Anda di halaman 1dari 2

BAB 5 PROSES PROTOTYPING

A. PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE


Pembuatan prototype disebut dengan Prototyping. Tujuan Prototyping adalah sebagai
penguji daya tahan bentuk usaha yang ingin kita buat. Dengan adanya kegiatan prototyping,
para wirausahawan, khususnya enterpreneur akan mengetahui keunggulan dan kelemahan
badan usaha yang dibangunnya.
1. Kegiatan Prototyping sebagai artefak dalam pembuatan desain
Bila dilihat sebagai artefak, prototype mengandung karakteristik sebagai berikut :
- Mendukung kreativitas
- Membantu pengembang untuk menangkap dan menghasilkan ide
- Memfasilitasi pengembang dan memberikan informasi yang relevan tentang
pengguna prototype
Menganalisa kegiatan prototyping berdasarkan 4 dimensi :
a. Dimensi Representasi
Berarti menggambarkan bentuk prototype, misalnya kumpulan kertas, sketsa,
dan simulasi komputer.
b. Dimensi Presisi
Menggambarkan tingkat ketelitian prototype yang akan di evaluasi.
c. Dimensi interaktif
Menggambarkan sejauh mana hubungan antara konsumen dengan prototype
yang dibuat oleh wirausahawan.
d. Dimensi Evolusi
Menggambarkan prediksi siklus hidup dari suatu prototype, misalnya
prototype tersebut bersifat sekali pakai atau permanen.

2. Tahapan – tahapan dalam prototyping


Strategi utama dalam prototyping adalah pekerjaan yang mudah terlebih dahulu dan
disampaikan hasilnya kepada pengguna sesegera mungkin.
Harris (2003) membagi prototyping dalam enam tahapan. Tahapan-tahapan tersebut
antara lain:
a. Mengidentiiikasi model prototype. Dalam bagian ini, pihak wirausahawan atau
enterpreneur menjadi mengerti apa saja yang ada di dalam badan usaha yang
mereka buat.
b. Rancang bangun prototype, dengan bantuan software seperti word processor,
spreadsheet, database,pengolah grafik, dan software CASE (Computer-Aided
System Engineering).
c. Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk
tujuan demonstrasi.
d. Siapkan prototype USD (User ’s System Diagram), untuk mengidentifikasi bagian-
bagian dari perangkat lunak yang diprototypekan.
e. Evaluasi dengan pengguna, untuk mengevaluasi prototype dan melakukan
perubahan jika diperlukan.
f. Transformasikan prototype, menjadi perangkat lunak yang beroperasi penuh dengan
melakukan penghilangan kode-kode yang tidak dibutuhkan, penambahan program-
program yang memang dibutuhkan dan perbaikan dan pengujian perangkat lunak
secara berulang

Anda mungkin juga menyukai