XII MIA 1
Sejarah Indonesia
Tanggal : 03 Oktober 2020
1). - PKI sejak proklamasi seharusnya sudah muncul dan berperan sebagai pemimpin revolusi.
- Persetujuan Renville adalah kesalahan besar yang mencelakakan dan berbau reaksioner.
- Kabinet Amir seharusnya tidak mengundurkan diri sebab pokok di setiap revolusi adalah
kekuasaan negara.
- Untuk sementara perlu dibentuk Front Nasional
4). Tahap pertama, dimulai tanggal 24 Maret 1969,berupa konsultasi dengan dewan-dewan
kabupaten di Jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan Peperangan.
Tahap kedua, berupa pemilihan anggota dewan musyawarah Peperangan yang berakhir pada
bulan Juni 1969 dengan dipilihnya 1.026 anggota dari tiap-tiap kabupaten yang terdiri atas 983
pria dan 43 wanita.
Tahap ketiga, pelaksanaan Peperangan yang dilakukan di tiap-tiap mulai 14 Juli 1969 di
Merauke dan berakhir pada tanggal 4 Agustus 1969 di Jayapura.
6). Gunting Syafrudin adalah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Syafrudin
Prawiranegara, Menteri Keuangan dalamKabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada jam 20.00
tanggal 10 Maret 1950. Menteri Keuangan Syafrudin Prawiranegara mengambil kebijakan
memotong uang dengan memberlakukan nilai setengahnya.
Menurut kebijakan itu, "uang merah" (uangNICA) dan uang De Javasche Bank dari pecahan
Rp 5 ke atas digunting menjadi dua. Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran
yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal 9 Agustuspukul 18.00. Mulai
22 Maret sampai 16 April, bagian kiri itu harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank
dan tempat-tempat yang telah ditunjuk. Lebih dari tanggal tersebut, maka bagian kiri itu tidak
berlaku lagi. Guntingan kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi dapat ditukar dengan obligasi
negara sebesar setengah dari nilai semula, dan akan dibayar tiga puluh tahun kemudian dengan
bunga 3% setahun. "Gunting Sjafruddin" itu juga berlaku bagi simpanan di bank. Pecahan Rp
2,50 ke bawah tidak mengalami pengguntingan, demikian pula uang ORI (Oeang Republik
Indonesia).
Kebijakan ini dibuat untuk mengatasi situasi ekonomi Indonesia yang saat itu sedang terpuruk
—utang menumpuk, inflasi tinggi, dan harga melambung. Dengan kebijaksanaan yang
kontroversial itu, Sjafruddin bermaksud sekali pukul menembak beberapa sasaran:
penggantian mata uang yang bermacam-macam dengan mata uang baru, mengurangi jumlah
uang yang beredar untuk menekan inflasi dan dengan demikian menurunkan harga barang, dan
mengisi kas pemerintah dengan pinjaman wajib yang besarnya diperkirakan akan mencapai
Rp 1,5 miliar.1950 Indonesia).
9). Adapun ciri-ciri dari demokrasi liberal ini antara lain sebagai berikut:
● Memberikan kebebasan pada individu seutuhnya.
● Pada demokrasi ini, pemerintahan dipegang partai pemenang, adapun partai kalah akan
menjadi pihak oposisi.
● Kepala Negara atau presiden dipilih secara langsung oleh rakyat, misalnya di Amerika
Serikat.
● Sistem pemerintahan dituangkan dalam konstitusi.
● Keputusan didasarkan pada mayoritas termasuk dalam pengambilan suara yang dilakukan
secara voting.
● Kekuatan serta kekuasaan atas Negara difokuskan pada parlemen.
● Mempunyai perwakilan dari rakyat-rakyat di dalam Negara, ini sekaligus membatasi
kekuatan dari penguasa.
10). Pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal karena pada masa ini tidak ada partai
dominan di parlemen. Kabinet akhirnya terbentuk dari koalisi partai. Begitu ada perselisihan
antara partai, kabinet akan jatuh akibat mosi tidak percaya dan perdana menteri akan
mengembalikan mandatnya dan diganti.