Anda di halaman 1dari 23

Definisi Penyakit (tiga referensi yang berbeda)

*Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks).
Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cecum). Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan
akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya.

*Appendicitis merupakan inflamasi di apendiks yang dapt terjadi tanpa penyebab yang jelas,
setelah obstruksi apendiks oleh feses atau akibat terpuntirnya apendiks atau pembuluh
darahya (Corwin, 2009).

*Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (94 inci),
melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Appendiks berisi makanan dan
mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan
lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi.
(Smeltzer, 2002).

Referensi:

Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan


NandaNic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Medication.

Elizabeth, J, Corwin. (2009). Buku saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA


Intervention Project, Mosby.
Pathofisiologi Penyakit : (etiologi, faktor risiko, proses penyakit, manifestasi klinis,
komplikasi, referensi)

Pola Bagan Pathophysiology:

Etiologi
Apendiks merupakan organ yang belum diketahui
fungsinya tetapi menghasilkan lender 1-2 ml / hari yang
normalnya di curahkan kedalam lumen dan selanjutnya
mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir dimuara
apendiks tampaknya berperan dalam pathogenesis
apendiks. Faktor Resiko:

Menurut klasifikasi: - Beberapa hal yang meningkatkan resiko


1. Apendisitis akut merupakan infeksi yang terkena apendisitis adalah jenis kelamin
disebabkan oleh bakteria. Dan faktor pencetusnya dan kebiasaan diet.
disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selain - Wanita memiliki resiko mendapatkan
itu hyperplasia jaringan limf, fikalit (tinja/batu), apendiks 25% dalam hidupnya
tumor apendiks, dan cacing askaris yang dapat sedangkan pria 12%.
menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosa - Kebiasaan diet rendah atau tidak
apendiks karena parasit (E.histolytical). berserat akan meninggikan vaskositas
2. Apendisitis rekurens yaitu jika dari riwayat nyeri feses, dan waktu transit, sehingga
berulang diperut kanan bawah yang mendorong memudahkan pembentukan fekalit.
dilakukannya apendiktomi. Kelainan ini terjadi bisa
serangan apendisitis akut pertama kali sembuh
spontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali
kebentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan
perut.
3. Apendisitis kronis memiliki semua gejala riwayat
nyeri berulang diperut kanan bawah lebih dari dua
minggu, radang kronik apendiks secara
makroskopik dan mikroskopik (fibrosis menyeluruh
dinding apendiks, sumbatan persial atau lumen
apendiks, adanya jaringan perut dan ulkus lama
dimukosa dan infiltasi sel inflamasi kronik), dan
keluhan menghilang setelah apendiktomi.
Proses Penyakit

Obstruksi lumen apendiks

Ketidak seimbangan produksi & Migrasi bakteri dari colon


ekskresi mucus ke apendiks

Peningkatan intra

Arteri terganggu Terlambatnya aliran Obstruksi vena


limfe

Edema dan ulserasi Edema & peningkatan


tekanan

Terjadi infark pada Nyeri epigastrium Peradangan dindinga


usus apendiks

Nyeri akut
Nekrosis apendiks

Hambatan mobilitas Peradangan meluas ke Mual & Mekanisme


Gangren fisik peritonium muntah kompensasi
tubuh

Apendiks Rencana Absorbsi makanan


Gangrenosa pembedahan tidak adekuat, ↑leukosit &
pengeluaran cairan suhu tubuh
aktif

Ansietas
Hipertermi

Kekurangan volume Nutrisi kurang dari


cairan tubuh kebutuhan tubuh
Tanda dan Gejala
a. Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai Komplikasi
dengan demam ringan, mual, muntah dan hilangnya Komplikasi terjadi akibat keterlambatan
nafsu makan. penanganan Appendicitis. Faktor keterlambatan
dapat berasal dari penderita dan tenaga medis.
b. Nyeri tekan local pada titik McBurney bila dilakukan
- Abses :
tekanan.
Abses merupakan peradangan appendiks yang
c. Nyeri tekan lepas dijumpai.
berisi pus. Teraba massa lunak di kuadran
d. Terdapat konstipasi atau diare.
kanan bawah atau daerah pelvis. Massa ini
e. Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang
mula-mula berupa flegmon dan berkembang
sekum.
menjadi rongga yang mengandung pus.
f. Nyeri defekasi, bila appendiks berada dekat rektal.
- Perforasi
g. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat
Perforasi adalah pecahnya appendiks yang
kandung kemih atau ureter.
berisi pus sehingga bakteri menyebar ke rongga
h. Pemeriksaan rektal positif jika ujung appendiks berada
perut.
di ujung pelvis.
- Peritononitis
i. Tanda Rovsing dengan melakukan palpasi kuadran kiri
Peritonitis adalah peradangan peritoneum,
bawah yang secara paradoksial menyebabkan nyeri
merupakan komplikasi berbahaya yang dapat
kuadran kanan.
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Bila
j. Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi
infeksi tersebar luas pada permukaan
menyebar, disertai abdomen terjadi akibat ileus
paralitik. peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis
umum
k. Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat
bervariasi. Pasien mungkin tidak mengalami gejala
sampai terjadi ruptur appendiks.

Referensi:
Elizabeth, J, Corwin. (2009). Buku saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA


Intervention Project, Mosby.

NANDA, 2015, Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.hal.47 (jild 1).

Smeltzer, Bare (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart. Edisi 8.
Volume 2. Jakarta, EGC
Pengkajian Keperawatan
Data Demografi
Nama : Ny. A
Gender : Perempuan
Usia : 22 tahun
Alamat : Air madidi
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Kristen
Status : Pelajar
Anak :-
Ruang/medrec : Lab 202 / 000002
dx. Medis : Apendisitis
Dokter : dr. Pitoy

Keluhan utama (PQRST)


P : Pasien mengeluh sakit (Nyeri) dibagian perut kanan bawah seperti ditusuk-tusuk , pasien
merasakan sesak nafas, pusing, pola istirahat (tidur) terganggu dan sering terbangun akibat
nyeri yang dirasakan.
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri pada perut kanan bawah, Nyeri perut kanan saat ditekan
S : 4-6
T : Nyeri timbul sewaktu-waktu

Riwayat kesehatan sekarang


Pasien menderita penyakit Apendisitis

Riwayat kesehatan dahulu

Pasien mengatakan ini merupakan pertama kalinya masuk RS dan pasien tidak memiliki
riwayat penyakit yang lain.
Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga ada yang memiliki penyakit hipertensi (Ibu)

Riwayat Personal dan Psychosocial

Ds : - Pasien mengatakan merasa takut/kwatir tentang kondisi yang dialaminya


- Klien mengatakan merasa cemas bila mengingat penyakitnya

DO : Klien tampak Cemas

Aktivitas & istirahat

DS : Pasien mengatakan mengalami gangguan tidur karena nyeri saat tidur.


DO : Pasien tampak lingkaran hitam pada mata

Tanda Vital
T : 36 0C

P : 112 x/mnt

R : 28 x/mnt

BP : 110/50 mmHg

Eliminasi
BAB:
DS: pasien mengatakan sulit untuk BAB
DO: -

BAK:
DS: Pasien mengatakan BAK tidak lancar
DO:-
Makanan & cairan

DS: “Saya mengalami masalah nafsu makan Sus”


DO: - porsi yang diberikan tidak dihabiskan
-pasien hanya makan 3-4 sendok saja
-Pusing
-pasien mengalami mual dan muntah.
-KU lemah

Kebersihan diri
DS: ‘saya semajak dirawat hanya mandi 1 kali sehari sus”
DO :- Pasien tampak lemah
- Rambut pasien terlihat kusam

Keamanan
DS : “ Badan saya lemah Sus”
DO : - KU Px sedang / Lemah
- Susah

Genital & Aktivitas sexual

DS: “Tidak ada masalah Sus”


DO:-

Interaksi sosial & Ekonomi

DS : “Saya Ikut perkumpulan ibadah pemuda “


DO : - Px selalu dikunjungi orang-orang terdekat
- Banyak yang mendampingi dan memberikan dukungan.

Kemampuan Belajar-mengajar

Pada saat perawat selesai memberikan pendidikan kesehatan.


DS : “ Saya sudah mengerti Sus”
DO : - Px mengenali penyakitnya
- Px sangat antusias saat diberikan Penkes.
Pengkajian status fungsional (barthel index scale)

No Item yang Skor Nilai


dinilai
1 Makan 0 = Tidak Mampu
1 = Butuh bantuan memotong, menyuapi
2 = Mandiri
2 Mandi 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
3 Perawatan Diri 0 = Butuh Bantuan
1 = Mandiri
4 Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
2 = Mandiri
5 BAK 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak terkontrol
1 = Kadang inkontinensia (maks 1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6 BAB 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
1 = Kadang inkontinensia (1x seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7 Penggunaan 0 = Tergantung bantuan orang lain
Toilet 1 = Membutuhkan bantuan, namun dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8 Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan (2 orang untuk bisa duduk)
2 = Butuh bantuan (1 orang untuk bisa duduk)
3 = Mandiri
9 Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 = Mandiri
10 Naik turun 0 = Tidak mampu
tangga 1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri

Interpretasi Hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total

Pengkajian risiko jatuh (Morse fall scale)


Faktor Resiko Skala Poin Skor
Pasien

Riwayat Jatuh Ya 25

Tidak 0

Diagnosis Sekunder Ya 15
(   2 diagnosis medis)
Tidak 0

Alat Bantu Berpegangan pada perabot 30

Tongkat/alat penopang 15

Tidak ada/ kursi roda/ perawat/ 0


tirah baring

Terpasang Infus Ya 20

Tidak 0

Gaya Berjalan Terganggu 20

Lemah 10

Normal/ tirah baring/ 0


imobilisasi

Status Mental Sering lupa akan keterbatasan 15


yang dimiliki

Sadar akan kemampuan diri 0


sendiri

Total
Kategori :
Resiko Tinggi :  45
Resiko Sedang : 25 – 44
Resiko rendah : 0 - 24
Pengkajian risiko dekubitus (Norton pressure sore risk)

Physical Mental Activity Mobility Incontinent Total


Conditio Condition Score
n
Good 4 Alert 4 Ambulant 4 Full 4 Not 4
Fair 3 Apathetic 3 Walk-help 3 Slightly 3 Occasional 3
Limited
Poor 2 Confused 2 Chair- 2 Very 2 Usually- 2
bound Limited Urine
Very Bad 1 Stupor 1 Stupor 1 Immobil 1 Doubly 1
e

Interpretasi
Norton Score Pressure Ulcer Risk
<10 Very high risk
10-14 High risk
14-18 Medium risk
>18 Low risk

Pengkajian skrining gizi (malnutrition universal screening tool / MUST)

Nama: Tanggal
Usia : Tanda Tangan
Bangsal: Perawat/Ahli Gizi
No.RM : BB/ TB
Jenis Kelamin : BMI
LILA
Ket St. Gizi
1. BM Pasien (kg/m2) a. Skor
a. >20 (.30 obes ) b. Skor
b. 18.5 -20 c. skor
c. < 18.5
2. Presentase penurunan BB secara tidak a.Skor
sengaja (3-6 bulan yang lalu) b. skor
a. <5 % c.skor
b. 5-10%
>10%
3.
Total Skor
Ket:
0 = Resiko rendah dan perlu pengukuran ulang secara periodik
1= Resiko sedang dan perlu pengukuran ulang setelah 3 hari
2 = ≥ Resiko tinggi membutuhkan segera asupan gizi
Pengkajian Fisik

Mata : Terdapat lingkaran hitam mata


Abdomen : - Terdapat nyeri tekan pada abdomen dan nyeri saat membungkuk/setiap
berkerak, pasien sering memegangi perutnya.
- Bising usus pasien aktif di empat kuadran dengan frekuensi 12x/m
Ekstremitas atas : tangan kanan terpasang cairan infus RL 20 tpm.

Tingkat Kesadaran : Composmentis


GCS : 15 E:4, V:5, M:6
BB: turun 3 Kg (dari 53 kg menjadi 50 kg)
Pemeriksaan penunjang

No. Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Intepretasi


WBC 1.6 L
1. 103/mm3

HGB 11.6 9/ dl
2

PLT 170-380 103 / mm3 147 L 103 Penyakit yang


3 /mm3 berhubungan dengan
anemia
Penurunan trombosit
berkaitan dengan
pendarahan spontan
dalam jangka waktu
yang lama.
DDR (-) / Neg
4.

Pemeriksaan penunjang lain


Medication

No Drug’s Name Dose Indications Contraindicat Adverse Nursing Implications Reference


ions Reactions
1 Bactraz 3 x1 Infeksi sal napas Hipersensitivit Diare, mual, MIMS:
gr/IV : atas & bwh, ISK, as terhadap muntah; ruam Referensi
1 gram infeksi intra penisilin atau makulopatilar, obat edisi
abdominal seperti sefalosporin. urtikaria; 2017
peritonitis, eosinofilia;
kolesistis, demam akibat
kolangitis, infeksi obat
kulit & jar lunak
2 Keterolac 3x1 Penanganan alergi yang Gangguan GI, 1.Pemberian Injeksi secara perlahan Jones &
amp/IV jangka pendek diinduksi SSP, system paling kurang 15 detik Bartlett.
30 mg untuk nyeri akut aspirin atau musculoskeletal, (2015).
AINS. Tukak KV atau 2.Anjurkan kepada pasien setelah Nurse’s
minum obat posisi tubuh harus
peptic hematology, Drug
tegak paling kurang 15 menit.
lambung, system Handbook.
perdarahan pernafasan dan 3.Untuk pasien hamil pada trimester hal 638-
KV, kerusakan kulit, akhir, tidak di ijinkan 641. USA
fungsi ginjal. mengkonsumsi obat ini, karena
dapat mengakibatkan penutupan
dini duktus arterious.

4.Pastikan pasien tidak


mengkonsumsi alcohol saat minum
ketorolac.Ajarkan kepada pasien
untuk menjaga kebersihan mulut
dan sikat gigi berbulu lembut
3 Ceftriaxone 3 x 1 gr/ Anemia, diare, Hipersensitivit Bengkak, nyeri, Kaji tanda infeksi pada awal dan MIMS:
IV: 1 penyakit empedu, as dan kemerahan, sepanjang terapi dilakukan, Referensi
gram penyakit hati, neonatus mual, muntah, sebelum memulai terapi kaji obat edisi
penyakit ginjal sakit kepala, riwayat penyakit pasien untuk 2017
pusing. mencegah reaksi obat dengan
riwayat peyakit pasien.
4

8
9

10

11
Analisa data keperawatan
“S” and “O” data Etiology Problem
DS: “sakit perut sus” Agen cedera fisiologis Nyeri Akut
DO: - Px tampak meringis (Inflamasi)
-Gelisah
- sulit tidur
-Pola nafas berubah
-nafsu makan berubah
P: Nyeri
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: dibagian perut kanan bawah
S: 6
T: timbul setiap saat.
R: 28 x/ menit
P: 112 /menit

DS: “_______” Ketidak mampuan Defisit Nutrisi


DO: -BB menurun 3 Kg mencerna makanan
- Nyeri abdomen
- Nafsu makan ↓
- Membran mukosa pucat
- Px tidak menghabiskan
makanan yang diberikan
- Px makan 3-5 sendok makan
- Mual & muntah
- Status gizi (-)
Gejala Penyakit Gangguan rasa
DS:“tidak nyaman Sus” nyaman
DO: - Gelisah
-Sulit tidur
-tampak merintih
-merasa mual
R: 28 x / menit
P: 112 x/ menit
DS: “Badan saya lemah sekali Sus” Gangguan Tidur Keletihan
DO: - merasa kurang berenergi
-tidak mampu mempertahankan
aktivitas
-Tampak lemas
BP: 110/50 mmHg

Nursing Diagnosis Sesuai Prioritas

1.Nyeri Akut b/d Agen cedera fisiologis (Inflamasi)

2.Defisit Nutrisi b/d ketidak mampuan menerima makanan

3. keletihan b/d gangguan tidur

4. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakait.


Nursing Care Plane

Nama pt:Ny.A Umur:22 Tahun Diagnosa Medis: Apendisitis Nama Perawat:Corner

Date/tim Nursing Planning


No Diagnose Goal Intervensi Rational Implementation Evaluation
e
1 Minggu Nyeri akut b/d Setelah dilakukan 1.identifikasi 1. untuk 08:00 15: 00
20/ 09/ Agen cedera tindakan -identifikasi mengetahui 1.mengidentifikasi S: Nyeri sudah agak
2020 fisiologis keperawatan lokasi, masalah utama skala nyeri didapati berkurang Sus”
(Inflamasi) diharapkan tingkat katakteristik, dari klien agar seperti ditusuk-tusuk
nyeri dapat durasi, frekwensi, dapat menentukan dibagian perut kanan O: -meringis menurun
DS: “sakit perut menurun selama 8 kualitas. intervensi bawah dan timbul -Gelisa cukup
jam tindakan -identifikasi skala selanjutnya setiap saat. menurun
sus”
keperawatan nyeri 08:30 -pola nafas membaik
DO: - Px tampak dengan kriteria 2. Terapeutik 2.memberikan 2.Skala nyeri : 6 -nafsu makan masih
hasil: -Berikan teknik rasa nyaman 09:00 menurun
meringis
-meringis cukup ↓ DBE untuk penghilang 3.Diberikan terapi -skalan nyeri 4
-Gelisah -gelisa cukup ↓ -kontrol rasa nyeri DBE selama 2 menit R: 22 x / mnt
-mual dna muntah lingkungan yang 11:45 P:105 x /mnt
- sulit tidur
↓ memperberat rasa 3.memberi 4.mengontrol
-Pola nafas -pola nafas nyeri. pengetahuan agar lingkungan dengan A:masalah teratasi
membaik 3. Edukasi px dapat memberikan suasana sebagian
berubah
-nafsu makan -Jelaskan strategi mengerti. yang tenang tanpa
-nafsu makan membaik menghilangkan kebisingan. P: Lanjutkan
-pola tidur rasa nyeri 4.Untuk 12:00 intervensi
berubah
membaik -Ajarkan teknik mengurangi rasa 5.menjelaskan
P: Nyeri -nyeri menurun (4) nonfarmakologi nyeri yang kepada Px cara
1-0 4. Kolaborasi dialami Px. menghilangkan nyeri
Q: seperti
-R: 20x/mnt -Kolaborasi dengan Distraksi dan
ditusuk-tusuk P: 100x/mnt pemberian obat DBE
keterolac 14:00
R: dibagian perut
-kolaborasi 6.memberikan obat
kanan bawah pemberian -ketrolac 3x lamp
S: 6 cefriaxone IV: 30 mg
-Batral 3 x 1 IV: 1
T: timbul setiap
mg
saat. -Ceftriaxone 3 x 1 IV: 1
mg
R: 28 x/ menit
P: 112 /menit

Nursing Care Plane

Nama pt:Ny.A Umur:22 Tahun Diagnosa Medis: Apendisitis Nama Perawat:Equne

Date/ti Nursing Diagnose Planning


No Goal Intervensi Rational Implementation Evaluation
me
2. Minggu Defisit Nutrisi b/d Setelah 1.Observasi 1.dapat 08:00 15:00
20/09/2 Ketidak mampuan dilakukan -indentifikasi meningkatkan 1.mengidentifikasi S:”______”
020 mencerna makanan tindakan makanan yang nafsu makan Px makanan yang disukai oleh
keperawatan Px sukai dan mengetahui Px (Buah dna sayur) O:-nyeri abdomen
DS: “_______” diharapkan -monitor BB BB untuk 08:45 cukup menurun
status nutrisi 2.Terapeutik kelanjutan 2.memonitor BB Px -frekwensi makan
DO: -BB menurun 3 Kg
Px membaik -Berikan makan intervensi didapati BB turun 3 kg. cukup menurun
- Nyeri abdomen selama 8 jam yang tinggi serat 2.Agar dapat 09:00 -nafsu makan sedang
tindakan -Berikan mengatasi 3.memberikan makanan -membran mukosa
- Nafsu makan ↓
keperawatan makanan tinggi konstipasi yang banyak sayur-sayuran sedang.
- Membran dengan kalori dan tinggi 3.Agar dapat 11:07
kriteria hasil: protein. bekerjasama 4.memberikan makan A: masalah tercapai
mukosa pucat
-nyeri 3.Edukasi dengan Px untuk tinggi kalori sebagian
- Px tidak abdomen -Ajarkan diet melakukan 11:35
menurun sesuai program intervensi. 5.mengajarkan dan P: lanjutkan
menghabiskan
-Frekunsi 4.Kolaborasi 4.untuk menjelaskan pentingnya intervensi
makanan yang makan -kolaborasi menentukan status untuk makan
membaik pemberian gizi yang harus 14:00
diberikan
-nafsu makan medikasi pasien makan. 6.berkolaborasi untuk
- Px makan 3-5 membaik sebelum makan pemberian obat nyeri untuk
-membran -Kolaborasi mengurangi rasa nyeri
sendok makan
mukosa dengan ahli Gizi. 14:35
- Mual & muntah membaik 7.Berkolaborasi dengan ahli
gizi.
- Status gizi (-)

Nursing Care Plane


Nama pt:Ny. A Umur:22 Tahun Diagnosa Medis: Apendisitis Nama Perawat:Alin

N Date/tim Nursing Planning


o e Diagnose Goal Intervensi Rational Implementation Evaluation
3 Minggu Keletihan b/d Setelah 1.Observasi 1.untuk dapat 08:00 15:00
20/09/20 gangguan tidur dilakukan -monitor lokasi melanjutkan 1.memonitor S: “Sudah Agak
20 tindakan dan ketidak intervensi lokasi dari ketidak mendingan Sus”
DS: “Badan saya keperawatan nyamanan selanjutnya nyamanan didapati
diharaplan -monitor pola 2.dapat nyeri abdomen O: -Gelisa sedang
lemah sekali
tingkat tidur Px meningkaatkan dibagian -frekuensi dan pola
Sus” keletihan 2.Terapeutik kualitas istirahat kananbawah nafas cukup
menurun -sediakan 3.memberikan 08:45 membaik
DO: - merasa
selama 8 jam lingkungan yang arahan untuk 2.memonitor -pola istirahat
kurang berenergi tindakan nyaman mempermudah jam dan pola tidur sedang
keperawatan -berikan aktifitas Px. didapati Px tidur -selerasa makan
-tidak mampu
dengan distraksi yang 4.Asupan yang tidak nyenyak dan sedang
mempertahankan kriteria hasil: menyenangkan baik dapat sering terbangun
-Gelisa cukup 3.Edukasi membuat badan karena nyeri. A: Masalah tercapai
aktivitas
menurun -Anjurkan menjadi segar sebagian
-Tampak lemas -frekwensi melakukan kembali. 09:00
nafas aktivitas secara 3.menganjurkan P: Lanjutkan
BP: 110/50
membaik bertahap kepada Px untuk Intervensi
mmHg -pola nafas 4.Kolaborasi beraktivitas secara
membaik -kolaborasi bertahap
-pola istirahat dengan ahli gizi
membaik tentang cara 12:00
-selera makan meningkatkan 4. Berkolaborasi
membaik asupan makanan dengan ahli gizi
tentang cara ↑
asupan makanan

Nursing Care Plane

Nama pt:Ny.A Umur:22 Tahun Diagnosa Medis:Apendisitis Nama Perawat:Conel

Date/ti Nursing Planning


No Diagnose Goal Intervensi Rational Implementation Evaluation
me
4. Minggu Gangguan rasa Setelah dilakukan 1.Observasi 1.mengatasi agar 09:00 15:00
20/09/2 nyaman b/d tindakan -monitor terapi teknik Observasi
020 gejala penyakit keperawatan terhadap teknik relaksasi dapat 1.monitor relaksasi S:”Sudah lebih
diharapkan status relaksasi dilakukan dengan (DBE dan distraksi). nyaman Sus...”
DS:”Tidak kenyamanan dapat 2.Terapeutik baik oleh Px 10:45
nyaman Sus” meningkat selama 8 -Berikan Px 2.memberikan posisi O:-gelisa cukup
jam tindakan posisi yang 2.Bertujuan yang nyaman (yang disukai menurun
DO:-gelisa keperawatan dengan nyaman memberikan oleh). -mual cukup
-sulit tidur kriteria hasil: -Atur posisi tidur kenyamanan bagi 11:07 menurun
-tampak -Gelisa cukup yang disukai Px. 3.memberikan bantal -perasaan lelah dan
meringis menurun -Berikan bantal pada leher Px. letih sedang
-merasa mual -mual cukup yang tepat pada 12:00 -pola tidur sedang
R: 28x/menit menurun leher 4.menempatkanbel
P:112x/menit -lalah dan meringis -Tempatkan bel dalam jangkauan Px. A:Masalah tercapai
cukup menurun dalam jangkauan sebagian
-pola tidur membaik
P:Lanjutkan
intervensi

Referensi: Diagnosa 1-4


Referensi: PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnosis. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.

Anda mungkin juga menyukai