapan analisis ini mencakup tiga
komponen yakni analisis kebutuhan, kurikulum, dan karakter peserta didik, berikut
a. Analisis kebutuhan
64
65
pendidik. Salah satunya dengan membuat instrumen penilaian yang benar atau
sesuai prosedur yang benar pada pelajaran instalasi penerangan listrik yang
semula tes kepada peserta didik berbasis kertas sekarang berbasis online dengan
b. Analisis Kurikulum
c. Analisis karakter
karakter peserta didik. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui karakter peserta
b. Design (Perancangan)
Tahap selanjutnya peneliti merancang unsur- unsur apa saja yang dibutuhkan
65
66
produk tersebut.
teks, kualitas layout, anatomi produk, dan kualitas gambar. instrumen tersebut
disusun berupa angket respon dalam lembar penilaian produk. kemudian instrumen
c. Development (Pengembangan)
Tahap realisasi produk merupakan tahap dari pengembangan produk.
Pengembangan produk ini sesuai dengan rancangan produk yang sudah dibuat.
kemudian, hasil dari produk tersebut akan divalidasi oleh ahli dan praktisi
lapangan. Dalam proses ini, validator menggunakan instrumen atau angket yang
menggunakan instrumen berupa angket yang sudah disusun, memberikan saran dan
komentar untuk perbaikan produk ini. Hasil dari validasi itulah yang digunakan
peneliti sebagai rujukan revisi produk sampai hasil produk ini valid dan layak
d. Implementation (Implementasi)
66
67
diajukan dan mengikutsertakan siswa untuk menggunakan media atau model yang
dibuat.
e. Evaluation (Evaluasi)
Di tahap evaluasi ini, peneliti melaksanakan revisi terakhir terhadap hasil produk
yang dikembangkan berdasarkan saran dan komentar dari para ahli dan kelompok
kecil yang ada pada angket respon. Hal ini bertujuan agar produk tentang instrumen
penilaian kognitif berbasis google form pada mata pelajaran instalasi penerangan
listrik sudah sesuai dan bisa digunakan oleh sekolah atau yang lainnya.
kembangkan sama halnya dengan yang terdahulu yang dapat menunjukkan bahwa
form yang telah dikembangkan adalah baik berdasarkan penilaian ahli media
adalah 93% dengan interpretasi produk sangat layak sehingga produk ini dapat
digunakan tanpa revisi, dan hasil uji coba kelompok kecil adalah 81% dengan
interpretasi produk sangat layak sehingga produk ini dapat digunakan tanpa revisi.
67
68
Penilaian Tes Berbasis Mobile Online pada Prodi Pendidikan Matematika” hasil
penelitian disebutkan bahwa hasil rata – rata kevalidan lembar validasi ahli media
berada pada kriteria valid rata-rata 3,66, berdasarkan validasi ahli materi berada
pada kriteria valid dengan rata – rata 3,02. Jadi instrument penilaian mobile
evaluasi pembelajaran.
Penggunaan google form sebagai alat evaluasi penilaian secara online berarti
mengurangi kecurangan dalam proses evaluasi dan juga membantu bumi agar tetap
dalam pembelajaran Instalasi Penerangan Listrik yang dilakukan pada kelas XI SMK
Dwiwarna Medan dengan menggunakan google formulir yang cukup membantu guru
dalam penilaian ranah kognitif. Dalam hal ini peneliti ingin mengembangkan
formulir supaya dapat memudahkan guru dalam menilai ranah kognitif siswa. Oleh
68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
beralamat di Jl. Gedung Arca No.52, Teladan Barat, Kecamatan. Medan Kota, Kota
Medan, Sumatera Utara, Kelas XI Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) penelitian
Listrik SMK Swasta Dwiwarna Medan beserta satu orang guru mata pelajaran
Instalasi Penerangan Listrik. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 5 orang pada
kelas XI Jurusan TITL. Objek penelitian ini adalah pengembangan media instrument
atau disebut dengan metode R&D (Research and Development). Research and
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode penelitian Research and
penggunaan metode R&D sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli juga
42
43
penilaian kognitif menggunakan google form pada mata pelajaran intalasi penerangan
listrik untuk siswa disekolah menengah kejuruan. Siswa yang dimaksud dalam ini
Dwiwarna Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pengembangan Sugiyono. Model Sugiyono merupkan salah satu model desain sistem
yang sederhana dan mudah dipelajari. Model ini bermanfaat menghasilkan suatu
instrumen penilaian yang layak dan berkualitas. Ada 10 langkah dalam model
Revisi desain, 6) Uji coba produk, 7) Revisi produk, 8) Uji coba pemakaian. Hal
memperoleh data potensi dan masalah, maka dari itu peneliti melakukan wawancara
kepada guru mata pelajaran Instalasi Penerangan Listrik di SMK Dwiwarna Medan
potensi yang ditemukan yaitu optimalisasi penilaian pada ranah kognitif yang akan
dilakukan oleh guru disekolah tersebut. Adapun masalah yang ditemukan adalah ada
perencanaan.
45
3. Desain Produk
Instrumen yang dipakai dalam penilaian kognitif adalah lembar penilaian diri
berbentuk skala likert, berupa pernyataan fositif dan negatif. Lembar penilaian
kognitif yang menunjukkan pengetahuan siswa yang mana hasil produk diaplikasikan
4. Validasi Desain
produkyang dibuat secara rasional akan lebih efektif digunakan atau tidak dilihat dari
5. Revisi Desain
penilaian kognitif tersebut menggunakan google form lebih efektif dan efisien
7. Revisi Produk
Berdasarkan hasil data dari responden pada uji coba produk maka produk
instrumen disusun kembali menjadi draf yang digunakan untuk uji coba pemakaian.
Pada tahap uji coba pemakaian, pengujian dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan hasil data yang telah disusun yang nantinya akan dijadikan acuan dalam
9. Analisis Data
Pada tahap ini data yang diperoleh di uji coba pemakaian kemudian dianalisis,
selanjutnya data disajikan dalam bentuk laporan yang dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing
produk media instrumen penilaian kognitif dengan menggunakan google form pada
Langkah pertama: Pada tahap analisis ini dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan dan
dikembangkan
sudah dihasilkan dan sudah divalidasi atau direvisi oleh para ahli.
47
yaitu:
telah ditentukan
Langkah ketiga: Langkah ini dilakukan produk yang dihasilkan sudah dalam kategori
listrik.
Langkah keempat: Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap siswa
Teknik pengumpulan data untuk hasil akhir penelitian yang dilakukan adalah
yang digunakan oleh peneliti dan mengumpulkan data hasil pengembangan produk
yaitu angket instrumen yang diadaptasi oleh Sriadhi (2018). Terdapat tiga instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu angket validasi untuk ahli
48
media (Dosen), angket validasi untuk ahli materi (guru bidang studi), angket validasi
untuk pengguna (siswa). Angket validasi untuk ahli media digunakan untuk
memperoleh data teknis dari produk yang telah dikembangkan. Angket validasi ahli
pengguna digunakan untuk memperoleh data tentang kelayakan produk dari peserta
didik. Validasi ahli media, validasi ahli materi, validasi user tersedia dibagian
lampiran.
1. Wawancara
tes dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang terjadi tes
2. Lembar penilaian
Lembar penilaian merupakan media penilaian terhadap produk yang telah dibuat
oleh peneliti. Dalam hal ini yang dinilai adalah tes tertulis berbasis online
Adapun kisi instrument terdiri dari tiga yaitu instrument untuk ahli media,
instrumen untuk ahli materi dan ahli media tetap berhubung tahap proses
berdasarkan PUIL
3.9 Menerapkan 3.9.1 Mengamati Pilihan ganda 1 C4
prosedur prosedur
pemasangan pemasangan
komponen instalasi komponen instalasi
penerangan 3 fasa penerangan 3 fasa
bangunan gedung bangunan gedung
sebuah instrumen tersebut harusnya diukur. Validitas juga menunjukkan sejauh mana
sebuah tes dianggap baik sesuai dengan desain pengukuran. Dapat disimpulkan
bahwa uji validitas merupakan suatu tes yang dilakukan dan yang akan diukur
sehingga dapat menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang ingin
b) Validitas Konstruk
Sebuah tes dikatakan valid jika skor-skor pada butir tes yang bersangkutan
memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya, atau dengan bahasa
statistik yaitu ada korelasi positif yang signifikan antara skor tiap butir tes dengan
skor totalnya.
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes, pertama-tama dapat diketahui dari
tingkat kesukaran yang dimiliki masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item
tes dapat dinyatakan sebagai butir-butir item baik, apabila butir-butir item tersebut
tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran
Daya pembeda suatu butir soal menyatakan sejauh manakah kemampuan butir
soal tersebut mampu membedakan antara peserta didik yang dapat menjawab soal dan
peserta didik yang tidak menjawab soal. Pengujian ini dilakukan untuk memperoleh
data tentang kemampuan soal dalam membedakan peserta didik yang pandai. Daya
pembeda dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya angka indeks
diskriminasi item.
e) Uji Reabilitas
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama. Tes yang
dibutuhkan pemikiran yang kreatif serta wawasan yang luas agar data – data yang
berhasil dikumpulkan dapat ditafsirkan dengan baik dan tepat. Pada penelitian ini,
53
teknik analisis data akan dilakukan pada lembar angket berupa validasi. Hasil dari
dengan ketentuan
Tabel 3.4 Penskoran Pada Lembar Validasi Berdasarkan Skala Rating Scale
No. Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat Baik (SB) 4
2 Baik (B) 3
3 Kurang Baik (KB) 2
4 Tidak Baik (TB) 1
2) Menghitung rata – rata penilaian setiap aspek kriteria yang dinilai
3) Mengubah skor rata – rata kualitatif menjadi nilai kuantitatif dengan kategori
google form dilakukan melalui hubungan statistik deskriftif. Skor dalam jawaban
kelayakan dibedakan dalam empat kelompok dengan mean ideal (2,50) sebagai
batas skor kelayakan. Karena itu mean skor kurang dari mean ideal
kategori “layak” dibedakan dalam tiga tingkatan yaitu “kurang layak”, “layak”
DAFTAR PUSTAKA
Aida, N., Kusaeri, K., & Hamdani, S. (2017). Karakteristik instrumen penilaian hasil
belajar matematika ranah kognitif yang dikembangkan mengacu pada model
PISA. Suska Journal of Mathematics Education, 3(2), 130–139.
Akker, Jan Van den. 1999. Principles and Methods of Development Research.
London
Arikunto, Suharsimi. (2013) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Aunurrahman. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Batubara, H. H. (2016). Penggunaan Google Form Sebagai Alat Penilaian Kinerja
Dosen Di Prodi Pgmi Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari. AL-BIDAYAH:
Jurnal Pendidikan Dasar Islam
Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. (1989). Educational Research :An Introduction, Fifth
Edition. New York: Longman.
Elvira Sundari, Nur Izzati (2020) Pengembangan Instrumen Tes Berbasi Android
Pada Materi Rumus-rumus Trigonometri, Barekeng: Tanjungpinang.
Fadillah, E. N. (2017). Pengembangan Instrumen Penilaian Untuk mengukur
Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Diakses pada tanggal 02 Maret 2021,
dari http://jurnal.um-palembang.ac.id/dikbio/article/view/770.
Hamdan Husein Batubara. Pengunaan Google Form Sebagai Alat Penilaian Kinerja
Dosen Di Priodi PGMI Uniska Muhammad Arsyad Al Banjari. Universitas
Islam Kalimantan. 2016. Jurnal Pendidikan Dasar Islam:Banjarmasin.
Istiyono, E. (2013). Pengembangan Instrumen untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi dalam Mata Pelajaran Fisika di SMA, Optika:Rowokele.
Iwan Hariono (2021) Pengembangan Instrumen Penilaian Kognitif Berbasi Google
Form Pelajaran Matematika, Edcomtech: Surabaya.
Julianingsih, S., Rosidin, U., & Wahyudi, I. (2017). Pengembangan Instrumen HOTS
Untuk Mengukur Dimensi Pengetahuan IPA Siswa di SMP,Jurnal
Pembelajaran Fisika:Bandar Lampung.
Kuntum An Nisa Imania (2019) Rancangan Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Berbasis Daring, Institut Pendidikan Indonesia.
Nunung Fika Amalia ( 2014) Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia: Semarang.
Rachmawati (2020) Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Berbasis Mobile Online
Pada Prodi Pendidikan Matematika, Prima: Malang.
Sriadhi (2018). Instrumen penelitian Multimedia Pembelajaran. Medan. Unimed
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
56
Wardani, K. (2015). Penyusunan Instrumen Tes Higher Order Thingking Skill pada
Materi Ekosistem SMA Kelas X: Jurnal Pembelajaran Biologi: Surakarta.
Wisman, Rio Kurniawan (2020) Pengembangan Media Pembelajaran Keterampilan
menyimak Berbasis Online Menggunakan Google form, Silampari Bisa:
Bengkulu.