Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan anak di dunia, khususnya di negara yang sedang berkembang masih
tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal setiap tahunnya. Empat juta dari
anak ini masih berusia di bawah 1 bulan. Sedangkan jutaan lainnya hidup dengan gangguan
kesehatan seperti menderita penyakit polio, diare, cacat bawaaan dan perkembangan seperti
lambat berjalan dan bicara. Kematian anak ini, umumnya dipicu oleh faktor yang masih bisa
dicegah, seperti kurang gizi dan infeksi misalnya infeksi saluran Pernafasan dan infeksi
saluran pencernaan (Partiwi, 2009). Upaya untuk menurunkan kesakitan, kematian, dan
kecacatan dari penyakit yang menular dan tidak menular termasuk penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi adalah meningkatkan kesadaran bahwa pentingnya kesehatan.
Pemerintah telah mencanangkan kegiatan imunisasi dari tahun 1956, yang di mulai di pulau
Jawa dengan vaksin cacar pada tahun 1956, kemudian di kembangkan vaksinasi cacar dan
BCG. Pada tahun 1976 mulai di kembangkan imunisasi DPT di beberapa kecamatan yang di
dahului oleh Pulau 2 Bangka di Sumatra Selatan dan pada tahun 1977 di tentukan sebagai
fase persiapan PPI ( Pembangunan Program Imunisasi ). (DepKes RI,2005).
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya
Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yang diberikan kepada tidak hanya
anak sejak masih bayi hingga remaja tetapi juga kepada dewasa. Cara kerja imunisasi yaitu
dengan memberikan antigen bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan
dengan tujuan merangsang system imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi yang
terbentuk setelah imunisasi berguna untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I tersebut.
Imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan yang paling cost-effective (murah),
karena terbukti dapat mencegah dan mengurangi kejadian sakit, cacat, dan kematian akibat
PD3I yang diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian tiap tahunnya ( PUSDATIN, 2016).
Salah satu jenis penyelenggaraan imunisasi adalah imuisasi dasar pada bayi.
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan pada anak untuk mendapat kekebalan awal
secara aktif sebelum anak berusia 1 tahun, yang mencakup imunisasi BCG ( Bacille,
Calmette,Guerin), Hepatitis B, DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio, dan Campak (DepKes
RI, 2006). Sejak penetapan The Expanded Program on Imunization (EPI) oleh WHO, cakupan
imunisasi dasar anak meninggal dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang-

1
kurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta
200.000 kelumpuhan akibat polio dapat di cegah setiap tahunnya. Sesuai dengan program
pemerintah dengan pembangunan program imunisasi (PPI) maka anak di haruskan mendapat
perlindungan terhadap 7 penyakit utama yaitu : Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio,
Campak, dan Hepatitis B. Lima jenis vaksin untuk mencegah 7 penyakit tersebut di wajibkan
dan program pemerintah, karena anak yang terkena penyakit tersebut bisa menimbulkan cacat
dan kematian (DinKes,2008).
Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di Jawa Tengah dari semua antigen sudah
mencapai target minimal nasional yaitu 85 persen, pencapaian dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Jumlah sasaran bayi pada tahun 2015 adalah 577.226. Sedang cakupan
masing-masing jenis imunisasi adalah sebagai berikut: BCG (104,13 persen), DPT-HB 1
(102,70 persen), DPT-HB 3 (99,86 persen), Polio 4 (99,51 persen), Campak (99,35 persen).
(Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Sedangkan tahun 2014 cakupan imunisasi bayi Hb<7
hr targetnya adalah 90%, di Kabupaten Grobogan sudah mencapai target, yaitu sebesar 96,
61%. Di 30 Wilayah kerja Puskemas Kabupaten Grobogan semuanya sudah mencapai target.
Imunisasi BCG targetnya sebesar 95%, tingkat Kabupaten sudah mencapai target yaitu
sebesar 100% imunisasi Polio 4 targetnya adalah 95%, tingkat Kabupaten sudah mencapai
target yaitu sebesar 99, 37%. Imunisasi Campak targetnya adalah 95%, tingkat Kabupaten
sudah mencapai target yaitu sebesar 99,37%. Imunisasi Lengkap targetnya adalah 95%,
tingkat Kabupaten sudah mencapai target yaitu sebesar 97,65%. (Profil Kesehatan Kabupaten
Grobogan Tahun 2014).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil studi kasus
tentang asuhan kebidanan bayi fisiologis pada By.N usia 2 bulan dengan kebutuhan imunisasi
DPT Pentabio dan Polio 2 di Posyandu Desa Ketangirejo wilayah kerja PKM Godong II
Kabupaten Grobogan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menggambarkan dan melakukan asuhan Kebidanan bayi pada By. N umur 2 bulan
dengan kebutuhan imunisasi DPT Combo 1 dan Polio 2 di PKM Godong 2 sesuai standar
kebidanan dengan dokumentasi dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan ini di harapkan :

2
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif pada By.N dengan baik
dan benar.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektif pada By.N dengan baik dan
benar.
c. Mahasiswa mampu menentukan analisa, diagnosa aktual dan masalah yang mungkin
dapat terjadi serta menentukan kebutuhan yang sesuai pada By.N
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada By.N dengan tepat.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari asuhan yang telah diberikan pada By.N

C. Manfaat
1. Untuk Institusi Pendidikan (Poltekkes Semarang)
Sebagai tambahan pengetahuan bagi para mahasiswa tentang manfaat dari imunisasi
DPT 1 dan Polio 2 berikut dengan pengaruh reaksi imunisasi DPT 1 dan Polio 2
2. Untuk Instansi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Sebagai masukan bagi para tenaga kesehatan dalam pengelolaan imunisasi DPT 1 dan
Polio 2 pada anak untuk memperhatikan faktor seperti reaksi imunisasi, khususnya guna
mendukung keberhasilan program.
3. Untuk Penulis
a. Melatih dalam mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
b. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
c. Memperluas wawasan ilmu pengetahuan
d. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan

D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Ditulis berkaitan dengan judul kasus yang di ambil, sebaiknya dari rujukan/ daftar
pustaka yang jelas dari jurnal-jurnal ilmiah.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Diulas tentang kasus yang diambil dari pengkajian, ( data subyektik dan data
obyektif ), analisa, penatalaksanaan ( mencangkup intervensi, implementasi, dan
evaluasi ).

3
BAB IV : PEMBAHASAN
Diulang berkaitan dengan masalah-masalah yang muncul pada saat meberikan
asuhan, kesenjangan yang ada antara tinajaun teori dan kasus yang ada.
BAB V : KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan tujuan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai