LP Inc Mai
LP Inc Mai
NAMA : RAMAINI S
NIM : 1907149010265
CI AKADEMIK
Ns.Liza Merianti,S.kep,M.kep
Assamualaikum Wr.wb.
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberika rahmat,taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan pendahuluan ini. Shalawat beserta salam tak lupa kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran
di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Laporan pendahuluan ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan
semkasimal mungkin. Namun, kami menyadari bahwa penyusunan laporan
pendahuluan ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta
kekurangan. Maka dari itu kami mohon saran dan masukan dari semua yang membaca
laporan pendahuluan ini terutama dosen mata kuliah Martenitas yang kami harapkan
sebagai bahan koreksi untuk kami.
Ramaini S
BAB I
PERSALINAN NORMAL
A. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun tidak dikelola
dengan baik dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah& Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses mengeluarkan bayi yang cukup bulan atau cukup
bulan, disusul dengan menggunakan plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).
B. SEBAB-SEBAB PERSALINAN
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormon progesteron dan
estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul progesteron naik.
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan otot-otot rahim sehingga
menyebabkan sirkulasi utero-plasenta.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukkan ke dalam
kanalisservikalis dengan tujuan untuk menyelesaikan frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin tetes yang mengandung oksitosin sesuai tetesan
perinfus.
C. PATOFISIOLOGI
D. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN
Tanda-Tanda In Partu:
1. Rasa sakit karena kehadirannya yang berkencan lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian
servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar
E. FAKTOR PERSALINAN
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan
lahir tanpa hambatan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari:
a. Os. Coxae
1) Osillium
2) Os. Iskium
3) Os. Pubis
b. Os. Sacrum = promotorium
c. Os. Coccygis
a. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
b. Pintu Bawah Panggul (PBP) membuka simfisis dan arkuspubis, disebut outlet
c. Ruang panggul yang sebenarnya berada di antara lubang masuk dan keluar.
Bidang-bidang:
a. Bidang Hodge I: membentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
dan promontorium
b. Bidang Hodge II: sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c. Bidang Hodge III: sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri.
2. KEKUATAN
Kekuatan adalah kekuatan atau tenaga untuk menciptakan yang terdiri dari
rahimnya yang kontraksi dan tenaga meneran dari ibu. Kekuatan merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-
otot rahim.
Adalah kontraksi uterus karena otot - otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Pada saat kontraksi otot - otot rahim menguncup menjadi lebih tebal dan
lebih pendek. Kavumuteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung
amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
Kontraksi uterus / Yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik
dan sempurna memiliki sifat-sifat:
a. kontraksi simetris
b. fundus dominan
c. relaksasi
f. terasa sakit
g. terkoordinasi
a. Pada uterus dan servik , Rahim teraba keras / padat karena kontraksi. Tekanan hidrostatis
udara dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa sakit karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan nadi
dan tekanan darah.
Dalam melakukan observasi pada ibu - ibu bersalin hal - hal yang harus
diperhatikan dari:
e. Interval Jarak antara satu dengan yang berikutnya, misalnya yang datang setiap 2 sampe
3 menit
Palsu-nya
Nya adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing
dan otot-otot dinding perut yang terasa sakit. Palsu muncul beberapa hari hingga satu
bulan sebelum hamil cukup bulan. Nyawa dapat berbahaya yaitu dengan membuat
pasien jadi pada saat persalinan sungguhan mulai pasien dalam kondisi yang buruk,
baik fisik maupun mental.
a. Inertia Uteri
1) miliknya yang lemah, pendek dan lemah dari dia yang normal yang terbagi
menjadi: Inertiauteri primer: lebih dari semula
b. Bahasa Tetania
Nya yang terlalu kuat dan terlalu sering, jadi tidak ada peluang reaksi otot rahim. Akibat
dari tetaniauteri dapat terjadi:
1) Persalinan Presipitatus
5) Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan inversi uteri
6) Tetaniauteri menyebabkan asfiksia intra uterin hingga kematian janin dalam rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot
rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengangkutan janin dari dalam
rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:
2) Pimpinan persalinan
3. PENUMPANG
Penumpang terdiri dari janin dan plasentaa . Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar dan
keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi
jalan persalinan.
Kelainan - kelainan yang sering dipindahkan dari pihak passangger adalah kelainan
ukuran dan bentuk kepala anak seperti hidrosefalus atau anencephalus, kelainan
terletak seperti letak atau pun letak dahi, kelainan anak-anak seperti anak-anak yang
duduk di posisi duduk atau posisi sungsang.
4. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif terdiri dari kelegaan hati, seolah-olah pada saat yang benar-benar
terjadi, “kewanitaan sejati” yaitu kebalikan rasa bangga yang bias diperoleh atau
dihasilkan dengan baik. Mereka sepertinya-olah mendapatkan kepastian tentang
kehamilan yang semula dianggap sebagai “keadaan yang belum pasti” sekarang
menjadi hal yang nyata.
Psikologis diterbitkan:
c. Kebiasaan adat
c. Medikasi persalinan
5. PENOLONG
Peran dari penolong dalam hal ini Bidan adalah pertimbangan dan komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan keterampilan
dan kesiapan dalam proses persalinan.
F. KALA PERSALINAN
Dalam partu, ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik mulai dibuka
dan mendatar, darah diterbitkan dari pecahnya pembuluh darah kapiler,
kanalisservikalis.
a. Fase laten
b. Fase aktif
3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.
4) Akhir kala I servik selesai dilatasi penuh, uterus servik dan teruskan vagina menjadi
saluran, selaput amnioruptur, kontraksi uterus kuat setiap 2-3 menit selama 50-60
detik untuk setiap kontraksi, kepala janin naik ke panggul.
Terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit lagi, kepala janin telah masuk
dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang dipantulkan oleh otot-otot ngedan dibuka. Pada waktu itu kepala janin mulai
kelihatan, vulva dibuka dan perineum meregang. Dengan mengedan yang terpimpin
akan lahir dan diikuti oleh seluruh tubuh janin. Kala II pada primi 1,5-2 jam, pada multi
0,5 jam.
a. Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi kepala belakang, ditemukan hampir 95% dari semua
penilaian.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi perut dan
kadangkala sebelum atau pada saat persalinan awal dengan pemeriksaan vagina
( toucher ). Pada sebagian besar kasus, presentasi belakang kepala masuk ke dalam
pinggul atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan
dulu posisi persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun
kecil melintang dan anterior.
Karena panggul memiliki bentuk yang tertentu, sedangkan ukuran-ukuran kepala bayi
lebih sama dengan ukuran pada panggul, maka jelaskan bahwa kepala harus
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang
panggul dan di pintu panggul, cari anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis
dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan mempersulit
persalinan, karena diameter antero posterior adalah ukuran yang dikeluarkan dari
pintu atas panggul. Lebih lanjut tentang pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam
jurusan maju belakang yang menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu
bawah panggul adalah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari gerakan persalinan adalah:
a. Penurunan kepala.
b. Fleksibilitas.
d. Ekstensi.
e. Ekspulsi.
Dalam beberapa gerakan akan terjadi, akan tetapi untuk lebih jelasnya akan membahas
tentang itu satu persatu.
b. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya terjadi
pada bulan lalu dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada
permulaan persalinan. Memasuki kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura
sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Memasuki kepala melewati pintu
atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu jika sutura sagitalis
terletak di tengah-tengah jalan yang dapat diambil di antara simpisis dan
promontorium.
Pada sinklitismusosparietal depan dan belakang sama tinggi. Jika sutura sagitalis agak
ke depan diadakan simpisis atau agak ke belakang pindah promontorium, maka
disetujui kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu:
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi jika berat
gerakan ini dapat menimbulkan disproporsisepalopelvik dengan panggul yang
menyebabkan normal.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini
menyebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang
menyebabkan tekanan langsung pada fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
terjadi terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan
dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan
lahir. Kurangi tekanan ini juga karena tekanan cairan intra uterus, kekuatan mengejan
atau adanya kontraksi otot perut dan melurusnya badan anak.
d. Sutura sagitalis lebih simpisis dan osparietal depan lebih rendah dari osparietal
depan
c. Fleksibilitas
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya
kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat
ke Arah dada janin jadi ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar Dengan
adanya fleksi, diameter suboccipitobregmatika (9,5 cm) diameter
diametersuboccipitofrontalis (11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin
dalam posisi fleksi maksimal.
Kembali paksi di dalam adalah bagian dari pembahasan yang diambil dari depan ke
kanan dari simpanan. Pada presentasi belakang kepala bagian yang paling rendah
daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan
kearahsimpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi
dalam merupakan usaha untuk mengatur posisi dengan bentuk jalan lahir khusus
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
e. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah
simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena
gerakan jalan lahir di pintu bawah panggul menuju ke depan dan ke atas harus ke arah
yang harus dilangsungkan untuk melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada saat
mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada
perineum dan dapat menembusnya.
Kepala yang telah lahir selanjutnya memperbaiki restitusi yaitu kepala bayi memutar
kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi
karena putaran paksi dalam. Bahu melewati pintu dalam diam miring. Di dalam
rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu tergantung pada ukuran
bahu (diameter bisa kromial) memasang diri dalam diameter anteroposterior dari pintu
bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga menyelesaikan putaran
hingga belakang kepala berhadapan dengan umbi ischiadikum sepihak.
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,
selanjutnya seluruh badan bayi disetujui searah dengan gerakan jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, ulir kepala yang adekuat, dan ukuran janin dengan
rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya bergerak cepat setelah mencapai
dasar panggul, dan persalinan tidak semakin meningkat panjang. Namun pada kira-
kira 5-10% kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh
kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau memutar, rotasi mungkin
tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khusus jika janin besar.
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan
fundusuteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke
dalam vagina dan akan muncul secara spontan atau dengan sedikit peningkatan dari
simpisis / fundusuteri, seluruh proses berjalan 5-30 menit setelah bayi lahir. Sekitar
100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, ibu hamil menentang
bahaya perdarahan postpartum. Dengan mempertahankan kontraksi dan retraksi
uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat didukung dengan obat-
obat oksitosin.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Pemeriksaan Hb
H. PENATALAKSANAAN
1. Ibu:
a. Gurita, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, sampo, sikat gigi dan pasta gigi
2. Bayi:
3. Penolong:
a. Memakai APD, terdiri dari: Sarung tangan steril, Masker, Alas kaki, celemek
e. Memastikan itu bersih, hangat (minimal 25 o C, pencahayaan cukup dan bebas
dari tiupan angin.
4. Alat:
e. Episiotomi Gunting
l. 4 kain bersih
Bahan:
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
f. Stetoskop
g. Tensi meter
5. Obat-Obatan
Ibu:
c. 3 botol RL
d. 2 Ampul logam ergometrin maleat (disimpan dalam suhu 2-8 0 C
Bayi:
b. Vit K 1 mg
I. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengakajian
1) Integritas ego
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada pemberi pinjaman merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
Standar Diagnosa Keperawatan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
No Indonesia
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
Menjalani pemeriksaan
tidak tepat
Menunjukkan perilaku
berlebihan
Kelebihan berat badan Ortopnea menurun menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah)
1) Aktivitas istirahat
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih.
3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan mobilitas gastrik.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan aliran darah
c. Intervensi
1 Nyeri akut SLKI: SIKI :
Penyebab :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen nyeri
1. Agen pencedra fisiologis (mis. Inflamasi 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada pasien
Observasi
iskemia, neoplasma) berkurang dengan kriteria hasil :
2. Agenpencedera kimiawi (mis. Terbakar, - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
bahan kimia iritan) Tingkat Nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, 1. Nyeri berkurang dengan skala 2
- Identifikasi skala nyeri
amputasi, prosedur operasi, taruma, dll) 2. Pasien tidak mengeluh nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
3. Pasien tampak tenang
- Identifikasi factor yang memperingan
Gejala dan tanda mayor 4. Pasien dapat tidur dengan tenang
dan memperberat nyeri
Subjektif : mengeluh nyeri 5. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
100 x/menit)
Objektif tentang nyeri
6. Tekanan darah dalam batas normal
Tampak meringis - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
Bersikap proaktif (mis. waspada, - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
7. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
posisi menghindari nyeri) kualitas hidup pasien
Kontrol Nyeri
Gelisah - Monitor efek samping penggunaan
Frekuensi nadi meningkat 1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
analgetik
Sulit tidur dengan menggunakan manajemen nyeri
- Monitor keberhasilan terapi
Gejala dan tanda minor 2. Mampu mengenali nyeri (skala,
komplementer yang sudah diberikan
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Subjektif : - Terapeutik
Status Kenyamanan
Objektif
- Fasilitasi istirahat tidur
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
Tekanan darah meningkat berkurang - Kontrol lingkungan yang memperberat
Pola nafas berubah nyeri ( missal: suhu ruangan,
Nafsu makan berubah pencahayaan dan kebisingan).
Proses berpikir terganggu - Beri teknik non farmakologis untuk
Menarik diri meredakan nyeri (aromaterapi, terapi
Berfokus pada diri sendiri pijat, hypnosis, biofeedback, teknik
diaforesisi imajinasi terbimbimbing, teknik tarik
napas dalam dan kompres hangat/ dingin)
Edukasi
2 Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Gangguan Makan
selama ........ jam, maka status nutrisimembaik
Faktor risiko : Observasi :
dengan kriteria hasil :
1. Ketidakmampuan menelan makanan 1. Kekuatan otot pengunyah meningkat 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan 2. Kekuatan otot menelan meningkat cairan serta kebutuhan kalori
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien 3. Serum albumin meningkat Terapiutik :
4. Peningkatan kebutuhan metabolisme 4. Ungkapan keinginan untuk meningkat 1. Timbang berat badan secara rutin
5. Faktor ekonomi (misal, finansial tidak nutrisi meningkat 2. Diskusikan perilaku makanan dan jumlah
mencukupi) 5. Pengetahuan tentang pilihan aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
6. Faktor psikologis (misal, stres, makanan/minuman yang sehat meningkat sesuai
keengganan untuk makan) 6. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi 3. Laukan kontrak perilaku (misal, target berat
yang tepat meningkat badan, tanggungjawab perilaku)
7. Penyiapan dan penyimpanan makanan/ 4. Berikan penguatan positif terhadap
minuman yang aman meningkat keberhasilan target dan perubahan perilaku
8. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai 5. Berikan konsekuensi jika tidak mencapai
dengan tujuan kesehatan meningkat target sesuai kontrak
9. Perasaan cepat kenyang menurun 6. Rencanakan program pengobatan untuk
10.Sariawan menurun perawatan dirumah
11.Rambut rontok menurun Edukasi :
12.Diare menurun 1. Anjurkan membuat catatan harian tentang
13.Berat badan membaik perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
14.Nafsu makan membaik makanan (misal, pengeluaran yang disengaja,
15.Bising usus membaik muntah, aktivitas berlebih)
16.Index massa tubuh membaik 2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
17.Tebal lipatan kulit triceps membaik 3. Ajarkan keterampilan koping untuk
18.Membran mukosa penyelesaian masalah perilaku makan
19.Frekuensi makan membaik
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat
badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
6) Pernafasan
7) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
1 Nyeri akut SLKI: SIKI :
Penyebab :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Manajemen nyeri
4. Agen pencedra fisiologis (mis. Inflamasi 3 x 24 jam diharapkan nyeri pada pasien
Observasi
iskemia, neoplasma) berkurang dengan kriteria hasil :
5. Agenpencedera kimiawi (mis. Terbakar, - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
bahan kimia iritan) Tingkat Nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
6. Agen pencedera fisik (mis. Abses, 8. Nyeri berkurang dengan skala 2
- Identifikasi skala nyeri
amputasi, prosedur operasi, taruma, dll) 9. Pasien tidak mengeluh nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
10. Pasien tampak tenang
- Identifikasi factor yang memperingan
Gejala dan tanda mayor 11. Pasien dapat tidur dengan tenang
dan memperberat nyeri
Subjektif : mengeluh nyeri 12. Frekuensi nadi dalam batas normal (60-
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
100 x/menit)
Objektif tentang nyeri
13. Tekanan darah dalam batas normal
Tampak meringis - Identifikasi budaya terhadap respon nyeri
(90/60 mmHg – 120/80 mmHg)
Bersikap proaktif (mis. waspada, - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
14. RR dalam batas normal (16-20 x/menit)
posisi menghindari nyeri) kualitas hidup pasien
Kontrol Nyeri
Gelisah - Monitor efek samping penggunaan
Frekuensi nadi meningkat 1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang
analgetik
Sulit tidur dengan menggunakan manajemen nyeri
- Monitor keberhasilan terapi
Gejala dan tanda minor 2. Mampu mengenali nyeri (skala,
komplementer yang sudah diberikan
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Subjektif : - Terapeutik
Status Kenyamanan
Objektif
- Fasilitasi istirahat tidur
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
Tekanan darah meningkat berkurang - Kontrol lingkungan yang memperberat
Pola nafas berubah nyeri ( missal: suhu ruangan,
Nafsu makan berubah pencahayaan dan kebisingan).
Proses berpikir terganggu - Beri teknik non farmakologis untuk
Menarik diri meredakan nyeri (aromaterapi, terapi
Berfokus pada diri sendiri pijat, hypnosis, biofeedback, teknik
diaforesisi imajinasi terbimbimbing, teknik tarik
napas dalam dan kompres hangat/ dingin)
Edukasi
2. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran Setelah dilakukan asuhan keperawatan · Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5 – 15
balik vena selama…..,diharapkan kondisi cardiovaskuler menit
pasien membaik dengan criteria hasil: · Anjurkan pasien untuk inhalasi dan ekhalasi
selama upaya mengedan
o TD dan nadi dbn
· Anjurkan klien / pasangan memilih posisi
o Suplay O2 tersedia
persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi
3. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas Setelah asuhan keperawatan · Bantu klien dan pasangan pada posisi tepat
kulit b/d pada interaksi hipertonik selama….,diharapkan integritas kulit terkontrol
· Bantu klien sesuai kebutuhan
dengan criteria hasil:
· Kolaborasi epiostomi garis tengah atau
o Luka perineum tertutup (epiostomi)
medic lateral
4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal dengan cepat
Nadi melambat
4) Nyeri / ketidaknyamanan
5) Seksualitas
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
c. Intervensi
Diare plasmanate
Pemantauan cairan
Observasi
Bersikap proaktif (mis. (90/60 mmHg – 120/80 mmHg) - Monitor efek samping penggunaan analgetik
waspada, posisi menghindari 21. RR dalam batas normal (16-20 - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
Gelisah Terapeutik
Frekuensi nadi meningkat Kontrol Nyeri - Fasilitasi istirahat tidur
Sulit tidur 1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang - Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri ( missal: suhu
Gejala dan tanda minor dengan menggunakan manajemen nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan).
Subjektif : - 2. Mampu mengenali nyeri (skala, - Beri teknik non farmakologis untuk meredakan nyeri
Objektif intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) (aromaterapi, terapi pijat, hypnosis, biofeedback, teknik
Tekanan darah meningkat
Status Kenyamanan imajinasi terbimbimbing, teknik tarik napas dalam dan
Pola nafas berubah
1. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri kompres hangat/ dingin)
Nafsu makan berubah berkurang Edukasi
Proses berpikir terganggu
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Menarik diri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Berfokus pada diri sendiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
diaforesisi - Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Risiko tinggi terhadap cedera maternal Setelah dilakukan asuhan keperawatan · Palpasi fundusuteri dan massase dengan perlahan
b/d posisi selama persalinan selama….,diharapkan cidera terkontrol
· Kaji irama pernafasan
dengan criteria hasil:
· Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan
o Plasenta keluar utuh
antiseptic
o TTV dbn
· Kaji perilaku klien dan perubahan system saraf pusat
· Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim ke laboratorium
untuk menentukan golongan darah bayi
· Kolaborasi pemberian cairan parenteral
5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau
meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran
pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot
tremor
8) Keamanan
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
c. Intervensi
diaforesisi Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diare plasmanate
Pemantauan cairan
Observasi
EVIDENCE BASED
1. JURNAL I
Judul Pengaruh Yoga Prenatal Dan Hypnobirthing Terhadap Proses Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin Di Bpm Restu
Depok Periode Januari-Juni Tahun 2017
Jurnal Tria Eni Rafika Devi, Kursih Sulastriningsih, Erie Tiawaningrum
Volume dan halaman Jurnal Bidan 0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018
Tahun 2017
Penulis Tria Eni Rafika Devi, Kursih Sulastriningsih, Erie Tiawaningrum
Reviewer Ramaini S
Tanggal 9 april 2020
Tujuan penelitian mengetahui bagaimana pengaruh yoga dan hypnobirthing terhadap proses persalinan kala I pada ibu bersalin di
BPS Restu Depok periode januari-juni tahun 2017
Subjek penilitian ibu bersalin di BPM Restu Depok periode Januari-Juni tahun 2017 yang melakukan yoga dan hypnobirthing
maupun yang tidak melakukan yoga dan hypnobirthing dari bulan Januari-Juni yaitu sebanyak 70 orang.
Metode peneitian Metode Eksperimen, Sedangkan pendekatan nya adalah dengan membandingkan kelompok statis (Statistic
Group Comparison).
Hasil penelitian kekuatan penelitian Hasil menunjukkan bahwa Proses persalinan yang dilakukan yoga dan tanpa yoga didapatkan bahwa ada
pengaruh yangsignifikan yoga terhadap proses persalinan kala I. Proses persalinan yang dilakukan hypnobirthing
dantanpa hypnobirthing didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan hypnobirthing terhadap proses
persalinan kala I.
Langkah-langkah terapi Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan mengambil semua populasi yang berjumlah 70 orang ibu bersalin. 35 orang yang mengikuti yoga dan
hypnobirthing dan 35 orang yang tidak mengikuti yoga dan hypnobirthing. Rancangan pengukuran variabel
disusun dengan maksud agar penelitian ini dapat dilakukan seefektif mungkin dalam pengukuran data dan
pengolahan data. Teknik pengukuran yang digunakan adalah rekam medik atau patograf dan alat ukur berupa
ceklist.
2. JURNAL II
Judul Pengaruh posisi mengedan terhadap lama kala II persalinan di Rumah Sakit X tahun 2018
Jurnal Asmah Sukarta , Rosmawaty
Volume dan halaman Jurnal Kebidanan dan Keperawatan 'Aisyiyah, 15 (1), 2019, 91-97
Tahun 2018
Penulis Asmah Sukarta , Rosmawaty
Reviewer Ramaini S
Tanggal 9 April 2020
Tujuan penelitian Mengetahui pengaruh posisi mengedan terhadap lama kala II persalinan di Rumah Sakit X tahun
2018.
Subjek penilitian Ibu bersalin di Rumah Sakit X. Jumlah populasi sebanyak 83 orang diambil dari jumlah persalinan
normal selama 2 bulan
Metode peneitian Jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data dalam 1 kali pada 1
waktu yang dilakukan pada variabel terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini digunakan untuk
melihat hubungan antara variabel 1 dengan variabel lainnya.
Hasil penelitian kekuatan penelitian Jumlah ibu bersalin dengan posisi mengedan setengah duduk dengan lama kala II persalinan lebih
banyak dengan kategori lebih lama persalinannya yaitu sebanyak 26 orang (87%) . Kelebihan posisi
setengah duduk yaitu sumbu jalan lahir yang ditempuh janin untuk bisa keluar menjadi lebih
pendek. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama. Posisi ini sering kali nyaman
bagi ibu dan ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi. Memudahkan penolong
melahirkan kepala bayi. Sedangkan kelemahannya posisi ini dapat menimbulkan keluhan punggung
ibu pegal. Sedangkan jumlah ibu bersalin dengan posisi mengedan miring dengan lama kala II
persalinan kategori lebih singkat lebih banyak sebanyak 22 orang (73%), kategori normal sebanyak
8 orang (27%) dan tidak ada kategori lebih lama persalinannya.
DAFTAR PUSTAKA