PENDAHULUAN
1
Banyak yang dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Dalam
kasus tenaga kesehatan, penyebabnya bisa saja kelelahan akibat bekerja secara
terus menerus karena pekerjaan tenaga kesehatan di rumah sakit yang menuntut
orang tersebut untuk tetap bekerja melayani pasien sepanjang malam. Selain itu,
bisa juga berasal dari pengetahuan tenaga kesehatan yang kurang dalam
memahami pekerjaannya dan apa yang harus dilakukannya sehingga
menyebabkan kecelakaan kerja.
2
BAB 2
3
dari kejadiaan atau keadaan yangbersifat merugikan kesehatan saat
buruh/karyawan tersebut melakukan pekerjaan dalam suatu hubungan kerja”.
Berdasarkan pengertian umum, kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) telah banyak diketahui sebagai salah satu persyaratan dalam
melaksanakan tugas, dan suatu bentuk faktor hak asasi setiap pekerja.
Perhatian inti terhadap K3 mencakup hal-hal berikut ini:
1. Penerapan prinsip-prinsip sains ( application of scientific principle )
2. Pemahaman pola risiko ( understanding the nature of risk )
3. Ruang lingkup ilmu K3 cukup luas baik di dalam maupun di luar industri.
4. K3 merupakan multidisiplin profesi.
5. Ilmu-ilmu dasar yang terlibat dalam keilmuan K3 adalah fisik, kimia, biologi,
dan ilmu-ilmu perilaku.
6. Area garapan : industri, transportasi, penyimpanan dan pengelolaan material,
domestik, dan kegiatan lainnya seperti rekreasi.
a. Bahaya infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai.
Contoh Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus,
salmonella, chlamydia, psittaci.
b. Bahaya Non-Infeksi
6
Bahaya non-infeksi dibagi lagi menjadi dua, yaitu :
1. Organisme Viable dan Racun Biogenik
Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan
mycotoksin. Racun biogenik termasuk endotoksin, aflatoksin,
dan bakteri. Contoh Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s
disease.
Alergi Biogenik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived
protein, enzim. Contoh Occupational asthma : wool,
bulu, butir gandum, tepung bawang dan lain
sebagainya.
Faktor biologis dapat menular dari seorang pekerja ke
pekerja lainnya. Usaha yang lain harus pula ditempuh
cara pencegahan penyakit menular, antara lain
imunisasi dengan pemberian vaksinasi atau suntikan,
mutlak dilakukan untuk pekerja-pekerja di Indonesia
sebagai usaha kesehatan biasa. Imunisasi tersebut
berupa imunisasi dengan vaksin cacar terhadap
variola, dan dengan suntikan terhadap kolera, tipus dan
para tipus perut. Bila memungkinkan diadakan pula
imunisasi terhadap TBC dengan BCG yang diberikan
kepada pekerja-pekerja dan keluarganya yang
reaksinya terhadap uji Mantaoux negatif, imunisasi
terhadap difteri, tetanus, batuk rejan dari keluarga-
keluarga pekerja sesuai dengan usaha kesehatan
anak-anak dan keluarganya.
7
gas atau uap. Beberapa zat, seperti fiber/serat, dapat langsung melukai paru-
paru. Lainnya diserap ke dalam aliran darah dan mengalir ke bagian lain dari
tubuh.
b. Pencernaan (menelan): Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan
makanan yang terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi
atau makan di lingkungan yang terkontaminasi. Zat di udara juga dapat
tertelan saat dihirup, karena bercampur dengan lendir dari mulut, hidung atau
tenggorokan. Zat beracun mengikuti rute yang sama sebagai makanan
bergerak melalui usus menuju perut.
c. Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif: Beberapa di antaranya
adalah zat melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui
tangan dan wajah. Kadang-kadang, zat-zat juga masuk melalui luka dan lecet
atau suntikan (misalnya kecelakaan medis).
Guna mengantisipasi dampak negatif yang mungkin terjadi di
lingkungan kerja akibat bahaya faktor kimia maka perlu dilakukan
pengendalian lingkungan kerja secara teknis sehingga kadar bahan-bahan
kimia di udara lingkungan kerja tidak melampaui nilai ambang batas (NAB).
Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat akut,kronis atau kedua-
duanya. Contohnya seperti pada contoh dibawah ini :
1) Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada
permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem
pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh :
konsentrat asam dan basa , fosfor.
2) Iritasi : Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat
kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau
dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat
menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema (bengkak).
Contohnya, Kulit : asam, basa,pelarut, minyak. Pernapasan : aldehydes,
alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine, bromine,
ozone.
3) Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara
jelas telah terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada
manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti
menyebabkan kanker pada hewan. Contoh:
8
Terbukti karsinogen pada manusia: benzene (leukaemia), vinylchloride
(liver angiosarcoma), 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung
kemih); asbestos (kanker paru-paru, mesothelioma).
Kemungkinan karsinogen pada manusia: formaldehyde, carbon
tetrachloride, dichromates, beryllium.
4) Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan
luka pada organ atau sistem tubuh. Contoh :
Otak : pelarut, lead,mercury, manganese
Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis).
9
membungkuk dan mencoba memfokuskan untuk memfokuskan
pandangan mereka, sehingga tidak nyaman dan menyebabkan
masalah pada punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat
menghambat produktivitas kerja mereka.
3. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak balik secara cepat (reciprocating),
memantul keatas dan kebawah atau kebelakang dan kedepan.
Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukannya. Hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi pada
bagian tubuh tertentu. Sebaliknya pada traktor yang dikemudikan
pada jalan yang bergelombang dengan rancangan kursi yang kurang
sesuai akan menimbulkan getaran di seluruh tubuh. Hal ini bisa
menimbulkan nyeri pada punggung bagian bawah. Batasan getaran
alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung ditetapkan
sebesar 4m/detik 2
4. Iklim Kerja
Ketika suhu berada diatas atau dibawah batas normal, bisa
berdampak pada kinerja tenaga kerja. Hal ini merupakan respon
alami yang menjadi alasan penting perlunya mempertahankan suhu
dan kelembaban di lingkungan kerja. Menurut Kepmenaker No 51
tahun 1999 iklim kerja diatur dengan memperhatikan perbandingan
waktu kerja dan waktu istirahat setiap hari dan berdasarkan beban
kerja yang dimiliki pekerja saat bekerja (ringan, sedang, berat).
5. Radiasi tidak mengion
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak
mengion antara lain gelombang mikro dan sinar ultra ungu
(ultraviolet). Gelombang mikro digunakan antara lain untuk
gelombang radio, televisi, radar dan telepon. Gelombang mikro
mempunyai frekuensi 30 Hz – 300 GigaHz dan panjang gelombang 1
mm – 300 c. Radiasi gelombang mikro yang pendek < 1 cm yang
terserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan kulit terasa seperti
terbakar sedangkan gelombang mikro yang panjangnya
gelombangnya lebih dari 1 cm dapat menembus jaringan yang lebih
dalam.
10
Radiasi sinar ultraviolet berasal dari matahari, dan juga las
listrik. Panjang gelombang sinar ultraviolet bekisar 1-40 nm. Radiasi
ini dapat berdampak pada kulit dan mata. Pengendalian efek radiasi
sinar tidal mengion bisa dilakukan dengan menutup sumber radiasi,
menghindari sumber radiasi sejauh mungkin, berupaya agar tidak
terus menerus kontak langsung dengan benda yang menghasilkan
efek radiasi, memakai pelindung diri dan secara rutin melakukan
pemantauan.
6. Bahaya listrik
Potensi bahaya ini dapat berupa konsleting listrik dan
tersetrum arus listrik. Oleh karena itu, perlu pemantauan rutin dalam
penggunaan alat-alat elektronik yang berstandar SNI.
13
dan menyebar ke seluruh tubuh (sistemik). Bakteri ini akan
berkembang biak di kelenjar getah bening usus dan kemudian
masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan penyebaran
kuman dalam darah. Penyakit Demam Thypoid bisa juga karena
bakteri yang disebarkan melalui tinja, muntahan, urin, kemudian
terbawa oleh lalat melalui perantara kaki-kakinya dari kakus ke
dapur yang akan mengkontaminasi makanan atau minuman,
sayur-sayuran, atau pun buah-buahan segar.
2) Pneumokoniosis
Pneumokoniosis disebabkan oleh debu mineral pembentukan
jaringan parut (Silikosis, antrakosilikosis, asbestosis). Gejala
penyakit ini berupa sakit paru paru, namun berbeda dengan
penyakit TBC paru.
3) Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis merupakan suatu penyakit peradangan pada
hati yang dapat disebabkan oleh virus. Pada umumnya penyakit
ini dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu hepatitis akut dan hepatitis
kronis. Pada hepatitis akut prosesnya berlangsung kurang dari 6
bulan. Sedangkan pada hepatitis kronis prosesnya lebih dari 6
bulan.Penyakit hepatitis dapat terjadi karena adanya virus utama
dari kelima virus penyebab hepatitis, yaitu virus hepatitis A, virus
hepatitis B, virus hepatiti C, virus hepatitis D, dan virus hepatitis E.
4) Penyakit Antrhax
Anthrax adalah penyakit hewan yang dapat menular ke manusia
dan bersifat akut. Penyebabnya adalah bakteri Bacillus anthacis.
Pada manusia penyakit anthrax akan menimbulkan semacam
bisul berwarna hitam kemerahan. Apabila pecah akan
menimbulkan luka dan meninggalkan cacat.
5) Penyakit Histoplasmosis
Histoplasmosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan gejala
yang menyerupai gejala pilek, seperti demam, menggigil dan
batuk yang disebabkan oleh infeksi jamur Histoplasma capsulatum
pada paru-paru. Histoplasmosis dapat menyebabkan
pembengkakan kelenjar getah bening.
6) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
14
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya
disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-
perdarahan.
7) Gatal dan Ruam
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh parasit yaitu kutu tungau
yang membuat gatal pada kulit manusia, disebut Sarcoptes
scabiei. Tungau mikroskopis ini umumnya menggali ke dalam kulit
dan menyebabkan gejala gatal dan ruam.
8) Kurap
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yaitu Tinea corporis yang bisa
menimbulkan ruam melingkar kemerahan atau keperakan pada
kulit. Penyakit kulit ini bisa muncul di seluruh bagian tubuh, namun
biasanya muncul pada lengan dan tungkai. Umumnya, tinea
corporis lebih mudah menyebar di daerah beriklim hangat dan
lembap.
15
terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik,
kanker, kerusakan kelainan janin.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi
bahaya factor kimia seperti menggunakan karet isap (rubber bulb) atau
alat vakum untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya
aerosol, menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung
tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar, hindari penggunaan
lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa, dan
menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
Faktor resiko bahaya kimia di rumah sakit:
1. Penyimpanan bahan kimia yang berbahaya
2. Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat / bahan kimia
pembuatan obat-obatan yang mudah terbakar atau meledak
3. Bahaya zat / bahan kimia yang bersifat beracun, korosif dan
kaustik.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya kimia:
- Semua bahan kimia harus dianggap sebagai sumber potensi
bahaya sampai dampak bahan kimia tersebut sepenuhnya
diketahui;
- Mengetahui wujud bahan kimia selama proses kerja. Hal ini
dapat membantu untuk menentukan bagaimana mereka bias
kontak atau masuk ke dalam tubuh dan bagaimana paparan
dapat dikendalikan;
- Bagaimana mengenali, menilai dan mengendalikan risiko kimia
- Jenis alat pelindung diri (APD) yang diperlukan untuk
melindungi pekerja, seperti respirator dan sarung tangan;
- Bagaimana mengikuti sistem komunikasi bahaya bahan kimia
yang sesuai melalui lembar data keselamatan (LDK) dan label
dan bagaimana menginterpretasikan LDK dan label tersebut.
- Selalu cuci tangan sebelum makan atau setelah melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan zat kimia.
Bahaya kimia yang ada di institusi kesehatan contohnya seperti :
1. Desinfektan, yakni bahan yang digunakan untuk dekontaminasi
lingkungan di rumah sakit seperti desinfeksi peralatan medis.
2. Antiseptik, yakni bahan untuk mencuci tangan ataupun
permukaan kulit misalnya alcohol dan iodine.
16
3. Detergen, yakni bahan yang digunakan untuk mencuci pakaian,
seprei, linen dan lain-lain.
4. Reagen, yakni zat untuk pemeriksaan laboratorium klinik dan
patologi.
5. Obat-obatan sitoksik
6. Gas medis, misalnya oksigen, karbondioksida, nitrogen dan lain-
lain.
7. Toluenee dan Xylene, digunakan untuk fiksasi specimen jaringan
dan pembersihan noda. Bahan ini bersifat mudah terbakar,
mengiritasi mata dan menyebabkan kulit terbakar.
8. Disinfektan, Cytotoxics, Ethylene Oxide, Formaldehyde, Solvent,
Metyl Methacrylate, atau gas-gas anestesi. (Evryanti, 2012)
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bahaya risiko yang ada di industri antara lain bahaya biologi, bahaya kimia,
bahaya fisik, bahaya ergonomi dan pengaturan kerja, dan bahaya psikologis.
Bahaya biologi biasanya terdapat pada bidang industri yang berhubungan
dengan adanya bakteri atau virus yang menular. Bahaya kimia di bidang industri
19
biasanya yang berhubungan dengan bahan kimia atau sejenisnya. Bahaya fisik
yaitu kebisingan, penerangan, getaran, dan radiasi tidak mengion. Bahaya
ergonomi dan pengaturan kerja berhubungan dengan tubuh pekerja ketika
bekerja seperti terpeleset atau kejatuhan barang. Sedangkan bahaya psikologi di
bidang industri berhubungan dengan persaingan antar pekerja atau tekanan dari
atasan yang membuat pakerja menjadi stress atau trauma.
Sama seperti industri, begitu pula dengan institusi kesehatan. Macam-macam
bahaya yang ada di institusi kesehatan antara lain bahaya biologi, bahaya kimia,
bahaya fisik, bahaya ergonomi dan pengaturan kerja, serta bahaya psikologis.
Bahaya biologi di institusi kesehatan kebanyakan berasal dari virus atau bakteri
menular yang berasal dari pasien yang dirawat. Bahaya kimia berhubungan
dengan obat-obatan yang biasanya memiliki kandungan berbahaya jika terkena
langsung. Bahaya fisik seperti terkena benda tajam, radiasi, atau terkena alat-
alat yang ada di rumah sakit. Bahaya ergonomi dan pengaturan kerja seperti saat
pekerja memindahkan pasien sehingga mengakibatkan cidera. Sedangkan dalam
bahaya psikologi, bisa berupa tekanan pekerjaan atau terpaksa melembur
sehingga stress.
3.2 SARAN
Sebagai tenaga kerja, kita harus berhati-hati dan tidak sembrono dalam
melakukan pekerjaan karena setiap pekerjaan memiliki risiko masing-masing.
Sedangkan sebagai pemiliki perusahaan, hendaknya harus memperhatikan K3
dengan cara memfasilitasi asuransi, tempat dan peralatan kerja yang aman, dan
alat pelindung diri bagi pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
21