Anda di halaman 1dari 13

RISET AKUNTANSI

Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di


bidang akuntansi. Hasil riset ini merupakan penyambung antara fenomena sosial di
bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi. Fenomena sosial itu dituangkan
dalam berbagai bentuk “statement ilmiah” sehingga menjadi teori. Teori ini bisa
menjelaskan tentang kebenaran yang sudah ada (deskriptif), mendukung teori yang
ada (justifikasi), mengingkari kebenaran yang sudah lama (refute), atau ingin
melahirkan teori baru.
Pada awalnya, proses mencari kebenaran dimulai dari cara dogmatis, di mana
kebenaran itu berasar dari orang atau pihak yang diberi dan diyakini memiliki otoritas
menetapkan kebenaran. Kemudian, cara ini berkembang dan menggunakan cara
normatif dengan menggunakan logika ilmiah. Lalu, berkembang dan kemudian
menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat kenyataan yang ada di
lapangan (fenomena sosial). Perkembangan ilmu akuntansi yang demikian cepat
akhir-akhir ini didasarkan pada proses penelitian ini. Berbagai teori muncul,
mengingkari kebenaran teori lama, dan teori baru dibangun.
Ada beberapa metode penelitian yang dipakai dalam suatu penelitian. Dalam
ilmu sosial itu sendiri, metode penelitian yang digunakan memiliki perbedaan,
misalnya antara ilmu antropologi dengan ekonomi, dengan sosiologi, dengan
manajemen, dan sebagainya. Dalam menentukan metode penelitian ini ukuran yang
terbaik yang akan dipakai adalah masalah apa yang akan dijawab. Secara garis besar,
ada tiga cara yang dipilih, yaitu :
1. Metode kuantitatif, yaitu menggunakan rumus statistik dalam mengidentifikasi
dan mengolah variabel yang muncul dari problem yang akan dijawab. Metode
ini tepat jika variabel atau permasalahan yang akan diteliti dapat diukur,
dikuantitatifkan, data yang akan diperlukan tersedia dan dapat dibuktikan.
2. Metode kualitatif, yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variabel
yang akan dibahas tanpa harus melakukan pengukuran. Hal ini cocok untuk
membahas topik-topik yang sulit menentukan indikator kuantitatif atau
mengukur variabelnya, data belum tersedia, dan teorinya belum dapat
dibuktikan.
3. Campuran kuantitatif dan kualitatif. Metode ini menggabungkan dua metode
sebelumnya, yaitu sebagian menggunakan metode kuantitatif dan sebagian lagi
menggunakan metode kualitatif.
Metode penelitian digolongkan dalam berbagai cara, misalnya deduktif,
induktif, positif, deskriptif, historis, empiris, laboratorium, interview, observasi, studi
kasus, naratif, dan sebagainya.

A. PROSES PENELITIAN ILMIAH


Suatu teori dilahirkan dari berbagai kegiatan dan tahap penelitian. Hal ini
dapat terlihat dalam siklus tahap dan proses riset, dimana teori dimulai dari problem
menuju hipotesis, menuju desain riset, menuju pengukuran, menuju koleksi data,
menuju analisis data, dan yang terakhir generalisasi atau teoretisasi.
Metode berbeda dengan metodologi. Metode adalah cara melakukan
penelitian. sedangkan metodologi adalah ilmu yang mendasari metode itu. Kegiatan
melakukan riset ini kegiatan yang sudah dikenal dalam dunia ilmiah. Keabsahan
metode yang digunakan menentukan apakah hasil suatu riset itu dapat diakui sebagai
science atau tidak, bahkan Nachimas (1981) menyatakan ”Ilmu bukanlah badan atau
struktur  ilmu yang bersifat khusus atau umum, ilmu menyatu bukan disatukan oleh
masalah atau topiknya tetapi oleh metodologinya.”
Sistem ini tidak tertutup dan tidak bersifat mutlak. Peraturan dan prosedur
secara terus-menerus akan diperbaiki, jika terlihat ada metode dan teknik metodologi
penelitian ilmiah yang baru dan lebih baik dari metode dan teknik metodologi
penelitian yang lama. Metodologi ini merupakan aturan untuk menyampaikan
komunikasi dari pakar science kepada masyarakat, aturan tentang penggunaan logika
yang rasional sistematis, dan aturan yang bersifat intersubjektivitas dan saling
mendukung kebenaran dan fakta secara konsisten.
Menurut tesis Feyerabend, realitas dan masyarakat itu terlalu kompleks dan
dinamis, sehingga tidak mungkin hanya satu metode atau teori yang mendominasi
ilmu pengetahuan. Feyerabend mengemukakan bahwa ilmiawan harus mampu
menerima ide, metode, dan teori yang tidak konsisten atau yang tidak tergantung pada
analisis dan logika. Dengan demikian, menurut Feyerabend, semua peendekatan yang
dilakukan untuk mencari kebenaran adalah valid dan meminta agar ilmiawan lebih
kreatif daripada terikat pada suatu metode ilmiah yang kaku.

2
B. AKUNTANSI : ART, SCIENCE, ATAU ENGINEERING?
Dalam literatur masih dipertentangkan apakah akuntansi sebagai art, science
atau engineering. Menurut Sterling yang merupakan pendukung akuntansi sebagai art
menganggap bahwa akuntansi itu sangat sarat dengan pertimbangan dan penafsiran
pribadi yang dilakukan oleh praktisi di bidang ini sehingga sulit merumuskannya
dalam formula matematis sehingga mereka menyimpulkan bahwa akuntansi lebih
dekat dengan seni.
Para pendukung akuntansi sebagai science mengemukakan bahwa ukmu
akuntansi banyak didominasi oleh prosedur pengukuran yang ketat yang akan
menghasilkan atribut ekonomis yang mempunyai arti seperti dalam hal pengukuran
aset yang dapat dijadikan sebagai dasar peramalan. Dengan melihat perkembangan
suatu science dan melihat kenyataan dan kecenderungan dalam akuntansi, Sterling
berpendapat bahwa akuntansi cenderung mengarah pada science, meskipun tidak
mungkin sama persis mengenai pengukuran antara ilmu ekonomi dengan sicence.
Akuntansi sebagai engineering dikemukakan oleh Dr. Bambang Sudibyo.
Menurut Sudibyo, proses yang dilalui oleh akuntansi adalah proses engineering yang
mengolah data yang belum berguna yang diperoleh dari transaksi keuangan
perusahaan menjadi laporan keuangan sebagai produk, yang pada akhirnya berguna
bagi masyarakat.

C. PARADIGMA AKUNTANSI
Mulanya, akuntansi sebagai ilmu pengetahuan lainnya yang belum tersentuh
oleh akademisi, peneliti, dan scientist lainnya. Namun, hal ini berubah total.
Akuntansi telah menjadi perbincangan dan menjadi bahan riset dan penelitian para
akademisi, universitas, organisasi profesi, dan lainnya. Oleh karena itu, lahirlah
paradigma yang disederhanakan sebagai pola atau model yang sudah berterima
umum.
George Ritzer mendefinisikan paradigma sebagai ciri mendasar dari suatu
yang menjadi perbincangan (subject matter) dalam wilayah science. Di sini dibahas
apa yang akan dipelajari, apa yang akan dipermasalahkan, bagaimana ia harus ditanya,
dan aturan apa yang harus diikuti dalam menerjemahkannya untuk mendapat jawaban.
Paradigma adalah pengertian yang lebih luas dari konsesus dalam science dan dapat
membedakan suatu masyarakat scientist. Dengan masyarakat scientist lainnya. Ia
mengaitkan antara exemplar, teori, metode, instrument yang ada didalamnya.

3
Pada tahun 1977, sebenarnya SOATATA (Statement on Accounting Theory
and Theory acceptance) yang dikeluarkan AAA telah mengidentifikasikan tiga bidang
untuk membahas teori akutansi : (1) pendekatan klasik atau true income/inductive
approach. (2) decision usefulness approach; (3) information/economics approach.
George Ritzer kemudian memperluas domain ini dan jika dikombinasikan keduanya
maka akan lahir enam paradigma akutansi sebagai berikut:

1. The Anthropological/inductive paradigm. Dalam paradigma ini disebutkan


(dianggap, difokuskan) bahwa akuntansi (berfungsi memfokuskan)
mengutamakan hubungan accountability di antara berbagai pihak yang
berkepentingan. Akuntansi dianggap sebagai media untuk memberikan
pertanggungjawaban ke pihak lain, sehingga penggunaan akuntansi current cost
dan current value dalam paradigma ini tidak begitu penting. Dalam riset, yang
menjadi perhatian adalah praktik akuntansi yang berlaku serta sikap manajemen
terhadap praktik itu sebagai alat pertanggungjawaban.
2. The True income / deductive paradigm. Menurut paradigma ini akuntansi
dianggap sebagai salah satu alat ukur yang tepat untuk menilai laba. Maka,
idealnya laba harus diukur dengan menggunakan dasar atau standar yang
tunggal, karena dengan pendekatan ini akan memenuhi kepentingan semua
pihak. Oleh karena itu nilai harga sekarang (current price) lebih bermanfaat
daripada historical accounting, terutama dalam pengambilan keputusan. Dalam
riset, yang menjadi perhatian adalah konstruksi teori akuntansi berdasarkan
konsep yang normatif dan rasional serta perumusan konsep yang ideal dalam
menghitung laba di luar model historical accounting.
3. The Decision usefulness/decision model paradigm. Menurut konsep ini 
akuntansi adalah media atau alat dalam proses pengambilan keputusan sehingga
teori akuntansi harus menggunakan konsep yang mendukung proses
pengambilan keputusan yang tepat disinilah antara lain dianggap “current cash
equivalent” sebagai alat ukur yang ideal. Sehingga akuntansi dipergunakan
untuk membimbing, membuat kebijaksanaan mengenai kriteria legalitas
dividen, pemberian kredit, informasi bagi prospektus investor, penilaian pada
invetasi, membantu tugas pemerintah, dan menghitung pajak. Yang menjadi
perhatian adalah bagaimana agar informasi akuntansi berguna dalam membuat
model pengambilan keputusan.

4
4. The Decision usefulness/aggregate market behavior paradigm. Dalam
paradigma ini disebut bahwa yang menjadi sorotan akutansi adalah tentang
reaksi pasar terhadap data dan angka-angka akutansi. Akuntansi mempengaruhi
kelompok perilaku (aggregate behavior), sehingga yang menjadi sorotan dalam
penilaian isi informasi dan data akuntansi serta prosedur yang dipakai dalam
menghasilkan angka dan data itu adalah kaitan antara informasi dengan reaksi
pasar. Yang menjadi perhatian adalah respon dari aggregate market terhadap
variabel akuntansi. Teori atau hipotesa yang dipakai dalam paradigma ini adalah
Capital Market Efficiency atau Efficient Market Hypothesis. Teori atau hipotesis
ini menyebutkan bahwa informasi akuntansi mempengaruhi harga pasar saham
di bursa. Dengan kata lain, harga saham di bursa digambarkan oleh semua
informasi yang tersedia bagi publik.
5. The Decision usefulness/decision maker/individual user paradigm. Dalam
paradigma ini disebut bahwa akutansi itu dianggap mempuyai pengaruh pada
perilaku individu (individual behavior) bukan reaksi pasar (aggregate behavior)
seperti diatas. Di sini, dianggap bahwa ada hubungan antara informasi atau data
akuntansi lainnya dengan pemakai informasi individual pada pengambilan
keputusan, konsepsi pengambilan yang dilakukannya. Fokus perhatian dalam
konsep ini adalah bagaimana respon pemakai laporan secara individu terhadap
variabel akuntansi. Di sini dianggap bahwa penggunaan data akuntansi
mendorong perilaku manusia, sehingga dalam riset selalu dikaji sampai di mana
kecukupan pengungkapan informasi, sikap pada isu pelaporan keuangan,
kegunaan laporan keuangan bagi individu tertentu, materialitas, dan sebagainya.
6. The Information/economics paradigm. Dalam paradigma ini disebutkan bahwa
kerangka dalam menentukan nilai suatu perubahan dalam sistem informasi
untuk mengambil keputusan-keputusan individu harus melihat nilai ekonomis
atau cost benefit-nya. Dalam kerangka ini diyakini bahwa individu perlu
menghitung kegunaan yang diharapkannya dari suatu sistem informasi khusus.
Sementara itu, yang menjadi perhatian adalah informasi sebagai komoditi
ekonomi, dan  untuk memperoleh sejumlah informasi tersangkut masalah
pilihan ekonomis. Artinya, dalam memilih suatu informasi harus menggunakan
kriteria cost benefit dalam struktur decision theory dan economic theory.

5
D. PENELITIAN DI BIDANG AKUNTANSI
Riset dalam akuntansi terus menerus dilakukan oleh para peneliti akuntansi
dan telah memberikan sumbangan yang begitu besar terhadap perkembangan teori
akuntansi dan profesi akuntansi. Secara internasional, sangat banyak upaya yang
dilakukan berbagai lembaga akademik dan profesi. Namun, di Indonesia untuk
Lembaga atau orang yang melakukan penelitian dan memuat hasil risetnya sangat
terbatas. Padahal, perkembangan ilmu pengetahuan sangat bergantung pada frekuensi
dan kuantitas penelitian yang dilakukan.
Sebagai tambahan dari pendekatan atau bidang-bidang yang telah disinggung
di muka berikut ini adalah bidang - bidang riset yang telah dilakukan dalam akutansi
sebagaimana ditulis Wolk dkk., (1989).
1. The Decision Model Approach. Riset di bidang ini mencoba mempertanyakan
dan mencari jawaban tentang informasi apa yang diperlukan untuk proses
pengambilan keputusan. Dalam bidang riset atau pendekatan ini, bukan
menanyakan kepada pemakai informasi tentang apa yang mereka inginkan,
tetapi informasi apa yang diperlukan dalam situasi tertentu. Maka,
pendekatannya adalah normatif dan dedduktif. Misalnya, dalam riset ini
ditermukan bahwa penggunaan exit value lebih berguna dalam pengambilan
keputusan.
2. Capital Market Research. Riset di bidang ini mencoba meneliti sampai sejauh
mana implikasi informasi keuangan yang baru mempengaruhi reaksi
masyarakat. Berbagai riset empiris telah membuktikan bahwa saham yang
diperdagangkan sangat cepat bereaksi dan bersifat tidak bias tehradap informasi
yang baru. Artinya, harga saham di bursa menggambarkan dampak informasi
yang tersedia bagi publik. Hasil penelitian ini yang menyebabkan munculnya
hipotesis yang disebut Efficient Market Hypothesis. Karena dalam teori Efficient
Market Hypothesis dinyatakan bahwa pendapatan saham sangat ditentukan oleh
risikonya, maka riset lainnya mencoba menilai hubungan antara ukuran-ukuran
risiko yang diambil dari data akuntansi, seperti rasio keuangan dan risiko yang
didasarkan pada pasar.
3. Behavioral Research. Riset di bidang ini meneliti bagaimana pemakai
informasi akuntansi melakukan pengambilan keputusan dan informasi apa yang
mereka butuhkan. Pendekatan yang diterapkan adalah deskriptif. Sebagian besar
penelitian di bidang ini menggunakan laboratorium riset dengan melakukan

6
percobaan.
4. Agency Theory. Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat bagi
hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, oemilik, kreditor, dan
pemerintah. Salah satu hipotesis dalam agency theory ini adalah manajemen
akan mencoba memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan cara
meminimalisasi berbagai biaya agency. Oleh karena itru, manajemen
diasumsikan akan memilih prinsip akuntansi yang sesuai dengan tujuannya
yaitu, memaksimalkan kepentingannya.
5. Information Economics. Dalam bidang ini yang menjadi bahan penelitian
adalah biaya memproduksikan informasi akuntansi. Dengan kata lain, apakah
dengan membuat atau menyusun informasi tertentu, manfaatnya lebih besar dari
biaya yang dikeluarkan untuk itu. Biasanya pendekatan yang digunakan adalah
analisis atau deduktif.
6. Deconstruction. Pendekatan ini merupakan reaksi terhadap otoritas filosofi
termasuk empirisme sebagai kunci ilmu pengetahuan dan pemahaman.
Observasi ilmiah dituangkan dalam bentuk bahasa, termasuk matematik,
statistik, dan bahasa simbolis sebagai alat untuk memberi kesan dan
memberikan persuasi kepada orang lain. Menurut pendekatan ini, kunci untuk
mendominasinya terletak pada penguasaan bahasa.
7. Marxism in Accounting. Marxisme menolak mengenai konsep kapitalisme. Jika
akuntansi dinilai menopang pemilikan pribadi dan menilai kekayaan pemilik,
maka dalam marxisme akan dikaji mengenai bagaimana aset tersebut dapat
ditransfer kepada kelompok buruh melalui berbagai cara, misalnya
meminimalkan laba atau menaikkan pajak untuk didistribusikan kepada
masyarakat.
8. Islam in Accounting. Dengan munculnya sistem ekonomi dan keuangan Islam,
maka muncul pula lembaga bisnis yang dioperasionalkan secara Islami, seperti
bank asuransi, pasar modal, dan sebagainya. Teori ini bukan saja diakibatkan
runtuhnya sosialisme, dan bukan saja karena perilaku sebagian muslim yang
dinilai ekstrem, tetapi juga sejalan dengan penelitian Naisbitt dan Aburdene
dalam megatren-nya, di mana manusia cenderung back to religion karena Islam
bukan saja sebagai tata cara ibadah, tetapi juga tata hidup, yang tentu saja
mempunyai konsep bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi.
Di pihak lain, Ahmed Belkaoui (1987) membagi empat bidang teori dan riset

7
akutansi yang lebih menjelimet sebagai berikut :

1. Functionalist. Disini fokus perhatian teori dan riset akutansi adalah


menjelaskan keteraturan sosial dimana akutansi berperan. Hal ini menyangkut
efektivitas peraturan yang dilihat berdasarkan bukti objektif. Di sini, fenomena
akuntansi dianggap sebagai kenyataan yang terjadi. Gabungan antara fenomena
akuntnasi dan kenyataan dunia digunakan untuk mengembangkan teori yang
dinilai bebas nilai, bukan relatif historis.
2. Interpreactive. Disini perhatian difokuskan pada pengungkapan pengalaman
subjektif dari individu, orang-orang yang terlibat dalam penyajian,
penyampaian, pemeriksaan atau penggunaan informasi akutansi. Dalam bidang
ini penelitian diarahkan pada tiga bidang, yaitu :
o Kemampuan informasi untuk menyusun realitas
o Peranan akutansi sebagai alat linguistik
o Peranan dan image lainnya dari akutansi yang dapat diakukannya
3. Radical Humanist. Penelitian dibidang ini difokuskan pada perubahan yang
radikal. Disini diasumsikan bahwa teori, ilmu dan fakta semata - mata
merupakan refleksi dari pandangan dunia realistis. Dalam pendekatan ini, suatu
saat akuntansi organisasi elite yang tidak dikaitkan dengan ideologi kapitalis
akan muncul, namun disiplin akuntansi akan terus-menerus mendukung
kepentingan dari ideologi kapitalis.
4. Radical Structuralist. Dalam bidang ini pengembangan teori dilakukan dengan
perubahan radikal, dan kemungkinan menggunakan analisis dengan penekanan
pada konflik structural, kritis, pendominasian, dan kontradiksi lainnya yang
ditimbulkan akuntansi. Tidak seperti radical humanist yang sangat menekankan
pada ideologi dan distorsi kesadaran, radical structuralist menekankan pada
kaitan antara akuntansi, ekonomi, dan dominasi hubungan politik.

F. RUANG LINGKUP PENELITIAN AKUNTANSI


Tidak mudah untuk merumuskan topik akuntansi yang bisa dijadikan bahan
tulisan untuk skripsi karena disiplin ilmu ekonomi yang sangat luas, berkaitan dengan
berbagai disiplin ilmu yang lain, perkembangannya juga sangat cepat, serta
keterbatasan SDM. Minimnya kemampuan bahasa serta keterbatasan sarana
perpustakaan, sehingga bagi mahasiswa pemilihan topik juga menjadi lebih sukar,
apalagi jika disamakan dengan standar baku dalam dunia ilmiah secara internasional.

8
Oleh karena itu, perlu diingat bahwa penjelasan yang dimuat dalam bab ini bersifat
rujukan awal untuk memasuki proses pencarian topik yang lebih cocok dengan
perkembangan ilmu itu sendiri. Kita perlu mengetahui akan muncul hasil penelitian
yang akan terbit dari ribuan jurnal.
Penjelasan ini harus di tempatkan sebagai petunjuk saja, sedangkan pedoman
yang mendetail harus dibaca dari berbagai buku metode penelitian dan hasil-hasil
penelitian yang dipublikasikan di berbagai jurnal dan majalah. Pedoman ini hanya
memberikan beberapa kemungkinan bidang yang bisa menjadi alternatif bidang
penelitian. Jurusan Akutansi dapat dibagi dalam berbagai bidang konsentrasi, yaitu :

1. Konsentrasi Akuntansi Keuangan


Bidang ini membahas bagaimana laporan keuangan disusun untuk tujuan
publik. Disini bisa dibahas metode pencatatan, prinsip dan standar akutansi
keuangan, penyajian laporan yang wajar, pemilihan teknik atau standar akutansi,
metode penyusutan, penyisihan, perbandingan metode teori akuntansi, dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan topik ini. Konsentrasi ini dapat lagi
dikelompokkan dalam bidang-bidang berikut ini :

a) Teori Akuntansi
Disinilah mahasiswa melakukan penelitian terhadap elemen-
elemen teori akuntansi yang merupakan upaya untuk mendiskusikan,
menganalisis dan mengkritik konsep, definisi, dalil yang ada dalam
struktur teori akuntansi. Misalnya mengkaji dan menganalisis konsep,
postulat atau paradigma akuntansi, prinsip, sifat-sifat dan kelemahan
akuntansi, bagaimana metode untuk melahirkan teori akuntansi, konsep
akuntansi. Dalam bidang ini, dapat dibahas dengan menggunakan objek
penelitian satu objek atau beberapa objek perbandingan. Contohnya
adalah bidang, topik, judul, atau masalah yang dapat diteliti :
1) Metodologi penelitian apakah yang tepat untuk merumuskan
Teori Akuntansi
2) Apakah sumber informasi yang digunakan para pemakai Laporan
keuangan untuk pengambilan keputusan
3) Konsep/prinsip akuntansi manakah yang kurang relevan dengan
tuntutan pemakai laporan di Indonesia
4) Pihak Manakah yang dominan dalam perumusan standar

9
akuntansi di Indonesia
5) Apa tren akuntansi yang dominan di Indonesia
6) Bagaimana perkembangan akuntansi Islam di Indonesia atau di
dunia

b) Standar Akuntansi
Disini mahasiswa bisa mengkaji, mengalisis, mengkritik,
melaporkan fakta empiris tentang perumusan standar, penerapan dan
hasilnya di lapangan. Termasuk mengkaji dan menganalisis dampaknya
kepada perilaku orang yang berhubungan dengan standar itu (bebavioral
accounting).
Perbandingan standar akuntansi antarnegara, perumusannya,
sejarahnya, dan intervensi politik dalam penyusunan struktur akuntansi.
Contoh judulnya :
1) Sejauh mana industri tertentu menerapkan PSAK.
2) Standardisasi akuntansi mana yang memberikan informasi yang
lebih relevan.
3) Perbedaan standar akuntansi di beberapa negara.
4) Dampak standar akuntansi pada perilaku.

c) Akuntansi sebagai Pertanggungjawaban atau Agency Theory


Disini yang menjadi pokok bahasan adalah membahas hubungan
accountability di antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan dan kaitannya dengan laporan keuangan. Misalnya antara
manajemen dengan pemilik, manajemen denegan karyawan, manajemen
dengan karyawan, manajemen dengan publik, dan lain sebagainya.
Biasanya dalam literatur dikenal agency theory yang melihat hubungan
berdasarkan konsep agent dan principal. Contoh topik yang dapat
dibahas :
1) Bagaimana praktik akuntansi yang dapat memenuhi
pertanggungjawaban manajemen.
2) Bagaimana sikap manajemen terhadap penerapan prinsip
akuntansi yang berlaku.
3) Apakah independen audit diyakini sebagai pemberi data
informasi untuk pertanggungjawaban.

10
4) Cukupkan Laporan Keuangan sebagai media
pertanggungjawaban agent.

d) Perhitungan Laba Akuntansi


Disini dibahas sebagaimana prinsip akuntansi menghitung laba
akuntansi yang sebenarnya. Angka laba ini sangat penting bagi pemakai
laporan untuk pengambilan keputusan sehingga harus di hitung secara
tepat. Aspek laba akuntansi menurut historical accounting dapat
memberi angka laba yang diyakini para pemakai laporan keuangan.
Apakah harus menggunakan current value, replacement cost, atau net
realizable value. Contohnya yaitu, dalam penelitian ini permasalahan
dapat dijadikan bahan penelitian sebagai berikut :
1) Bagaimana struktur teori akuntansi, konsep akuntansi, dan
prinsip akuntansi yang dapat menghitung laba yang tepat di luar
historical cost accounting.
2) Apakah perusahaan atau lembaga tertentu sudah menerapkan
perhitungan laba sesuai dengan konsep accounting income.
3) Bagaimana pendekatan sesuatu perusahaan (kelompok, individu,
beberapa perusahaan) dalam menghitung labanya (di luar model
konvensional).
4) Hal apa yang menimbulkan perbedaan perhitungan laba pajak
dengan konsep laba akuntansi.

2. Akuntansi Manajemen
Disini dibahas bagaimana caranya agar akuntansi dapat dipergunakan
untuk membuat informasi tentang model-model yang berguna dalam
pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen

a) Pengambilan Keputusan
Bagaimana memanfaatkan akuntansi untuk pengambilan
keputusan. Contoh permasalahan yang dapat dibahas adalah sebagai
berikut:
1) Akuntansi dihubungkan dengan penggunaan quantitative models.
Bagaimana perusahaan menggunakan data akuntansi dalam
model pengambilan keputusan misalnya Target Costing,

11
Relevant Costing.
2) Bagaimana rasio keuangan dapat memprediksi bankcruptcy, arus
kas masa depan, take over, take off, dan lain-lain.
3) Bagaimana penerapan Direct Cost, ABC Costing, dan lain
sebagainya dalam menilai kinerja departemen/ bagian/
manajemen.

3. Akuntansi Pasar Modal


Dalam bidang ini yang dapat dibahas adalah bagaimana reaksi pasar
terhadap keluarnya informasi akuntansi, laporan keuangan periodic atau
informasi lainnya. Contoh topik yang dibahas disini adalah sebagai berikut :
1) Pengaruh informasi laporan keuangan pada harga saham.
2) Perbedaan kinerja perusahaan yang mengeluarkan obligasi atau
saham.
3) Fluktuasi saham sebelum atau sesudah merger.
4) Penerapan PSAK pada perusahaan yang terdaftar di BEJ.

4. Akuntansi Perpajakan
Disini dibahas bagaimana akuntansi mengakomodasi masalah peraturan
perpajakan, perbedaan konsep  antara akuntansi dan perpajakan, konsep
pengakuan biaya, pengakuan hasil perbedaan metode penyusunan, deferred tax
dan sebagainya. Contohnya :
1) Dampak depresiasi dipercepat pada pajak penghasilan
perusahaan;
2) Pengaruh metode penilaian terhadap pajak penghasilan;
3) Menyesuaikan Accounting Income dan Tax Income.

5. Auditing
Disini dapat dibahas hal-hal yang berkaitan dengan auditing, teori,
proses, hasil perilaku, dan sebagainya. Contohnya :
1) Peranan operasional audit mengontrol kinerja perusahaan.
2) Menilai resiko audit.
3) Hubungan antara internal control dengan sikap auditor.
4) Efektifitas audit.
5) Perilaku auditee sewaktu ditemukan kesalahan akuntansi.

12
6. Sistem Informasi  Akuntansi
Disini dibahas bagaimana mendesain sistem informasi akuntansi dan
mengahasilkan informasi yang sudah menjadi komoditas. Dalam
pertimbangannya tentu harus memerhatikan cost bonefit ratio. Dalam bidang ini
misalnya dibahas :
1) Pengaruh sistem akuntansi pada efisiensi biaya.
2) Perbedaan tingkat efisiensi pada berbagai model sistem
akuntansi.
3) Penyajian laporan keuangan pada perusahaan/lembaga syariah.
4) Laporan keuangan lembaga nirlaba, dan lain sebagainya.
5) Bagaimana pengungkapan dalam laporan keuangan.
6) Dampak penggunaan EDP system, IT, Internet dan sebagainya
pada disclosure dalam laporan keuangan

13

Anda mungkin juga menyukai