Anda di halaman 1dari 86

Subdit PPIMS & HIV AIDS - Direktorat P2ML - Ditjen P2PL Kemenkes

Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh

Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV
AIDS dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL)yang sudah ada sebelumnya. Sesuai dengan perkembangan saat ini dan
keragaman ketersediaan anggaran di daerah agar dapat melakukan pengembangan
kompetensi SDM Kesehatan di daerahnya masing-masig maka disusun pedoman ini dengan
tujuan agar adanya pedoman ini bisa menjadi solusi bagi daerah yang akan melakukan
pengembangan kompetensi SDM nya.

Sesuai ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan di masa pandemic
Covid19 yaitu mengurangi adanya mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat lainnya
untuk menghindari penularan maka proses penyelenggaraan pelatihan juga harus
beradaptasi dari tatap muka menjadi tatap maya melalui pembelajaran jarak jauh dengan
memanfatkan teknologi informasi. Agar pelatihan ini dapat memberikan hasil yang sama
meskipun dilaksanakan di tempat yang berbeda maka perlu adanya acuan berupa Kurikulum
Pelatihan Pemberdayan Kader Akselerasi dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS versi
jarak jauh (distance learning) berbasis electronic learning.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini.
Semoga pedoman ini bermanfaat guna meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan pada
kabupaten/ kota. Semoga upaya kita ini mendapat Ridho Allah SWT dan diberikan
kemudahan dalam menjalankannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Jakarta, Agustus 2020


Direktur P2ML-Ditjen P2PL Kemenkes

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 1


DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Sasaran

Bab II Kurikulum
A. Tujuan
B. Kompetensi
C. Struktur Kurikulum
D. Ringkasan Mata Pelatihan
E. Evaluasi Hasil Belajar
F. Diagram Alur Proses Pelatihan

Bab III Manajemen Penyelenggaraan Pelatihan


A. Perencanaan Penyelenggaraan Pelatihan
1. Mekanisme Perencanaan Pelatihan
2. Peserta Pelatihan
3. Pelatih/ Fasilitator
4. Prasarana dan Sarana Pelatihan
5. Pembiayaan
B. Pelaksanaan Pelatihan
1. Penyelenggara
2. Waktu Penyelenggaraan Pelatihan
3. Tata Tertib Peserta Pelatihan
4. Evaluasi Pelatihan
5. Penerbitan Sertifikat dan Surat Keterangan Pelatihan
C. Pengawasan dan Pengendalian

Bab IV Penutup

Lampiran
1. Master Jadwal
2. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP)
3. Panduan Penugasan
4. Instrumen Evaluasi

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program penanggulangan HIV AIDS mempunyai visi untuk menghentikan AIDS pada tahun
2030 dengan tujuan 1) Meniadakan kasus infeksi baru (Zero new infection); 2)
Meniadakan kematian karena AIDS (Zero AIDS Related Death) 3). Meniadakan diskriminasi
(zero discrimination).
Target yang ditentukan pada tahun 2027 dikenal dengan: 90-90 90, yaitu: 90% orang
dengan HIV mengetahui status HIV nya; 90% ODHA yang tahu status HIV nya
mendapatkan pengobatan ARV; 90% ODHA yang mendapatkan ARV virusnya tersupresi.

Untuk mencapai target tersebut, diperlukan upaya pengendalian serta layanan HIV dan
PIMS yang komprehensif di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Yang dimaksud dengan
layanan yang berkesinambungan adalah pemberian layanan HIV & PIMS secara paripurna,
yaitu sejak dari rumah atau komunitas, ke fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas,
klinik dan rumah sakit dan kembali ke rumah atau komunitas; juga selama perjalanan
infeksi HIV (semenjak belum terinfeksi sampai stadium terminal). Kegiatan ini harus
melibatkan seluruh pihak terkait, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat (kader,
LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan
tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat).

Dalam rangka percepatan pencapaian target yang ditentukan pada tahun 2027 yaitu 90 –
90 – 90 tersebut di atas, maka Kementerian Kesehatan RI menerapkan strategi jalur cepat
“S-TOP = Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan” dengan menetapkan target temuan kasus
HIV (estimasi ODHA) yang mengacu pada data epidemiologi yang ada. Untuk
meningkatkan target ODHA dalam pengobatan ARV, dijalankan strategi akselerasi dengan
penguatan penemuan kasus, penguatan penerapan tes dan pengobatan. Selain peran
layanan kesehatan, peran kader sangat diperlukan dalam membantu percepatan
pencapaian ini.

Dokter

Agar tersedianya dokter yang mampu melaksanakan tugas tersebut maka perlu diberi
pembekalan bagi dokter agar upaya Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan
PIMS melalui pelatihan jarak jauh yang selanjutnya disebut LJJ Akselerasi ARV dalam
Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS. Sebagai acuan penyelenggaraan pelatihan yang
dilaksanakan di provinsi dan kabupaten kota dapat menggunakan pedoman ini.

B. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan
Membentuk dokter di FKTP dan FKRTL menjadi tenaga kesehatan yang berfungsi
membantu akselerasi ARV dalam penanggulangan PIMS dan HIV AIDS.
2. Sasaran
Terwujudnya tenaga dokter di FKTP dan FKRTL yang mampu dalam upaya Akselerasi
ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 3


C. Kompetensi
Kompetensi yang dibangun pada LJJ dokter di FKTP dan FKRTL menjadi tenaga kesehatan
yang berfungsi membantu akselerasi ARV yang diidentifikasikan dengan kemampuan:
1. Melakukan Tatalaksana HIV AIDS
2. Melakukan Tatalaksana PIMS
3. Melakukan Tatalaksana IO dan Ko Infeksi
4. Melakukan Tatalaksana TB HIV
5. Melakukan Triple Eliminasi Penularan
6. Melakukan Tata Laksana HIV AIDS pada Anak
7. Melakukan Pencatatan dan Pelaporan HIV AIDS dan PIMS

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 4


BAB II
KURIKULUM

Untuk mencapai kompetensi di atas, maka kurikulum LJJ Akselerasi ARV dalam
Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi dokter di FKTP dan FKRTL diuraikan sebagai berikut.

A. Struktur Kurikulum
Tabel 1:
Struktur Kurikulum LJJ Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi
dokter di FKTP dan FKRTL (Full online)
NO MATA PELATIHAN WAKTU SETTING JML
KLASIKAL PEMBELAJARAN
Full online
T P JML T P
AM SM AK SM
A MATERI DASAR
1 Program pencegahan dan 2 - 2 1 1 - - 2
pengendalian HIV AIDS dan PIMS di
Indonesia
2 Informasi dasar HIV AIDS dan PIMS 2 - 2 1 1 - - 2
(protocol kes terkait covid)
Sub total 2 - 2 2 2 - - 2
B. MATERI INTI
1 Tata laksana HIV AIDS 2 3 5 1 1 2 1 5
2 Tata laksana PIMS 2 3 5 1 1 2 1 5
3 Tata laksana IO dan Ko Infeksi 2 3 5 1 1 2 1 5
4 Tata laksana TB HIV 2 3 5 1 1 2 1 5
5 Tata laksana HIV AIDS pada Anak 2 3 5 1 1 2 1 5
6 Tata laksana Triple Eliminasi 2 3 5 1 1 2 1 5
7 Pencatatan dan Pelaporan Program 1 2 3 1 - 1 1 3
HIV AIDS dan PIMS
8 Rujukan, jejaring & Pendampingan 1 1
Sub total 13 20 33 7 6 13 7 33
C. MATERI PENUNJANG 1
1 Membangun Komitmen Belajar (BLC) - 2 2 - - 1 1 2
2 Rencana Tindak Lanjut - 1 1 - - 1 1
Sub total 2 3 5 1 1 1 2 5
Total 19 23 40 10 9 14 9 40
Keterangan: 1 JPL = 45 menit; 1 hari sebaiknya untuk SM maksimal 4 JPL (180 menit); T = Teori; P =
Penugasan; JML: Jumlah; AM: Asinkron Maya; SM = Sinkron Maya; AK = Asinkron Kolaboratif

Jumlah Jam Pelatihan (JPL) Pelatihan Klasikal: 42 JPL terdiri dari Teori 19 JPL dan Penugasan
23 JPL di transformasi menjadi LJJ Full online total JPL sebanyak 42 JPL dengan pengaturan
pembelajaran sebagia berikut:
1. Untuk alokasi JPL Teori sebanyak 19 JPL dilaksanakan secara Asinkron Mandiri (AM): 10 JPL
dan Sinkron Maya 9 JPL
2. Untuk alokasi Penugasan sebanyak 23 JPL dilaksanakan secara Asinkron Kolaboratif (AK)
14 JPL dan Sinkron Maya 9 JPL
3. Jika dikonversikan ke jumlah hari pelatihan:
a. Untuk AM dalam 1 hari dilaksanakan sebanyak 2 JPL, pada pelatihan ini alokasi AM 10
JPL maka dilaksanakan selama 10 JPL: 2 JPL/ hari= 5 hari
b. Untuk AK dan SM dalam 1 hari dilaksanakan sebanyak 8 JPL, pada pelatihan ini alokasi
AK 14 JPL dan SM (10 JPL dari alokasi T dan 9 JPL dari alokasi P sehingga ada 19 JPL, dan
total AK dan SM adalah 33 JPL,maka dilaksanakan selama 33 JPL: 8 JPL/ hari= 5 hari
c.
4. Total jumlah hari pelaksanaan= 5 hari (AM)+ 5 hari (AK) dan (SM) = 10 hari

B. Ringkasan Mata Pelatihan

1. Kelompok Mata Pelatihan Dasar (MPD)


a. Mata Pelatihan Dasar 1: Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan
PIMS di Indonesia
1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang : Situasi epidemi HIV dan PIMS di
Indonesia; Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB); Strategi S-TOP

2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Program
pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia

3) Indikator Hasil Belajar


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Memahami situasi epidemi HIV AIDS dan PIMS
b) Memahami sistem Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB)
c) Memahami strategi S-TOP

4) Materi Pokok
Materi Pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Situasi epidemi HIV dan PIMS di Indonesia
b) Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB)
c) Strategi S-TOP

5) Waktu
Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=1: SM=1).

b. Mata Pelatihan Dasar 2: Informasi dasar HIV AIDS dan PIMS


1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang Pengetahuan umum tentang HIV
AIDS dan PIMS, Cara penularan, Cara pencegahan, Perawatan dan
pengobatan

2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Informasi
dasar HIV AIDS dan PIMS.

3) Indikator Hasil Belajar

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 1


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Menjelaskan Pengetahuan umum tentang HIV AIDS dan PIMS
b) Menjelaskan Cara penularan
c) Menjelaskan Cara pencegahan
d) Menjelaskan Perawatan dan pengobatan
e) Menjelaskan Koinfeksi TB HIV (Situasi TB di Indonesia, Skrining dan tes TB
pada ODHA, Pemberian Pencegahan TB pada ODHA, Pengobatan TB pada
ODHA

4) Materi Pokok
Materi Pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan umum tentang HIV AIDS dan PIMS
b) Cara penularan
c) Cara pencegahan
d) Perawatan dan pengobatan
e) Koinfeksi TB HIV (Situasi TB di Indonesia, Skrining dan tes TB pada ODHA,
Pemberian Pencegahan TB pada ODHA, Pengobatan TB pada ODHA

5) Waktu
Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=1: SM=1).

2. Kelompok Mata Pelatihan Inti (MPI)

1. Mata Pelatihan Inti 1: Tata Laksana HIV-AIDS


1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang Diagnosis PIMS; Pengobatan PIMS;
dan Pencatatan dan Pelaporan PIMS.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melaksanakan skrining,
diagnosis, dan tatalaksana kasus HIV.
3) Indikator Hasil Belaar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Memberikan layanan tes HIV
b) Memberikan layanan Terapi Antiretroviral (ARV)
c) Melakukan pencatatan dan pelaporan
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Skrining HIV
b) Diagnosis HIV
c) Tatalaksaana saat masuk perawatan HIV
d) Tatalaksana saat kunjungan follow-up
e) Pencatatan dan pelaporan layanan tes HIV dan perawatan HIV/ART
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1: SM=1, AK=2: SM=1).

2. Mata Pelatihan Inti 2: Tata Laksana PIMS


1) Deskripsi Singkat

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 2


Mata pelatihan ini membahas tentang Diagnosis PIMS; Pengobatan PIMS; dan
Pencatatan dan Pelaporan PIMS
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melaksanakan tata
laksana PIMS dengan benar.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Melakukan diagnosis PIMS
b) Memberikan pengobatan PIMS
c) Melakukan pencatatan dan pelaporan
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Diagnosis PIMS
b) Pengobatan PIMS
c) Pencatatan dan pelaporan PIMS
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1: SM=1, AK=2: SM=1).

3. Mata Pelatihan Inti 3: Tata Laksana Infeksi Oportunistik (IO) dan Ko-infeksi
1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang tatalaksana IO dan Ko-infeksi HIV-
AIDS
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan tata laksana
IO dan ko-infeksi.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Menegakan diagnosis IO dan ko-infeksi HIV
b) Memberikan profilaksis IO
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Diagnosis dan therapi IO dan ko-infeksi HIV
b) Profilaksis IO
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1: SM=1, AK=2: SM=1).

4. Mata Pelatihan Inti 4: Tata Laksana TB-HIV


1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang kolaborasi TB-HIV
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan tata laksana
TB-HIV dengan benar.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Menjelaskan kolaborasi TB-HIV di layanan
b) Melakukan tata laksana layanan HIV pada pasien TB
c) Melakukan tata laksana layanan TB pada ODHA

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 3


4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Kolaborasi TB-HIV di layanan
b) Tata laksana layanan HIV pada pasien TB
c) Tala laksana layanan TB pada ODHA
d) Pencatatan dan pelaporan TB-HIV
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1: SM=1, AK=2: SM=1).

5. Mata Pelatihan Inti : Tata Laksana HIV pada anak


1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang diagnosis HIV dan tatalaksana ARV lini
pertama pada anak serta pemantauannya.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan diagnosis
HIV dan tata laksana ARV lini pertama pada anak serta pemantauannya
dengan benar.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) melakukan diagnosis HIV pada anak.
b) Melakukan tata laksana ARV lini pertama pada anak serta
pemantauannya
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Diagnosis HIV pada anak
b) ARV lini pertama pada anak
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1: SM=1, AK=2: SM=1).

6. Mata Pelatihan Inti 6: Tata Laksana Tripel Eliminasi


1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang kegiatan tripel eliminasi.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat: mampu melakukan tata
laksana tripel eliminasi dengan benar.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Melakukan skrining tripel eliminasi (HIV, Sifilis, Hepatitis B) pada ibu
Hamil
b) Melakukan tatalaksana tripel eliminasi (HIV, Sifilis, Hepatitis B) pada ibu
hamil dan bayi
c) Menjelaskan pencatatan tripel eliminasi (KT-HIV, IMS, Hepatitis), kohort
ibu dan bayi
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Skrining tripel eliminasi pada ibu hamil
b) Penatalaksanaan ibu hamil dengan HIV

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 4


c) Penataaksanaan ibu hamil dengan sifilis
d) Penatalaksanaan ibu hamil dengan Hepatiis B
e) Pencatatan dan pelaporan tripel eliminasi
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1: SM=1, AK=2: SM=1).

7. Mata Pelatihan Inti 7: Pencatatan dan Pelaporan Program HIV-AIDS dan PIMS
1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas pencatatan dan pelaporan program HIV-AIDS
dan PIMS.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengisian
data di SIHA 2.0 modul dokter.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Menjelaskan tentang pencatatan dan pelaporan HIV-AIDS dan PIMS
b) Melakukan pengisian data pasien di SIHA 2.0 modul dokter.
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Pencatatan dan pelaporan HIV-AIDS dan PIMS
b) Pengisian data pasien di SIHA 2.0 modul dokter
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1, AK=1: SM=1).

3. Kelompok Mata Pelatihan Penunjang (MPP)


a. Mata Pelatihan Penunjang 1: Building Learning Commitment (BLC)
1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pencairan suasana dan pelaksanaan
nilai, norma dan kontrol kolektif kelas.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melaksanakan
komitmen belajar sesuai dengan norma yang disepakati.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Melakukan pencairan suasana
b) Melaksanakan nilai, norma dan kontrol kolektif kelas.
4) Materi Pokok
Materi Pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Pencairan suasana
b) Nilai, Norma dan Kontrol Kolektif Kelas.
5) Waktu
Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=0: AK=1, SM=1).

b. Mata Pelatihan Penunjang 2: Anti Korupsi


1) Deskripsi Singkat

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 5


Mata pelatihan ini membahas tentang cara membangun Semangat
Perlawanan terhadap Korupsi, Dampak Korupsi, Cara Berpikir Kritis terhadap
Masalah Korupsi dan Sikap Antikorupsi.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun sikap anti
korupsi dengan benar.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Membangun Semangat Perlawanan terhadap Korupsi,
b) Menyadarkan Dampak Korupsi,
c) Membangun Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi,
d) Membangun Sikap Antikorupsi.
4) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
a) Semangat Perlawanan terhadap Korupsi,
b) Dampak Korupsi,
c) Cara Berpikir Kritis terhadap Masalah Korupsi,
d) Sikap Antikorupsi.
5) Waktu
Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=1: AK=1).

c. Mata Pelatihan Penunjang 3: Rencana Tindak Lanjut (RTL)


1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pemahaman terhadap Rencana Tindak
Lanjut (RTL) dan cara menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menyusun Rencana
Tindak Lanjut (RTL) sesuai dengan tujuan pelatihan yang diikuti.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta ini dapat:
a) Menjelaskan tujuan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
b) Menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL)
4) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
c) Tujuan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
d) Langkah penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
5) Waktu
Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=0: AK=1).

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 6


C. Diagram Alur Proses Pelatihan
Diagram alur proses pembelajaran pada pelatihan ini sebagai berikut:
SS
MULAI (H-2 minggu)

AKTIVASI-LOGIN-PRETEST

LOGIN
Melaksanakan Penugasan Mengikuti Pembelajaran
AM Metode: Asinkron Mandiri (AM)

PEMBUKAAN PELATIHAN Mengikuti pembelajaran Mata Pelatihan Dasar


& Penunjang
Metode: SM
1. Program pencegahan dan pengendalian HIV
AIDS dan PPIMS di Indonesia
Mengikuti pembelajaran Mata 2. Informasi dasar PPIMS dan HIV AIDS
Pelatihan BLC (protocol kes terkait covid)
3. Antikorupsi
EVALUASI

Metode: SM
Metode: SM

Mengikuti pembelajaran Mata Pelatihan Inti


1. Tata Laksana HIV AIDS
2. Tata Laksana PIMS
3. Tata Laksana IO dan Ko Infeksi
4. Tata Laksana TB HIV
5. Tata Laksana HIV AIDS pada Anak
6. Tata Laksana Triple Eliminasi
7. Pencatatan dan Pelaporan
Metode: SM dan AK

PENUTUPAN Post test& eval penyelenggaraan RTL (Metode AK)

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 7


Proses pembelajaran pelatihan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pre Test
Sebelum pembelajaran daring dengan asinkron mandiri (AM) peserta wajib mengerjakan
pre-test yang sudah disiapkan secara daring. Pre-test bertujuan untuk mendapatkan
informasi awal tentang pengetahuan kemampuan peserta terhadap mata pelatihan yang
akan diberikan.
2. Pembelajaran secara mandiri (self-learning) dengan metode asinkron mandiri (AM),
peserta mengakses dan mendownload seluruh modul dan bahan pembelajaran lainnya
yang sudah disiapkan dalam rumah belajar atau Learning Manajemen System (LMS)
khusus untuk pelatihan ini. Selain mendownload-membaca modul, peserta wajib
membuat ringkasan atau summary setiap modul dan meng uplpoad atau mengirimkan
melalui LMS
3. Pembukaan pelatihan secara online metode sinkron maya (SM)
Pembukaan dilakukan secara online atau daring untuk mengawali kegiatan pelatihan
secara resmi. Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan,
b. Pembukaan dan pengarahan program,
c. Pembacaan doa.
4. Pelaksanaan mata pelatihan Membangun Komitmen Belajar (Building Learning
Commitment/BLC) dilakukan dengan metode sinkromn maya (SM)
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses pelatihan
daring sebagai berikut:
a. Pelatih/ fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan dalam mata pelatihan BLC.
b. Perkenalan antara peserta dengan para pelatih/fasilitator, panitia penyelenggara
pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta.
c. Mengemukakan harapan, kekhawatiran, norma kelas dan komitmen kelas selama
pelatihan.
d. Kesepakatan antara para pelatih/fasilitator, penyelenggara pelatihan dan peserta
dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas,
kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya.
5. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian mata pelatihan sebagai dasar
pengetahuan yang perlu diketahui peserta dalam pelatihan ini. Mata pelatihan tersebut
adalah:
a. Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
b. Informasi dasar PIMS dan HIV AIDS (protocol kes terkait covid)
c. Antikorupsi
Ketiga mata pelatihan tersebut dilaksanakan secara tatap maya dengan metode SM
6. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan
Pemberian mata pelatihan pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan
mengarah pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian mata pelatihan
dilakukan dengan menggunakan metode SM dan AK yang melibatkan semua peserta
untuk berperan aktif dalam mencapai kompetensi tersebut
Mata pelatihan Pengetahuan dan Keterampilan meliputi:
a. Tata Laksana HIV AIDS
b. Tata Laksana PIMS

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 8


c. Tata Laksana IO dan Ko Infeksi
d. Tata Laksana TB HIV
e. Tata Laksana HIV AIDS pada Anak
f. Tata Laksana Triple Eliminasi
g. Pencatatan dan Pelaporan Program HIV-AIDS dan PIMS
Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/fasilitator melakukan kegiatan
refleksi. Pada kegiatan ini pelatih/fasilitator bertugas menyamakan persepsi tentang mata
pelatihan yang diterima sebelumnya sebagai bahan evaluasi untuk proses pembelajaran
berikutnya.
Setelah pembelajaran peserta wajib Menyusun Learning Journal yang merupakan bagian
dari pembelajaran dengan metode AK, selanjutnya di kirim dengan cara mengupload ke
LMS
7. Evaluasi Peserta (Post Test) dan Evaluasi Penyelenggaraan
Post test dilakukan setelah semua mata pelatihan disampaikan dan sebelum penutupan
dengan tujuan melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta setelah
mengikuti pelatihan.
Evaluasi penyelenggaraan pelatihan dilakukan untuk mendapatkan masukan dari peserta
tentang penyelenggaraan pelatihan tersebut yang akan digunakan untuk penyempurnaan
penyelenggaraan pelatihan berikutnya.
8. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh
pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan,
b. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta,
c. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang,
d. Pembacaan doa.
Pelaksanaan dilakukan secara daring.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 9


BAB III
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PELATIHAN

A. Perencanaan Penyelenggaraan Pelatihan


1. Mekanisme Perencanaan Pelatihan
Mekanisme pelatihan ini diatur sebagai berikut:
- Penyelenggara pelatihan menyusun tim penyelenggara, tim pengajar dengan
penugasan masing-masing termasuk pemantauan, penilaian, dan pembimbingan
terhadap peserta pelatihan, menyusun jadwal pelatihan, serta mempersiapkan
sarana dan prasarana pelatihan yang dibutuhkan,
- Penyelenggara pelatihan mengusulkan akreditasi pelatihan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan akreditasi pelatihan bidang kesehatan,
- Penyelenggara melakukan pemanggilan peserta.
- Penyelenggarakan melakukan rapat persiapan pelatihan.

2. Peserta Pelatihan
a. Kriteria peserta sebagai berikut:
1) Dokter yang bekerja di FKTP dan atau FKRTL
2) Bersedia mengikuti pelatihan sampai selesai
3) Bersedia melaksanakan tugas sebagai dokter dalam memberikan layanan HIV-
AIDS dan PIMS

b. Efektifitas Pelatihan
Jumlah peserta pelatihan maksimal 30 orang dalam satu kelas

3. Pelatih/ Fasilitator
Kriteria tenaga pelatih/ fasilitator pada ini sebagai berikut:

Tabel ..: Kriteria Pelatih/ Fasilitator


No Mata Pelatihan Kriteria Pelatih/Fasilitator
A. MATA PELATIHAN DASAR
Program pencegahan dan pengendalian Pejabat yang ditunjuk oleh Pimpinan
1
HIV AIDS dan PIMS di Indonesia yang menguasai substansi
Informasi dasar PIMS dan HIV AIDS Fasilitator yang menguasai
2
(protocol kes terkait covid) substansi
B. MATA PELATIHAN INTI
1 Tata Laksana HIV AIDS
2 Tata Laksana PIMS
3 Tata Laksana IO dan Ko Infeksi Fasilitator yang:
1. Memiliki pengalaman sebagai
4 Tata Laksana TB HIV
pelatih;
5 Tata Laksana HIV AIDS pada Anak 2. Menguasai substansi/materi
6 Tata Laksana Triple ELiminasi pelatihan
Pencatatan dan Pelaporan Program HIV-
7.
AIDS dan PIMS
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1 Building learning commitment (BLC)
WI, Pengendali Pelatihan/MOT
2 Anti Korupsi

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 10


Penyuluh antikorupsi/ WI yang telah
3 RTL
mengikuti TOT Anti Korupsi

4. Prasarana dan Sarana Pelatihan


a. Prasarana Pelatihan
Prasarana yang diperlukan pada pelatihan ini meliputi:
1) Ruang Kelas Maya (elektronik) dengan menggunakan LMS
2) Ruang diskusi Maya (elektronik) dengan menggunakan LMS
3) Whats Up Group pembelajaran
4) Email
b. Sarana Pelatihan
Sarana pembelajaran yang diperlukan pada pelaksanaan LJJ pada meliputi:
1) Modul
2) Bahan tayang
3) Panduan diskusi kelompok
4) Panduan bermain peran
5) Panduan latihan
c. Desain Kelas
Desai kelas daring mengacu pada LMS yang digunakan
d. Pembiayaan
Pembiayaan Pelatihan untuk Pelatih ini yaitu
1) Sumber biaya penyelenggaraan berasal dari ……………………..
2) Indeks biaya program pelatihan disusun dan disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku

B. Pelaksanaan Pelatihan
1. Penyelenggara
Penyelenggara LJJ pelatihan ini diselenggarakan oleh unit kerja atau institusi
penyelenggara yang memiliki kewenangan menyelenggarakan pelatihan di bidang
kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki pengendali pelatihan (Master of Training/MoT)
b. Memiliki pengelola pelatihan (panitia penyelenggara)
c. Memiliki tenaga penyelenggara yang mampu mengoperasionalkan pembelajaran
daring

2. Waktu Pelaksanaan Pelatihan


Pelatihan untuk ini dilaksanakan selama total 8 hari dengan jumlah jam pembelajaran
sebanyak 42 JPL. Pelatihan dilakukan secara AM (asinkron mandiri) dimana peserta
akan belajar secara mandiri bahan-bahan pelatihan yang dilakukan selama 3 hari, dan
pelatihan teori dan praktik selama 5 hari secara AK dan SM.

3. Tata Tertib Peserta Pelatihan


Rincian tat tertib peserta pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Hadir tepat waktu mengikuti kegitan pembelajaran tidak kurang dari 95 persen di
tempat pelatihan.
b) Menghormati tenaga Pelatih/Fasilitator, penyelenggara, dan sesama peserta
lainnya.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 11


c) Menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh Pelatih/Fasilitator, dan
penyelenggara pelatihan.
d) Berpakaian sopan selama mengikuti kegiatan pelatihan.
e) Tidak melakukan pelanggaran norma, hukum, dan susila selama mengikuti
pelatihan.
f) Mengikuti ketentuan pembelajaran daring

C. Evaluasi
1. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar dilakukan terhadap peserta dengan beberapa cara:
 Penjajagan awal melalui pre-test secara daring untuk mengetahui pengetahuan
awal peserta sebelum mengikuti pelatihan
 Penilaian selama proses penyelenggaraan pelatihan, menggunakan beberapa
indikator proses pembelajaran:
a. Ketuntasan: hasil penyelesaian tugas oleh peserta, dinilai oleh Fasilitator.

Tabel ..: Indikator Ketuntasan


No Indikator Ketuntasan
1 Penyelesaian tugas pembelajaran metode AM 100%
2 Kehadiran pada pembelajaran tatap maya (SM) Minimal 95%
3 Kehadiran pada pembelajaran AK Minimal 95%
4 Penyelesaian tugas AK 100%

b. Hasil Pembelajaran: Hasil yang diperoleh peserta dalam mengikuti pelatihan

Tabel ..: Indikator Hasil Belajar


No AKTIFITAS INDIKATOR HASIL
PEMBELAJARAN
(skala 100)
1 Penugasan AM Minimal 80
2 Penugasan AK Minimal 80
5 Post Tes Minimal 75

c. Jenis Evaluasi
Berdasarkan indicator hasil pembelajaran maka jenis evaluasinya, pelaksana,
waktu pelaksanaan, dan cara evaluasi

Tabel ..: Jenis Evaluasi


No Evaluasi Pelaksana Waktu Cara
1 Pre test Penyelenggara Awal pelaksanaan Berdasarkan sistem yang
pelatihan sebelum AM sudah disiapkan
2 Penyelesaian tugas Fasilitator Sesuai mata pelatihan Memberi umpan balik
pembelajaran yang diampu dan melakukan penilaian
metode AM secara daring
3 Kehadiran pada Penyelenggara Sesuai kegiatan Mencatat kehadiran dan
pembelajaran tatap belajar setiap sesi ketepatan waktu hadir
maya (SM) pembelajaran peserta daring
4 Penyelesaian tugas Fasilitator Sesuai mata pelatihan Memberi umpan balik
pembelajaran yang diampu dan melakukan penilaian
metode AK secara daring

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 12


5 Penilaian Post test Penyelenggara Aknir pelaksanaan Berdasarkan sistem yang
pelatihan sudah disiapkan

d. Kriteria Kelulusan
Pada LJJ, untuk memutuskan peserta berhak mendapatkan sertifikat dengan nilai
kelulusan minimal 80 dan nilai akhir kelulusan ditentukan berdasar:
1. Penyelesaian tugas pembelajaran metode AM:20%
2. Penyelesaian tugas pembelajaran metode AK: 30%
3. Penilaian Post test: 50%

2. Evaluasi terhadap Pelatih/ Fasilitator


Evaluasi terhadap pelatih/ fasilitator dilakukan oleh peserta, yang menilai beberapa
aspek, antara lain:
1) penguasaan mata pelatihan,
2) sistematika dan cara penyajian mata pelatihan,
3) penggunaan metode, media dan alat bantu pelatihan
4) sikap dan perilaku
5) kerapihan pakaian
6) penggunaan bahasa
7) cara menjawab pertanyaan peserta,
8) pemberian motivasi dan inspirasi kepada peserta,
9) kerjasama antar fasilitator (dalam tim)

3. Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan dilakukan oleh peserta yang menilai beberapa aspek,
antara lain:
1) Efektifitas penyelenggaraan pelatihan
2) Relevansi program diklat dengan pelaksanaan tugas
3) Kelengkapan informasi pelatihan
4) Ketersediaan dan kebersihan prasarana asrama, kelas, ruang makan, toilet dan
prasarana lainnya
5) Ketersediaan dan kebersihan fasilitas sarana olahraga, kesehatan, tempat ibadah
dan sarana lainnya
6) Ketepatan waktu pelaksanaan pelatihan
7) Ketersediaan, kelengkapan dan keberfungsian saranapengajaran di dalam kelas

D. Penerbitan Sertifikat dan Surat Keterangan Pelatihan


Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti
pelatihan dengan ketentuan:
1. Kehadiran 95% dari keseluruhan jumlah jam pembelajaran
2. Nilai hasil post test minimal 80,
Akan diberikan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dengan angka
kredit 1 (satu) yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan oleh panitia
penyelenggara. Peserta yang tidak lulus diberikan surat keterangan telah mengikuti
pelatihan.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 13


E. Pengawasan dan Pengendalian
Pengawasan dan Pengendalian pelatihan ini sebagai berikut:
a. Quality Control
Quality Control dilakukan oleh penyelenggara pelatihan bekerjasama dengan
institusi pelatihan yang terakreditasi. Pelaksanaan quality control dilakukan pada
saat pelatihan berlangsung
b. Monitoring dan Evaluasi (Monev)
Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh organisasi profesi bersama dengan
penyelenggara pelatihan (dalam hal ini pusdiklat SDM dan jajarannya yaitu
BBPK/Bapelkes). Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan pada saat
pelatihan berlangsung.
c. Laporan Pelaksanaan Pelatihan
Penyelenggara pelatihan menyusun laporan penyelenggaraan Kesehatan maksimal
1 bulan setelah pelatihan selesai dilaksanakan.
d. Evaluasi Pasca Pelatihan
Evaluasi ini dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan sumber
daya dan sumber dana, dengan mekanisme dan prosedur
sebagai berikut:
1) Evaluasi pasca pelatihan dilakukan antara 6 (enam) sampai dengan 12 (dua
belas) bulan setelah penyelenggaraan pelatihan berakhir, dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengukur kesinambungan aktualisasi di tempat kerja
2) Evaluasi pasca pelatihan dilaksanakan oleh tim evaluator yang ditetapkan oleh
pimpinan lembaga pelatihan terakreditasi
3) Hasil evaluasi pasca pelatihan disampaikan kepada pimpinan lembaga
pelatihan terakreditasi, pimpinan instansi alumni pelatihan sebagai masukan
dalam penyempurnaan program pelatihan selanjutnya

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 14


BAB IV
PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam panduan
teknis tersendiri.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 15


TIM PENYUSUN
Penasehat:
Penangggungjawab:
Ketua:
Sekretaris:
Tim Penyusun:
1. Deviana, SKM, MKes (Widyaiswara BBPK Jakarta-BPPSDMK-Kemenkes)
2. Dr. Lanny Luhukay
3. Dr. Pratono
4. Dr. Evy
5. Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid
6. Dr. Hanny Nilasari, SpKK(K)
7. dr. Dina Muktiarti, SpA(K)
8. dr Adria Rusli Sp P ( K )
9. Dr. Hendra Widjaja
10. Dr. Kemmy ampera purnamawati
11. dr. Tiara Mahatmi Nisa, MS

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 16


LAMPIRAN 1: MASTER JADWAL

HARI & TGL J A M (WIB) MATERI PELATIHAN & KEGIATAN


T T P P
(AM) (SM) (AK) (SM)
Jumat - Minggu, Peserta Registrasi Online (Sidiklat)

Senin, 07.30 - 08.00 Pre Test


08.00 - 09.30 Building Learning Commitment (BLC)
Hari 1 09.30 - 09.45 break + persiapan upacara pembukaan
09.45 - 10.15 Pembukaan
10.15 - 11.00 Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan 1 1
PIMS di Indonesia
11.00 - 11.45 Informasi dasar HIV AIDS dan PIMS 1 1
11.44 - 13.00 Ishoma
13.00 - 14.30 Tata laksana HIV AIDS 1 1 1

Selasa, 07.30 - 07.45 Refleksi

Hari 2 07.45 - 09.15 Tata laksana HIV AIDS 1 1

09.15 - 09.30 break (persiapan materi selanjutnya)


09.30 - 11.00 Tatalaksana PIMS 1 1 1
11.00 - 12.30 Tatalaksana PIMS 1 1

12.30 - 13.30 Ishoma


13.30 - 15.00 Tata Laksana IO dan ko-infeksi 1 1 1
Rabu, 07.30 - 07.45 Refleksi

Hari 3 07.45 - 09.15 Tata Laksana IO dan ko-infeksi 1 1

09.15 - 10.45 Tatalaksana TB HIV 1 1 1


10.45 - 11.00 break
11.00 - 12.30 Tatalaksana TB HIV 1 1

12.30 - 13.30 Ishoma


13.30 - 15.00 Tatalaksana HIV AIDS pada Anak 1 1 1

Kamis, 07.30 - 07.45 Refleksi

Hari 4 07.45 - 09.15 Tata Laksana HIV AIDS pada Anak 1 1

09.15 - 10.00 Tata Laksana Tripel Eliminasi 1 1

10.00 - 10.15 break

10.15 - 12.30 Tata Laksana Tripel Eliminasi 2 1

12.30 - 13.30 Ishoma


13.30 - 15.00 Pencatatan dan Pelaporan Program HIV AIDS dan PIMS 1 1 1

07.30 - 07.45 Refleksi

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 1


Jumat, 07.45 - 09.15 Pencatatan dan Pelaporan Program HIV AIDS dan PIMS 2

Hari 5

09.15 -10.45 Anti Korupsi 2

10.45 - 11.00 break


11.00 - 11.45 Rencana Tindak Lanjut 1

11.45 - 13.30 Ishoma


13.30 - 14.00 Post Test
14.00 - 14.30 Penutupan

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 2


LAMPIRAN 2: Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP)

Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPD 1
Judul Mata pelatihan : Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Situasi epidemic HIV dan PIMS di Indonesia; Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB); Strategi S-TOP
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan
PIMS di Indonesia
Waktu : Alokasi Waktu:2 JPL (AM=1 JPL: SM=1 JPL, AK= 0 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Memahami situasi 1. Situasi epidemi HIV dan PIMS di
epidemi HIV AIDS dan Indonesia
PIMS
2. Memahami sistem 2. Layanan Komprehensif
Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB)
Berkesinambungan
(LKB)
3. Memahami strategi S- 3. Strategi S-TOP
TOP

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 3


Nama pelatihan :Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor :MPD 2
Judul Mata pelatihan :Informasi dasar PIMS dan HIV AIDS
Deskripsi mata pelatihan :Mata pelatihan ini membahas tentang Pengetahuan umum tentang HIV AIDS dan PIMS, Cara penularan, Cara
pencegahan, Perawatan dan pengobatan
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Informasi dasar HIV AIDS dan PIMS.
Waktu : Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=1 JPL: SM=1 JPL, AK=0 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Materi Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Menjelaskan Pengetahuan 1. Pengetahuan umum
umum tentang HIV AIDS tentang HIV AIDS dan
dan PIMS PIMS

2. Menjelaskan Cara 2. Cara penularan


penularan
3. Menjelaskan Cara 3. Cara pencegahan
pencegahan
4. Menjelaskan Perawatan 4. Perawatan dan
dan pengobatan pengobatan
5. Menjelaskan Koinfeksi TB 5. Koinfeksi TB HIV (Situasi
HIV (Situasi TB di Indonesia, TB di Indonesia, Skrining
Skrining dan tes TB pada dan tes TB pada ODHA,
ODHA, Pemberian Pemberian Pencegahan
Pencegahan TB pada ODHA, TB pada ODHA,
Pengobatan TB pada ODHA Pengobatan TB pada
ODHA

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 4


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPI 1
Judul Mata pelatihan : Tatalaksana HIV
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang skrining, diagnosis, dan tatalaksana kasus HIV-AIDS serta pencatatan
dan pelaporannya.

Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melaksanakan skrining, diagnosis, dan
tatalaksana kasus HIV.
Waktu : 5 JPL, (AM: 1 JPL, SM: 1 JPL: AK: 2 JPL, SM: 1 JPL)
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Referensi
Khusus (TPK ) Pokok Bahasan AM SM AK aktivitas
dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Memberikan layanan 1. Skrining HIV: Peserta Peserta: Log upload
tes HIV  Melakukan  Mempelajari tugas
skrining HIV modul, melalui summary
pada 8 populasi laman resmi
sesuai SPM. LMS
Permenkes
 Melakukan RDT  Menonton Fasilitator:
Menyampaikan 74/2014
R0. video Prates
mata pelatihan Permenkes
2. Diagnosis HIV HIV, Tes for
15/2015
 Menjelaskan triage, Pasca- secara tatap
maya sesuai Permenkes
prinsip 5C tes HIV,
21/2013
 Menjelaskan notifikasi alokasi waktu
WHO- testing
algoritma tes pasangan, ARV,
HIV
HIV. kunjungan
 Memberikan pertama,
informasi pasca kunjungan
tes HIV dan follow up.
tindak lanjut

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 5


bagi yang  Membuat
negatif (tes ringkasan
ulang bila (summary)
berisiko, alat-  Meng upload
alat tugas mandiri
pencegahan).
 Memberikan Fasilitator
informasi pasca
tes HIV dan
tindak lanjut
bagi ODHA
(ARV,
pencegahan
positif)
2. Memberikan 3. Tatalaksaana saat
layanan Terapi masuk perawatan HIV:
Antiretroviral (ARV)  Menjelaskan
infeksi
oportunistik dan
ko-infeksi yang
sering ditemukan
pada ODHA.
 Menetapkan
stadium klinis HIV
 Merujuk pasien
dengan infeksi
oportunistik berat
ke FKRTL.
 Menjelaskan
tentang terapi
ARV (jenis ARV lini

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 6


1, lini 2, regimen
ARV)
 Memberikan
terapi ARV di hari
yang sama pada
pasien sesuai
indikasi.
 Memberikan obat
untuk IO/ko-
infeksi.
 Menjelaskan
tentang notifikasi
pasangan.
 Memberikan
profilaksis IO
sesuai indikasi.
4. Tatalaksana saat
kunjungan follow-up:
 Melakukan
skrining TB.
 Melakukan
tatalaksana efek
samping obat.
 Melakukan
tatalaksana
interaksi obat.
 Melakukan
tatalaksana IRIS.
 Menilai
kepatuhan
pengobatan

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 7


 Melakukan
pemeriksaan fisik.
 Menganjurkan
pemeriksaan
laboratorium
penunjang.
 Menjelaskan
tentang
pemantauan
terapi (klinis,
imunologis,
virologis).
 Merujuk
pemeriksaan VL
rutin bagi ODHA.
 Menjelaksan
tentang 4S (Start,
Substitute, Switch,
Stop).
 Menjelaskan
tentang imunisasi
pada ODHA
 Melakukan
layanan notifikasi
pasangan.
3. Melakukan Pencatatan dan pelaporan
pencatatan dan layanan tes HIV dan
pelaporan perawatan HIV/ART
 Mengisi formulir
Tes HIV.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 8


 Mengisi iktisar
keperawatan dan
lembar follow up.
 Mengisi TB 05 jika
pasien terduga TB

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 9


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPI 2
Judul Mata pelatihan : Tata Laksana PIMS
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Diagnosis PIMS; Pengobatan PIMS; dan Pencatatan dan Pelaporan PIMS
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan tata laksana PIMS dengan benar
Waktu : 5 JPL, (AM: 1 JPL, SM:1 JPL, AK: 2, SM: 1 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
(IHB) Materi Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Melakukan Diagnosis 1. Diagnosis PIMS: Peserta Peserta: - Log upload
PIMS a. Pengertian dan jenis  Mempelajari tugas
PIMS modul, melalui summary
b. Anamnesis laman resmi LMS
c. Pemeriksaan fisik,  Membuat
pengambilan ringkasan Fasilitator:
sampel, dan (summary) Menyampaikan
 Pedoman
pemeriksaan  Meng upload mata pelatihan
PIMS Kem Kes
penunjang lain (RDT, tugas mandiri secara tatap maya
RI (2016)
PCR, Kultur, dll) sesuai alokasi
 N gonorhoea
d. Bagan Alur Diagnosis Fasilitator waktu
(WHO)
2. Memberikan 2. Pengobatan PIMS
 Chlamydia th
Pengobatan PIMS a. Pengobatan
(WHO)
1) Duh Tubuh Uretra Penugasannya
 Global
(DTU) menggunakan
strategy STI
2) Duh Tubuh Vagina metode:
(DTV) 
Studi Kasus
3) Ulkus genital Latihan
4) Penyakit Radang Bermain Peran
panggul (PRP)
5) Pembengkakan
skrotum
6) Bubo inguinal

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 10


7) Duh Tubuh Anus
(DTA)
8) Tumbuhan/
vegetasi
9) Duh Tubuh Mata
(DTM)
b. Populasi Khusus: Bumil
dan anak terduga
mengalami kekerasan
seksual
c. Indikasi Rujukan
d. Edukasi dan konseling
e. Notifikasi Pasangan
3. Melakukan 3. Pencatatan
Pencatatan dan dan Pelaporan PIMS
Pelaporan

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 11


P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 12
Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPI 3
Judul Mata pelatihan : Tata Laksana Infeksi Oportunistik (IO) dan Ko-infeksi
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Diagnosis dan therapi IO dan ko-infeksi HIV AIDS; Profilaksis IO
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan tata laksana IO dan ko-infeksi dengan benar
Waktu : 5 JPL, (AM:1 JPL, SM: 2JPL, AK: 2 JPL)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Belajar (IHB) Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Menegakan 1. Diagnosis dan therapi IO dan Peserta Peserta: - Log upload tugas
diagnosis IO dan ko-infeksi HIV:  Mempelajari summary
ko-infeksi HIV a. Jenis IO dan ko-infeksi HIV modul, melalui
yang sering ditemukan. laman resmi LMS
b. Diagnosis IO sesuai  Membuat
kapasitas layanan. ringkasan Fasilitator:
c. Tatalaksana IO dan (summary) Menyampaikan
koinfeksi HIV sesuai  Meng upload mata pelatihan
kapasitas layanan. tugas mandiri secara tatap maya
d. Stadium kliniks HIV. sesuai alokasi
e. Stadium klinis pada pasien. Fasilitator waktu
2. Memberikan 2. Profilaksis IO:
Profilaksis IO a. Jenis profilaksis IO yang
tersedia.
b. Obat profilaksis IO sesuai
indikasi.mberikan mulai
profilaksis IO
c. Tatalaksana efek samping
profilaksis IO.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 13


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPI 4
Judul Mata pelatihan : Tata Laksana TB-HIV
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang kolaborasi TB-HIV.

Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan tata laksana TB-HIV dengan benar
Waktu : 5 JPL, (AM: 1 JPL, SM:2JPL, AK: 2 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
(IHB) Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Menjelaskan 1. Kolaborasi TB-HIV di Peserta Peserta: Peserta Log upload  Pedoman
kolaborasi TB HIV di layanan:  Mempelajari  Mengerjakan tugas kolaborasi
layanan: a. Layanan satu atap modul, melalui tugas mengisi summary TB-HIV,
TB dan HIV laman resmi soal-soal di Kementeria
LMS dalam modul n
2. Melakukan tata 2. Tata laksana layanan HIV  Menonton Fasilitator:  Bermain Kesehatan
laksana layanan HIV pada pasien TB: video TB-HIV  Menyampaika peran sesuai RI
pada pasien TB a. Skrining HIV pada  Membuat n mata soal di dalam  WHO
pasien TB ringkasan pelatihan modul Operational
b. Pengobatan ARV pada (summary) secara tatap  Berlatih Handbook
pasien dengan TB-HIV  Meng-upload maya sesuai mengisikan on TB.
c. Terapi kotrimoksasol tugas mandiri alokasi waktu formulir Module 1:
pada ODHA dengan  Membahas program TB Prevention,
TB-HIV Fasilitator tugas mandiri dan program WHO, 2020
d. Edukasi pencegahan dari peserta. HIV  Pedoman
penularan HIV pada Penugasannya program TB
pasien dengan TB-HIV menggunakan
3. Melakukan tata 3. Tata laksana Layanan TB metode:
laksana layanan TB dan HIV pada ODHA Diskusi kelompok
dan HIV pada ODHA a. skrining gejala TB Bermain peran
pada ODHA Latihan

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 14


b. rujukan pemeriksaan
tes cepat molecular
pada ODHA yang
terduga TB
c. pengobatan pada
ODHA dengan TB aktif
d. Terapi Pencegahan
Tuberkulosis pada
ODHA yang
memenuhi syarat
e. langkah-langkah
pengendalian infeksi
TB di layanan
4. Melakukan 4. Pencatatan TB-HIV di
pencatatan TB-HIV formulir pencatatan
di formulir program TB dan formulir
pencatatan program pencatatan program HIV
TB dan formulir a. Layanan satu atap TB
pencatatan program dan HIV
HIV b. Layanan TB dan HIV
pada ODHA

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 15


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPI 5
Judul Mata pelatihan : Tata laksana HIV pada anak
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Diagnosis HIV; Tata laksana ARV lini pertama pada anak dan
pemantauannya
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan tata laksana HIV anak dengan benar
Waktu : 5 JPL, (AM: 1 JPL, SM: 1 JPL, AK: 2 JPL, SM: 1 JPL)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Belajar (IHB) Pokok AM SM* AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Melakukan 1. Diagnosis HIV Peserta Peserta: Log upload tugas PNPK HIV
diagnosis HIV pada a. Jenis-jenis pemeriksaan  Mempelajari - Presentasi kasus ringkasan 2019
anak dengan tepat laboratorium modul, melalui pasien yang
b. Diagnosis HIV pada anak laman resmi LMS dirawat di Nilai post-test
Algoritma tes HIV pada  Menonton video fasilitas
anak. kuliah Diagnosis kesahatan
c. Penetapan stadium klinis HIV pada anak. masing-masing
HIV pada anak.  Membuat (dipilih 3-5 kasus
ringkasan tergantung
 Mengunggah dengan waktu
tugas mandiri: yang diberikan).
ringkasan dan - Diskusi kasus
kasus yang akan (simulasi) dari
dibahas pada fasilitator
saat SM. - Post-test

Fasilitator Fasilitator:
 Membuat video - Diskusi kasus
kuliah Diagnosis sesuai waktu
HIV pada anak yang disiapkan
 Membuat soal - Penilaian post
post test test

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 16


2. Memberikan 2. Layanan lanjutan Terapi Peserta Peserta: Log upload tugas PNPK HIV
layanan lanjutan Antiretroviral (ARV) lini  Mempelajari - Presentasi ringkasan 2019
Terapi Antiretroviral pertama pada anak yang modul, melalui kasus pasien
(ARV) lini pertama ARVnya sudah diinisiasi oleh laman resmi LMS yang dirawat Nilai post-test
pada anak yang
dokter spesialis anak di RS  Menonton video di fasilitas
ARVnya sudah kuliah “Tata kesahatan
diinisiasi oleh
kombinasi ARV lini pertama masing-
laksana HIV pada
dokter spesialis pada anak. anak” dan masing
anak di RS a. efek samping ARV lini pertama “Pemantauan (dipilih 3-5
pada anak jangka panjang kasus
b. pemantauan yang harus pada anak”. tergantung
dilakukan pada anak terinfeksi
 Membuat dengan
HIV yang mendapatkan ARV. waktu yang
ringkasan
 Mengunggah diberikan).
tugas mandiri: - Diskusi kasus
ringkasan dan (simulasi)
kasus yang akan dari
dibahas pada fasilitator
saat SM (bila - Post-test
ada)

Fasilitator
 Membuat video Fasilitator:
kuliah. - Diskusi kasus
 Membuat soal sesuai waktu
post test yang
disiapkan
- Penilaian
post test
*Kegiatan SM dapat sekaligus membahas 2 topik (diagnosis dan tata laksana).

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 17


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPI 6
Judul Mata pelatihan : Tata Laksana Tripel Eliminasi
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Skrining tripel eliminasi pada ibu hamil; Tala ksanaan HIV; Tata laksana Sifilis:
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan tata laksana tripel eliminasi dengan benar
Waktu : 5 JPL, (AM: 1 JPL, SM:2 JPL, AK:2 JPL)
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Materi Pokok Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Belajar (IHB) AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
2. Melakukan 1. Skrining tripel eliminasi pada ibu Peserta Peserta: Peserta Log upload  Permenk
skrining tripel hamil  Mempelajari  Mengerjakan tugas es no.
eliminasi (HIV, a. tes HIV, Sifilis dan Hepatitis B modul, melalui tugas mengisi summary 52/tahun
Sifilis, Hepatitis b. hasil tes HIV, Sifilis dan Hepatitis laman resmi soal-soal di 2017
B) pada ibu B LMS dalam modul  Permenk
Hamil. c. rencana tindak lanjut untuk  Menonton Fasilitator:  Bermain es
hasil negatif, positif, atau video DBS dan  Menyampaika peran sesuai 25/2015
inkonklusif PMTCT n mata soal di dalam  Consilida
3. Melakukan 2. Tata Laksana tripel eliminasi (HIV,  Membuat pelatihan modul ted
tatalaksana Sifilis, Hepatitis B) pada ibu hamil ringkasan secara tatap  Berlatih Guideline
tripel eliminasi dan bayi (summary) maya sesuai mengisikan s on ART,
(HIV, Sifilis, a. Pemberian ARV pada ibu  Meng-upload alokasi waktu formulir tripel WHO
Hepatitis B) hamil tugas mandiri  Membahas eliminasi
pada ibu hamil b. Pilihan persalinan dan ASI tugas mandiri
dan bayi (AFASS) Fasilitator dai peserta.
c. Pemberian profilaksis ARV
pada bayi sesuai anjuran dari Penugasannya
FKRTL menggunakan
d. Diagnosis dini HIV pada bayi metode:
(usia 6-8 minggu) Diskusi kelompok
e. Pemberian Profilaksis Bermain
kotrimoksasol pada bayi perantihan
sesuai anjuran FKRTL
Melakukan Tata 3. Tata Laksana Sifilis:
Laksana Sifilis:

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 18


a. Pemberian terapi sifilis pada
ibu hamil
b. pemantauan dan evaluasi
hasil pengobatan pada ibu
sampai 2 tahun
c. Pemberian terapi sifilis pada
pasangan
d. Pemantauan dan evaluasi
hasil pengobatan pada
pasangan sampai 2 tahun
e. Rujukan bayi ke FKRTL untuk
terapi sifilis sesuai indikasi
f. Pemantauan dan evaluasi
sifilis kongenital pada bayi
selama 3 bulan
4. Melakukan 4. Tata laksana Hepatitis B:
Tata laksana a. Rujukan ibu hamil untuk
Hepatitis B: mendapatkan terapi Hepatitis
B
b. Pemberian imunisasi
Hepatitis B (HB0 dan HBIg)
untuk bayi.
5. Melakukan 5. Pencatatan tripel eliminasi
pencatatan a. KT-HIV,
tripel eliminasi b. PIMS,
(KT-HIV, PIMS, c. Hepatitis
Hepatitis), d. kohort ibu dan bayi.
kohort ibu dan
bayi.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 19


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPI 7
Judul Mata pelatihan : Pencatatan dan Pelaporan Program HIV-AIDS dan PIMS
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang pencatatan dan pelaporan program HIV-AIDS dan PIMS.

Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengisian data di SIHA 2.0 modul dokter.

Waktu : Alokasi Waktu: 3 JPL (AM=1 JPL; SM=2 JPL; AK: 1 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
Melakukan Pencatatan 1. Pencatatan dan pelaporan Peserta Peserta: Peserta Log upload tugas 
dan pelaporan program program HIV-AIDS dan PIMS:  Mempelajari  Mengerjakan summary
HIV-AIDS dan PIMS - Formulir layanan tes HIV modul, melalui tugas mengisi
- Formulir IMS laman resmi soal-soal di
LMS dalam modul
- Iktisar keperawatan dan
 Menonton Fasilitator:  Praktik
lembar follow up
video SIHA 2.0  Menyampaikan mengisi SIHA
Melakukan Pengisian 2. SIHA 2.0 modul dokter  Membuat mata pelatihan 2.0
data pasien di SIHA 2.0 ringkasan secara tatap 
modul dokter (summary) maya sesuai
 Meng-upload alokasi waktu
tugas mandiri  Membahas tugas
mandiri dai
Fasilitator peserta.

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 20


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPP 1
Judul Mata : Building Learning Comitment (BLC)
pelatihan

Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang perkenalan, pencairan suasana kelas, harapan, kekhawatiran dan norma kelas,
kontrol peserta terhadap pelaksanaan norma kelas
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun komitmen belajar
Waktu : Alokasi Waktu: 2 JPL (AM= 0 JPL,: SM= 2 JPL, AK= 0 JPL).
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Sub Materi Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Melakukan 1. Perkenalan Fasilitator: - Fasilitator  Fasilitator Memberi Kehadiran dan ke
perkenalan Peserta Menyampaikan penugasan kepada aktifan peserta
2. Melakukan 2. Pencairan  Mempelajari mata pelatihan peserta untuk: serta penyelesaian
pencairan suasana suasana Kelas modul, secara tatap maya  memilih ketua kelas tugas metode AK
kelas melalui laman sesuai alokasi  mendiskusikan
3. Menjelaskan 3. Harapan peserta resmi LMS waktu kesepakatan pemilihan
harapan peserta nilai2 kelas-norma
Peserta: kelas-kontrol kolektif
4. Memilih pengurus 4. Pemilihan Hadir dalam
kelas pengurus kelas pembelajaran SM
5. Menetapkan 5. Komitmen kelas dan mengikuti
komitmen kelas pembelajaran

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 21


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPP 2
Mata pelatihan : Anti Korupsi
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang semangat perlawanan terhadap korupsi, dampak korupsi, cara berpikir kritis
terhadap masalah korupsi, dan sikap anti korupsi
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun sikap Anti Korupsi
Waktu : Alokasi Waktu: 2 JPL (AM= 0 JPL,: SM= 2 JPL, AK= 0 JPL).
Indikator Hasil Materi Pokok dan Sub Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Belajar (IHB) Materi Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Membangun 1. Semangat Perlawanan Fasilitator: - Fasilitator Kehadiran dan
semangat terhadap Korupsi Peserta Menyampaikan mata ke aktifan
perlawanan  Mempelajari pelatihan secara tatap peserta selama
terhadap korupsi modul, melalui maya sesuai alokasi proses
2. Menyadarkan 2. Dampak Korupsi laman resmi waktu pembelajaran
dampak korupsi LMS
3. Membangun 3. Cara Berpikir Kritis Peserta:
cara berpikir terhadap Masalah Hadir dalam
kritis terhadap Korupsi pembelajaran SM dan
masalah korupsi mengikuti
4. Membangun 4. Sikap Anti Korupsi pembelajaran
sikap anti
korupsi

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 22


Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPP 3
Judul Mata : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
pelatihan

Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang


Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu Menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pasca
Pelatihan
Waktu : Alokasi Waktu: 2 JPL (AM= 0 JPL,: SM= - JPL, AK= 1 JPL).
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Sub Materi Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Menjelaskan Format 1. Menjelaskan Fasilitator: - Fasilitator  Fasilitator Kehadiran dan
RTL Format RTL Peserta Menyampaikan Memberi ke aktifan
2. Menyusun RTL Pasca 2. Menyusun RTL  Mempelajari mata pelatihan penugasan kepada peserta serta
Pelatihan Pasca Pelatihan modul, secara tatap peserta untuk: penyelesaian
3. Melakukan 3. Melakukan melalui maya sesuai  Menyusun RTL dan tugas metode
Penyajian dan Penyajian dan laman resmi alokasi waktu mempresentasikan AK
Umpan Balik Umpan Balik LMS
terhadap RTL yang terhadap RTL Peserta:
disusun yang disusun Hadir dalam
pembelajaran SM
dan mengikuti
pembelajaran

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 23


Biodata Fasilitator

Nama Lengkap Materi yang Dasar Pendidikan/ Pelatihan tentang diklat Pengalaman bekerja atau tugas
dengan Gelar diajarkan pendidikan pelatihan tambahan seperti: TOT, AA/Pekerti, yang berkaitan dengan materi yang
dan pendidikan terkait dengan TPPK atau pengalaman diajarkan
tambahan materi yang melatih
diajarkan
dr. Tiara Mahatmi Tatalaksana HIV Fakultas TOT Manajemen Vibrant Facilitation Dokter Klinis IMS dan HIV-AIDS-
Nisa, MS AIDS, Kedokteran Klinik IMS Medecins Sans Frontieres
Tatalaksana Universitas TOT TB-HIV STI Officer/TB-HIV Officer-FHI360
PIMS, Indonesia TOT Integrated HIV Unit-WHO
Tatalaksana TB Epidemiology, Management of Adult
HIV School of Public and Adolescence
Health, UCLA Illness
Dr. Hendra Tatalaksana HIV FK dan S2 UCSF International ToT IMS RS Mitra Masyarakat Timika
Widjaja AIDS, Clinical Tropical HIV Training ToT PDP RS Pengayoman Cipinang
Tatalaksana Medicine WHO Clinical ToT BIDI Clinical Mentoring
PIMS, (MCTM) Management of ToT TB/HIV
Tatalaksana TB HIV/AIDS
HIV, Tatalaksana UIC Drug Addiction
Tripel Eliminasi, and HIV
Informasi Dasar Cornell HIV Clinical
HIV-AIDS dan Management
IMS, Tatalaksana ITG Anti Retroviral
IO dan Ko-infeksi Therapy
ASHM International
HIV Training
ASHM International
Hepatitis Training
WHO Integrated
Management of
HIV/AIDS

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 24


Dr. Kemmy Tatalaksana Kedokteran Diploma course STI ToT PDP. Melatih: IMS, TB Senior Technical Officer STI TB HIV-
ampera PIMS, HIV AIDS, ToT PDP, HIV, IMS HIV konprehensif, FHI (2002- 2014)National consultant
purnamawati Tatalaksana TB TB HIV (2002- 2018) Konseling adherence, PDP, STI HIV AIDS Hepatitis WHO(2015-
HIV, Tatalaksana Intervensi Perubahan sekarang)
Tripel Eliminasi, Perilaku, Motivational
Pencatatan dan Interviewing (1997-
Pelaporan sekarang)
Program HIV-
AIDS dan PIMS,
Informasi Dasar
HIV-AIDS dan
IMS,
Keprograman dan
j jaringnya
dr Adria Rusli Sp Tatalaksana TB Pulmonologi Tot hiv. Tot tb hiv Pekerti Smf pulmonologi rspi prof dr sulianti
P (K ) HIV dan ilmu saroso
kedokteran
respirasi
Dr. dr. Wresti Tatalaksana Dokter, Dokter, Spes Kulit AA/Pekerti, TOT IMS, Ketua Div IMS Dep Dermatologi dan
Indriatmi, PIMS, Spesialis Kulit dan Kelamin Venereologi FKUI - RSCM
SpKK(K), M.Epid Tatalaksana dan Kelamin Konsultan
Tripel Eliminasi Konsultan
Dr. Hanny Tatalaksana Dokter sp kulit Konsultan bidang AA, pekerti, 12 role of Mentor, Fasilitator, Narasumber
Nilasari, SpKK(K) PIMS, dan kelamin venereologi medical teacher
Anamnesis, PF
pada pasien IMS
dr. Dina Muktiarti, Tatalaksana HIV 2000: dokter Konsultan Alergi Fasilitator clinical teacher Dep. IKA FKUI/RSCM, sebagai
SpA(K) AIDS pada Anak umum, FKUI Imunologi Fasilitator pelatihan HIV konsultan alergi imunologi, salah satu
2007: dokter dasar dan lanjut IDAI ruang lingkup pelayanan pasien
spesialis anak, adalah HIV anak.
FKUI
2013: Konsultan Ketua Satgas HIV IDAI
Alergi Imunologi

P3 DOKTER AKSELERASI ARV TAHUN 2020 25


LAMPIRAN 3: PANDUAN PENUGASAN

Mata Pelatihan Inti 1: Tatalaksana HIV-AIDS

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini, peserta:


a. Mampu melakukan skrining HIV pada 8 populasi sesuai
SPM
b. Dapat menjelaskan cara melakukan RDT R0.
c. Dapat memberikan informasi pasca tes HIV dan tindak
lanjut hasil tes HIV
d. Dapat menetapkan stadium klinis HIV
e. Mampu memberikan terapi ARV di hari yang sama
pada pasien sesuai indikasi
f. Mampu melakukan layanan notifikasi pasangan.
g. Dapat menjelaskan tentang 4S (Start, Substitute,
Switch, Stop)
h. Mampu melakukan tatalaksana interaksi dan efek
samping
i. Mampu melakukan pencatatan layanan tes HIV,
notifikasi pasangan, dan iktisar keperawatan serta
lembar follow-up
Materi Pokok : 1. Skrining HIV
2. Diagnosis HIV
3. Tatalaksaana saat masuk perawatan HIV
4. Tatalaksana saat kunjungan follow-up
5. Pencatatan dan pelaporan program HIV-AIDS
Waktu : 2 JPL (1x45 menit)

A. Sasaran Belajar
- Peserta latih

B. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melaksanakan skrining, diagnosis, dan tatalaksana kasus HIV
a. Mampu melakukan skrining HIV pada 8 populasi sesuai SPM
b. Dapat menjelaskan cara melakukan RDT R0.
c. Dapat memberikan informasi pasca tes HIV dan tindak lanjut hasil tes HIV
d. Dapat menetapkan stadium klinis HIV
e. Mampu memberikan terapi ARV di hari yang sama pada pasien sesuai indikasi
f. Mampu melakukan layanan notifikasi pasangan.
g. Dapat menjelaskan tentang 4S (Start, Substitute, Switch, Stop)
h. Mampu melakukan tatalaksana interaksi dan efek samping
i. Mampu melakukan pencatatan layanan tes HIV, notifikasi pasangan, dan iktisar
keperawatan serta lembar follow-up
C. Rencana Pembelajaran:

26
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Pokok bahasan 1 . Skrining HIV
Fasilitator
a. Skrining HIV
1. Menjelaskan pengantar tentang bahan diskusi
2. Mengingatkan kembali hal penting penting dari MPI 1 ini
secara singkat yaitu: opening statement
3. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (3 breakoutroom),
fasilitator di masing-masing kelompok.
4. Membagi peran dokter, pasien dan pengamat.
5. Peran dokter akan mempraktikkan komunikasi meminta
tes HIV pada pasien, dan mengisi formulir KTHIV.
6. Fasilitator menugaskan peran pasien sebagai salah satu
dari 8 populasi di SPM (pasien TB, ibu hamil, WPS, LSL,
Waria, Penasun, Pasangan ODHA, WBP)
7. Dokter dan pasien bermain peran
8. Setelah selesai, fasilitator memandu diskusi proses
meminta tes HIV pada pasien, yang tadi sudah diperankan.
b. Melakukan RDT R0
1. Memutar video skrining HIV
2. Memilih dan meminta peserta untuk menjelaskan langkah-
langkah melakukan R0

Pokok bahasan 2. Diagnosis HIV


 Tujuan:
- Memberikan informasi pasca tes HIV dan tindak lanjut
hasil tes HIV
 Metode yang digunakan: Bermain peran
 Waktu:
 Petunjuk untuk peserta:
- Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (3 breakoutroom),
fasilitator di masing-masing kelompok.
- Membagi peran dokter, pasien dan pengamat.
- Peran dokter akan mempraktikkan komunikasi
memberikan informasi pasca tes dengan hasil HIV
negatif, positif, inkonklusif, dan hasil reaktif (pada
pelaksanaan skrining dengan R0), dan mengisi formulir
KTHIV
- Mendiskusikan proses memberikan informasi hasil tes
HIV pada pasien.
- Anggota kelompok bertukar peran

27
3. Pokok bahasan 3: Tatalaksana saat kunjungan pertama di
layanan ARV
 Tujuan:
a. Menetapkan stadium klinis HIV
b. Memberikan terapi ARV di hari yang sama pada pasien
sesuai indikasi

 Metode yang digunakan: Diskusi Kasus


 Waktu:
 Petunjuk untuk peserta:
a. Menetapkan stadium klinis HIV
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok. Bisa
kelompok yang sama atau berbeda dengan latihan
sebelumnya
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok:
o Mempelajari kasus
o Berdasarkan kasus menetapkan diagnosis
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi
dan penegasan yang perlu di perhatikan berkaitan
dengan penetapan diagnosis IO .
Kasus 1
Seorang laki-laki, Tuan X, berusia 32 tahun, sudah
menikah, dirawat di rumah sakit A karena mengeluh
demam, kejang, badan sebelah kiri terasa lemah, dan
sakit kepala. Oleh dokter yang merawatnya, ia
dikatakan menderita suatu penyakit yang terkait
dengan infeksi HIV. Tes HIVnya positif. Kepada isterinya
diminta untuk melakukan tes dan hasilnya negatif.
Pertanyaan:
a) Apa kira-kira diagnosisnya menurut dugaan
Saudara?
b) Pemeriksaan apa yang sebaiknya dilakukan?

28
c) Stadium klinis?
d) Isikan iktisar keperawatan dan lembar follow
up

Kasus 2
Tuan X seorang laki-laki berumur sekitar 35 tahun telah
mendapatkan terapi ARV lebih kurang 6 bulan yang lalu.
Pasien datang ke fasyankes dengan keluhan selama 2
bulan ini berat badannya turun dari 60 kg menjadi 55
kg, sering mengalami sinusitis, dan seminggu yang lalu
pada bagian lengan sebelah kiri timbul seperti cacar air.
Dia mengira mungkin itu karena efek samping obat,
atau infeksi tambahan. Pasien meminta obat tambahan
untuk penyakitnya.
Pertanyaan:
a) Pada stadium berapa pasien tersebut menurut
dugaan Saudara? Jelaskan
b) Apa yang akan anda sampaikan kepada pasien
tersebut?
c) Isikan iktisar keperawatan dan lembar follow
up

Kasus 3

Tuan Y mengalami penurunan berat badan dari 70 kg


menjadi 62 kg dalam waktu 2 bulan ini. Pasien masih
patuh minum ART. Selain itu pasien juga mengalami
lepuh –lepuh di daerah anogenital sejak 1 ½ bulan yang
lalu. Pasien juga merasa lemah, dan memeriksakan Hb
nya di laboratorium dekat rumahnya, ternyata hasilnya
7 gr/dl.
Pertanyaan:
a) Pada stadium berapa pasien tersebut menurut
dugaan Saudara? Jelaskan.
b) Apa yang akan anda sampaikan kepada pasien
tersebut?
c) Isikan iktisar keperawatan dan lembar follow
up

29
b. Memberikan terapi ARV di hari yang sama pada pasien
sesuai indikasi
- Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (3 breakout room),
fasilitator di masing-masing kelompok.
- Membagi peran dokter, pasien dan pengamat.
- Peran dokter akan mempraktikkan tatalaksana pada
pasien saat kunjungan pertama ke layanan ARV, sesuai
kasus.
- Mendiskusikan proses bermain peran melakukan
tatalaksana pada pasien saat kunjungan pertama ke
layanan ARV.
- Anggota kelompok bertukar peran
Kasus 1
Puskesmas Jatiwarna memiliki layanan tes HIV dan terapi
ARV. Setelah mendapatkan hasil tes positif di Puskesmas
Jatiwarna, pasien bernama Adi, 27 tahun, dilakukan
tatalaksana oleh dokter. Adi tidak memiliki gejala dan
tanda infeksi oportunistik.
Perankan tatalaksana pada Adi, isikan iktisar keperawatan
dan lembar follow up.

Kasus 2
Puskesmas Jatiwarna memiliki layanan tes HIV dan terapi
ARV. Setelah mendapatkan hasil tes positif di Puskesmas
Jatiwarna, pasien bernama Ibu Ima, 30 tahun, sedang
hamil dilakukan tatalaksana oleh dokter. Ibu Ima tidak
memiliki tanda dan gejala infeksi oportunistik.
Perankan tatalaksana pada Ibu Ima, isikan iktisar
keperawatan dan lembar follow up.

Kasus 3
Puskesmas Jatiwarna memiliki layanan tes HIV dan terapi
ARV. Setelah mendapatkan hasil tes positif di Puskesmas
Jatiwarna, pasien bernama Reno, 25 tahun, dilakukan
tatalaksana oleh dokter. Reno diketahui mengalami
demam yang hilang timbul sejak 3 minggu yang lalu,
penurunan nafsu makan, dan batuk sejak 2 minggu.

30
Perankan tatalaksana pada Reno, isikan iktisar
keperawatan dan lembar follow up.

Pokok bahasan 4. Tatalaksana saat kunjungan follow-up:

 Tujuan:
a. Melakukan layanan notifikasi pasangan.
b. Menjelaskan tentang 4S (Start, Substitute, Switch,
Stop)
c. Melakukan tatalaksana interaksi dan efek samping

 Metode yang digunakan: Bermain peran


 Waktu:
 Petunjuk untuk peserta:
a. Melakukan layanan notifikasi pasangan.
 Tugas 1:
- Peserta dibagi menjadi kelompok yang terdiri atas
3 orang.
- Membagi peran dokter, pasien dan pengamat.
- Peran dokter akan mempraktikkan layanan
notifikasi pasangan (identifikasi indeks testing,
menanyakan metode notifikasi, skrining kekerasan
oleh pasangan, dll), dengan kasus berikut, isikan di
formulir notifikasi pasangan.
- Mendiskusikan proses layanan notifikasi pasangan
- Anggota kelompok bertukar peran

Kasus 1
Pasien Mahmud, laki-laki 23 tahun, sudah mulai ARV 2
minggu, punya pasangan 2 orang, laki-laki, meminta
untuk dibantu notifikasi kedua pasangannya oleh
petugas kesehatan.

Kasus 2

Pasien Lina, perempuan 26 tahun sedang hamil 4


bulan, HIV positif, pasangan hanya 1 suaminya,
meminta untuk dibantu dengan rujukan ganda.

Kasus 3
Pasien Dono, laki-laki 27 tahun, HIV positif, punya 2
pacar perempuan dan 1 pasangan seks laki-laki yang

31
sesekali berhubungan seks, meminta untuk dibantu
notifikasi pasangan dibantu petugas untuk pasangan
seks laki-laki, dan rujukan ganda untuk kedua
pasangan perempuannya.

Kasus 4

Pasien Nunik, perempuan 24 tahun, pekerja seks, HIV


positif, pelanggan seksnya seminggu 8 orang, tidak
punya nomor kontak semua pelanggannya, tapi ada 5
orang pelanggan tetap. Selain pelanggan, Nunik punya
1 orang pacar tetap. N meminta bantuan petugas
untuk notifikasi dibantu petugas untuk 5
pelanggannya.

 Tugas 2:
- Peserta diminta untuk melakukan notifikasi
pasangan melalui pesan whatsapp dengan kasus
berikut.
- Berikan nomor telepon untuk peserta
mengirimkan pesan whatsapp

Kasus 1

Adit 27 tahun, HIV + yang belum menikah dan memiliki


pasangan seks laki-laki yaitu Rama. Mereka
berhubungan seks sesekali dan Rama mempunyai
pasangan lain juga. Anda menawarkan Notifikasi
Pasangan dan Adit menyatakan kesediaannya untuk
ikut Notifikasi pasangan tapi memilih petugas yang
melakukan rujukan melalui WA.

Anda mendapat no HP Rama dan akan mengontaknya


lewat teks WhatsApp.

Kasus 2

Pasien Nunik, perempuan 24 tahun, pekerja seks, HIV


positif, pelanggan seksnya seminggu 8 orang, tidak
punya nomor kontak semua pelanggannya, tapi ada 5
orang pelanggan tetap. Selain pelanggan, Nunik punya
1 orang pacar tetap. N meminta bantuan petugas
untuk notifikasi dibantu petugas untuk 5
pelanggannya.

32
Anda mendapat no HP 5 pelanggannya dan akan
mengontak salah satu lewat teks WhatsApp.

b. Menjelaksan tentang 4S (Start, Substitute, Switch,


Stop)

- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok.


Bisa kelompok yang sama atau berbeda dengan
latihan sebelumnya
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang
akan dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok:
o Mempelajari kasus
o Berdasarkan kasus menetapkan
tatalaksana
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan
presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan,
memperhatikan apakah semua anggota kelompok
berperan serta, dan memberikan bantuan sesuai
kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan
klarifikasi dan penegasan yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan 4S.
Kasus 5

Seorang laki laki umur 29 tahun di diagnosis TB dan


diminta tes HIV. Hasil tes HIV positif. Dua minggu
setelah pasien mendapat OAT dan kotrimoksasol,
pasien hanya mengeluh lemah saat diinisiasi TLE.
Setelah berapa 2 hari minum TLE, muncul demam dan
ruam kulit di seluruh tubuh. Suhu 38.4C.

Apa yang ada lakukan?

Kasus 6

Seorang laki laki umur 54 tahun dengan hipertensi,


rujuk masuk dan telah mendapat TLE selama 3 tahun.
Pada awalnya minum TLE ada keluhan pusing dan sakit

33
kepala, namun saat ini tidak ada keluhan. Di faskes
Anda, dilakukan pemeriksaan creatinine dengan hasil
2.

Apa tindakan Anda?

Kasus 7

Seorang bapak umur 43 tahun didiagnosa TB dan hasil


HIV positif. Setelah dua minggu dengan OAT pasien
diberi TLE. Pasien mengeluh pusing berat sehingga ia
tidak bisa bekerja. Dokter mengatakan bahwa pusing
akan hilang dalam beberapa minggu. Tetapi karena
pusing tidak hilang maka bapak itu minum obat ARV
tidak teratur. Namun obat TB dapat diselesaikan
secara lengkap dalam 6 bulan. Pada pemeriksaan VL
rutin 12 bulan, pasien sehat tanpa gejala, namun hasil
VL 6,43x 10 pangkat 4. Konseling kepatuhan berobat
dilakukan dan VL diulang 3 bulan kemudian, hasil VL
tetap terdeteksi 3,16 x 10 pangkat 4.

Apa yang Anda lakukan pada pasien ini?

Kasus 8

Pasien mendapatkan TDF+3TC+NVP dan kotrimoksasol


selama 6 bulan dari faskes yang merujuk ke tempat
Anda. Pasien datang dengan demam, CD4 90, timbul
benjolan di leher, nyeri perut dan berat badan turun.

Apa yang Anda lakukan pada pasien ini?

c. Melakukan tatalaksana interaksi dan efek samping


- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok.
Bisa kelompok yang sama atau berbeda dengan
latihan sebelumnya
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang
akan dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok:
o Mempelajari kasus

34
o Berdasarkan kasus menetapkan
tatalaksana
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan
presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan,
memperhatikan apakah semua anggota kelompok
berperan serta, dan memberikan bantuan sesuai
kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan
klarifikasi dan penegasan yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan tatalasana efek samping dan
interaksi obat.

Kasus Interaksi

Seorang perempuan berusia 25 tahun yang terinfeksi


HIV dengan jumlah CD4 168sel/mm3 datang ke
Puskesmas. Selama 3 minggu ia mendapatkan
kotrimoksasol untuk pencegahan beberapa infeksi
oportunistik dan dapat ditoleransi dengan baik. Untuk
mencegah kehamilannya, ia minum pil KB yang berisi
norethindrone/etinil estradiol dan mengetahui bahwa
pacarnya tidak mungkin untuk secara konsisten
menggunakan kondom. Anda berencana untuk
memulai terapi antiretroviral, tetapi prihatin tentang
bagaimana obat antiretroviral dapat berinteraksi
dengan pil KB.
Tugas kelompok:
a. Kalau ada interaksi obat antara obat ARV dengan
pil KB, diskusikan dan sebutkan efek yang akan
timbul!
b. Mulailah dengan pengaruh jenis obat ARV yang
digunakan, NRTI, NNRTI dan PI.

Pasien dengan zidovudine, lamivudine dan lopinavir/r,


perokok, dengan obesitas. Pada pemeriksaan

35
laboratorium rutin, kadar kolesterol (LDL=165,
HDL=40, Trigliserida= 250).
a. Apa tindakan Anda?

Tugas 1. Melakukan bermain peran


Peserta 2. diskusi kelompok
3. Melakukan presentasi
4. Mengajukan pendapat/ komentar dan pertanyaan kepada fasiltator

Mata Pelatihan Inti 2 – Tatalaksana PIMS


Tujuan Pembelajaran : a. Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini,
peserta mampu :
b. Melakukan anamnesis
c. Melakukan pemeriksaan fisik, pengambilan sampel,
dan pemeriksaan penunjang lain (RDT, PCR, Kultur,
dll)
d. Menjelaskan Bagan Alur Diagnosis

Materi Pokok : 1. Diagnosis PIMS:


2. Pengobatan PIMS
3. Pencatatan
4. dan Pelaporan PIMS
Waktu : 2 JPL (2 x 45 menit)
A. Sasaran Belajar
- Peserta latih

B. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan Penyuluhan Akselerasi ARV dengan strategi S-TOP dengan
1. Mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan HIV dan PIMS sedini mungkin
2. Melibatkan masyarakat dalam pencegahan penularan PIMS dan HIV
3. Mengajak masyarakat menjadi kader/kaderisasi
4. Menghapus stigma dan diskriminasi di masyarakat

C. Rencana Pembelajaran:
Waktu 2 x 45 menit
Role play
Tugas a. Anamnesis
Fasilitator
1) Bermain peran Anamnesis Pasien Perempuan dengan IMS
a. Fasilitator membantu peserta memilih 3 orang peserta yang
akan melakukan bermain peran anamnesis. Satu orang
berperan sebagai petugas kesehatan, satu orang sebagai
pasien perempuan dan satu orang sebagai pengamat.
b. Peserta sebagai petugas kesehatan akan melakukan anamnesis
berdasarkan skenario terlampir.
c. Pengamat danPeserta lain melakukan pengamatan selama
proses anamnesis berlangsung.

36
d. Setelah selesai bermain peran , fasilitator meminta tanggapan
dari pengamat tentang hasil pengamatannya, kemudian
tanggapan dari peserta lainnya.
e. Fasilitator juga menanyakan tentang perasaan pemeran
petugas kesehatan, kemudian pemeran pasien, bagaimana
tanggapan atau kesannya terhadap petugas kesehatan
tersebut..
f. Fasiliator menyampaikan klairifikasi dan penegasan yang
diperlukan pada anamnesis.

Skenario:

Pemeran petugas kesehatan:

Anda adalah petugas kesehatan di Puskesmas yang bertugas di layanan


IMS. Anda mendapatkan pasien seorang perempuan yang kemungkinan
mempunyai gejala mengarah pada IMS. Anda harus melakukan
anamnesis terlebih dahulu, dan harus berupaya untuk menggali
informasi sebagai berikut:
- Informasi umum, seperti : nama, umur, alamat, pekerjaan, status,
jumlah anak, pendidikan
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit
- Riwayat seksual
- Kontak seksual pasiendengan laki-laki/perempuan pekerja seks,
teman, pacar, suami/istri.
- Jenis kelamin pasangan seksual,
- Cara hubungan seksual dilakukan (genito – genital, oro – genital, ano
– genital, oral – ano - genital),
- Konsistensi Penggunaan kondom,
- Riwayat pengobatan
Anda juga harus mampu menggali adanya faktor risiko pada perempuan.
Pemeran pasien

Anda seorang perempuan dewasa, sudah bersuami, pekerjaan suami


adalah pelaut, yang sering bepergian lama. Suami anda biasanya pulang
sekitar 6 bulan sekali, dan terakhir pulang sekitar 3 minggu yang lalu.
Sudah sekitar 2 minggu ini anda merasakan keputihan yang luar biasa,
gatal sekali dan sangat mengganggu kegiatan sehari-hari, warnanya
berbekas pada celana kuning kehijauan. Hari ini anda datang untuk
berobat ke Puskesmas. Sebelum diperiksa petugas kesehatan (ibu bidan)

37
akan mengajukan pertanyaan kepada anda. Tugas anda adalah
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh petugas.

Pemeran pengamat (termasuk peserta lain)

Tugas anda adalah mengamati dialog yang terjadi antara petugas


kesehatan dengan pasien. Perhatikan bagaimana komunikas dan sikap
petugas selama melakukan anamnesis, sebagai berikut:

- Bagaimana proses komunikasi verbal dan nonverbal yang ditampilkan


oleh petugas.
- Bagaimana hubungan interpersonal yang terbina.
- Tercapai tidaknya penggalian informasi oleh petugas.
- Bagaimana proses penghentian pada akhir anamnesis.
- Apakah pasien tampak nyaman, santai selama proses anamnesis?
- Apakah anda melihat adanya ketersinggungan pada diri pasien?
Kalau ya, bagaimana sikap/respon petugas?

2) Anamnesis IMS pada pasien laki-laki


a. Fasilitator membantu peserta memilih 3 orang peserta yang
akan melakukan bermain peran anamnesis. Satu orang
berperan sebagai petugas kesehatan, satu orang sebagai
pasien laki-laki dan satu orang sebagai pengamat.
b. Peserta sebagai petugas kesehatan, akan melakukan
anamnesis berdasarkan skenario terlampir.
c. Pengamat dan Peserta lain melakukan pengamatan selama
proses anamnesis berlangsung.
d. Setelah selesai bermain peran , fasilitator meminta tanggapan
dari pengamat tentang hasil pengamatannya, kemudian
tanggapan dari peserta lainnya.
e. Fasilitator juga menanyakan tentang perasaan pemeran
petugas kesehatan, kemudian pemeran pasien, bagaimana
tanggapan atau kesannya terhadap petugas kesehatan
tersebut.
f. Fasiliator menyampaikan klairifikasi dan penegasan yang
diperlukan pada anamnesis.

Skenario:
Pemeran petugas kesehatan:
Anda adalah petugas kesehatan di Puskesmas yang bertugas di layanan
IMS. Anda mendapatkan pasien seorang laki-laki yang kemungkinan

38
mempunyai gejala mengarah pada IMS. Anda harus melakukan
anamnesis terlebih dahulu, dan harus berupaya untuk menggali
informasi sebagai berikut:

- Informasi umum, seperti : nama, umur, alamat, pekerjaan, status,


jumlah anak, pendidikan
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit
- Riwayat seksual
- Kontak seksual pasiendengan laki-laki/perempuan penjaja seks,
teman, pacar, suami/istri.
- Jenis kelamin pasangan seksual,
- Cara hubungan seksual dilakukan (genito – genital, oro – genital, ano
– genital, oral – ano - genital),
- Konsistensi Penggunaan kondom,
- Riwayat pengobatan
Anda juga harus mampu menggali adanya faktor risiko pada pasien
tersebut.

Pemeran pasien

Anda seorang laki-laki dewasa, sudah beristeri, tetapi anda juga


berhubungan dengan seorang laki-laki yang sering datang ke bar tempat
anda bekerja sebagai bartender. Hampir setiap minggu anda
berhubungan dengannya, dan selama ini merasa baik-baik saja. Sudah
sekitar 3 hari ini anda merasakan sakit pada waktu buang air kecil dan
dari kemaluan anda keluar cairan seperti susu. Anda merasa sangat
terganggu, sehingga tidak dapat masuk kerja.. Hari ini anda datang untuk
berobat ke Puskesmas. Sebelum diperiksa, petugas kesehatan akan
mengajukan pertanyaan kepada anda. Tugas anda adalah menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh petugas.

Pemeran pengamat (termasuk peserta lain)

Tugas anda adalah mengamati dialog yang terjadi antara petugas


kesehatan dengan pasien. Perhatikan bagaimana komunikas dan sikap
petugas selama melakukan anamnesis, sebagai berikut:

- Bagaimana proses komunikasi verbal dan nonverbal yang ditampilkan


oleh petugas.
- Bagaimana hubungan interpersonal yang terbina.

39
- Tercapai tidaknya penggalian informasi oleh petugas.
- Bagaimana proses penghentian pada akhir anamnesis.
- Apakah pasien tampak nyaman, santai selama proses anamnesis?
- Apakah anda melihat ada ketersinggunganpada diri pasien? Apabila
ya, bagaimana sikap/respon petugas?

b. Pemeriksaan fisik, pengambilan sampel, dan pemeriksaan


penunjang lain (RDT, PCR, Kultur, dll)

Petunjuk Simulasi Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel

1). Peragaan oleh fasilitator


Fasilitator mengawali dengan mencontohkan/memperagakan,
agar dapat dilihat oleh semua peserta

a. Fasilitator menunjukkan peralatan yang diperlukan, seperti:


 Spekulum
 Anuskopi
 Replika vagina
 Lidi/cotton applicator
 Gelas objek
 pH paper

b. Fasilitator menunjukkan cara pemeriksaan fisik pada


perempuan, dan pemeriksaan dalam dengan menggunakan
spekulum. Dijelaskan cara memegang, memasang, mengunci
dan mengeluarkan spekulum serta menyimpannya pada ember
yang berisi air hangat. Peragaan oleh fasilitator dilakukan di
tempat yang dapat dilihat oleh semua peserta
c. Fasilitator menunjukkan cara mengambil sampel dari pasien
perempuan, serta cara menempelkan dan menghapuskannya
pada gelas objek, sambil menjelaskan langkah demi langkah.
d. Fasilitator menunjukkan cara menggunakan pH paper, dan
membacanya.
e. Fasilitator menunjukkan cara pemeriksaan fisik pada laki-laki,
dan pemeriksaan menggunakan anoskopi. Dijelaskan cara
memegang, memasang dan mengeluarkan anoskopi serta
menyimpannya pada ember yang berisi air hangat.
f. Fasilitator menunjukkan cara mengambil sampel dari pasien laki-
laki, serta cara menempelkan dan menghapuskannya pada gelas
objek, sambil menjelaskan langkah demi langkah.

40
g. Setelah demonstrasi, kemudian fasilitator meminta beberapa
peserta untuk mengulangi, sambil menjelaskan kepada peserta
lainnya.
h. Katakan bahwa nanti setiap peserta akan diberi kesempatan
untuk melakukan praktik secara bergantian.
i. Fasilitator meminta peserta lain memberikan tanggapan atau
pertanyaan, masukan dll.
j. Fasilitator menyampaikan klarifikasi yang diperlukan serta
menunjukkan hal-hal yang masih harus diperbaiki.

2). Simulasi Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien


perempuan

a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok kecil @ 3 orang.


b. Dalam kelompok secara bergantian peserta berperan sebagai
petugas kesehatan (dokter/perawat/bidan); sebagai pasien
perempuan dan sebagai pengamat.
c. Fasilitator memberikan penugasan untuk setiap tim:
o Pemeriksaan fisis umum dengan membacakan hasil saja,
tidak dipraktikkan di kelas.
o Pemeran pasien memegang reflika vagina atau
mencontohkan dengan menggunakan jari-jari tangannya.
o Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan menggunakan
spekulum, mulai dari membuka, memasang dan
menguncinya sampai mengeluarkan. Juga dilakukan cara
pengambilan sampel, serta simulasi membuat sediaan apus
pada gelas objek.
o Pengamat melakukan pengamatan dan
mencatat/mengingat hasil pengamatannya.
d. Setiap orang di setiap tim bergantian melakukan latihan/praktik
pada butir 3.
e. Fasilitator berkeliling melakukan pengamatan, memberikan
bimbingan sesuai kebutuhan.
f. Setelah semua peserta mendapat giliran menjadi petugas
kesehatan, fasilitator memandu diskusi, tentang hasil
pengamatan dan bagaimana cara memperbaikinya.
g. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta yang akan
mencoba lagi latihan/praktiknya.
h. Fasilitator memberikan klarifikasi dan penegasan dalam
pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien
perempuan

41
3). Simulasi Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien
laki-laki

a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok kecil @ 3 orang.


b. Dalam kelompok secara bergantian peserta berperan sebagai
petugas kesehatan (dokter/perawat/bidan); sebagai pasien laki-
laki dan sebagai pengamat.
c. Fasilitator memberikan penugasan untuk setiap tim:
o Pemeriksaan fisik dengan membacakan hasil saja, tidak
dipraktikkan di kelas.
o Pemeran pasien memegang model anus atau
mencontohkan anus dengan menggunakan jari-jari
tangannya.
o Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan menggunakan
anoskopi, mulai dari membuka, memasang dan
menguncinya sampai mengeluarkan. Juga dilakukan cara
pengambilan sampel, serta simulasi membuat sediaan apus
pada gelas objek.
o Pengamat melakukan pengamatan dan
mencatat/mengingat hasil pengamatannya.
d. Setiap orang di setiap tim bergantian melakukan latihan/praktik
pada butir 3.
e. Fasilitator berkeliling melakukan pengamatan, memberikan
bimbingan sesuai kebutuhan.
f. Setelah semua peserta mendapat giliran menjadi petugas
kesehatan, fasilitator memandu diskusi, tentang hasil
pengamatan dan bagaimana cara memperbaikinya.
g. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta yang akan
mencoba lagi latihan/praktiknya.
h. Fasilitator memberikan klarifikasi dan penegasan tentang hal-hal
yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan fisik dan
pengambilan sampel pada pasien perempuan
Catatan:
Apabila masih diperlukan, peserta yang merasa belum mahir melakukan
pemeriksaan fisi dan pengambilan sampel, dipersilakan untuk berlatih
diluar jam pelajaran, dengan meminjam phantom serta peralatan dari
fasilitator.

c. Bagan Alur Diagnosis

42
Petunjuk Latihan Diagnosis IMS Menggunakan Bagan Alur
a. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
b. Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan dibahas
c. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok:
o Mempelajari kasus (setiap kelompok 1 kasus)
o Berdasarkan kasus membuat Bagan alur
o Menetapkan diagnosis berdasarkan Bagan alur
d. Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
e. Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan apakah semua
anggota kelom pok berperan serta, dan memberikan bantuan sesuai
kebutuhan
f. Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
g. Peserta dari kelompok lain diminta memberikan tanggapan dan
masukan
h. Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan penegasan
yang perlu di perhatikan berkaitan dengan penetapan diagnosis
menggunakan Bagan alur.

Kasus-kasus:

Kasus 1.

Seorang wanita muda mengeluh nyeri di daerah vulva. Suaminya merupakan


pasangan satu- satunya. Ia nampak sakit dan demam. Pada pemeriksaan,
nampak lepuh- lepuh kecil yang berisi cairan jernih di labia mayor dan minor.
Tidak tampak adanya ulkus.

Tugas kelompok:

a. Membuat Bagan alur sesuai dengan tahapan yang telah dipelajari


b. Menetapkan diagnosis
c. Mempersiapkan presentasi

Kasus 2.

Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan adanya duh tubuh
vagina yang tidak normal. Penderita sudah menderita keluhan tersebut
selama 2 minggu, dengan keadaan yang semakin buruk. Dia tidak tahu
apakah mitra seksualnya menderita duh tubuh atau tidak. Sebab ia tidak
berjumpa selama 2 minggu. Dari anamnesis dia tidak mengeluhkan gejala
lain.

43
Tugas kelompok:

a. Membuat Bagan alur sesuai dengan tahapan yang telah dipelajari


b. Menetapkan diagnosis
c. Mempersiapkan presentasi

Kasus 3.

Mitra seksual seorang perempuan, datang dan memberitahukan bahwa dia


menderita gonore. Sedangkan perempuan pasangannya mengeluh nyeri
perut bagian bawah sebelah kiri. Tidak merasakan adanya demam maupun
tidak mengeluarkan cairan pervaginam.

Pada palpasi, perut terasa lembut, dengan nyeri tekan pada sisi sebelah kiri
tetapi tidak terdapat “Guarding”. Satu minggu kemudian perempuan
tersebut kembali sesuai dengan permintaan anda sebagai petugas kesehatan
pada saat itu. Dan dia masih merasakan adanya nyeri pada saat palpasi.

Tugas kelompok:

a. Membuat Bagan alur sesuai dengan tahapan yang telah dipelajari


b. Menetapkan diagnosis dan tatalaksana
c. Mempersiapkan presentasi

Kasus 4

Seorang laki-laki muda datang ke klinik dengan keluhan nyeri di daerah


lipatan paha. Testisnya membengkak dan terasa nyeri, dan tak ada tanda-
tanda adanya trauma atau torsi.

Tugas kelompok:

a. Membuat Bagan alur sesuai dengan tahapan yang telah dipelajari


b. Menetapkan diagnosis
c. Mempersiapkan presentasi

Kasus 5

44
Seorang bayi berusia 2 minggu dibawa ke klinik mata dengan satu mata
membengkak, sedangkan pada mata yang lainnya juga membengkak
dan mengeluarkan nanah berwarna kuning.

Tugas kelompok:

a. Membuat Bagan alur sesuai dengan tahapan yang telah dipelajari


b. Menetapkan diagnosis
c. Mempersiapkan presentasi

3. Pokok bahasan 2 . Pengobatan PIMS


 Tujuan:
a. Pengobatan untuk sindrom infeksi menular seksual

 Metode yang digunakan: Bermain peran


a. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
b. Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan dibahas (sama
dengan kasus pada Latihan Diagnosis IMS)
c. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap kelompok 1 kasus)
:
o Mempelajari lagi kasus dan hasil diagnosis pada Latihan
Diagnosis IMS mengguna kan bagan alur
o Menetapkan pengobatan berdasarkan hasil diagnosis
d. Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
e. Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan apakah semua
anggota kelompok berperan serta, dan memberikan bantuan
sesuai kebutuhan
f. Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
g. Peserta dari kelompok lain diminta memberikan tanggapan dan
masukan
h. Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan penegasan
yang perlu diper hatikan berkaitan dengan penetapan pengobatan
berdasarkan hasil diagnosis menggunakan Bagan alur.

Kasus 1.

Seorang wanita muda mengeluh nyeri di daerah vulva. Suaminya


merupakan pasangan satu- satunya. Ia nampak sakit dan demam. Pada
pemeriksaan, nampak lepuh- lepuh kecil yang berisi cairan jernih di labia
mayor dan minor. Tidak tampak adanya ulkus.

45
Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi

Kasus 2.

Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan adanya duh


tubuh vagina yang tidak normal. Penderita sudah menderita keluhan
tersebut selama 2 minggu, dengan keadaan yang semakin buruk. Dia
tidak tahu apakah mitra seksualnya menderita duh tubuh atau tidak.
Sebab ia tidak berjumpa selama 2 minggu. Dari anamnesis dia tidak
mengeluhkan gejala lain.

Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi

Kasus 3.

Mitra seksual seorang perempuan, datang dan memberitahukan bahwa


dia menderita gonore. Sedangkan perempuan pasangannya mengeluh
nyeri perut bagian bawah sebelah kiri. Tidak merasakan adanya demam
maupun tidak mengeluarkan cairan pervaginam.

Pada palpasi, perut terasa lembut, dengan nyeri tekan pada sisi sebelah
kiri tetapi tidak terdapat “Guarding”. Satu minggu kemudian perempuan
tersebut kembali sesuai dengan permintaan anda sebagai petugas
kesehatan pada saat itu. Dan dia masih merasakan adanya nyeri pada
saat palpasi.

Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi

46
Kasus 4.

Seorang laki-laki muda datang ke klinik dengan keluhan nyeri di


daerah lipatan paha. Testisnya membengkak dan terasa nyeri, dan tak
ada tanda-tanda adanya trauma atau torsi.

Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi

Kasus 5.

Seorang bayi berusia 2 minggu dibawa ke klinik mata dengan satu


mata membengkak, sedangkan pada mata yang lainnya juga
membengkak dan mengeluarkan nanah berwarna kuning.

Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi

Tugas Peserta 1. Melakukan bermain peran


2. diskusi kelompok
3. Melakukan presentasi
4. Mengajukan pendapat/ komentar dan pertanyaan kepada fasiltator

Mata Pelatihan Inti 4: Tata Laksana TB-HIV

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini, peserta mampu :
a. Skrining HIV pada pasien TB
b. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
c. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
d. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-
HIV
Materi Pokok : 1. Kolaborasi TB-HIV di layanan:
2. Tata laksana layanan HIV pada pasien TB:
3. Tata laksana Layanan TB dan HIV pada ODHA
4. Pencatatan TB-HIV di formulir pencatatan program TB dan
formulir pencatatan program HIV
Waktu : 2 JPL (2x45 menit)

47
A. Sasaran Belajar
- Peserta latih

B. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan:
a. Skrining HIV pada pasien TB
b. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
c. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
d. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-HIV

C. Rencana Pembelajaran:
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Fasilitator Pokok bahasan 1 . Tata Laksana HIV pada Anak
 Metode yang digunakan: Diskusi kelompok
 Waktu:
 Petunjuk untuk peserta:
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
layanan HIV pada pasien TB.

Kasus 1
1. Bayi perempuan, 6 bulan, BB 6 kg, datang untuk konsultasi.
Pasien lahir dari ibu terinfeksi HIV. Pasien anak pertama, lahir
spontan, mendapatkan ASI dan susu formula. Pasien sehat, gizi
baik, tidak ada morbiditas. PCR RNA HIV 250.000 kopi/ml. CD4
1020 sel/mm3 (36%). skrining TB negatif, DPL: Hb 12,3 g/dL, Ht
37%, Leukosit 7000/uL, Trombosit 250.000/uL.
a. Apakah bayi ini tApakah anak ini terindikasi untuk
mendapatkan terapi ARV?
b. Tuliskan resep pengobatan untuk pasien ini!

48
Kasus 2

2. Seorang anak laki-laki, berusia 18 bulan, BB 8 kg, TB 83 cm, LPB


0,34 m2 datang dengan HIV stadium 4, imunosupresi berat, gizi
kurang, tuberkulosis paru. Pasien mengkonsumsi OAT (RHZE)
minggu ke-4. CD4 5%, Hb 10 g/dL, Leukosit 8000/uL, Trombosit
200.000/uL.Pasien direncanakan untuk mendapatkan ARV
a. Tuliskan resep ARV untuk pasien ini!
b. Satu minggu setelah mengonsumsi ARV di atas, pasien
mengalami urtikaria di seluruh tubuh, apa yang akan Anda
lakukan?

Tugas Peserta 1. Melakukan diskusi kelompok


2. Melakukan presentasi
3. Mengajukan pendapat/ komentar dan pertanyaan
kepada fasiltator

Mata Pelatihan Inti 4: Tata Laksana TB-HIV

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini, peserta mampu :
e. Skrining HIV pada pasien TB
f. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
g. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
h. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-
HIV
Materi Pokok : 5. Kolaborasi TB-HIV di layanan:
6. Tata laksana layanan HIV pada pasien TB:
7. Tata laksana Layanan TB dan HIV pada ODHA
8. Pencatatan TB-HIV di formulir pencatatan program TB dan
formulir pencatatan program HIV
Waktu : 2 JPL (2x45 menit)
D. Sasaran Belajar
- Peserta latih

E. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan:
e. Skrining HIV pada pasien TB
f. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
g. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
h. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-HIV

F. Rencana Pembelajaran:
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Fasilitator Pokok bahasan 1 . Tata Laksana Layanan HIV pada pasien TB
 Metode yang digunakan: Diskusi kelompok

49
 Waktu:
 Petunjuk untuk peserta:
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
layanan HIV pada pasien TB.
Kasus 1
Pasien Widodo, Laki-laki 35 tahun, dengan TB paru, dilakukan tes HIV
dengan hasil positif. Widodo adalah LSL, memiliki seorang istri dan
anak berusia 1 tahun dan sehat.
Diskusikan tatalaksana bagi pasien ini. Lakukan pencatatan di
formulir TB dan formulir pencatatan apa lagi yang dibutuhkan?

2. Pokok bahasan 2 . Tata Laksana Layanan TB pada pasien HIV


 Tujuan:
a. skrining gejala TB pada ODHA
b. rujukan pemeriksaan tes cepat molekular pada ODHA yang
terduga TB
c. pengobatan pada ODHA dengan TB aktif
d. Terapi Pencegahan Tuberkulosis pada ODHA yang memenuhi
syarat
e. langkah-langkah pengendalian infeksi TB di layanan HIV pada
pasien TB

 Metode yang digunakan: Diskusi kelompok


 Waktu:
 Petunjuk untuk peserta:
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas

50
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
layanan TB pada pasien HIV .

Kasus 1
Pasien Ferdy, laki-laki 29 tahun, HIV positif, ketika kunjungan rutin
untuk mengambil obat diketahui sedang mengalami batuk dan
demam sejak 3 minggu. Dokter merujuk Ferdy untuk pemeriksaan
dahak dengan tes cepat molekular dan hasilnya MTB positif,
rifampisin susceptible.
Diskusikan tatalaksana pasien Ferdy. Lakukan pencatatan di iktisar
keperawatan dan lembar follow up.

Kasus 2
Pasien Gunawan, laki-laki 40 tahun, baru didiagnosis HIV positif, dan
tidak memiliki gejala TB, dan tidak ada gejala lainnya. Gunawan
belum mendapatkan ARV, dan memiliki beberapa pasangan seksual
laki-laki.
Diskusikan tatalaksana Gunawan. Lakukan pencatatan di iktisar
keperawatan dan lembar follow up.

Tugas Peserta 4. Melakukan diskusi kelompok


5. Melakukan presentasi
6. Mengajukan pendapat/ komentar dan pertanyaan
kepada fasiltator

Mata Pelatihan Inti 5: Tata Laksana Tripel Eliminasi

Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini, peserta mampu
Melakukan tatalaksana HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu dan
bayi

51
Materi Pokok : 1. Skrining tripel eliminasi pada ibu hamil
2. Tata Laksana HIV pada ibu hamil dan bayi
3. Tata Laksana Sifilis pada ibu hamil dan bayi
4. Tata Laksana Hepatitis B pada ibu hamil dan bayi

Waktu : 2 JPL (2x45 menit)


G. Sasaran Belajar
- Peserta latih

H. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan:
a. Skrining tripel eliminasi pada ibu hamil
b. Tata Laksana HIV pada ibu hamil dan bayi
c. Tata Laksana Sifilis pada ibu hamil dan bayi
d. Tata Laksana Hepatitis B pada ibu hamil dan bayi

I. Rencana Pembelajaran:
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Fasilitator 3. Pokok bahasan 1 . Tata Laksana tripel eliminasi (HIV, Sifilis,
Hepatitis B) pada ibu hamil dan bayi
 Tujuan:
o Melakukan tatalaksana HIV, Sifilis, dan Hepatitis B
pada ibu dan bayi
 Metode yang digunakan: Diskusi kelompok
 Waktu:
 Petunjuk untuk peserta:
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
tatalaksana HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu dan
bayi.

52
Kasus 1

Pasien Sabira, ibu hamil, 30 minggu, usia 26 tahun, dilakukan


skrining HIV, sifilis, dan Hepatitis B, dengan hasil HIV positif dan
TPHA reaktif, HBsAg reaktif.

Diskusikan tatalaksana Pasien Sabira dan suaminya.

Kasus 2

Pasien Sabira, melahirkan bayi perempuan dengan berat lahir


normal, waktu mendapatkan terapi benzatin penicillin 2.4 jt IU.

Diskusikan tatalaksana bayi dari pasien Sabira.

Tugas Peserta 7. Melakukan diskusi kelompok


8. Melakukan presentasi
9. Mengajukan pendapat/ komentar dan pertanyaan
kepada fasiltator

53
54
LAMPIRAN 4: INSTRUMEN EVALUASI

SOAL TES
PELATIHAN AKSELERASI ARV
KELAS DOKTER

PETUNJUK : Waktu Pengerjaan 45 menit


 Beri tanda silang ( X )pada lembar jawaban untuk pilihan jawaban yang anda anggap
paling benar.
 Lembar soal ini di kembalikan ke panitia bersama lembar jawaban, dan lembar soal
mohon tidak dicoret-coret.

1. Pengertian Stigma adalah, kecuali:


A. Pemberian cap pada seseorang
B. Tindakan memberikan label sosial yang bertujuan untuk memisahkan atau
mendiskreditkan seseorang
C. Memberi anggapan bahwa seseorang berbeda secara kognitif
D. Memberi perlakuan atau pelayanan yang membeda-bedakan seseorang

2. Pengertian bahwa sebelum dilakukan tes HIV, pasien cukup mendapatkan informasi singkat
alasan dites HIV, termasuk dalam salah satu komponen dasar 5 C, yaitu:
A. Confidentiality
B. Counseling
C. Consent
D. Correct test results

3. Target kelompok testing HIV di dalam Standar Pelayanan Minimum adalah, kecuali:
A. Ibu hamil
B. Penderita TB
C. Terduga TB
D. Warga Binaan Pemasyarakatan

4. Berikut ini adalah gejala pada stadium klinis 1:


A. “Wasting syndrome”
B. Herpes Zoster
C. Kandidiasis Oral
D. Tidak ada gejala atau Limfadenopati Generalisata Persisten

5. Berikut ini yang termasuk gejala stadium 3 adalah


A. Kandidiasis esophagus
B. TB paru
C. Herpes zoster
D. Toksoplasmosis

55
6. Rejimen ARV pilihan utama yang digunakan pada penderita TB adalah
A. AZT+3TC+EFV
B. TDF+3TC+EFV
C. TDF+3TC+NVP
D. AZT+3TC+NVP

7. Manfaat minum ARV yaitu:


A. Menurunkan jumlah virus dalam darah
B. Menurunkan jumlah CD4
C. Meningkatkan potensi penularan ke orang lain
D. Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi oportunistik

8. Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan periode jendela, adalah:


A. Seseorang yang terinfeksi HIV tetapi hasil tes HIV negatif
B. Tes perlu lagi untuk memastikan hasil tes yang sebenarnya
C. Tes diulang lagi dengan menggunakan tes VL
D. Periode jendela lebih lama daripada periode eklips

9. Rejimen OAT yang diberikan pada penderita HIV adalah


A. 2HRZE/4H3R3
B. 2HRZES/4H3R3
C. 2HRZE/6HE
D. 2HRZE/4HR

10. Tentang Pengobatan Pencegahan TB, hal yang salah adalah


A. Diberikan INH dan Rifampisin selama 3 bulan
B. Diberikan INH dan B6 selama 6 bulan
C. Diberikan pada semua pasien HIV yang tidak memiliki gejala TB dan tidak ada
kontraindikasi
D. Diberikan Rifapentin dan INH per minggu selama 3 bulan

11. Paket layanan yang diberikan pada seseorang setelah dinyatakan HIV positif adalah
A. Profilaksis flukonazol
B. Skrining IMS
C. Pengobatan sifilis
D. Pengobatan TB

56
12. Hasil pemeriksaan HIV dikatakan positif apabila:

A. Tiga hasil rapid tes diagnostik dengan antigen berbeda menunjukan hasil reaktif
B. Satu tes ELISA dengan hasil reaktif
C. Viral load (jumlah virus) tidak terdeteksi
D. Satu tes hasil rapid tes menunjukkan hasil reaktif

13. Paket layanan PPIA yang diberikan adalah

A. Permintaan tes HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada semua ibu hamil di semua jenis layanan
kesehatan
B. Pemberian ARV ditunda hingga ibu melahirkan
C. Pemeriksaan status HIV pada bayi dilakukan pada usia 18 bulan dengan EID
D. Pemberian ARV profilaksis pada semua bayi yang lahir dari ibu dengan hasil positif yang tidak
mendapatkan ARV

14. Rejimen ARV lini pertama pilihan utama yang digunakan di Indonesia adalah

A. AZT+3TC+EFV
B. TDF+3TC+EFV
C. TDF+3TC+NVP
D. AZT+3TC+NVP

15. Tujuan pemberian pengobatan pencegahan dengan kotrimoksasol adalah memberikan


perlindungan dari penyakit

A. Pneumocystis Jirovecii Pneumonia


B. Herpes zoster
C. Tuberkulosis
D. Kandidiasis

16. Salah satu bentuk notifikasi pasangan adalah rujukan ganda/dual referral, yaitu:

A. Pasien sendiri yang memberitahu pasangan


B. Pasien memberitahu pasangan didampingi oleh petugas kesehatan
C. Pasien memberitahu pasangan didampingi oleh LSM
D. Pasien memberitahu pasangan didampingi oleh keluarga

17. Metoda diagnostik laboratorium untuk kasus Sifilis adalah


A. Gimsa
B. TPHA dan RPR
C. Pewarnaan Gram
D. Sediaan basah

18. Rejimen ARV yang digunakan untuk PrEP adalah

A. 2NRTI dan 1 NNRTI


B. TDF+3TC+EFV
C. TDF+3TC+DTG
D. TDF+FTC
19. Rejimen ARV yang tidak dapat digunakan untuk PEP adalah:

A. TDF+3TC+NVP
B. TDF+3TC+EFV
C. TDF+3TC+DTG
D. TDF+3TC+ LPV/r

20. Pernyataan yang benar untuk pengobatan Chlamidia dan Gonorhea adalah
A. Penegakkan diagnosis dilakukan sediaan basah
B. Penegakkan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan VDRL
C. Pengobatan diberikan dengan benzatin penicillin
D. Pengobatan diberikan dengan pemberian antibiotik Cefixime 400 mg dan
Azithromycine 1 gr single dose

21. Obat yang dapat menyebabkan supresi sumsum tulang belakang adalah
A. AZT
B. Zidovudine
C. Kotrimoksasol
D. Asiklovir

22. Pernyataan yang benar untuk pengobatan Condyloma lata adalah


A. Benzatin Penisilin 2,4 juta unit merupakan obat pilihan utama
B. Pemeriksaan titer RPR dilakukan tiap bulan untuk monitor pengobatan
C. Chemical cauter dengan menggunakan TCA atau tingtura podofili 25%
D. Vaselin wajib diberikan sebelum penggunaan TCA untuk melindungi jaringan sehat

23. Syarat ODHA mendapatkan Terapi Pencegahan Tuberkulosis, adalah:


A. Saat skrining gejala TB, sedang mengalami demam dan batuk
B. CD4 < 50
C. Sudah mendapatkan ARV
D. Pada saat skrining gejala TB, sedang tidak ada gejala TB.

24. Terapi pilihan yang diberikan pada ibu hamil dengan TPHA positif adalah:
A. Azitromisin 1 gram
B. Doksisiklin 2x100 mg selama 1 bulan
C. Benzatin Penicillin 2.4 juta IU dosis tunggal
D. Cefixime 400 mg dan Azitromisin 1 gram dosis tunggal

25. PPK (pengobatan pencegahan kotrimoksazol) tidak diberikan pada:


A. CD4 < 200
B. Stadium klinis 3 dan 4
C. Ko-infeksi TB HIV
D. Steven Johnson Syndrome
26. Di bawah ini yang terjadi pada seseorang pada saat infeksi primer HIV:
A. Tanda dan gejala seperti influenza.
B. Viral load drastis menurun.

1
C. Target virus adalah sel darah merah
D. Tes antibodi HIV positif

27. Pada Ikhtisar Keperawatan, yang tidak dicatat dokter adalah:


A. Stadium klinis
B. Status fungsional
C. Status TB
D. Jumlah tes HIV yang pernah dilakukan

28. Seorang ibu ODHA baru saja diketahui terinfeksi HIV 1 minggu yang lalu. Saat ini bayi
berusia 8 bulan, mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan saat ini mendapatkan
formula. Klinis bayi baik. Hasil pemeriksaan antibodi HIV positif. Kesimpulan dari
pemeriksaan ini:

A. Anak terinfeksi HIV.


B. Hasil pemeriksaan belum dapat disimpulkan, lakukan pemeriksaan PCR HIV.
C. Hasil pemeriksaan belum dapat disimpulkan, lakukan pemeriksaan CD4.
D. Hasil pemeriksaan belum dapat disimpulkan, lakukan pemeriksaan ulang antibodi
pada usia 18 bulan.

29. Seorang bayi perempuan, berusia 6 bulan, terdiagnosis HIV (PCR HIV positif). Bayi
tampak sehat, tidak ditemukan infeksi oportunistik Hasil pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan anemia, fungsi hati baik, CD4 35%. Kasus di atas akan direncanakan
pemberian obat antiretroviral. Sikap Anda:

A. Tidak setuju pemberian ARV karena CD4 masih baik.


B. Tidak setuju pemberian ARV karena klinis masih baik.
C. Setuju pemberian ARV dengan abacavir, lamivudine, dan efavirenz.
D. Setuju pemberian ARV dengan zidovudine, lamivudine, dan lopinavir/ritonavir

30. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun, baru saja terinfeksi HIV dan TB paru. Saat ini
pasien sudah mengonsumsi obat antituberkulosis (INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol) selama 4 minggu. Anak akan memulai ARV. Pilihan obat untuk pasien ini
adalah:

A. Zidovudin + lamivudine + nevirapine


B. Zidovudin + lamivudine + efavirenz
C. Zidovudin + lamivudine + abacavir
D. Zidovudin + lamivudine + tenofovir

--End of Test -----

2
3
2. Instrumen Evaluasi Fasiitator

Nama Pelatihan:
Nama Fasilitator:
M a t e r i:
Hari/Tanggal:
Waktu”
Keterangan : 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 : baik, 86 ke atas sangat baik

NO KOMPONEN
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
a. Penguasaan Materi
b. Ketepatan Waktu
c. Sistematika Penyajian
d. Penggunaan Metode, media dan Alat
Bantu pelatihan
e. Empati, Gaya dan Sikap terhadap
Peserta
f. Penggunaan Bahasa dan Volume
Suara
g. Pemberian Motivasi Belajar kepada
Peserta
h. Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Umum
i. Kesempatan Tanya Jawab
j. Kemampuan Menyajikan
k. Kerapihan Pakaian
l. Kerjasama antar Tim Pengajar
(apabila team teaching)
Saran dan komentar:

4
1. Instrumen Evaluasi Penyelenggara

EVALUASI PENYELENGGARA LJJ PEMBERDAYAAN KADER AKSELERASI P2 HIV AIDS PIMS


Petunjuk Umum :
Berikan tanda √ pada kolom berikut ini sesuai dengan penilaian Saudara

NILAI
NO ASPEK YG DINILAI
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

1 Efektifitas penyelenggaraan
Relevansi program diklat dengan pelaksanaan
2
tugas
3 Persiapan dan ketersediaan sarana diklat
Hubungan peserta dengan penyelenggara
4
pelatihan
5 Hubungan antar peserta

6 Pelayanan kesekretariatan

7 Kebersihan dan kenyamanan ruang kelas

8 Kebersihan dan kenyamanan auditorium

9 Kebersihan dan kenyamanan ruang makan

10 Kebersihan dan kenyamanan asrama

11 Kebersihan toilet
12 Kebersihan halaman
13 Pelayanan petugas resepsionis
14 Pelayanan petugas ruang kelas
15 Pelayanan petugas auditorium
16 Pelayanan petugas ruang makan
17 Pelayanan petugas asrama
18 Pelayanan petugas keamanan
Ketersediaan fasilitas olah raga, ibadah,
19
kesehatan

5
Saran/komentar terhadap:
1. Fasilitator:

2. Penyelenggara/pelayanan panitia:

3. Master of Training (MOT):

4. Sarana dan prasarana:

5. Hal yang menghambat:

6. Hal yang membantu:

7. Materi yang paling relevan:

8. Materi yang kurang relevan:

Anda mungkin juga menyukai