Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AKHLAK TERCELA DALAM PERGAULAN REMAJA


Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Aqidah Akhlak di MAN
1 Barito Kuala

Disusun oleh :
Muhammad Rizal
M. Alvin Setiawan
M. Rajab Alaydrus
M. Ihsan Faridi
Maulana Mansyur
Nabil Saputra
Farhan Hadi Framana

MAN 1 BARITO KUALA


2

A. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah kata jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau karakter. Kata akhlak didefinisikan sebagai perilaku, tetapi
perilaku harus diulang hanya sekali tidak cukup untuk melakukan perbuatan baik, atau
hanya kadang-kadang. Seseorang dapat dikatakan merosot jika timbul dengan sendirinya
didorong oleh motivasi yang kuat dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan terutama
pikir pertimbangan sering diulang, sehingga terkesan sebagai suatu keharusan untuk
melakukan.

Jika hal itu dilakukan oleh dipaksa tidak refleksi dari akhlak.adapun pengertian ahlak
menerut alquran ; tercantum dalam Al-quran surah Al-Qalam(68):4, yang
artinya:”Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung”
Kata akhlak juga dapat kita temukan dalam hadis yang sangat populer yang diriwayatkan
oleh Imam Malik, yang artinya:”Bahwasanya aku (Muhammad) diutus tidak lain adalah
untuk menyempurnakan akhlak mulia”;. Secara terminologis, terdapat beberapa definisi
akhlak yang dikemukakan oleh para ahli. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak
sebagai”kehendak yang dibiasakan”.

Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan”. Sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah “suatu
kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa kecendrungan kepada pemilihan
pada pihak yang benar (akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang buruk)”.
Selanjutnya menurut Abdullah Darraz,perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap
sebagai manifestasi dari akhlaknya.

B. Pengertian Akhlak Madzmumah


Pengertian Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)

Akhlak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia
yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. Dalam beberapa
kamus dan ensiklopedia dihimpun pengertian “buruk”.sebagai berikut:

a) Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.

2
3

b) Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.


c) Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat istiadat, dan masyarakat yang
berlaku.

Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini di kenal dengan sifatsifat

muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya

kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan

fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.

C. Pembagian Akhlak Madzmumah

Pembagian Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela).

Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Maksiat Lahir

Maksiat berasal dari bahasa Arab, ma’siyah, artinya “pelanggaran oleh orang
yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan perbuatan yang dilarang, dan
meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat islam. Maksiat lahir dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat,

berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berdebat

dan berbantah hanya mencari menangnya sendiri tanpa menghormati

orang lain, berkata kotor, mencaci-maki atau melaknat, menghina,

menertawakan, atau merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain

sebagainya.

3
4

b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaran orang lain,

mendengarkan nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyi yang dapat

melalaikan ibadah kepada Allah Swt.

c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita ataupun laki-laki yang

bukan muhrimnya, melihat kemungkaran tanpa beramar makruf nahi

mungkar.

d. Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri, dan

menggunakan tangan untuk mengurangi timbangan.

2) Maksiat Batin

Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakan oleh

tabiat hati. Maksiat batin ini lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat

lahir, karena terkadang tidak terlihat, dan lebih sukar dihilangkan. Selama

maksiat batin belum dilenyapkan, maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari

manusia.

Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah:

a. Marah (ghadab). Islam menganjurkan orang yang marah agar

berwudhu (menyiram api kemarahan dengan air).

b. Dengki (hasad). Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana sabda

Nabi, “Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya dengki

dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”.

4
5

c. Sombong (takabur). Allah Swt berfirman,

Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya

akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang

menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka

Jahannam dalam keadaan hina dina".

D. Macam Macam Akhlak Tercela Dalam Pergaulan Remaja

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial.
Adanya interaksi antara individu yang satu dengan lainnya, yang kadangkala sering kita
jumpai adanya hubungan yang bersifat positif dan negatif. Ada beberapa perilaku individu
dalam pergaulan remaja yang mengakibatkan nilai negatif dalam masyarakat, antara lain
adalah :

a. Ghibah

Ghibah dalam Islam sangat dilarang, karena dampak yang ditimbulkannya


amat merugikan, disamping menimbulkan sakit hati, bahkan dapat menghancurkan
tali persaudaraan sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hujurat : 12

ْ AA‫َّس‬
‫وا‬ ُ ‫ۖم َو اَل تَ َجس‬ٞ ‫ض ٱلظَّنِّ إِ ۡث‬ َ ‫يرا ِّم َن ٱلظَّنِّ إِ َّن بَ ۡع‬ ْ ‫ٱجتَنِب‬
ٗ ِ‫ُوا َكث‬ ۡ ‫وا‬ ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
َ A‫ ُد ُكمۡ أَن يَ ۡأ ُك‬A‫ ۚا أَي ُِحبُّ أَ َح‬A‫ض‬
ُ‫و ۚه‬AA‫ ا فَ َك ِر ۡهتُ ُم‬A‫ ِه َم ۡي ٗت‬A‫ل لَ ۡح َم أَ ِخي‬A ً ‫ض ُكم بَ ۡع‬ ُ ‫َواَل يَ ۡغتَب ب َّۡع‬
١٢ ‫يم‬ٞ ‫َّح‬ ِ ‫اب ر‬ ْ ُ‫َوٱتَّق‬
ٞ ‫وا ٱهَّلل ۚ َ إِ َّن ٱهَّلل َ تَ َّو‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-
cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

5
6

Dalam tersebut di atas Allah menggambarkan perilaku ghibah dengan resiko


memakan daging saudaranya yang sudah mati, tentu kita akan merasa jijik, justru itu
janganlah kita menggunjing atau menggosip tentang orang lain, karena perbuatan itu
adalah dosa.

b. Namimah

Namimah yang lebih dikenal dengan menfitnah merupakan perbuatan yang


berdampak negatif, akibat perbuatan ini tali silaturrahim dapat putus dan hancur,
keluarga yang harmonis bisa jadi berantakan, sebab orang yang melakukan
perbuatan namimah ini memiliki tujuan tertentu seperti ingin menghancurkan dan
mencerai beraikan hubungan silaturrahim baik secara individu maupun kelompok.

Orang yang suka menfitnah biasanya memiliki sifat tidak senang melihat
orang lain sukses, memiliki rasa iri hati dan merasa senang jika orang lain menderita
atau gagal. Banyak kasus fitnah yang terjadi di masyarakat, rumah, sekolah dan
lingkungan dimana kita berada. Untuk itu kita harus berhati-hati dengan khabar atau
informasi yang disampaikan orang lain. Agar tidak terjadi kesalahpahaman,
sebaiknya kita waspada dengan jalan mengecek kebenaran kabar atau informasi
tersebut, Allah SWT berfirman dalam surat al-Hujurat : 6

ْ ‫يب‬A‫ص‬
‫ة‬Aٖ Aَ‫ ا بِ َج ٰهَل‬A‫ُوا قَ ۡو ۢ َم‬ ِ ُ‫و ْا أَن ت‬A ُ ۢ A‫اس‬
ٓ Aُ‫ ٖإ فَتَبَيَّن‬Aَ‫ق بِنَب‬ ِ َ‫ٓا َء ُكمۡ ف‬AA‫و ْا إِن َج‬A َ ‫ا ٱلَّ ِذ‬AAَ‫ٰيَٓأَيُّه‬
ٓ Aُ‫ين َءا َمن‬
٦ ‫ين‬ َ ‫ُوا َعلَ ٰى َما فَ َع ۡلتُمۡ ٰنَ ِد ِم‬
ْ ‫صبِح‬ ۡ ُ‫فَت‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Selain menghancurkan pergaulan, hubungan baik dan silaturrahim, orang yang


suka menfitnah akan berdosa serta tidak akan masuk sorga, Rasulullah SAW
bersabda yang artinya : Diriwayatkan oleh Hudzaifah r.a. Aku pernah mendengar
Nabi SAW besabda : seorang qattat (orang yang mengadu domba orang lain agar
tercipta perselisihan atau pertikaian diantara mereka) tidak akan masuk sorga (HR.
Bukhari).
6
7

c. Perkelahian

Dalam pergaulan sehari-hari kita sering melihat peristiwa perkelahian, bahkan


pernah mengalami peristiwa tersebut. Perkelahian biasanya dipicu oleh kata-kata
yang saling menghina atau merendahkan kemudian terjadilah perang mulut, saling
mencaci. Hal itu berakhir pada kontak fisik dengan tindakan saling pukul.

Yang menyebabkan terjadinya perkelahian diantaranya; salah paham, merasa


tersinggung atau terhina, atau mungkin merasa jagoan diantara teman yang lain.
Perbuatan ini mengakibatkan rusaknya hubunga persahabatan, hubungan keluarga
atau hubungan antar kelonpok.

Dampak lain dari perkelahian adalah timbulnya rasa dendam, jika tidak
segera berdamai maka masalahnya akan berlarut-larut dan berujung pada
perkelahian yang lebih besar, seperti tawuran antar kelompok bahkan antar warga,
dan lain sebagainya. Sebaiknya hal ini jangan sampai terjadi, sebab kalau terjadi,
dapat kita bayangkan yang menang tidak dapat apa-apa, yang kalah apalagi.

Pribahasa mengatakan “kalah jadi abu, menang jadi arang” artinya siapa saja
yang menang atau yang kalah keduanya tetap merugi, karena sudah terbakar nafsu
amarah. Oleh karena itu jika ada teman atau saudara kita yang berselisih maka
hendaklah kita cepat-cepat mendamaikan diantara keduanya sesuai dengan ayat 10
surat al-Hujurat yang berbunyi:

ْ ُ‫ُوا بَ ۡي َن أَ َخ َو ۡي ُكمۡۚ َوٱتَّق‬


َ ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡر َح ُم‬
١٠ ‫ون‬ Aْ ‫صلِح‬ َ ُ‫إِنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬
ۡ َ ‫ة فَأ‬ٞ ‫ون إِ ۡخ َو‬
Artinya : Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

7
8

d. Pergaulan bebas antar lawan jenis

Bukan menjadi rahasia dan tabu lagi,di jaman yang katanya moderen ini,para remaja
banyak yang tidak lagi memperhatikan norma-norma agama dan susila dalam pergaulan.
Begitu juga dalam bergaul dengan lawan jenis. Banyak yang menganggap bergaul dengan
sebebas-bebasnya adalah ciri dari masyarakat modern.

Mereka menganggap hal itu adalah hak asasi tiap individu dan tidak boleh dilarang.
Padahal jelas,bahwa hal ini lebih banyak berdampak negatifnya daripada positifnya. Ujung-
ujungnya adalah zina yang jelas dilarang agama,dan yang pasti merugikan pelakunya. Allah
berfirman dalam Q.S. al-Isra’ ayat 32 :

)٣( ‫َوال تَ ْق َربُوا ال ِّزنَا إِنَّهُ َكانَ فَا ِح َشةً َو َسا َء َسبِيال‬

Artinya: “dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk” (Q.S. al-Isra’ ayat 32)

Ayat di atas jelas, jangankan berbuat zina, mendekatinya saja dilarang. Dan yang pasti, tiap
ada pelarangan dalam agama, pasti demi kebaikan kita

e. Judi dan khamer

Judi adalah setiap “pemainan untang-utangan dengan bertaruh” atau  “setiap permainan
harta dengan bertaruh”. Agama kita jelas melarang judi dan khamer, sebagaimana Allah
berfirman :

‫)إِنَّ َما ي ُِري ُد‬٩٠( َ‫األزال ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيطَا ِن فَاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ ْ ‫صابُ َو‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َواأل ْن‬
)٩١( َ‫ص َّد ُك ْم ع َْن ِذ ْك ِر هَّللا ِ َو َع ِن الصَّال ِة فَهَلْ أَ ْنتُ ْم ُم ْنتَهُون‬ ُ َ‫ضا َء فِي ْال َخ ْم ِر َو ْال َمي ِْس ِر َوي‬ َ ‫َاوةَ َو ْالبَ ْغ‬َ ‫ال َّش ْيطَانُ أَ ْن يُوقِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َعد‬

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,


berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan.Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.  Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu)" (Qs. Al-Maidah ayat 90-91)
8
9

Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW. Bersabda, “Tiap-tiap yang memabukkan
adalah khamer, dan tiap-tiap khamer itu haram” (H.R Muslim)

Dari Ibnu Umar berkata, Nabi SAW, bersabda, “Allah melaknat khamar,
peminumnya, penyajinya, pembelinya, penjualnya, pembuatannya, tempat pembuatannya,
pembawanya, dan penerimanya.” (H.R. Abu Dawud)

f. Narkoba

Narkotika dalam Islam sering disebut “hasyisy” yang hukumnya jelas haram karena
memabukkan dan termasuk  khamer sebagaimana dijelaskan dalam hadis nabi di atas. Orang
yang mengkonsumsinya jelas berdosa dan dikenakan hukuman sebagaimana orang yang
minum khamar.  Adapun jenis-jenis narkoba adalah :

 Ganja atau marijuana

 Opiate

 Cocaine

 Candu dengan komponen-komponen yang aktif yaitu morfin dan heroin

 Obat berbahaya yang disalahgunakan secara gelap, yaitu rohypnol, valium, cosadon,
magadon, BK, dan sedatin 

E. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja

Masalah kenakalan remaja telah di tetapkan sebagai salah satu masalah nasional yang
harus di tanggulangi maka sesungguhnya upaya penanggulangan telah dilaksanakan dengan
menggunakan pola koordinasi antar instansi terkait, orang tua, masyarakat, sekolah, dan
remaja itu sendiri. Penanggulangannya meliputi tiga pola oprasional yaitu:

i. Pola preventif (pencegahan), melalui penyuluhan, penerangan,


pengawasan dan pengendalian, seminar, diskusi, sarasehan, tatap
muka, kegiatan olah raga, seni dan keagamaan/ kerohaniahan dan
sebagainya.

9
10

ii. Pola represif (penindakan), melalui proses pendidikan dan proses


peradilan hukum yang berlaku terutama bagi para pelaku kenakalan
remaja yang melanggar KUHP dan perundang-undangan lainnya.
iii. Pola pembinaan khusus atau perawatan dan rehabilitasi terutama
ditujukan kepada korban penyalahgunaan narkotika, obat dan alkohol.

Hasil upaya penanggulangan pada dasarnya telah dapat dicapai dalam arti kenakalan
remaja masih dalam batas terkendali, dan menginjak usia pemuda. Para remaja yang pernah
terlibat kenakalan sebagian dapat menembus “topan dan badai” masa remaja menjadi calon
generasi penerus. Namun demikian, seperti diuraikan dimuka bahwa setiap generasi akan
menghadapi terus masalah remaja ini, karena seperti gelombang laut (suatu gelombang telah
lewat ditelan masa, datang gelombang baru mengisi masa kini dan esok hari membawa
permasalahan tersendiri sesuai dengan perkembangan masa kini, dan ini harus dihadapi dan
ditanggulangi.

Kebijakan menangani masalah kenakalan remaja (Juvenile Delinquencyi) diadakan


dalam totalitas anasir sedini mungkin. Dari sudut pandang ilmu hukum diproyeksikan sangat
dini. Hal ini nampak jelas untuk menentukan hukum formal dan materiil menjadi gabungan
komplementer yang berupaya untuk menempatkan posisi menguntungkan bagi semua pihak
yang menjadi cakupan semesta yang utuh baik pemerintah, masyarakat, orang tua maupun
pelaku sendiri.

10

Anda mungkin juga menyukai