Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan ke-6

Judul Matei: konsep variabel, dan penyusunan kerangka pikir terkait dengan
konstelasi variabel dlm rangka perumusan hipotesis
CP MK : Mampu merumuskan grand konsep variabel, dan penyusunan
kerangka pikir terkait dengan konstelasi variabel dlm rangka
perumusan hipotesis
Sub CP MK :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan Klasifikasi Gejala (objek) dalam Penelitian
2. Mahasiswa dapat menjelaskan Jenis-jenis Metode Pendekatan Objek/ Variabel
Penelitian
3. Mahasiswa dapat Menentukan Metode Pendekatan Penelitian

Uraian Materi :
Klasifikasi Gejala (Objek) dalam Penelitian
1) Gejala Alami (Natural Phaenomena)
Gejala alami yaitu gejala yang timbul dari situasi yang wajar atau situasi-
situasi yang telah berlangsung secara wajar.
Contoh : gaya belajar, minat belajar, konsep diri, dan lain sebagainya. Gejala-
gejala tersebut sudah ada pada diri pebelajar.
2) Gejala Buatan (Artificial Phaenomena)
Gejala buatan yaitu suatu gejala yang timbul atau dimunculkan dari situasi-
situasi yang dibuat dengan sengaja.
Contoh : metode pembelajaran, model pembelajaran, model evaluasi, dan lain
sebagainya. Gejala-gejala tersebut berada di luar si pembelajar.

Jenis-jenis Metode Pendekatan Objek/Variabel Penelitian


1) Menurut variable/objek yang diteliti, metode dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,
yaitu metode empiris (non eksperimen) dan metode eksperimen.
a) Metode Empiris ( Non-Eksperimen)
Metode empiris yaitu suatu cara pendekatan, dimana gejala atau objek
yang diteliti itu telah ada secara wajar. Jadi, objek yang hendak diteliti
telah tersedia di lapangan, sehingga tinggal menyiapkan instrument untuk
mengumpulkan data tentang variabel tersebut.
Contoh: Pada saat penulisan skripsi atau tesis, harus bisa menyajikan data
yang bersifat empiris, itu artinya perlu melakukan penelitian ataupun
observasi untuk mendukung teori.
b) Metode Eksperimen
Metode eksperimen yaitu suatu cara pendekatan, dimana gejala atau
objek yang akan diteliti itu dibuat atau ditimbulkan dengan sengaja.
Contoh: Pemerintah melakukan penerapan kebijakan terhadap
penguranagn konsumsi rokok. Terdapat 4 orang yang biasanya
mengkonsumsi rokok dikumpulkan, mereka kemudian dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
Eksperimen dilakukan untuk melihat gambar ataufoto tentang penyakit
akibat rokok dengan harapan akan nmengurangi konsumsi rokok perhari.
2) Menurut teknik samplingnya, terdapat 3 (tiga) pendekatan yaitu:
a) Pendekatan populasi yaitu meneliti seluruh subjek tempat
melekatnya objek penelitian.
b) Pendekatan sampel yaitu meneliti sebagian subjek yang
merupakan wakil dari populasi penelitian. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Bila sampel
tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka iya
menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan
gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu orang
lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti
seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka
ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang gajah.
Sugiono,(2010)
c) Pendekatan kasus yaitu hanya meneliti suatu gejala tertentu pada
subjek yang terbatas/kecil namun dilakukan secara lebih mendalam.
3) Menurut pola atau sifat-sifat penelitian non eksperimen dibedakan menjadi 5
(lima) jenis yaitu :
a) Penelitian Kasus (case study).
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara instensif tentang latar
belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial,
individu, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini cirinya bersifat
mendalam tentang suatu unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan
gambaran yang lengkap dan terorganisir.
Contohnya : Studi lapangan tentang kelompok masyarakat terpencil dan
studi studi kasus yang dilakukan Piaget tentang perkembangan kognitif
pada anak-anak.
b) Penelitian Kausal komparatif.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat
terjadinya suatu fenomen.
Contohnya : Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas dan efisisensi perusahaan.
c) Penelitian Korelasi/korerasional
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi-variasi pada
suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan
koefisien korelasi.
Contohnya : Studi tetang Hubungan antara Pola Belajar dengan Prestasi
Belajar.
d) Penelitian Historis.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau,
secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan bukti-bukti guna
memperoleh kesimpulan yang akurat. Suryana (2010)
Contohnya : Studi tentang praktek Bawon di Jawa
e) Penelitian Filosofis.
4) Menurut model pengembangannya, dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a) “One-short Model” yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali
pengumpulan data pada “suatu saat”.
Contoh: Meneliti perkembangan motorik anak pada usia 1 tahun’
dimana dilakukan pengumpulan sekelompok anak usia 1 tahun lalu
diamati kemampuan berjalannya. Penelitian dilakukan pada satu waktu
terhadap satu kelompok.
b) “Longitudinal Model” mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dengan
cara “mengikuti” perkembangan bagi individu-individu yang sama.
Contoh: Penelitian mengamati perkembangan motorik sekelompok
anak misalnya waktu umur7 bulan, 8 bulan, 9 bulan, 10 bulan, 11
bulan, 12 bulan, dan seterusnya. Pengamatan dilakukan pada beberapa
waktu terhadap satu kelompok
c) “Cross-Sectional Model” yaitu gabungan antar model a dan b, untuk
memperoleh data yang lebih lengkap dan dilakukan dengan cepat,
sekaligus dapat menggambarkan perkembangan individu selama dalam
masa perkembangan atau pertumbuhan, karena mengambil subjek dari
berbagai tingkat umur.
Contoh: Kelompok A umur 7 bulan, kelompok B umur 8 bulan,
kelompok C umur 9 bulan, dan seterusnya. Pengamatan dilakukan pada
beberapa waktu terhadapa satu kelompok
5) Menurut desain/rancangan penelitian, khusus untuk penelitian eksperimen,
yaitu dibedakan menjadi 9 (sembilan) jenis yaitu:
a) “One-Short Case Study” Design
Pola : X – 0
X = Perlakuan (Treatment)
0 = Observasi sesudah treatment
Penelitian hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah
mempunyai pengaruh. Kemudian diadakan post test. Hasil post test dibandingkan
dengan standar yang dinginkan atau dengan rata-rata sebelum treatment.
b) Pre-test and Post-test Design
Pola : 01 × 02
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum
eksperimen (01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut
post-test. Perbedaan antara 01 dan 02 yaitu 02-01, diasumsikan merupakan efek dari
treatment atau eksperimen.
c) Statie Group Comparison Design
Pola : X 01
02
d) Control Group Pre-test Post-test Design
Pola : E : 01 X 02
K : 03 - 04
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol (tidak diberikan treatment)
Desain ini merupakan gabungan dari desain b dan desain c. Dalam hal ini
dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok eksperimen (02-01) dengan
pencapaian kelompok control (04-03).
e) Desain Random terhadap Subjek
Pola : R E : X 02
K: - 04
Desain ini banyak yang menggunakan. Baik subjek kelompok eksperimen
maupun subjek kelompok pembanding telah ditentukan secara random.
f) Random Pre-test, Post-test Design
Pola : R E : 01 X 02
K : 03 – 04
Desain ini merupakan gabungan desain d dan desain e. Dengan desain ini
sudah ada kelompok control, subjek dipilih secara random dan diobservasi dua
kali (pre-test dan post test).
g) Random terhadap Subjek dengan Pre-test Kelompok Kontrol dan Post-test
pada Kelompok Eksperimen
Pola : E : X 02
K : 01
h) Desain Tiga Kelompok dan Dua Kelompok Kontrol
Pola : E : 01 X 02 R
K1 : 03 – 04 R
E2/K2 : X 05 R
- Desain ini menguji efektivitas X dan pengaruh 01
- Kelompok Kontrol 1 mengetes pengaruh X
- Kelompok Kontrol 2 mengecek pengaruh 01
Desain ini mengetes efektivitas X dan pengaruh 01. Kelompok control 1
mengetes efektivitas X, sedangkan kelompok control 2 mengecek pengaruh 01.
i) Desain Empat Kelompok, dengan Tiga Kelompok Kontrol, untuk
Mengontrol Jarak Waktu Pre-test dan Post-test.
Pola : E : 01 X 02
K1 : 03 – 04
K2 : X 05
K3 : 08
Desain ini merupakan penyempurnaan terhadap desain 0. Kelompok
kontrol 3 dimaksudkan untuk mengontrol jarak waktu antara pre-test dan post-
test.
j) Desain Waktu
Pola : E : 01 X 02
K1 : 03 – 04
K2 : X .....04
K3 : X 06
Jika dibandingkan dengan desain I, maka polanya hampir sama.
Perbedaannya terletak pada waktu pemberian post-test terhadap kelompok 2 dan
kelompok kontrol 3. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan jangka waktu
antara pre-test dan post-test.
Dari penjelasan tentang berbagai model eksperimen tersebut dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa penelitian eksperimen sifatnya “ketat”, dalam arti bahwa
desainnya harus mantap, dan tidak dapat berubah selama penelitian berlangsung.
Beberapa tahun terakhir ini berkembang dengan pesat sebuah model penelitian
eksperimen yang dapat dikatakan “tidak kaku”, tetapi sebaliknya justru menutup
adanya perkembangan. Penelitian dimaksud adalah penelitian tindakan. Untuk
lebih memberikan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh berikut
disampaikan uraian khusus tentang model penelitian tersebut secara agak panjang
mengingat jenis penelitian tersebut semakin trend.
Menentukan Metode Pendekatan Variabel Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis pendekatan yang digunakan dalam
penelitian antara lain :
a) Banyak dan jenis variabel penelitian. Semakin banyak dan beragam variabel
yang diteliti, semakin menuntut kecermatan peneliti dalam menentukan
pendekatan yang dipilih.
b) Tujuan penelitian. Tujuan menjadi salah satu pertimbangan di dalam
menentukan pendekatan yang dipiih. Artinya, jika penelitian tersebut hendak
memecahkan persoalan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung, bisa
menggunakan pendekatan penelitian tindakan. Apabila hendak menguji teori,
pendekatan yang dipilih eksperimen.
c) Waktu dan dana yang tersedia. Waktu dan dana yang tersedia menjadi
pertimbangan tersendiri oleh peneliti, sehingga penelitian yang dilaksanakan
dapat berjalan sesuai dengan waktu anggaran yang ada.
d) Minat atau selera peneliti. Penelitian akan dapat berjalan dengan baik, apabila
peneliti memiliki minat yang tinggi terhadap pendekatan yang digunakan.
Oleh karena itu, minat sangat penting diperhatikan di dalam menentukan
pendekatan yang dipilih.
Contoh :
Judul Penelitian : “Pengaruh Kualitas Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar
Matematika pada SMA-SMA di Kota Singaraja-Bali”.
Alternative pendekatan yang mungkin dapat diambil antara lain:
1) Penelitian dengan pendekatan deksritip yaitu dengan mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya tentang faktor-faktor yang mendukung terhadap
kualitas proses pembelajaran, kemudian menganalisis faktor-faktor
tersebut untuk dicari peranannya terhadap prestasi belajar matematika .
2) Penelitian dengan pendekatan Eksperimen yaitu dengan cara sengaja
mengusahakan timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol
untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar matematika. Dalam
hubungan ini peneliti dapat menentukan rancangan eksperimen mana yang
sesuai digunakan.
Dalam pendidikan, pendekatan penlitian yang paling sering dilakukan
yaitu pendekatan tindakan kelas (PTK), penelitian eksperimen dan penelitian
expost facto. Oleh karena itu, penting memahami ketiga jenis penelitian tersebut.
Untuk lebih memudahkan pemahaman terhadap penelitian tersebut disajikan
perbandingannya seperti tabel dibawah ini:
Tabel 1.
Perbandingan Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
Eksperimen dan Expost Facto
No Dimensi PTK Eksperimen Expost Facto
1 Pengertia Suatu bentuk Suatu penelitian yang Penelitian yang
n penelitian menggunakan menggunakan
yang bersifat pendekatan, dimana suatu
reflektif gejala (objek) yang pendekatan,
diteliti itu dimana gejala
dibuat/dimunculkan (objek) yang
dengan sengaja melalui diteliti telah ada
eksperimen secara wajar
tanpa perlu
melakukan
eksperimen
untuk
memunculkan
variabel (objek)
yang ingin
diteliti
2 Paradigm  Berangkat Menguji keefektifan Menelusuri suatu
a dari masalah metode/teori/model/strat gejala yang dapat
real di kelas egi berupa :
.  Deksriptif
 Memecahka  Hubungan
n masalah kausalitas
pada  Korelasional
program  Komparatif
yang sedang
berjalan.
3 Unit Kelas, bukan Individu dari sampel Individu dari
analisisny individual sampel/populasi
a
4 Generalis Kelas, bukan Populasi dari sampel Populasi dari
asi individual sampel
(lingkup
simpulan)
5 Motivasi Tindakan Kebenaran ilmiah Kebenaran
ilmiah
6. Sumber Diagnosis Induktif-deduktif  Induktif-
masalah status deduktif
 Deduktif-
induktif
7 Munculny Pengalaman Dirasakan orang luar Dirasakan
a masalah guru orang luar
8 Ciri Ada tindakan Ada tindakan percobaan Tidak ada
utama untuk atau eksperimen secara tindakan atau
perbaikan terus-menerus tanpa ekperimen
yang siklus
bersiklus/beru
lang
9 Tujuan Memperbaiki Menemukan,mengemba Menemukan
praktik/proses ngkan dan dana tau
pembelajaran memverifikasi atau memverifikasi
yang sedang menguji menguji
berjalan teori/pengetahuan baru teori/pengetahua
yang dapat n baru yang
direalisasikan dapat
direalisasikan
10 Peneliti Guru atau Orang dalam atau orang Orang dalam
orang yang luar atau orang luar
berkolaborasi
dengan guru
11 Sampel Tidak ada Sampel yang Sampel yang
istilah sampel, representatif representative
tetapi subjek atau populasi
penelitian
pada kelas
12 Metodolo Longgar Objektivitas, validitas, Objektivitas,
gi dalam teori, reabilitas yang standar validitas,
tetapi reabilitas yang
berusaha standar
objektif
13 Penafsira Untuk Mendeskripsikan, Menguji,
n hasil memahami mengabstraksi, mendeskripsikan
penelitian praktik menyimpulkan dan , mengabstraksi,
melalui membentuk teori baru menyimpulkan
refleksi dan membentuk
teori baru
14 Hasil  Siswa Pengetahuan, prosedur, Pengetahuan,
akhir belajar lebih teori, model, strategi prosedur, teori,
baik yang teruji model yang
 Kualitas kokoh/teruji
pembeli
meningkat
 Hasil
belajar
meningkat
15 Gejala Hadirnnya Hadirnya gejala atau Hadirnya gejala
atau gejala variabel variabel yang sengaja atau variabel
variabel dimunculkan dimunculkan tidak dengan
sengaja
dimunculkan,
tetapi memang
terjadi secara
alami
16 Kontrol Tidak ada Ada variabel kontrol Tidak ada
variabel variabel dan kadang kontrol variabel control,
kontrol statistik yang ketat tetapi dapat
dengan kontrol
statistik
17 Instrumen Tidak diuji Harus diuji validitas dan Harus diuji
/ alat ukur validitas dan reabilitasnya validitas dan
reabilitasnya reabilitasnya
18 Analisis  Deskriptif Statistik inferensial(non  Deskriptif
data kualitatif parametrik atau kualitatif
 Deskriptif parametrik)  Deskriptif
kuantitatif kuantitatif
 Statistik  Statistik
deskriptif deskriptif
 Statistik
inferensial(non
parametrik
atau
parametrik)
19 Hipotesis Tidak diuji Diuji dengan teknik Diuji dengan
tetapi hanya statistic inferensial teknik statistic
bersifat inferensial
mengarahkan
peneliti
20 Sudut Melihat hasil Melihat hasil setelah Menelusuri ke
pandang setelah dilakukan belakang untuk
penelitian dilakukan tindakan/eksperimen melihat
tindakan terhadap subjek hubungan
terhadap penelitian variabel
subjek bebas/independe
penelitian n dengan
variabel
terikat/variabel
kriterium

Anda mungkin juga menyukai