Anda di halaman 1dari 14

Kardiovaskular

I. Demographic Data

Pt. Initial Name : _______________________Date of admitted_________________________


Bed Now : _______________________Bed Before____________
Medical Record # : _______________________
Age : year(s) month(s) week(s) day(s)
Gender : male female
Marital status : single married divorced
Address : _________________________________________________________________
Occupation : _________________________________________________________________
Religion : ______________________
Medical Diagnosis : angina Pectoris/Infark Miokard/Gagal Jantung Kongestive/Miokarditis/Pericarditis
Physician Name : dr.___________________
dr.___________________
dr.___________________

II. *Definition of Disease (must be with at least Four definition and Four references at least 3 from book)

Membran yang tertutup jantung (pericrdium) mengalami inflamasi. Bisa menjadi


perikarditis akut atau kronis [ CITATION Dig14 \l 1033 ]. Perikarditis adalah peradangan akut atau
kronis pada pericardium (kantung disekitar jantung) [ CITATION Ram14 \l 1033 ]. Perikarditis akut
adalah inflamasi akut pericardium yang meyebabkan sindrom klinis terdiri dari nyeri dada
pleuretik/posisional, perubahan EKG dan bunyi pericardial frictionrub yang dapat disertai efusi
pericardium [ CITATION CSu10 \l 1033 ]. Perikarditis dapat subakut, akut, atau kronis dan dapat
diklasifikasikan berdasarkan lapisan perikardium yang melekat satu sama lain (perekat) atau
dengan apa yang terakumulasi di kantung perikardial: serum (serosa), nanah (purulen), endapan
kalsium (kalsifikasi), protein pembekuan (fibrinous), atau darah (san-guinous) [ CITATION Lin15 \l
1033 ].

Refrensi:

Suzanne, C., Smeltzer, O., Brenda, Bare, Janice, L., Hinkle, et al. (2010). Brunner & Suddarth's
Textbook of Medical-surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Digiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Kepeawan medikal bedah. Jakarta: Rapha.
Williams, L. S., & Hopper, P. D. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing. America: F.A.
Davis.

Rampengan. (2014). Buku praktis kardiologi. Jakarta: FKUI.


III. *Pathophysiology

Etiology

 Perikarditis invektif (virus,bakteri/piogenik,TB,inveksi lain)


Risk Factor
 Perikarditis Non-infektif (infark miokard
akut,uremia,miksedema,kolestrol,trauma,aneurisma aorta dan sistem imun
idiopatik akut)
 pericarditis mungkin berhubungan dengan hipersensitifitas
atau autoimunitas, demam rematik,

Tekanan intrakardial meningkat

Daya kerja jantung terganggu

Proses fibrotik

Penebalan perikardial

Kontriksi perikardial

Sign and Symtoms


Akut:
 Suara jantung bercuit-cuit (pericardial friction rub) karena friksi
dari inflamasi antara lapisan- lapisn di sekitar jantung
 Rasa sakit yang menusuk tiba-tiba di precordium (area sternum
atau tulang dada bagian tengah hingga bawah) menjalar ke
leher, bahu, punggung, dan lengan.
 Sakit berkurang jika pasien bersandar kedepan, sit up
 Sakit gigi, cemas, saki otot Complications
 Sulit bernapas (dyspnea), naps cepat (tachypnea)
 Aritmia Temponode jantung
Kronis: mioperikarditis
 Liver membesar (hepato megaly), asites karena kongesti lever
 Bertambahnya retensi cairan karena pemompaan tidak efektif
Efusi perikardial
 Suara jantung bercuit – cuit
References:

Digiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Kepeawan medikal bedah. Jakarta: Rapha.

Suzanne, C., Smeltzer, O., Brenda, Bare, Janice, L., Hinkle, et al. (2010). Brunner & Suddarth's
Textbook of Medical-surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

IV. Assessment

*Theory Should included

Karakteristik Nyeri Dada

Angina pektoris

Nyeri daerah substernal yang menyebar ke atas dada, dapat menyebar ke lengan bagian dalam,
leher atau dagu; Durasi 5- 15 menit; pencetus eksersi, emosi, makanan dan dingin; mengurangi
rasa nyeri dengan istirahat, nitrogliserin, oksigen.

Infark miokardium

Nyeri daerah substernal atau nyeri di atas perikardium. Nyeri dapat menyebar ke dada. Dapat
terjadi ketidakmampuan bahu dan tangan; durasi lebih 15 menit; pencetus terjadi secara spontan
tapi dapat berakibat pada angina yang tidak stabil; atasi dengan morfin sulfat dan reperfusi arteri.

Perikarditis

Nyeri yang tajam, nyeri substernal berat atau nyeri pada bagian kiri sternum. Nyeri dirasakan di
sebelah kiri epigastrik dan dpat menjalar ke leher, lengan dan punggung; durasi intermiten;
pencetus nyeri meningkat saat inspirasi, menela batuk dna rotasi badan; diatasi dengan analgesik,
antiinflamasi, duduk tegak

Nyeri esofagus

Dapat di proyeksikan sekitar dada; durasi 5-60 menit; pencetus posisi rekumben, cairan dingin.
Nyeri dapat terjadi secar spontan; dapat di atasi dengan nitrogliserin pereda spasme, makanan,
antasida

Cemas
Nyeri diatas dada. Dapat bervariasi tidak menyebar dan adanya rasa kebas pada tangan dan mulut;
durasi 2-3 menit; pencetus stres, takipnea dan emosi; atasi dengan menghilangkan stimulus dan
relaksasi

Nyeris pulmonalis

Nyeri timbul pada bagian pleura, menjalar ke atas iga atau abdomen bagian atas; durasi lebih 30
menit; nyeri terjadi spontas dan saat inspirasi; atasi dengan istirahat, menangani penyebab yang
mendasari, bronkodilator.

Pengkajian aktifitas menurut New York Heart Association (NYHA)

NYHA Class:

I : Tidak ada batasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa (misalnya berjalan kaki, menaiki tangga)
tidak menimbulkan gejala gagal jantung.

II : Sedikit pembatasan aktivitas fisik. Nyaman saat istirahat, tetapi aktivitas fisik yang biasa
menyebabkan gejala gagal jantung.

III : Batasan aktivitas fisik. Nyaman saat istirahat, tetapi kurang dari aktivitas biasa, mis. berjalan
jarak pendek, menyebabkan gejala gagal jantung.

IV : Tidak dapat melakukan aktivitas fisik apa pun tanpa gejala HF, atau gejala HF saat istirahat.

Derajat Edema

Tingkat edema dapat dinilai sebagai ringan, sedang, atau berat (atau 1+, 2+, 3+, atau 4+).

 Tidak ada edema klinis = 0


 ≤ 2 mm lekukan = 1+ edema
- Pitting kecil
- Tidak ada distorsi visual
- Menghilang dengan cepat
 Lekukan 2-4 mm = 2+ edema
- Pitting yang agak lebih dalam
- Tidak ada distorsi yang dapat dideteksi
- Hilang dalam 10-15 detik
 Lekukan 4-6 mm = 3+ edema
- Lubang terasa dalam
- Bisa bertahan> 1 menit
- Ekstremitas tergantung terlihat lebih penuh & bengkak
 6-8 mm lekukan = 4+ edema
- Lubang sangat dalam
- Berlangsung selama 2-5 menit
- Ekstremitas yang bergantung sangat terdistorsi

Nilai EKG Abnormal

1. Sinus takikardi: Penyebabnya gagal jantung dekompensasi, anemia, demam, hipertroidisme


2. Sinus Bradikardia: Penyebabnya karena obat penyekat β, antiaritmia, hipotiroidisme,
sindroma sinus sakit
3. Atrial Takikardia: Penyebabnya karena hipertiroidisme, infeksi, gagal jantung dekompensasi,
infark miokard
4. Aritmia Ventrikel: Penyebabnya karena iskemia, infark, kardiomiopati, miokardits,
hipokalemia, hipomagnesemia, overdosis digitalis
5. Iskemia/Infark: Penyebabnya karena penyakit jantung koroner

References:

Ignatavicius, D., Workman, L., Blair, M., & Rebar, C. (2016). Medical-Surgical Nursing :
Patient-Centered Collaborative Care. Canada: Elsevier Health Sciences.
Cardiology, A. C. (2014). Symptom and Activity Level Assessment (Outpatient Setting). Retrieved
from American College of Cardiology: https://www.acc.org/tools-and-practice-
support/clinical-toolkits/heart-failure-practice-solutions/symptom-and-activity-level-
assessment-outpatient-setting
Rhoads, J., & Petersen, S. W. (2018). Advanced Health Assessment and Diagnostic Reasoning.
United States: Jones & Bartlett Learning.
Irmalita, Juzar, D. A., Andrianto, Setianto, B. Y., & dkk. (2015). Pedoman tatalaksana sindrom
koroner akut. Jakarta: PERKI.

*Assessment Finding at Patient Date of Assessment Permormance: _____/_____/______

V. Chief Complaints (Must PQRST)—the main reason why the patient admitted

P :

Q :

R :

S :
T :

VI. Hemodinamik Status

Hari/Tanggal________/_________ Weight_________Kg

____ T : ____ºC P :____x/m R :_____x/m BP: _____mmHg SPO2: _____%

VII. EKG Findings

VIII. Glasgow Coma Scale and Level of Consciousness

PARAMET FINDING SCOR


ER E
Eye opening Spontaneously 4
To speech 3
To pain 2
Do not open 1
Best verbal Oriented 5
response Confused 4
Inappropriate speech 3
Incomprehensible sounds 2
No verbalization 1
Best motor Obeys command 6
response Localizes pain 5
Withdraws from pain 4
Abnormal flexion 3
Abnormal extension 2
No motor response 1
Interpretation: Best score = 15; deep coma = 3; 7 or less Total: ____
generally indicates coma; changes from baseline are most
important.

Level of Consciousness:

Compos Mentis Apathy Somnolence Stuppor Coma

IX. Psychological Data

Klien merasa cemas dengan keadaannya sekarang


Theory: (Base on reference)

Rhoads, J., & Petersen, S. W. (2018). Advanced Health Assessment and Diagnostic Reasoning.
United States: Jones & Bartlett Learning.

Patient:

X. Diagnostic Tests (Not include the EKG)

*Kinds of Test Theory Value *Normal Values Patients’ result Interpretation


Reference(s):
- sel darah putih -Meningkat
- creatine kinase - Meningkat
(CK)
- lactate - Meningkat
dehydrogenase
(LDH)
- level enzim hati - meningkat

*Other Tests

EKG : Takikardia sinus, peningkatan ST- segment

Echocardiogram menunjukan echo-free space antara selaput jantung dan dinding ventrikular
karena pancaran; juga memperlihatkan cairan di area selaput jantung

CXR: memperlihatkan adanya cairan

Refrensi :

Digiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Kepeawan medikal bedah. Jakarta: Rapha.
XI. Nursing Diagnosis, Planning and 3 nursing intervention to each nursing diagnosis :
According to Theory
1. .
2. .
3. .
4. .
Planning
Nursing Diagnosis* Goal* Interventions* Ration
Dx 1: Nyeri akut b/d peradangan Setelah dilakukan Observasi : TTV
pada pericardium asuhan keperawatan - Penjelasan
- jelaskan pada pasien penyebab
selama 1x6 jam nyeri pasien men
DS : Pasien mengatakan nyeri dibagian diharapkan Nyeri penyebab n
dada sebelah kiri sampai ke punggung pada pericardium - monitor kualitas nyeri
- monitor lokasi penyebaran digunakan
DO: klien tampak meringis menahan dapat teratasi atau nyeri pendidikan
nyeri pada bagian dada, gelisa, berkurang dengan - monitor intensitas nyeri sehingga p
frekuensi nadi meningkat dan sulit
kriteria hasil: dengan menggunakan skala mampu me
untuk tidur
1. pasien dapat nyeri nyeri secar
menunjukan - monitor durasi dan frekuensi - untuk men
penurunan nyeri nyeri tingkatan n
dari skala nyeri
Ajarkan klien pengobatan pasien
1-10
2. Pasien dapat non farmakologi seperti - untuk mng
mengontrol nyeri teknik relaksasi dan distraksi lokasi temp
secara mandiri nyeri yang diras
- untuk mng
1. Anjurkan tirah baring
atau sandaran kursi
apakah ada
dalam posisi duduk tegak peningkata
dan bersandar atau posisi penurunan
ing-maju - untuk meli
2. Anjurkan pasien atau lama nyeri
alihkan perhatian pasien  dirasakan o
dengan aktivitas kehidup teknik ini dil
an sehari-hari yang biasa untuk menga
pasien lakukan untuk mengalihkan
menghilangkan nyeri yang dirasak
3. Berikan obat, pantau dan pasien seper
catat tanggapan
4. Anjurkan pasien untuk
melanjutkan tirah baring
jika nyeri dada dan gesek
an terasa

Dx 2 :Penurunan Curah Jantung Setelah dilakukan Observasi TTV : Untuk melih


b/d kompresi pradikal asuhan keperawatan - Pantau frekuensi irama perubuhan
DS: Biasanya pasien akan mengatakan  selama 1x6 jam jantung normal a
Jantungnya berdebar-debar secara diharapkan pasien - Auskultasi irama jantung - untuk mel
tiba-tiba, lelah,sesak napas, dan dapat menunjukkan - Anjurkan /dorong tira frekuensi
merasa cemas dan gelisa penurunan curah baring dalam posisi semi jantung no
DO: Terlihat dari pemeiksaan TTV jantung dengan kriteria fowler - untuk men
Dapat terlihat dari denyut jantung hasil: - berikan tindakan apakah ad
pasien yang semakin cepat 1. Takikardi menurun kenyamanan mis : dalam iram
(Takikardi), edema, distensi vena (bisa kembali  aktivitas hiburan dalam - untuk mem
jugularis normal) toleransi jantung, pasien dal
TD: meningkat 2. Edema  manajemen sterss, atau dan untuk
. 3. TD (normal) kecemasan misalnya;  meningka
bimbingan imajinasi, latihan kenyaman
pernapasan dalam - untuk men
pasien dar
tidak nyam
 aktifi
yang tidak
jantung
 untuk
dan meng
pasien dar

Dx 3 : Pola nafas tidak efektif b/d Setelah dilakukan Observasi : TTV Untuk meliha
sesak nafas asuhan keperawatan 1. Posisikan pasien semi TTV pasien
DS: biasanya pasien akan mengeluh selama 1x6 jam fowler. 1.    Untuk me
sesak pada dada sebelah kiri sampai diharapkan pasien 2. Pantau adanya pucat dan jalan napas pa
dibagian punggung belakang dapat menunjukkan : sianosis. sehingga lebih
DO : Terlihat dari saat pasien bernafas pola nafas efektif 3.   Pantau kecepatan, irama, untuk bernapa
pola nafasnya tidak efektif sperti dengan kedalaman dan usaha 2.  Untuk men
penggunaan otot bantu pernafasan, kriteria hasil : respirasi. adanya tingka
fase ekspirasi memanjang, dan pola 1.   Pasien menunjukka 4.   Pantau peningkatan sesak napas.
nafas abnormal. n pola nafas efektif. kegelisahan, ansietas, dan 3.  Membantu
Dibuktikan dengan tersengal-sengal. menentukan d
status pernafasan yang 5.   Informasikan pada klien dekompensas
tidak berbahaya. dan keluarga tentang teknik dan  pulmona
(normal) relaksasi. 4.  Untuk men
2.   Menunjukkan 6.   Diskusikan menganai respon individ
status pernafasan: perawatan dirumah, meliputi penyakit sesa
ventilasi tidak pengobatan, peralatan dirasakan.
terganggu ditandai pendukung, tanda dan  gejala 5.  Untuk mer
dengan indikator komplikasi. tingkat kecem
kedalaman inspirasi 7.   Rujuk pada ahli klien
dan kemudahan pernafasan 6.  Agar pasie
bernafas, tidak ada keluarga  dap
penggunaan otot bantu melakukan pe
pernafasan, bunyi secara mandir
nafas tambahan tidak baik
ada, dan nafas pendek 7. Agar pasien
tidak ada. pelayanan per
maksimal yai
memastikan k
fungsi ventila

Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
Observasi :
Dx 4: intoleransi aktifitas selama 1x6 jam
berhubungan dengan keletihan atau diharapka pasien dapat 1. untuk me
1. kaji respon emosi dan emosional
kelemahan fisik beraktifitas dengan
normal dan keletihan spiritual pasien diakibatka
DS: pasien mengatakan merasa lelah dan kelemahan fisik 2. Tentukan dan kaji tanda potensial p
dan badan terasa lemas bisa dikontrol. dengan kelemahan dan keletihan yang men
DO: Pasien tampak mengantuk dan kriteria hasil: fisik pada pasien hidup. Do
frekuensi jantung meningkat >20% pasien dapat dukungan
3. Ajarkan mengenai
dari kondisi istirahat menghemat energi diperlukan
pengaturan penggunaan mengatasi
(menyeimbangkan
energi terhadap t
antara aktivitas dan
istirahat), dan 4. Edukasi kepada pasien tinggal di
melakukan aktivitas pentingnya melakukan yang lama
sehari-hari. aktifitas fisik 2. Untuk me
5. Ajarkan cara tindakan a
akan dilak
mengidentifikasi
keletihan
kebutuhan istirahat Mis: dapat tera
kelelahan.sesak nafas 3. Memastik
6. Ajarkan kepada pasien keadekuat
mengidentifikasi target energy
dan jenis aktivitas sesuai 4. Untuk me
kemampuan pasien kekuatan d
mengoptim
enrgy klie
5. untuk men
kelelahan
mngoptim
nafas pasi
6. Untuk
mengiden
aktifitas a
bisa di lak
menghilan
keletihan
lelah pada
asalkan tid
membeba

Refrensi :

DPP PPNI. (2018). standar intervensi keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

DPP PPNI. (2016). standar intervensi keperawatan Indonesia : Definisi dan tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

XII. Data Analysis

“S” and “O” data Etiology Problem


XIII. Nursing Diagnosis According to Priority

1.
2.
3.
4.

XIV. Drug
*Drug *Dose *Frequency *Nursing Intervention

Obat anti
inflamasi 750-1000 mg tiap 8 jam 1-2 minggu - Obat anti infalamsi
aspirin nonsteroid atau aspirin ini
diberikan bersamaan
dengan kolkisin untuk
mengatasi peradangan dan
mengurangi rasa sakit
- Setiap1-2 minggu
turunkan 250-500mg
setiap

- digunakan untuk
mengurangi rasa nyeri
atau peradangan
ibuprofen 600 mg tiap 8 jam
1-2 minggu

-tidak wajib
- kolkisin dapat membantu
kolkisin mengontrol penyakit dan
Minimal 6 bulan mengurangi insidensi
0,5mg sekali sehari (<70kg
sekali sehari (<70kg frekuensi
) ) penyakit/peradangan
dua kali sehari (≥70 -Tidak dianjurkan bila
0,5mg dua kali sehari (≥70
kg) terdapat kontraindikasi
kg)
dalam 3 bulan seprti hipersensitivitas
terhadap kolkisilin,
gangguan ginjal berat,
penyakit hati berat, dan
pada ibu hamil

*Tandai obat yang digunakan pasien


Refrensi:

Adler.Y.Charron P, Imazio M,et al. (2015). ESC Guidelines for the diagnosis and management of
pericardial. diakses. European Heart Journal, 2015. 36 (42), 2921-2964.

Herick A Willim. 2019. Diagnosis dan tatalaksana perikarditis akut: SMF kardiologi dan
kedokteran vasskuler: 46 (12): (Hal) 745.

XV. Special Nursing Treatments for this diagnosis


Pericardial biopsy

- memberikan kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi selaput jantung; methylprednisolone

- memberikan obat antiradang non steroid (NSAID) untuk menurunkan inflamasi selaput jantung
dan menyembuhkan sakit; aspirin, indomethacin.
XVI. Discharge Planning when Patient go Home
1. Memberi pasien dan keluarga fakta dan penjelasan tentang fase akut penyakit; berikan
pengulangan dan penguatan yang diperlukan. Tawarkan materi instruksi lisan dan tertulis.
2. Memperkuat kebutuhan untuk diet rendah lemak, menghindari makan berat, dan
menghindari alkohol.
3. Berikan penjelasan tambahan tentang modifikasi diet jika penyakit saluran empedu adalah
penyebabnya.
4. Berikan informasi terutama jika alkohol adalah penyebab pankreatitis akut.

Refrensi :
Suzanne, C., Smeltzer, O., Brenda, Bare, Janice, L., Hinkle, et al. (2010). Brunner & Suddarth's
Textbook of Medical-surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Digiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Kepeawan medikal bedah. Jakarta: Rapha.

Anda mungkin juga menyukai