Anda di halaman 1dari 1

Di jawa barat masih pakai carat atap langsung, yagn membedakan ada program tracing covid.

Karena di
jawa barat sudah zona maerah. Siapa pun pasien yang ada gejala batuk, anosmia, dan sesak nafas.
Tracing bukan Cuma pasien, tapi keluarganya juga. Kalua ada salah satu keluarga yg positif atau hasilnya
reaktif

1. Jangan panik/stress
2. Yagn kena bapaknya, tetapi karena ada orang lain juga dalam satu rumah, akan dilakukan swab
satu keluarga. Ada perjanjian untuk isolasi mandiri dulu

Konsultasi masih sama, kalua mau mendapat indormasi lebih tentang covid ada flyer, di cianjur
dinamakan 3M untuk covid (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan).

Kalau pasien ada gejala, bisa dating ke puskesmas dengan menceritakan keluhannya dan membawa hasil
reaktif tanpa menuggu hasil swab. Kalua tidak ada gejala, setelah hasil swab keluar pasien bergejala 
rujuk ke rs rujukan covid dengan diagnosis suspek covid 19. Baik di puskesmas mauupun di rs, dengan
adanya pasien dengan gejala suspek yangsangat jelas akan dioper ke rs rujukan, kalua tidak ada gejala
akan dioper ke wisma atlet.

Pasien yabg menolak pasti ada, bahkan ada yang hasil rontgennya paru-parunya sudah putih semua dan
sesak berat. Keluarga pasien menolak pasien suspek covid untuk dirujuk dan dilakukan isolasi. Semua
pasien berhak menolak tindakan dokter, dengan catatan ada surat pernyataan pasien menolak tindakan
dokter penolakan isolasi. Setelah isolasi, dokter puskesma tetap melakukan pemantauan terhadap
pasien.

Selama pandemic, jumlah pasien yang konsultasai dalam sehari dibatasi. Awalnya pasien dipotong
hingga 30%. Lama kelamaan dilihat perkembangan pandemic, sampai sekarang ditingkatkan lagi hingga
50%. Sebelumnya semua tenaga kesehatan ada yagn kerja 24 jam atau 12 jam, sekarang dibagi menjadi
4 shift, sehari yang masuk 9 orang dari total pegawai di puskesmas, dan tidak semua poli buka, beberapa
kegiatan dioper ke puskesma pembantu agar pasien tidak menumpuk di puskesmas utama. Jam kerja
tenaga kesehatan sekarang 40 jam per minggu.

Karena angka positif covid meningkat, nakes dibagi menjadi 2, satu hari masuk dan satu hari tidak. Hal
ini dilakukan untuk mengurangi kontak selama pandemic.

Ada home visit, untuk penyakit infeksius seperti TB, untuk melihat apakah pasien patuh minum obat,
memakai masker setiap hari (apalagi sekarang pandemic) agar tidak menularkan anggota keluarga
lainnya. Sekarang home visit lebih difokuskan ke TB dan Covid 19. Kalua penyakit tidak menular seperti
diabetes yang memerlukan obat dan pemeriksaan jangka Panjang, pasien diarahkan ke posyandu di
dekat rumah pasien.

Anda mungkin juga menyukai