HUKUM LINGKUNGAN
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
TAHUN 2020
PENGERTIAN HUKUM LINGKUNGAN
Daud Silalahi sebagai founder dari Firma ini merupakan tokoh hukum lingkungan Indonesia
yang menyadari pentingnya 3 pilar hukum lingkungan untuk dijaga yaitu :
a) pilar ekonomi
b) lingkungan hidup
c) sosial-masyarakat
1. Tata Lingkungan
2. Perlindungan Lingkungan
3. Kesehatan Lingkungan
4. Kesehatan Manusia
5. Tata Ruang
6. Aspek Sektoral
7. Otonomi Daerah
9. Penegakkan hukum
1. Sanksi Administrasi
Penyelesaian ini bersifat musyawarah antar masyarakat agar terjaminnya mufakat antara
kedua belah pihak. Kedua pihak dapat menggunakan jasa mediator atau pihak ketiga yang
bebas dan tidak memihak untuk membantu menyelesaikan sengketa. Penyelesaian di luar
pengadilan dilakukan untuk tercapainya; bentuk dan besaran ganti rugi, tindakan pemulihan
pasca kerusakan, jaminan agar pencemaran dan kerusakan lingkungan tidak terulang kembali,
dan mencegah meluasnya dampak negatif yang ditimbulkan.
Penyelesaian melalui pengadilan dilakukan apabila terdapat pihak tertentu yang dirugikan
secara materi sehingga pihak yang bertanggung jawab wajib untuk membayarkan sejumlah
uang tergantung putusan pengadilan.
Meskipun sudah ada undang-undang jelas yang mengatur, masih banyak pelanggaran
hukum lingkungan yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan pribadi mereka. Pada
2018, PT. Expravet Nasuba di Sumatera Utara membuang limbah cair ke aliran sungai Deli
karena perusahaan tidak memiliki pembuangan limbah cair yang memadai. Kasus
pencemaran sungai ini mencuat akibat aduan masyarakat kepada pihak berwajib. Akibat
ulahnya, PT. Expravet Nasuba menerima surat peringatan dari Pemerintahan Kota Medan dan
pada akhirnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyegel PT.
Expravet Nasuba.
Penyegelan tersebut sesuai dengan pasal 68, pasal 100 pasal 116 pada Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Masing-
masing pasal tersebut berbunyi :
Pasal 68
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu
gangguan dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu
kali.
Pasal 116
(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan
usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: a. badan usaha; dan/atau b.
orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang
bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak
dalam lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau
pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut
dilakukan secara sendiri atau bersama-sama.
Berdasarkan Undang-Undang hukum lingkungan dan contoh kasus yang pernah terjadi,
diharapkan masyarakat secara keseluruhan dapat memahami dan menyadari bahwa mereka
turut berperan aktif dalam pemeliharaan lingkungan sebagai satu kesatuan dengan lingkungan
serta bagaimana resiko yang akan mereka dapatkan jika melanggar hukum lingkungan.