I. Demographic Data
II. *Definition of Disease (must be with at least Four definition and Four references at least 3 from book)
1. Gagal jantung adalah terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan kejadian
atau perubahan yang cepat dari tanda dan gejala ggal jantung.
2. Gagal jantung kongestif sebenarnya sama dengan gagal jantung. Kondisi ini bisa
terjadi saat otot jantung tidak lagi dapat memompa volume darah yang cukup secara
efektif.
3. Gagal jantung kongestif adalah kegagalan jantung memompa pasokan darah yang
dibutuhkan tubuh. Hal ini dikarenakan kelainan pada otot-otot jantung sehingga
jantung tidak bisa bekerja secara normal.
4. Gagal jantung kongestif adalah kondisi saat jantung tidak mampu memompa darah
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan
nutrisi.
Referensi
NANDA, 2014 Nursing Diagnosis: Defenisions & Claffisication 2012-2014. The Nort American
Nursig Diagnosis Association. Philiina USA.
Aplikasi Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jilid 2.
2015.
Akhun, Nafas. (2020). Panduan koding INACBG. Penerbit: Nafan Akhun, Jakarta.
5. *Pathophysiology
Risk Factor
Etiology
Sign and Symtoms
Complications
1. Peningkatan volume intravascular
2. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang 1. Stroke
meningkat akibat turunnya curah jantung. 2. Penyakit katup jantung
3. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena 3. Infrak miokard
pulmonalis yang menyebabkan cairan mengalir dari 4. Emboli pulmonal
kapiler ke alveoli; dimanifestasikan dengan batuk dan
5. Hipertensi
nafas pendek.
4. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat
peningkatan vena sistemik.
5. Pusing, kekacauan mental, keletihan, intoleransi hantung
terhadap latihan dan suhu panas, ekstremitas dingin dan
oliguria akibat perfusi darah jantung ke jaringan dan organ
yang rendah.
6. Sekresi alosteron, retensi natrium dan cairan, serta
peningatan volume intravascular akibat tekana perfus
ginjal yang menurun (pelepasan renin ginjal).
References:
Masyukur, (2015). Congestive Heart Failure (Chf) Di Ruang Baitul Izzah 2 Rs Islam Sultan
Agung Semarang
hhtp://eprints.ums.ac.id/25856/22/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
IV. Assessment
1. Derajat 1 : Tanpa keluhan = Masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari tanpa disertai
kelelahan ataupun sesak nafas.
2. Derajat 2 : Ringan= Aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak nafas tapi
jika aktivitas dihentikan maka keluhan pun akan hilang.
3. Derajat 3 : Sedang= Aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak nafas tapi
keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan.
4. Derajat 4 : Berat= Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan pada saat
istirahatpun tetap keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktivitas walaupun
aktivitas ringan.
Referensi
NANDA, 2014 Nursing Diagnosis: Defenisions & Claffisication 2012-2014. The Nort American
Nursig Diagnosis Association. Philiina USA.
Derajat Edema
Referensi
References:
V. Chief Complaints (Must PQRST)—the main reason why the patient admitted
Level of Consciousness:
1. Aktivitas istirahat: keletihan atau kelelahan sepanjang hari, insomnia, nyeri dada dengan
aktivitas dipsnea pada istirahat.
2. Sirkulasi : distrimia, nadi perifer berkurang, warna kulit pucat, edema ekstremitas.
3. Eliminasi : perubahan eliminasi, berkemih pada malam hari, diare, kontipasi.
4. Integritas ego: ansietas, kuatir, takut, marah, mudah tersinggung.
5. Makanan atau cairan: kehilangan napsu makan, mual, muntah.
6. Higiene: keletihan dan kelemahan.
7. Neursensori : kelemahan, pening, pingsan.
8. Nyeri/kenyamanan : nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas, sakit
pada otot
9. Pernapasan: dipsnea pada saat aktivitas, batuk dengan atau tanpa sputum.
10. Keamanan: perunahan dalam fungsi mental, kehilangan tonus otot, kulit lecet.
11. Interaksi sosial: penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
Referensi
Masyukur, (2015). Congestive Heart Failure (Chf) Di Ruang Baitul Izzah 2 Rs Islam Sultan
Agung Semarang.
Patient:
Leukosit 3200-10.000/mm3
Trombosit 170 – 380.
103/mm3
GDS: 95
Laju Endap Darah Sebelum makan
(LED) 70-130 mg/dl
2 jam setelah
Natrium : 142 makan
Kurang dari 140
Referensi:
*Other Tests
Foto thorax: Merupakan komponen penting dalam diagnosis gagal jantung. Rontgen toraks dapat
mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi pleura dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi
paru yang menyebabkan atau memperberat sesak nafas
Troponin I atau T, Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal jantung jika gambaran
klinisnya disertai dugaan sindroma koroner akut. Peningkatan ringan kadar troponin kardiak
sering pada gagal jantung berat atau selama episode dekompensasi gagal jantung pada penderita
tanpa iskemia miokard.
Referensi
XI. Nursing Diagnosis, Planning and 3 nursing intervention to each nursing diagnosis :
According to Theory
1. Perubahan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, irama
jantung, frekuensi jantung, perubahan preload dan afterload
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
dan perubahan membrane alveolus-kapiler
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi,
kelebihan asupan cairan, kelebihan asupan natrium, gangguan aliran balik vena, efek
agen farmakologis (misalnya: kortikosteroid, chlorpropamide, tolbutamide, dll)
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen jaringan dengan kebutuhan sekunder dari penurunan curah jantung. ,
tirah baring, kelemahan, dan imobilitas
Referensi
Nyeri Akut
Intoleransi Aktivitas
Ds: “__”
Do: Klien tanpak Cemas dan Kurang informasi Defisiensi pengetahuan
bertanya-tanya
XIII. Nursing Diagnosis According to Priority
XIV. Drug
Referensi
Vallerand, A.H. dan C.A. Sanoski. 2015. Davis’s Drug Guide for Nurses. 14th ed. F.A. Davis Co.
Jones, & Bartlett. (2015). Nurse’s Drug Handbook. United States of America: World
Headquarters.
Referensi:
Wilkinson, J., & Ahern, n. R. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.
Form NCP
Planning
Nursing Diagnosis* Implementation Evaluation
Goal* Interventions* Rationale*
Nyeri akut b/d iskemia jaringan Setelah melakukan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui 1. Mengobservasi S: Nyeri
jantung tindakan selama 2. Lakukan keadaan umum TTV berkurang
1x8 jam diharapkan pengkajian nyeri pasien 2. Melakukan
DS: - Klien mengatakan nyeri nyeri berkurang secara pengkajian nyeri O: Pasien mampu
pada dada sebelah kiri dengan kriteria hasil komprehensif 2.Membantu dalam secara mengontrol
1. Mampu termasuk lokasi, menentukan komprehensif nyeri
DO: Skala nyeri 6/10 kebutuhan
mengontrol nyeri karakteristik, termasuk lokasi, A: Tujuan
TD : 128/86 mmHg mangemen nyeri
( tahu penyebab durasi, frekuensi, karakteristik, tercapai
N : 70x/m nyeri, mampu kualitas dan faktor dan keefektifan durasi, frekuensi,
program sebagian
SB : 36,7˚C menggunakan presipitasi kualitas dan
teknik non 3. Gunakan 3. Menurunkan rasa faktor presipitasi P: Lanjut
R :22x/m
farmakologi komunikasi takut yang dapat 3. Menggunakan intervensi
untuk terapeutik untuk meningkatkan komunikasi
mengurangi mengetahui relaksasi atau terapeutik untuk
nyeri) pengalaman nyeri kenyamanan mengetahui
2. Melaporkan pasien pengalaman nyeri
bahwa nyeri 4. Kontrol lingkungan 4. lingkungan yang pasien
berkurang dengan yang dapat nyaman dapat 4. Mengontrol
mengunakan mempengaruhi memberikan lingkungan yang
manggemen nyeri nyeri seperti, suhu perubahan efek dapat
3. Mampu ruangan, presepsi terhadap mempengaruhi
mengenali nyer pencahayaan, dan nyeri nyeri seperti,
(Skala kebisingan suhu ruangan,
5 agar klien mampu
Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan 1. Monitor kelelahan 1. Untuk mengetahui 1. Memonitor S: Dapat
kelemahan imun asuhan keperawatan fisik dan emosional tingkat kelelahan kelelahan fisik beraktivitas
selama 1x8 jam 2. Monitor pola dan klien dan emosional
Ds: “__” aktivitas klien sehari- O: Pasien mampu
hari terenuhi dan
jam tidur 2. Memantau pola 2. Memonitor pola
3. Monitor lokasi dan tidur klien agar dan jam tidur melakukan
meningkatnya
Do: - Klien kurang dalam aktivitas
kemampuan beraktivitas ketidaknyamanan tidak terjadi 3. Memonitor lokasi
beraktivitas dengan kriteria hasil: selama melakukan kelelahan dan
- Keluhan lelah A: Tujuan
aktivitas 3. Untuk memberikan ketidaknyamanan tercapai
menurun
- Dispnea saat 4. Tingkatkan intervensi yang selama sebagian
aktivitas menurun istirahat, batasi tepat melakukan
- Perasaan lemah aktivitas dan 4. Menurunkan kerja aktivitas P: Lanjut
menurun berikan aktivitas miokard/ konsumsi 4. Meningkatkan intervensi
- Warna kulit
membaik senggang yang oksigen istirahat, batasi
- Tekanan darah tidak berat 5. Meningkatkan aktivitas dan
membaik 5. Lakukan latihan berikan aktivitas
Defisensi pengetahuan b/d kurang Setelah melakukan 1. Gunakan 1. Meningkatkan 1. Mengunakan S: Dapat
informasi tindakan selama pendekatan yang pendekatan pendekatan yang beraktivitas
1x8 jam di menenangkan menenangkan
Ds: “__” harapkan klien 2. Jelaskan semua 2. Meningkatakan 2. Menjelaskan O: Pasien mampu
mampu memenuhi prosedur dan apa pemahaman untuk semua prosedur mengerti
Do: Klien tanpak Cemas dan mengurangi tentang
kriteria hasil yang dirasakan selam dan apa yang
bertanya-tanya Mengidentifikasi, prosedur kecemasan dirasakan selam penyakit yang
mengungkapkan 3. Dorong keluarga prosedur di deritanya
3. Dukungan keluarga
dan menunjukan untuk menemani dapat membantu 3. Mendorong A: Tujuan
teknik untuk klien klien mengurangi keluarga untuk tercapai
mengontrol cemas 4. Instruksikan pasien cemas menemani klien sebagian
menggunakan teknik 4. Menginstruksikan
relaksasi 4 Teknik non pasien P: Lanjut
farmakologi dapat menggunakan intervensi
mengurangi cemas teknik relaksasi
Nurarif,& Kusuma (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC. Jakarta: Mediaction