Tahun 2020
KATA PENGANTAR
Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV
AIDS dan PIMS di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL)yang sudah ada sebelumnya. Sesuai dengan perkembangan saat ini dan
keragaman ketersediaan anggaran di daerah agar dapat melakukan pengembangan
kompetensi SDM Kesehatan di daerahnya masing-masig maka disusun pedoman ini dengan
tujuan agar adanya pedoman ini bisa menjadi solusi bagi daerah yang akan melakukan
pengembangan kompetensi SDM nya.
Sesuai ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan kegiatan pelatihan di masa pandemic
Covid19 yaitu mengurangi adanya mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat lainnya
untuk menghindari penularan maka proses penyelenggaraan pelatihan juga harus
beradaptasi dari tatap muka menjadi tatap maya melalui pembelajaran jarak jauh dengan
memanfatkan teknologi informasi. Agar pelatihan ini dapat memberikan hasil yang sama
meskipun dilaksanakan di tempat yang berbeda maka perlu adanya acuan berupa Kurikulum
Pelatihan Pemberdayan Kader Akselerasi dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS versi
jarak jauh (distance learning) berbasis electronic learning.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini.
Semoga pedoman ini bermanfaat guna meningkatkan kompetensi SDM Kesehatan pada
kabupaten/ kota. Semoga upaya kita ini mendapat Ridho Allah SWT dan diberikan
kemudahan dalam menjalankannya.
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Sasaran
Bab II Kurikulum
A. Tujuan
B. Kompetensi
C. Struktur Kurikulum
D. Ringkasan Mata Pelatihan
E. Evaluasi Hasil Belajar
F. Diagram Alur Proses Pelatihan
Bab IV Penutup
Lampiran
1. Master Jadwal
2. Rancang Bangun Pembelajaran Mata Pelatihan (RBPMP)
3. Panduan Penugasan
4. Instrumen Evaluasi
A. Latar Belakang
Program penanggulangan HIV AIDS mempunyai visi untuk menghentikan AIDS pada tahun
2030 dengan tujuan 1) Meniadakan kasus infeksi baru (Zero new infection); 2)
Meniadakan kematian karena AIDS (Zero AIDS Related Death) 3). Meniadakan diskriminasi
(zero discrimination).
Target yang ditentukan pada tahun 2027 dikenal dengan: 90-90 90, yaitu: 90% orang
dengan HIV mengetahui status HIV nya; 90% ODHA yang tahu status HIV nya
mendapatkan pengobatan ARV; 90% ODHA yang mendapatkan ARV virusnya tersupresi.
Untuk mencapai target tersebut, diperlukan upaya pengendalian serta layanan HIV dan
PIMS yang komprehensif di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Yang dimaksud dengan
layanan yang berkesinambungan adalah pemberian layanan HIV & PIMS secara paripurna,
yaitu sejak dari rumah atau komunitas, ke fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas,
klinik dan rumah sakit dan kembali ke rumah atau komunitas; juga selama perjalanan
infeksi HIV (semenjak belum terinfeksi sampai stadium terminal). Kegiatan ini harus
melibatkan seluruh pihak terkait, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat (kader,
LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan
tokoh masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat).
Dalam rangka percepatan pencapaian target yang ditentukan pada tahun 2027 yaitu 90 –
90 – 90 tersebut di atas, maka Kementerian Kesehatan RI menerapkan strategi jalur cepat
“S-TOP = Suluh, Temukan, Obati, Pertahankan” dengan menetapkan target temuan kasus
HIV (estimasi ODHA) yang mengacu pada data epidemiologi yang ada. Untuk
meningkatkan target ODHA dalam pengobatan ARV, dijalankan strategi akselerasi dengan
penguatan penemuan kasus, penguatan penerapan tes dan pengobatan. Selain peran
layanan kesehatan, peran kader sangat diperlukan dalam membantu percepatan
pencapaian ini.
Dokter
Agar tersedianya dokter yang mampu melaksanakan tugas tersebut maka perlu diberi
pembekalan bagi dokter agar upaya Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan
PIMS melalui pelatihan jarak jauh yang selanjutnya disebut LJJ Akselerasi ARV dalam
Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS. Sebagai acuan penyelenggaraan pelatihan yang
dilaksanakan di provinsi dan kabupaten kota dapat menggunakan pedoman ini.
Untuk mencapai kompetensi di atas, maka kurikulum LJJ Akselerasi ARV dalam
Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi dokter di FKTP dan FKRTL diuraikan sebagai berikut.
A. Struktur Kurikulum
Tabel 1:
Struktur Kurikulum LJJ Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi
dokter di FKTP dan FKRTL (Full online)
NO MATA PELATIHAN WAKTU SETTING JML
KLASIKAL PEMBELAJARAN
Full online
T P JML T P
AM SM AK SM
A MATERI DASAR
1 Program pencegahan dan 2 - 2 1 1 - - 2
pengendalian HIV AIDS dan PIMS di
Indonesia
2 Informasi dasar HIV AIDS dan PIMS 2 - 2 1 1 - - 2
(protocol kes terkait covid)
Sub total 2 - 2 2 2 - - 2
B. MATERI INTI
1 Tata laksana HIV AIDS 2 3 5 1 1 2 1 5
2 Tata laksana PIMS 2 3 5 1 1 2 1 5
3 Tata laksana IO dan Ko Infeksi 2 3 5 1 1 2 1 5
4 Tata laksana TB HIV 2 3 5 1 1 2 1 5
5 Tata laksana HIV AIDS pada Anak 2 3 5 1 1 2 1 5
6 Tata laksana Triple Eliminasi 2 3 5 1 1 2 1 5
7 Pencatatan dan Pelaporan Program 1 2 3 1 - 1 1 3
HIV AIDS dan PIMS
8 Rujukan, jejaring & Pendampingan 1 1
Sub total 13 20 33 7 6 13 7 33
C. MATERI PENUNJANG 1
1 Membangun Komitmen Belajar (BLC) - 2 2 - - 1 1 2
2 Rencana Tindak Lanjut - 1 1 - - 1 1
Sub total 2 3 5 1 1 1 2 5
Total 19 23 40 10 9 14 9 40
Keterangan: 1 JPL = 45 menit; 1 hari sebaiknya untuk SM maksimal 4 JPL (180 menit); T = Teori; P =
Penugasan; JML: Jumlah; AM: Asinkron Maya; SM = Sinkron Maya; AK = Asinkron Kolaboratif
Jumlah Jam Pelatihan (JPL) Pelatihan Klasikal: 42 JPL terdiri dari Teori 19 JPL dan Penugasan
23 JPL di transformasi menjadi LJJ Full online total JPL sebanyak 42 JPL dengan pengaturan
pembelajaran sebagia berikut:
1. Untuk alokasi JPL Teori sebanyak 19 JPL dilaksanakan secara Asinkron Mandiri (AM): 10 JPL
dan Sinkron Maya 9 JPL
2. Untuk alokasi Penugasan sebanyak 23 JPL dilaksanakan secara Asinkron Kolaboratif (AK)
14 JPL dan Sinkron Maya 9 JPL
3. Jika dikonversikan ke jumlah hari pelatihan:
a. Untuk AM dalam 1 hari dilaksanakan sebanyak 2 JPL, pada pelatihan ini alokasi AM 10
JPL maka dilaksanakan selama 10 JPL: 2 JPL/ hari= 5 hari
b. Untuk AK dan SM dalam 1 hari dilaksanakan sebanyak 8 JPL, pada pelatihan ini alokasi
AK 14 JPL dan SM (10 JPL dari alokasi T dan 9 JPL dari alokasi P sehingga ada 19 JPL, dan
total AK dan SM adalah 33 JPL,maka dilaksanakan selama 33 JPL: 8 JPL/ hari= 5 hari
c.
4. Total jumlah hari pelaksanaan= 5 hari (AM)+ 5 hari (AK) dan (SM) = 10 hari
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Program
pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
4) Materi Pokok
Materi Pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Situasi epidemi HIV dan PIMS di Indonesia
b) Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB)
c) Strategi S-TOP
5) Waktu
Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=1: SM=1).
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Informasi
dasar HIV AIDS dan PIMS.
4) Materi Pokok
Materi Pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Pengetahuan umum tentang HIV AIDS dan PIMS
b) Cara penularan
c) Cara pencegahan
d) Perawatan dan pengobatan
e) Koinfeksi TB HIV (Situasi TB di Indonesia, Skrining dan tes TB pada ODHA,
Pemberian Pencegahan TB pada ODHA, Pengobatan TB pada ODHA
5) Waktu
Alokasi Waktu: 2 JPL (AM=1: SM=1).
3. Mata Pelatihan Inti 3: Tata Laksana Infeksi Oportunistik (IO) dan Ko-infeksi
1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang tatalaksana IO dan Ko-infeksi HIV-
AIDS
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan tata laksana
IO dan ko-infeksi.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Menegakan diagnosis IO dan ko-infeksi HIV
b) Memberikan profilaksis IO
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Diagnosis dan therapi IO dan ko-infeksi HIV
b) Profilaksis IO
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1: SM=1, AK=2: SM=1).
7. Mata Pelatihan Inti 7: Pencatatan dan Pelaporan Program HIV-AIDS dan PIMS
1) Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas pencatatan dan pelaporan program HIV-AIDS
dan PIMS.
2) Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengisian
data di SIHA 2.0 modul dokter.
3) Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta dapat:
a) Menjelaskan tentang pencatatan dan pelaporan HIV-AIDS dan PIMS
b) Melakukan pengisian data pasien di SIHA 2.0 modul dokter.
4) Materi Pokok
Materi pokok pelatihan ini adalah sebagai berikut:
a) Pencatatan dan pelaporan HIV-AIDS dan PIMS
b) Pengisian data pasien di SIHA 2.0 modul dokter
5) Waktu
Alokasi Waktu: 5 JPL (AM=1, AK=1: SM=1).
AKTIVASI-LOGIN-PRETEST
LOGIN
Melaksanakan Penugasan Mengikuti Pembelajaran
AM Metode: Asinkron Mandiri (AM)
Metode: SM
Metode: SM
2. Peserta Pelatihan
a. Kriteria peserta sebagai berikut:
1) Dokter yang bekerja di FKTP dan atau FKRTL
2) Bersedia mengikuti pelatihan sampai selesai
3) Bersedia melaksanakan tugas sebagai dokter dalam memberikan layanan HIV-
AIDS dan PIMS
b. Efektifitas Pelatihan
Jumlah peserta pelatihan maksimal 30 orang dalam satu kelas
3. Pelatih/ Fasilitator
Kriteria tenaga pelatih/ fasilitator pada ini sebagai berikut:
B. Pelaksanaan Pelatihan
1. Penyelenggara
Penyelenggara LJJ pelatihan ini diselenggarakan oleh unit kerja atau institusi
penyelenggara yang memiliki kewenangan menyelenggarakan pelatihan di bidang
kesehatan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki pengendali pelatihan (Master of Training/MoT)
b. Memiliki pengelola pelatihan (panitia penyelenggara)
c. Memiliki tenaga penyelenggara yang mampu mengoperasionalkan pembelajaran
daring
C. Evaluasi
1. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar dilakukan terhadap peserta dengan beberapa cara:
Penjajagan awal melalui pre-test secara daring untuk mengetahui pengetahuan
awal peserta sebelum mengikuti pelatihan
Penilaian selama proses penyelenggaraan pelatihan, menggunakan beberapa
indikator proses pembelajaran:
a. Ketuntasan: hasil penyelesaian tugas oleh peserta, dinilai oleh Fasilitator.
c. Jenis Evaluasi
Berdasarkan indicator hasil pembelajaran maka jenis evaluasinya, pelaksana,
waktu pelaksanaan, dan cara evaluasi
d. Kriteria Kelulusan
Pada LJJ, untuk memutuskan peserta berhak mendapatkan sertifikat dengan nilai
kelulusan minimal 80 dan nilai akhir kelulusan ditentukan berdasar:
1. Penyelesaian tugas pembelajaran metode AM:20%
2. Penyelesaian tugas pembelajaran metode AK: 30%
3. Penilaian Post test: 50%
3. Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan dilakukan oleh peserta yang menilai beberapa aspek,
antara lain:
1) Efektifitas penyelenggaraan pelatihan
2) Relevansi program diklat dengan pelaksanaan tugas
3) Kelengkapan informasi pelatihan
4) Ketersediaan dan kebersihan prasarana asrama, kelas, ruang makan, toilet dan
prasarana lainnya
5) Ketersediaan dan kebersihan fasilitas sarana olahraga, kesehatan, tempat ibadah
dan sarana lainnya
6) Ketepatan waktu pelaksanaan pelatihan
7) Ketersediaan, kelengkapan dan keberfungsian saranapengajaran di dalam kelas
Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam panduan
teknis tersendiri.
Hari 5
Nama pelatihan : Pelatihan Jarak Jauh Akselerasi ARV dalam Penanggulangan HIV AIDS dan PIMS bagi Dokter di FKTP dan FKRTL
Nomor : MPD 1
Judul Mata pelatihan : Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Indonesia
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang Situasi epidemic HIV dan PIMS di Indonesia; Layanan Komprehensif
Berkesinambungan (LKB); Strategi S-TOP
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan
PIMS di Indonesia
Waktu : Alokasi Waktu:2 JPL (AM=1 JPL: SM=1 JPL, AK= 0 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Memahami situasi 1. Situasi epidemi HIV dan PIMS di
epidemi HIV AIDS dan Indonesia
PIMS
2. Memahami sistem 2. Layanan Komprehensif
Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB)
Berkesinambungan
(LKB)
3. Memahami strategi S- 3. Strategi S-TOP
TOP
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melaksanakan skrining, diagnosis, dan
tatalaksana kasus HIV.
Waktu : 5 JPL, (AM: 1 JPL, SM: 1 JPL: AK: 2 JPL, SM: 1 JPL)
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan dan Sub Metode Pembelajaran Rekam Referensi
Khusus (TPK ) Pokok Bahasan AM SM AK aktivitas
dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Memberikan layanan 1. Skrining HIV: Peserta Peserta: Log upload
tes HIV Melakukan Mempelajari tugas
skrining HIV modul, melalui summary
pada 8 populasi laman resmi
sesuai SPM. LMS
Permenkes
Melakukan RDT Menonton Fasilitator:
Menyampaikan 74/2014
R0. video Prates
mata pelatihan Permenkes
2. Diagnosis HIV HIV, Tes for
15/2015
Menjelaskan triage, Pasca- secara tatap
maya sesuai Permenkes
prinsip 5C tes HIV,
21/2013
Menjelaskan notifikasi alokasi waktu
WHO- testing
algoritma tes pasangan, ARV,
HIV
HIV. kunjungan
Memberikan pertama,
informasi pasca kunjungan
tes HIV dan follow up.
tindak lanjut
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta mampu melakukan tata laksana TB-HIV dengan benar
Waktu : 5 JPL, (AM: 1 JPL, SM:2JPL, AK: 2 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
(IHB) Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Menjelaskan 1. Kolaborasi TB-HIV di Peserta Peserta: Peserta Log upload Pedoman
kolaborasi TB HIV di layanan: Mempelajari Mengerjakan tugas kolaborasi
layanan: a. Layanan satu atap modul, melalui tugas mengisi summary TB-HIV,
TB dan HIV laman resmi soal-soal di Kementeria
LMS dalam modul n
2. Melakukan tata 2. Tata laksana layanan HIV Menonton Fasilitator: Bermain Kesehatan
laksana layanan HIV pada pasien TB: video TB-HIV Menyampaika peran sesuai RI
pada pasien TB a. Skrining HIV pada Membuat n mata soal di dalam WHO
pasien TB ringkasan pelatihan modul Operational
b. Pengobatan ARV pada (summary) secara tatap Berlatih Handbook
pasien dengan TB-HIV Meng-upload maya sesuai mengisikan on TB.
c. Terapi kotrimoksasol tugas mandiri alokasi waktu formulir Module 1:
pada ODHA dengan Membahas program TB Prevention,
TB-HIV Fasilitator tugas mandiri dan program WHO, 2020
d. Edukasi pencegahan dari peserta. HIV Pedoman
penularan HIV pada Penugasannya program TB
pasien dengan TB-HIV menggunakan
3. Melakukan tata 3. Tata laksana Layanan TB metode:
laksana layanan TB dan HIV pada ODHA Diskusi kelompok
dan HIV pada ODHA a. skrining gejala TB Bermain peran
pada ODHA Latihan
Fasilitator Fasilitator:
Membuat video - Diskusi kasus
kuliah Diagnosis sesuai waktu
HIV pada anak yang disiapkan
Membuat soal - Penilaian post
post test test
Fasilitator
Membuat video Fasilitator:
kuliah. - Diskusi kasus
Membuat soal sesuai waktu
post test yang
disiapkan
- Penilaian
post test
*Kegiatan SM dapat sekaligus membahas 2 topik (diagnosis dan tata laksana).
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan pengisian data di SIHA 2.0 modul dokter.
Waktu : Alokasi Waktu: 3 JPL (AM=1 JPL; SM=2 JPL; AK: 1 JPL)
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
Melakukan Pencatatan 1. Pencatatan dan pelaporan Peserta Peserta: Peserta Log upload tugas
dan pelaporan program program HIV-AIDS dan PIMS: Mempelajari Mengerjakan summary
HIV-AIDS dan PIMS - Formulir layanan tes HIV modul, melalui tugas mengisi
- Formulir IMS laman resmi soal-soal di
LMS dalam modul
- Iktisar keperawatan dan
Menonton Fasilitator: Praktik
lembar follow up
video SIHA 2.0 Menyampaikan mengisi SIHA
Melakukan Pengisian 2. SIHA 2.0 modul dokter Membuat mata pelatihan 2.0
data pasien di SIHA 2.0 ringkasan secara tatap
modul dokter (summary) maya sesuai
Meng-upload alokasi waktu
tugas mandiri Membahas tugas
mandiri dai
Fasilitator peserta.
Deskripsi mata pelatihan : Mata pelatihan ini membahas tentang perkenalan, pencairan suasana kelas, harapan, kekhawatiran dan norma kelas,
kontrol peserta terhadap pelaksanaan norma kelas
Hasil Belajar : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu membangun komitmen belajar
Waktu : Alokasi Waktu: 2 JPL (AM= 0 JPL,: SM= 2 JPL, AK= 0 JPL).
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Metode Pembelajaran Rekam aktivitas Referensi
Sub Materi Pokok AM SM AK dan nilai
Setelah mengikuti materi ini, peserta latih dapat:
1. Melakukan 1. Perkenalan Fasilitator: - Fasilitator Fasilitator Memberi Kehadiran dan ke
perkenalan Peserta Menyampaikan penugasan kepada aktifan peserta
2. Melakukan 2. Pencairan Mempelajari mata pelatihan peserta untuk: serta penyelesaian
pencairan suasana suasana Kelas modul, secara tatap maya memilih ketua kelas tugas metode AK
kelas melalui laman sesuai alokasi mendiskusikan
3. Menjelaskan 3. Harapan peserta resmi LMS waktu kesepakatan pemilihan
harapan peserta nilai2 kelas-norma
Peserta: kelas-kontrol kolektif
4. Memilih pengurus 4. Pemilihan Hadir dalam
kelas pengurus kelas pembelajaran SM
5. Menetapkan 5. Komitmen kelas dan mengikuti
komitmen kelas pembelajaran
Nama Lengkap Materi yang Dasar Pendidikan/ Pelatihan tentang diklat Pengalaman bekerja atau tugas
dengan Gelar diajarkan pendidikan pelatihan tambahan seperti: TOT, AA/Pekerti, yang berkaitan dengan materi yang
dan pendidikan terkait dengan TPPK atau pengalaman diajarkan
tambahan materi yang melatih
diajarkan
dr. Tiara Mahatmi Tatalaksana HIV Fakultas TOT Manajemen Vibrant Facilitation Dokter Klinis IMS dan HIV-AIDS-
Nisa, MS AIDS, Kedokteran Klinik IMS Medecins Sans Frontieres
Tatalaksana Universitas TOT TB-HIV STI Officer/TB-HIV Officer-FHI360
PIMS, Indonesia TOT Integrated HIV Unit-WHO
Tatalaksana TB Epidemiology, Management of Adult
HIV School of Public and Adolescence
Health, UCLA Illness
Dr. Hendra Tatalaksana HIV FK dan S2 UCSF International ToT IMS RS Mitra Masyarakat Timika
Widjaja AIDS, Clinical Tropical HIV Training ToT PDP RS Pengayoman Cipinang
Tatalaksana Medicine WHO Clinical ToT BIDI Clinical Mentoring
PIMS, (MCTM) Management of ToT TB/HIV
Tatalaksana TB HIV/AIDS
HIV, Tatalaksana UIC Drug Addiction
Tripel Eliminasi, and HIV
Informasi Dasar Cornell HIV Clinical
HIV-AIDS dan Management
IMS, Tatalaksana ITG Anti Retroviral
IO dan Ko-infeksi Therapy
ASHM International
HIV Training
ASHM International
Hepatitis Training
WHO Integrated
Management of
HIV/AIDS
A. Sasaran Belajar
- Peserta latih
B. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melaksanakan skrining, diagnosis, dan tatalaksana kasus HIV
a. Mampu melakukan skrining HIV pada 8 populasi sesuai SPM
b. Dapat menjelaskan cara melakukan RDT R0.
c. Dapat memberikan informasi pasca tes HIV dan tindak lanjut hasil tes HIV
d. Dapat menetapkan stadium klinis HIV
e. Mampu memberikan terapi ARV di hari yang sama pada pasien sesuai indikasi
f. Mampu melakukan layanan notifikasi pasangan.
g. Dapat menjelaskan tentang 4S (Start, Substitute, Switch, Stop)
h. Mampu melakukan tatalaksana interaksi dan efek samping
i. Mampu melakukan pencatatan layanan tes HIV, notifikasi pasangan, dan iktisar
keperawatan serta lembar follow-up
C. Rencana Pembelajaran:
26
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Pokok bahasan 1 . Skrining HIV
Fasilitator
a. Skrining HIV
1. Menjelaskan pengantar tentang bahan diskusi
2. Mengingatkan kembali hal penting penting dari MPI 1 ini
secara singkat yaitu: opening statement
3. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (3 breakoutroom),
fasilitator di masing-masing kelompok.
4. Membagi peran dokter, pasien dan pengamat.
5. Peran dokter akan mempraktikkan komunikasi meminta
tes HIV pada pasien, dan mengisi formulir KTHIV.
6. Fasilitator menugaskan peran pasien sebagai salah satu
dari 8 populasi di SPM (pasien TB, ibu hamil, WPS, LSL,
Waria, Penasun, Pasangan ODHA, WBP)
7. Dokter dan pasien bermain peran
8. Setelah selesai, fasilitator memandu diskusi proses
meminta tes HIV pada pasien, yang tadi sudah diperankan.
b. Melakukan RDT R0
1. Memutar video skrining HIV
2. Memilih dan meminta peserta untuk menjelaskan langkah-
langkah melakukan R0
27
3. Pokok bahasan 3: Tatalaksana saat kunjungan pertama di
layanan ARV
Tujuan:
a. Menetapkan stadium klinis HIV
b. Memberikan terapi ARV di hari yang sama pada pasien
sesuai indikasi
28
c) Stadium klinis?
d) Isikan iktisar keperawatan dan lembar follow
up
Kasus 2
Tuan X seorang laki-laki berumur sekitar 35 tahun telah
mendapatkan terapi ARV lebih kurang 6 bulan yang lalu.
Pasien datang ke fasyankes dengan keluhan selama 2
bulan ini berat badannya turun dari 60 kg menjadi 55
kg, sering mengalami sinusitis, dan seminggu yang lalu
pada bagian lengan sebelah kiri timbul seperti cacar air.
Dia mengira mungkin itu karena efek samping obat,
atau infeksi tambahan. Pasien meminta obat tambahan
untuk penyakitnya.
Pertanyaan:
a) Pada stadium berapa pasien tersebut menurut
dugaan Saudara? Jelaskan
b) Apa yang akan anda sampaikan kepada pasien
tersebut?
c) Isikan iktisar keperawatan dan lembar follow
up
Kasus 3
29
b. Memberikan terapi ARV di hari yang sama pada pasien
sesuai indikasi
- Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (3 breakout room),
fasilitator di masing-masing kelompok.
- Membagi peran dokter, pasien dan pengamat.
- Peran dokter akan mempraktikkan tatalaksana pada
pasien saat kunjungan pertama ke layanan ARV, sesuai
kasus.
- Mendiskusikan proses bermain peran melakukan
tatalaksana pada pasien saat kunjungan pertama ke
layanan ARV.
- Anggota kelompok bertukar peran
Kasus 1
Puskesmas Jatiwarna memiliki layanan tes HIV dan terapi
ARV. Setelah mendapatkan hasil tes positif di Puskesmas
Jatiwarna, pasien bernama Adi, 27 tahun, dilakukan
tatalaksana oleh dokter. Adi tidak memiliki gejala dan
tanda infeksi oportunistik.
Perankan tatalaksana pada Adi, isikan iktisar keperawatan
dan lembar follow up.
Kasus 2
Puskesmas Jatiwarna memiliki layanan tes HIV dan terapi
ARV. Setelah mendapatkan hasil tes positif di Puskesmas
Jatiwarna, pasien bernama Ibu Ima, 30 tahun, sedang
hamil dilakukan tatalaksana oleh dokter. Ibu Ima tidak
memiliki tanda dan gejala infeksi oportunistik.
Perankan tatalaksana pada Ibu Ima, isikan iktisar
keperawatan dan lembar follow up.
Kasus 3
Puskesmas Jatiwarna memiliki layanan tes HIV dan terapi
ARV. Setelah mendapatkan hasil tes positif di Puskesmas
Jatiwarna, pasien bernama Reno, 25 tahun, dilakukan
tatalaksana oleh dokter. Reno diketahui mengalami
demam yang hilang timbul sejak 3 minggu yang lalu,
penurunan nafsu makan, dan batuk sejak 2 minggu.
30
Perankan tatalaksana pada Reno, isikan iktisar
keperawatan dan lembar follow up.
Tujuan:
a. Melakukan layanan notifikasi pasangan.
b. Menjelaskan tentang 4S (Start, Substitute, Switch,
Stop)
c. Melakukan tatalaksana interaksi dan efek samping
Kasus 1
Pasien Mahmud, laki-laki 23 tahun, sudah mulai ARV 2
minggu, punya pasangan 2 orang, laki-laki, meminta
untuk dibantu notifikasi kedua pasangannya oleh
petugas kesehatan.
Kasus 2
Kasus 3
Pasien Dono, laki-laki 27 tahun, HIV positif, punya 2
pacar perempuan dan 1 pasangan seks laki-laki yang
31
sesekali berhubungan seks, meminta untuk dibantu
notifikasi pasangan dibantu petugas untuk pasangan
seks laki-laki, dan rujukan ganda untuk kedua
pasangan perempuannya.
Kasus 4
Tugas 2:
- Peserta diminta untuk melakukan notifikasi
pasangan melalui pesan whatsapp dengan kasus
berikut.
- Berikan nomor telepon untuk peserta
mengirimkan pesan whatsapp
Kasus 1
Kasus 2
32
Anda mendapat no HP 5 pelanggannya dan akan
mengontak salah satu lewat teks WhatsApp.
Kasus 6
33
kepala, namun saat ini tidak ada keluhan. Di faskes
Anda, dilakukan pemeriksaan creatinine dengan hasil
2.
Kasus 7
Kasus 8
34
o Berdasarkan kasus menetapkan
tatalaksana
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan
presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan,
memperhatikan apakah semua anggota kelompok
berperan serta, dan memberikan bantuan sesuai
kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan
klarifikasi dan penegasan yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan tatalasana efek samping dan
interaksi obat.
Kasus Interaksi
35
laboratorium rutin, kadar kolesterol (LDL=165,
HDL=40, Trigliserida= 250).
a. Apa tindakan Anda?
B. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan Penyuluhan Akselerasi ARV dengan strategi S-TOP dengan
1. Mengajak masyarakat untuk melakukan pemeriksaan HIV dan PIMS sedini mungkin
2. Melibatkan masyarakat dalam pencegahan penularan PIMS dan HIV
3. Mengajak masyarakat menjadi kader/kaderisasi
4. Menghapus stigma dan diskriminasi di masyarakat
C. Rencana Pembelajaran:
Waktu 2 x 45 menit
Role play
Tugas a. Anamnesis
Fasilitator
1) Bermain peran Anamnesis Pasien Perempuan dengan IMS
a. Fasilitator membantu peserta memilih 3 orang peserta yang
akan melakukan bermain peran anamnesis. Satu orang
berperan sebagai petugas kesehatan, satu orang sebagai
pasien perempuan dan satu orang sebagai pengamat.
b. Peserta sebagai petugas kesehatan akan melakukan anamnesis
berdasarkan skenario terlampir.
c. Pengamat danPeserta lain melakukan pengamatan selama
proses anamnesis berlangsung.
36
d. Setelah selesai bermain peran , fasilitator meminta tanggapan
dari pengamat tentang hasil pengamatannya, kemudian
tanggapan dari peserta lainnya.
e. Fasilitator juga menanyakan tentang perasaan pemeran
petugas kesehatan, kemudian pemeran pasien, bagaimana
tanggapan atau kesannya terhadap petugas kesehatan
tersebut..
f. Fasiliator menyampaikan klairifikasi dan penegasan yang
diperlukan pada anamnesis.
Skenario:
37
akan mengajukan pertanyaan kepada anda. Tugas anda adalah
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh petugas.
Skenario:
Pemeran petugas kesehatan:
Anda adalah petugas kesehatan di Puskesmas yang bertugas di layanan
IMS. Anda mendapatkan pasien seorang laki-laki yang kemungkinan
38
mempunyai gejala mengarah pada IMS. Anda harus melakukan
anamnesis terlebih dahulu, dan harus berupaya untuk menggali
informasi sebagai berikut:
Pemeran pasien
39
- Tercapai tidaknya penggalian informasi oleh petugas.
- Bagaimana proses penghentian pada akhir anamnesis.
- Apakah pasien tampak nyaman, santai selama proses anamnesis?
- Apakah anda melihat ada ketersinggunganpada diri pasien? Apabila
ya, bagaimana sikap/respon petugas?
40
g. Setelah demonstrasi, kemudian fasilitator meminta beberapa
peserta untuk mengulangi, sambil menjelaskan kepada peserta
lainnya.
h. Katakan bahwa nanti setiap peserta akan diberi kesempatan
untuk melakukan praktik secara bergantian.
i. Fasilitator meminta peserta lain memberikan tanggapan atau
pertanyaan, masukan dll.
j. Fasilitator menyampaikan klarifikasi yang diperlukan serta
menunjukkan hal-hal yang masih harus diperbaiki.
41
3). Simulasi Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien
laki-laki
42
Petunjuk Latihan Diagnosis IMS Menggunakan Bagan Alur
a. Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
b. Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan dibahas
c. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok:
o Mempelajari kasus (setiap kelompok 1 kasus)
o Berdasarkan kasus membuat Bagan alur
o Menetapkan diagnosis berdasarkan Bagan alur
d. Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
e. Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan apakah semua
anggota kelom pok berperan serta, dan memberikan bantuan sesuai
kebutuhan
f. Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
g. Peserta dari kelompok lain diminta memberikan tanggapan dan
masukan
h. Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan penegasan
yang perlu di perhatikan berkaitan dengan penetapan diagnosis
menggunakan Bagan alur.
Kasus-kasus:
Kasus 1.
Tugas kelompok:
Kasus 2.
Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan adanya duh tubuh
vagina yang tidak normal. Penderita sudah menderita keluhan tersebut
selama 2 minggu, dengan keadaan yang semakin buruk. Dia tidak tahu
apakah mitra seksualnya menderita duh tubuh atau tidak. Sebab ia tidak
berjumpa selama 2 minggu. Dari anamnesis dia tidak mengeluhkan gejala
lain.
43
Tugas kelompok:
Kasus 3.
Pada palpasi, perut terasa lembut, dengan nyeri tekan pada sisi sebelah kiri
tetapi tidak terdapat “Guarding”. Satu minggu kemudian perempuan
tersebut kembali sesuai dengan permintaan anda sebagai petugas kesehatan
pada saat itu. Dan dia masih merasakan adanya nyeri pada saat palpasi.
Tugas kelompok:
Kasus 4
Tugas kelompok:
Kasus 5
44
Seorang bayi berusia 2 minggu dibawa ke klinik mata dengan satu mata
membengkak, sedangkan pada mata yang lainnya juga membengkak
dan mengeluarkan nanah berwarna kuning.
Tugas kelompok:
Kasus 1.
45
Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi
Kasus 2.
Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi
Kasus 3.
Pada palpasi, perut terasa lembut, dengan nyeri tekan pada sisi sebelah
kiri tetapi tidak terdapat “Guarding”. Satu minggu kemudian perempuan
tersebut kembali sesuai dengan permintaan anda sebagai petugas
kesehatan pada saat itu. Dan dia masih merasakan adanya nyeri pada
saat palpasi.
Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi
46
Kasus 4.
Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi
Kasus 5.
Tugas kelompok:
a. Mempelajari hasil diagnosis berdasarkan bagan alur pada Latihan
Diagnosis IMS
b. Menetapkan pengobatan
c. Mempersiapkan presentasi
Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini, peserta mampu :
a. Skrining HIV pada pasien TB
b. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
c. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
d. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-
HIV
Materi Pokok : 1. Kolaborasi TB-HIV di layanan:
2. Tata laksana layanan HIV pada pasien TB:
3. Tata laksana Layanan TB dan HIV pada ODHA
4. Pencatatan TB-HIV di formulir pencatatan program TB dan
formulir pencatatan program HIV
Waktu : 2 JPL (2x45 menit)
47
A. Sasaran Belajar
- Peserta latih
B. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan:
a. Skrining HIV pada pasien TB
b. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
c. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
d. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-HIV
C. Rencana Pembelajaran:
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Fasilitator Pokok bahasan 1 . Tata Laksana HIV pada Anak
Metode yang digunakan: Diskusi kelompok
Waktu:
Petunjuk untuk peserta:
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
layanan HIV pada pasien TB.
Kasus 1
1. Bayi perempuan, 6 bulan, BB 6 kg, datang untuk konsultasi.
Pasien lahir dari ibu terinfeksi HIV. Pasien anak pertama, lahir
spontan, mendapatkan ASI dan susu formula. Pasien sehat, gizi
baik, tidak ada morbiditas. PCR RNA HIV 250.000 kopi/ml. CD4
1020 sel/mm3 (36%). skrining TB negatif, DPL: Hb 12,3 g/dL, Ht
37%, Leukosit 7000/uL, Trombosit 250.000/uL.
a. Apakah bayi ini tApakah anak ini terindikasi untuk
mendapatkan terapi ARV?
b. Tuliskan resep pengobatan untuk pasien ini!
48
Kasus 2
Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini, peserta mampu :
e. Skrining HIV pada pasien TB
f. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
g. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
h. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-
HIV
Materi Pokok : 5. Kolaborasi TB-HIV di layanan:
6. Tata laksana layanan HIV pada pasien TB:
7. Tata laksana Layanan TB dan HIV pada ODHA
8. Pencatatan TB-HIV di formulir pencatatan program TB dan
formulir pencatatan program HIV
Waktu : 2 JPL (2x45 menit)
D. Sasaran Belajar
- Peserta latih
E. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan:
e. Skrining HIV pada pasien TB
f. Pengobatan ARV pada pasien dengan TB-HIV
g. Terapi kotrimoksasol pada ODHA dengan TB-HIV
h. Edukasi pencegahan penularan HIV pada pasien dengan TB-HIV
F. Rencana Pembelajaran:
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Fasilitator Pokok bahasan 1 . Tata Laksana Layanan HIV pada pasien TB
Metode yang digunakan: Diskusi kelompok
49
Waktu:
Petunjuk untuk peserta:
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
layanan HIV pada pasien TB.
Kasus 1
Pasien Widodo, Laki-laki 35 tahun, dengan TB paru, dilakukan tes HIV
dengan hasil positif. Widodo adalah LSL, memiliki seorang istri dan
anak berusia 1 tahun dan sehat.
Diskusikan tatalaksana bagi pasien ini. Lakukan pencatatan di
formulir TB dan formulir pencatatan apa lagi yang dibutuhkan?
50
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
layanan TB pada pasien HIV .
Kasus 1
Pasien Ferdy, laki-laki 29 tahun, HIV positif, ketika kunjungan rutin
untuk mengambil obat diketahui sedang mengalami batuk dan
demam sejak 3 minggu. Dokter merujuk Ferdy untuk pemeriksaan
dahak dengan tes cepat molekular dan hasilnya MTB positif,
rifampisin susceptible.
Diskusikan tatalaksana pasien Ferdy. Lakukan pencatatan di iktisar
keperawatan dan lembar follow up.
Kasus 2
Pasien Gunawan, laki-laki 40 tahun, baru didiagnosis HIV positif, dan
tidak memiliki gejala TB, dan tidak ada gejala lainnya. Gunawan
belum mendapatkan ARV, dan memiliki beberapa pasangan seksual
laki-laki.
Diskusikan tatalaksana Gunawan. Lakukan pencatatan di iktisar
keperawatan dan lembar follow up.
Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti kegiatan bermain peran ini, peserta mampu
Melakukan tatalaksana HIV, Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu dan
bayi
51
Materi Pokok : 1. Skrining tripel eliminasi pada ibu hamil
2. Tata Laksana HIV pada ibu hamil dan bayi
3. Tata Laksana Sifilis pada ibu hamil dan bayi
4. Tata Laksana Hepatitis B pada ibu hamil dan bayi
H. Output Pembelajaran:
Peserta mampu melakukan:
a. Skrining tripel eliminasi pada ibu hamil
b. Tata Laksana HIV pada ibu hamil dan bayi
c. Tata Laksana Sifilis pada ibu hamil dan bayi
d. Tata Laksana Hepatitis B pada ibu hamil dan bayi
I. Rencana Pembelajaran:
Waktu Diskusi 2 x 45 menit
Kelompok
Tugas Fasilitator 3. Pokok bahasan 1 . Tata Laksana tripel eliminasi (HIV, Sifilis,
Hepatitis B) pada ibu hamil dan bayi
Tujuan:
o Melakukan tatalaksana HIV, Sifilis, dan Hepatitis B
pada ibu dan bayi
Metode yang digunakan: Diskusi kelompok
Waktu:
Petunjuk untuk peserta:
- Fasilitator membagi peserta dalam 5 kelompok
- Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan
dibahas
- Fasilitator menjelaskan tugas kelompok (setiap
kelompok 1 kasus) :
- Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
- Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan
apakah semua anggota kelompok berperan serta, dan
memberikan bantuan sesuai kebutuhan
- Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran
mempresentasikan hasilnya
- Peserta dari kelompok lain diminta memberikan
tanggapan dan masukan
- Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan
penegasan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
tatalaksana HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu dan
bayi.
52
Kasus 1
Kasus 2
53
54
LAMPIRAN 4: INSTRUMEN EVALUASI
SOAL TES
PELATIHAN AKSELERASI ARV
KELAS DOKTER
2. Pengertian bahwa sebelum dilakukan tes HIV, pasien cukup mendapatkan informasi singkat
alasan dites HIV, termasuk dalam salah satu komponen dasar 5 C, yaitu:
A. Confidentiality
B. Counseling
C. Consent
D. Correct test results
3. Target kelompok testing HIV di dalam Standar Pelayanan Minimum adalah, kecuali:
A. Ibu hamil
B. Penderita TB
C. Terduga TB
D. Warga Binaan Pemasyarakatan
55
6. Rejimen ARV pilihan utama yang digunakan pada penderita TB adalah
A. AZT+3TC+EFV
B. TDF+3TC+EFV
C. TDF+3TC+NVP
D. AZT+3TC+NVP
11. Paket layanan yang diberikan pada seseorang setelah dinyatakan HIV positif adalah
A. Profilaksis flukonazol
B. Skrining IMS
C. Pengobatan sifilis
D. Pengobatan TB
56
12. Hasil pemeriksaan HIV dikatakan positif apabila:
A. Tiga hasil rapid tes diagnostik dengan antigen berbeda menunjukan hasil reaktif
B. Satu tes ELISA dengan hasil reaktif
C. Viral load (jumlah virus) tidak terdeteksi
D. Satu tes hasil rapid tes menunjukkan hasil reaktif
A. Permintaan tes HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada semua ibu hamil di semua jenis layanan
kesehatan
B. Pemberian ARV ditunda hingga ibu melahirkan
C. Pemeriksaan status HIV pada bayi dilakukan pada usia 18 bulan dengan EID
D. Pemberian ARV profilaksis pada semua bayi yang lahir dari ibu dengan hasil positif yang tidak
mendapatkan ARV
14. Rejimen ARV lini pertama pilihan utama yang digunakan di Indonesia adalah
A. AZT+3TC+EFV
B. TDF+3TC+EFV
C. TDF+3TC+NVP
D. AZT+3TC+NVP
16. Salah satu bentuk notifikasi pasangan adalah rujukan ganda/dual referral, yaitu:
A. TDF+3TC+NVP
B. TDF+3TC+EFV
C. TDF+3TC+DTG
D. TDF+3TC+ LPV/r
20. Pernyataan yang benar untuk pengobatan Chlamidia dan Gonorhea adalah
A. Penegakkan diagnosis dilakukan sediaan basah
B. Penegakkan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan VDRL
C. Pengobatan diberikan dengan benzatin penicillin
D. Pengobatan diberikan dengan pemberian antibiotik Cefixime 400 mg dan
Azithromycine 1 gr single dose
21. Obat yang dapat menyebabkan supresi sumsum tulang belakang adalah
A. AZT
B. Zidovudine
C. Kotrimoksasol
D. Asiklovir
24. Terapi pilihan yang diberikan pada ibu hamil dengan TPHA positif adalah:
A. Azitromisin 1 gram
B. Doksisiklin 2x100 mg selama 1 bulan
C. Benzatin Penicillin 2.4 juta IU dosis tunggal
D. Cefixime 400 mg dan Azitromisin 1 gram dosis tunggal
1
C. Target virus adalah sel darah merah
D. Tes antibodi HIV positif
28. Seorang ibu ODHA baru saja diketahui terinfeksi HIV 1 minggu yang lalu. Saat ini bayi
berusia 8 bulan, mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan saat ini mendapatkan
formula. Klinis bayi baik. Hasil pemeriksaan antibodi HIV positif. Kesimpulan dari
pemeriksaan ini:
29. Seorang bayi perempuan, berusia 6 bulan, terdiagnosis HIV (PCR HIV positif). Bayi
tampak sehat, tidak ditemukan infeksi oportunistik Hasil pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan anemia, fungsi hati baik, CD4 35%. Kasus di atas akan direncanakan
pemberian obat antiretroviral. Sikap Anda:
30. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun, baru saja terinfeksi HIV dan TB paru. Saat ini
pasien sudah mengonsumsi obat antituberkulosis (INH, rifampisin, pirazinamid, dan
etambutol) selama 4 minggu. Anak akan memulai ARV. Pilihan obat untuk pasien ini
adalah:
2
3
2. Instrumen Evaluasi Fasiitator
Nama Pelatihan:
Nama Fasilitator:
M a t e r i:
Hari/Tanggal:
Waktu”
Keterangan : 55 : kurang, 56 – 75 : sedang, 76 – 85 : baik, 86 ke atas sangat baik
NO KOMPONEN
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
a. Penguasaan Materi
b. Ketepatan Waktu
c. Sistematika Penyajian
d. Penggunaan Metode, media dan Alat
Bantu pelatihan
e. Empati, Gaya dan Sikap terhadap
Peserta
f. Penggunaan Bahasa dan Volume
Suara
g. Pemberian Motivasi Belajar kepada
Peserta
h. Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Umum
i. Kesempatan Tanya Jawab
j. Kemampuan Menyajikan
k. Kerapihan Pakaian
l. Kerjasama antar Tim Pengajar
(apabila team teaching)
Saran dan komentar:
4
1. Instrumen Evaluasi Penyelenggara
NILAI
NO ASPEK YG DINILAI
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
1 Efektifitas penyelenggaraan
Relevansi program diklat dengan pelaksanaan
2
tugas
3 Persiapan dan ketersediaan sarana diklat
Hubungan peserta dengan penyelenggara
4
pelatihan
5 Hubungan antar peserta
6 Pelayanan kesekretariatan
11 Kebersihan toilet
12 Kebersihan halaman
13 Pelayanan petugas resepsionis
14 Pelayanan petugas ruang kelas
15 Pelayanan petugas auditorium
16 Pelayanan petugas ruang makan
17 Pelayanan petugas asrama
18 Pelayanan petugas keamanan
Ketersediaan fasilitas olah raga, ibadah,
19
kesehatan
5
Saran/komentar terhadap:
1. Fasilitator:
2. Penyelenggara/pelayanan panitia: