Anda di halaman 1dari 3

Membantu dengan “hanya” mendengarkan

Oleh: Yovie Kyu

Sebut saja namanya Annisa. Usianya baru 19 tahun, akan tetapi ia sudah memiliki restoran yang
sangat mewah di kota Sukabumi. Tentu saja ia dipandang luar biasa oleh teman-teman
sebayanya. Seringkali Annisa dengan teman-temannya hang out dan makan di tempat-tempat
terkenal di Sukabumi. Entah karena terlalu baik atau menjaga gengsinya, Annisa seringkali
menawarkan untuk membayarkan seluruh pesanan makanan atau pun hal-hal yang ingin dibeli
oleh teman-teman kesayangannya tersebut.

Sampai di satu momen tertentu, secara tidak sadar Annisa telah banyak menggunakan uang yang
seharusnya tidak boleh diganggu gugat. Itu dikarenakan uang tersebut adalah uang agar restoran
yang dimilikinya terus beroperasi. Annisa lalai karena tak bisa mengatur keuangan. Akhirnya ia
terpaksa mengutang ke salah satu bank swasta sebesar 200 juta Rupiah agar usaha restorannya
tetap berjalan.

Annisa sangat bingung, untuk gadis belia seusianya memiliki hutang yang sebesar itu adalah hal
yang fantastis dan luar biasa. Ia benar-benar bingung bagaimana caranya ia berhasil melunasi
uang yang sebesar itu. Annisa menutupi permasalahannya tersebut. ia tak mau menceritakan hal
ini kepada orang lain, apalagi ornagtuanya yang juga telah banyak membantunya dalam usaha
bisnisnya.

Namun, saat ia menyimpan masalahnya sendiri, tak ada satu pun solusi dan jalan keluar yang
muncul di kepalanya. Ia benar-benar penat dengan jumlah hutang yang sebanyak itu. Akhirnya,
salah satu rekan saya yang mulai merintis sekolah bisnis suatu hari mengadakan sebuah
pertemuan di restoran milik Annisa di Sukabumi.

Setelah mengamati dari kejauhan dan memastikan bahwa rekan saya tersebut memang konsultan
bisnis, akhirnya Annisa mendekati teman saya tersebut dan meminta di berikan jalan keluar atas
permasalahan yang tengah dihadapinya. Annisa menceritakan kronologi permasalahannya dari
awal sampai akhir. Sementara rekan saya tersebut yang juga baru belajar terjun ke dunia bisnis
tak bisa memberikan solusi apa-apa kecuali menasehati Annisa agar ia bisa bersabar dan
mengatur keuangan restoran sebagaimana mestinya.
Tiga bulan berlalu. Annisa menghubungi rekan saya melalui telepon dan mengabarkan
hutangnya sudah terbayar 150 juta Rupiah. Tinggal 50 juta Rupiah lagi hutang yang tersisa dan
setelah itu Annisa bisa bebas dari jeratan hutang yang snagat membuatnya frustasi tersebut.
rekan saya merasa heran, mengapa Annisa bisa menutupi hutangnya dengan waktu relatif cepat
dan mendapatkan uang 150 juta. Padahal jika dihitung secara matematis, keuntungan restoran
selama 3 bulan mustahil mencapai 150 juta.

Annisa menceritakan bahwa setelah ia menceritakan permasalahannya kepada rekan saya


tersebut, perasaannya menjadi agak ringan. Pikirannya yang semula buntu seolah menemukan
titik terang. Satu per satu ide brilian muncul dari gadis yang cinta dengan dunia bisnis ini. Ia pun
melakukan semua idenya tanpa ragu. Selain itu ia mencari orang-orang yang memiliki
permasalahan yang serupa dengannya, kemudian mendengarkan keluhan mereka. Dan ajaibnya
orang-orang tersebut pun mulai mendapatkan jalan keluar setelah mereka menceritakan
permasalahannya tersebut kepada Annisa. Mereka menjadi saling menolong bahkan sampai
berbagi relasi satu sama lainnya. Hingga permasalahan mereka pun selesai pada akhirnya.

Rekan saya menyimpulkan rahasia kehidupan dari pengalaman Annisa bahwa hanya dengan
mendengarkan saja orang-orang yang sedang dalam kesulitan, kita pada hakikatnya telah
membantu meringankan beban pikiran mereka. Meskipun sekali lagi tak ada bantuan apapun
yang kita berikan kepada mereka kecuali hanya dengan sekedar kata-kata penyemangat yang bisa
memberikan dorongan moril positif kepada mereka.

Dan terbukti memang secara ilmiah bahwa seseorang yang memiliki permasalahan kemudian
menceritakan keluh kesahnya serta perasaan sedihnya kepada orang lain bisa mengurangi
tekanan jiwanya sebanyak 30%. Selain itu orang yang kita percayai sebagai tempat “curhat” bisa
jadi menjadi bagian dari solusi dari permasalahan yang dihadapi orang tersebut, sehingga
masalah pun bisa benar-benar terselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu orang yang menyimpan masalahnya sendiri akan cenderung mengalami depresi
berat dan menghambat rezekinya sendiri. Mengapa saya katakan demikian? Karena bagaimana
orang lain akan bisa mengulurkan tangan untuk membantu jika orang tersebut selalu menutupi
permasalahan yang seharusnya segera ia selesaikan.

Manusia adalah makhluk yang Allah ciptakan untuk bisa saling mengisi kehidupan antara satu
dengan yang lainnya. Manusia tak bisa hidup sendiri karena ia pasti selalu membutuhkan
bantuan dari orang lain selain dirinya sendiri. Oleh karena itu jangan ragu untuk meminta
bantuan orang lain saat kita membutuhkan bantuan mereka dan bantulah juga mereka saat
mereka membutuhkan uluran tangan dari kita.

Anda mungkin juga menyukai