PENDAHULUAN
1
IPA pada siswa, harus didukung oleh motivasi-motivasi yang dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan siswa berminat dalam membaca materi IPA.
Menurut Nur (2000:34) menyatakan bahwa, ”Strategi-strategi belajar atau
strategi-strategi kognitif mengacu pada prilaku dan proses-proses berfikir siswa
yang digunakan pada saat mereka menyelesaikan tugas-tugas belajar”. Siswa harus
mengetahui bagaimana belajar, bagaimana mengingat, dan bagaimana memotivasi
dirinya sendiri sehingga dalam hal ini keberhasilan siswa sebagian besar tergantung
pada kemahiran untuk belajar secara mandiri.
Mengatasi permasalahan di atas, guru kelas IV memutuskan untuk
menerapkan keterampilan belajar melalui strategi pembelajaran quantum learning,
yaitu siswa melakukan tindakan pada informasi baru yang diterima dan
menghubungkan informasi baru tersebut dengan pengetahuan awal. Informasi baru
dapat diperoleh dari buku teks yang telah dipublikasikan, sedangkan pengetahuan
awal adalah informasi yang telah ada di dalam memori siswa.
Alasan pemilihan solusi ini adalah, bahwa pada dasarnya siswa tidak
mengetahui bagaimana belajar yang sesungguhnya. Belajar itu dimulai dari
membaca. Dengan membaca buku, kita tidak hanya mempelajari hal-hal yang
langsung menjadi pokok persoalan yang dibicarakan, melainkan juga sekaligus
meningkatkan untuk memperoleh pesan yang bersifat pengetahuan (Heranata,
2008:42). Natalia (2008:65) menyatakan bahwa, ”Dalam melakukan kegiatan
membaca perlu ada metode agar pada saat membaca tidak timbul rasa malas,
bosan, dan mengantuk, sehingga timbul minat dalam melakukan kegiatan membaca
khususnya pada saat siswa membaca buku pelajaran IPA”. Pembelajaran Quantum
learning adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya.
Pembelajaran quantum learning juga menyertakan segala kaitan interaksi dan
perbedaan yang memaksimalkan waktu belajar. Pembelajaran Quantum learning
learning berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang
menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar..
Peningkatan keterampilan menerapkan strategi pembelajaran quantum
learning merupakan upaya membangun memori jangka panjang pada siswa sehingga
siswa dapat mencapai ketuntasan belajar. Seringkali informasi yang diterima siswa
2
hanyalah informasi yang dapat disimpan dalam memori jangka pendek (Nur,
2000:32).
Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian tentang
penerapan strategi pembelajaran quantum learning sebagai suatu strategi
pembelajaran IPA, yang diharapkan dapat merangsang siswa untuk belajar dan
menguasai materi secara optimal.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan masalah yang sudah dibatasi maka dapat dirumuskan
masalah yang akan dikaji adalah : Apakah penerapan strategi pembelajaran quantum
learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi
bagian tumbuhan di kelas IV SD Negeri Titi Mangga Tahun Ajaran 2018/2019?
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
Belajar merupakan kegiatan kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas,
timbulnya kapabilitas disebabkan: (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan
(2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Dengan demikian dapat ditegaskan,
belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru. Belajar
terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak-anak dan orang dewasa
dapat mengingat kembali kata-kata yang telah pernah didengar atau dipelajarinya
(Sagala, 2005:7).
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” atau dalam
bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi selalu
dihubungkan dengan aktivitas tertentu, dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil
nayta yang dpat diukur dan dinyatakan sebagai hail belajar (achievement) seseorang ,
sedangkan menurut Suryabrata bahwa hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut
kognitif, yang respons hasil pengukurannya tergolong pendapat (judgement), yaitu
respon yang dapat dinyatakan benar atau salah .
Hasil belajar mengacu pada perolehan hasil secara kuantitatif dan kualitatif
secara keterlibatan mental, emosi dan social dari siswa dalam proses pembelajaran
aktif. Hasil belajar teraktualisasi pada perubahan sikap dan kepribadian siswa untuk
lebih berprestasi dalam berbagai aktifitas belajar di sekolah. Hasil belajar siswa
merupakan suatu indikasi pencapaian tujuan pendidikan yang sudah menjadi
komitmen nasional antara lain terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha
atau pikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk
penguasaan,pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga Nampak pada diri individu penggunaan terhadap sikap,
pengetahuandan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
4
sehingga mampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Bloom membagi hasil belajar ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotorik . Ranah kognitif berkenaan dngan hasil belajar intelektual,
yang terdiri dari enam aspek seperti pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman
(C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Ranah afektif
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek seperti penerimaan, jawaban aau
reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.ranah psikomortor berkenaan dengan
hasil belaar keterampilan.
B. Quantum Learning
Quantum Learning dibangun oleh beberapa teori pendidikan seperti
Acceleration Learning (Lozanov), Multiple Intelegences (Gardner), Neuro-Linguistic
Programming (Grinder dan Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic
Inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Element of Effective
Instruction (Hunter). Namun Quantum Teaching ini berpangkal pada teori belajar
psikologi kognitif, humanistis, dan konstruktivis.
Walaupun memiliki akar landasan bermacam-macam sebagaimana
dikemukakan di atas, pembelajaran quantum memiliki karakteristik umum yang
dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Beberapa karakteristik umum yang
tampak membentuk sosok pembelajaran quantum sebagai berikut.
Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika
quantum. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan pembelajar
diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai teori psikologi
kognitif.
Pembelajaran quantum lebih bersifat humanistis, manusia selaku pembelajar
menjadi pusat perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi,
dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara maksimal atau
optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada karena semua usaha yang
dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan dipandang sebagai gejala manusiawi.
Ini semua menunjukkan bahwa keseluruhan yang ada pada manusia dilihat dalam
perspektif humanistis.
5
Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktivis(tis), dikatakan di sini
bahwa pembelajaran quantum learning learning merupakan salah satu cerminan
filsafat konstruktivisme kognitif, pembelajaran quantum learning learning
menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran yang
efektif dan optimal dan memudahkan keberhasilan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran quantum berupaya memadukan (mengintegrasikan),
menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku pembelajar
dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Dalam
pandangan pembelajaran quantum learning learning, lingkungan fisikal-mental dan
kemampuan pikiran atau diri manusia sama-sama pentingnya dan saling mendukung.
Karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia
harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulan yang seimbang agar
pembelajaran berhasil baik.
Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu
dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa interaksi
telah menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran quantum learning
learning. Karena itu, pembelajaran quantum memberikan tekanan pada pentingnya
interaksi, frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Di sini
proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan
bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah
pembelajar menjadi cahaya-cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
Interaksi yang tidak mampu mengubah energi menjadi cahaya harus dihindari, kalau
perlu dibuang jauh dalam proses pembelajaran. Dalam kaitan inilah komunikasi
menjadi sangat penting dalam pembelajaran quantum.
Pembelajaran quantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi. Di sini pemercepatan pembelajaran diandaikan
sebagai lompatan quantum learning learning. Pendeknya, menurut pembelajaran
quantum, proses pembelajaran harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi.
Untuk itu, segala hambatan dan halangan yang dapat melambatkan proses
pembelajaran harus disingkirkan, dihilangkan, atau dieliminasi. Di sini berbagai kiat,
cara, dan teknik dapat dipergunakan, misalnya pencahayaan, iringan musik, suasana
6
yang menyegarkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks,
dan sebagainya. Jadi, segala sesuatu yang menghalangi pemercepatan pembelajaran
harus dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala sesuatu yang mendukung
pemercepatan pembelajaran harus diciptakan dan dikelola sebaik-baiknya.
Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran
proses pembelajaran. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,
segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan. Karena itu, pembelajaran harus
dirancang, disajikan, dikelola, dan difasilitasi sedemikian rupa sehingga dapat
diciptakan atau diwujudkan proses pembelajaran yang alamiah dan wajar.
Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan
proses pembelajaran. Segala upaya yang memungkinkan terwujudnya kebermaknaan
dan kebermutuan pembelajaran harus dilakukan oleh pengajar atau fasilitator. Dalam
hubungan inilah perlu dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi
pembelajar, terutama pengalaman pembelajar perlu diakomodasi secara memadai.
Untuk itu, dapat dilakukan upaya membawa dunia pembelajar ke dalam dunia
pengajar pada satu pihak dan pada pihak lain mengantarkan dunia pengajar ke dalam
dunia pembelajar. Hal ini perlu dilakukan secara seimbang.
Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan,
landasan yang kukuh, lingkungan yang menggairahkan atau mendukung, dan
rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi penyajian yang prima,
pemfasilitasan yang lentur, keterampilan belajar-untuk-belajar, dan keterampilan
hidup. Konteks dan isi ini tidak terpisahkan, saling mendukung. Kepaduan
dan kesesuaian keduanya secara fungsional akan membuahkan keberhasilan
pembelajaran yang tinggi.
Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan
keterampilan akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau
material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan dikelola secara
seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran. Dikatakan demikian karena
pembelajaran yang berhasil bukan hanya terbentuknya keterampilan akademis dan
7
prestasi fisikal pembelajar, namun lebih penting lagi adalah terbentuknya
keterampilan hidup pembelajar.
Pembelajaran quantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses
pembelajaran kurang bermakna. Untuk itu, pembelajar harus memiliki nilai dan
keyakinan tertentu yang positif dalam proses pembelajaran. Di samping itu, proses
pembelajaran hendaknya menanamkan nilai dan keyakinan positif dalam diri
pembelajar. Nilai dan keyakinan positif perlu terus-menerus dikembangkan dan
dimantapkan. Makin kuat dan mantap nilai dan keyakinan positif yang dimiliki oleh
pembelajar, kemungkinan berhasil dalam pembelajaran akan makin tinggi.
Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan sebagai
kata kunci selain interaksi. Di sinilah perlunya diakui keragaman gaya belajar siswa
atau pembelajar, dikembangkannya aktivitas-aktivitas pembelajar yang beragam, dan
digunakannya bermacam-macam kiat dan metode pembelajaran. Pada sisi lain perlu
disingkirkan penyeragaman gaya belajar pembelajar, aktivitas pembelajaran di kelas,
dan penggunaan kiat dan metode pembelajaran.
Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran
bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal (Saryono, 2007).
Quantum Teaching bersandar pada konsep ini: ”bawalah dunia mereka
ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Konsep ini mengingatkan
pada pentingnya memasuki dunia siswa sebagai langkah mengajar. Belajar dari
segala defenisinya adalah kegiatan full-contact. Dengan kata lain belajar melibatkan
semua aspek kepribadian manusia-pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh disamping
pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya serta persepsi masa mendatang.
Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan diri individu secara keseluruhan,
maka seorang guru harus memasuki dunia siswanya. Hal ini dilakukan dengan cara
mengaitkan apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis
mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, seorang guru dapat membawa siswanya kedunia
8
mereka dan memberikan pemahaman mengenai pelajaran yang diajarkan sehingga
siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan
menerapkannya pada situasi baru (Deporter, 2005:6).
9
2
Batang basah memiliki batang yang lunak dan berair, batang berkayu
memiliki kambium, kambium adalah bagian yang didalam batang yang hanya
dimiliki tumbuhan batang berkayu dan sedangkan tumbuhan batang rumput
mempunyai ruas-ruas yang nyata dan sering berongga. Batang sendiri berfungsi
sebagai penopang, penyimpan cadangan makanan pada tumbuhan.
c) Daun
Daun merupakan bagian tumbuhan yang hanya tumbuh dari batang. Daun biasanya
berbentuk tipis melebar dan berwarna hijau. Warna hijau disebabkan adanya krolofil,
yaitu zat hijau daun. Ada daun hijau muda dan tua.daun memiliki bagian-bagian
berupa pelepah, tangkai, dan helai daun. Daun ini berfungsi sebagai sebagai tempat
pemasakan makan dan alat pernapasan tumbuhan.
d) Bunga
Bunga tersusun atas beberapa bagian, bunga lengkap memiliki lima bagian,
yaitu tangkai dasar bunga, kelopak , mahkota, benang sari dan putik.
10
Gambar 2.4 Struktur Bunga
Tangkai bunga menghubungkan bunga dengan batang. Pangkal tangkai
yang membesar merupakan dasar bunga, saat bunga mekar, mahkota bunga
dibungkus oleh kelopak bunga. Mahkota bunga merupakan perhiasan bunga.
Didalam mahkota bunga terdapat bagian bunga yang bentuknya seperti benang yang
disebut benang sari. Fungsi bunga yaitu sebagai hiasan tumbuhan dan tempat
berlangsungnya pengembangbiakan tumbuhan.
11
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
53
52
51
50
49 Tidak Tuntas
Column1
48
47
46
45
Kondisi Awal
Gambar 3.1 Hasil Belajar Kondisi Awal
12
Masih rendahnya hasil belajar IPA menunjukkan bahwa siswa mengalami
kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep IPA. Hal ini disebabkan oleh metode
pembelajaran yang diterapkan guru bersifat monoton dan kurang bervariasi.
Dikatakan kurang bervariasi, karena guru mendominasi pembelajaran dengan
metode ceramah dan tidak melibatkan siswa secara aktif. Dengan keadaan seperti itu,
maka perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa serta
menarik minat siswa. Penerapan strategi quantum learning merupakan salah satu
strategi untuk mengaktifkan siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Suyitno (2008:89)
bahwa keterlibatan siswa untuk turut aktif melalui strategi quantum learning
merupakan salah satu indikator keefektifan belajar.
13
pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario kegiatan belajar
mengajar. Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen
pengamatan tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan materi
struktur dan fungsi bagian tumbuhan .
Sasaran observasi perbaikan pembelajaran adalah aspek-aspek proses
pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran, yaitu aspek, afektif dan psikomotor yang berhubungan dengan
materi kegiatan ekonomi.
Data hasil penilaian baik kognitif (tertulis) maupun afektif dan psikomotor
(pengamatan) untuk siswa, dan indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang
dilakukan guru dalam kegiatan sesuai dengan instrumen pengamatan yaitu
aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru meliputi perencanaan,
kegiatan utama dan pemantapan sesuai dengan pedoman lembar pengamatan.
Adapun data hasil evaluasi dalam kegiatan pembelajaran materi struktur dan
fungsi bagian tumbuhan adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.2. Ketuntasan Belajar Kondisi Awal dan Siklus I
70
60
50
40
Tidak Tuntas
30
Column1
20
10
0
Kondisi Awal Siklus I
Grafik 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal dan Siklus I
14
Tes siklus I dilaksanakan pada akhir pertemuan dengan memberikan kuis
kepada siswa, dan dari hasil tes pada siklus I diperoleh nilai tertinggi 95 sedangkan
nilai terendah 20. Nilai rata-rata kelas hanya 58,8 dan siswa yang tuntas belajar
hanya 16 anak atau persentase kentutasan klasilkal hanya mencapai 57,2% . Berarti
masih banyak siswa yang belum menguasai IPA materi struktur dan fungsi bagian
tumbuhan.
Dari rata-rata kelas hasil evaluasi ada kenaikan dibanding nilai rata-rata
kelas pada pra siklus. Terlihat siswa yang tuntas (mendapat nilai ≥ 65) hanya
mencapai 57,2%. Berarti siswa belum dapat menguasai konsep materi struktur dan
fungsi bagian tumbuhan, mungkin disebabkan pembelajaran startegi quantum
learning adalah hal baru, kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari/
menerima penjelasan dari guru, kurang sistimatis guru dalam presentasi dan diskusi
kelas, kurangnya pemberian motivasi dari guru, kurangnya bimbingan guru dalam
diskusi. Untuk itu dalam siklus II perlu pembenahan atas kelemahan kelemahan
tersebut di atas. Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam siklus II antara lain:
memberikan contoh-contoh yang akrab dengan siswa, presentasi jangan terlalu cepat,
bimbingan diskusi agar ditambah.
Untuk itulah pada siklus II penampilan mengajar guru akan ditingkatkan
secara lebih baik dengan mengacu kepada kelemahan-kelemahan aspek penampilan
mengajar yang telah terjadi. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan data
yang ada berhubungan dengan aspek merangsang perhatian siswa adalah menyiapkan
kelengkapan alat dan bahan untuk diskusi, menyiapkan lembar pengamatan untuk
siswa dan merumuskan pertanyaan atau permasalahan tentang materi pokok,
presentasi, dan tambah bimbingan diskusi.
15
kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran pada siklus II lebih baik dari
siklus I. Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan berbagai variasi. Guru
memberikan apersepsi mengulang materi sebelumnya
Kegiatan inti diawali dengan penjelasan umum dari guru tentang
mengidentifikasikan struktur dan fungsi bagian tumbuhan, dilanjutkan dengan
pelaksanaan diskusi kelompok dengan strategi rehersal yang akan lebih memperkaya
pengetahuan pembelajaran dan pengalaman bagi siswa saat belajar bersama teman
satu kelompoknya. Dalam satu kelas yang berjumlah 30 siswa dibagi menjadi 6
kelompok dengan tiap kelompok terdiri dari 5 siswa yang beragam kemampuan
akademik. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa siswa yang aktif dalam diskusi
lumayan baik, siswa sudah mulai berani dalam menyampaikan pendapat
Evaluasi siklus II dilakukan di akhir pertemuan dengan cara memberikan
soal kuis kepada siswa, dan dari evaluasi pada siklus II diperoleh nilai tertinggi 100
sedangkan nilai terendah 60. nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus II yaitu 83,2
dan banyaknya siswa yang tuntas belajar mencapai 26 anak sehingga ketuntasan
klasikal mencapai 86,4%. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa siklus II telah mencapai indikator penelitian yang ditetapkan.
Tabel 4.3. Ketuntasan Belajar Tes Siklus I dan Siklus II
100
90
80
70
60
50 Tidak Tuntas
40 Column1
30
20
10
0
Siklus I Siklus II
16
Selanjutnya dari refleksi pada pengamatan selama berlangsungnya siklus II
didapatkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Pada siklus II ini sudah tidak ditemukan lagi kendala-kendala yang sangat berarti,
karena siswa sudah dapat menyesuaikan dengan strategi quantum learning. Pada
siklus ini suasana kelas sudah tidak ramai, masing-masing individu dalam kelompok
sudah menyadari akan tanggung jawabnya sebagai anggota kelompok sehingga
kerjasama antar anggota kelompok berjalan dengan baik, dan tugas-tugas yang
diberikan guru dengan mudah diselesaikan oleh masing-masing kelompok.
D. Pembahasan
Berdasarkan data penelitian dapat dikatakan bahwa pembelajaran
kooperatif dengan menggunakan strategi quantum learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada kelas IV SD Negeri Titi Mangga. Hal ini terbukti dengan nilai
rata-rata tes atau kuis pada masing-masing siklus mengalami peningkatan.
Tabel 4.4 Ketuntasan Belajar Tes Kondisi Awal, Siklus I dan II
100
90
80
70
60
50 Tidak Tuntas
40 Column1
30
20
10
0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Grafik 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan II
Dari refleksi pengamatan pada siklus I diperoleh hasil temuan sebagai
berikut. Berdasarkan hasil tes atau kuis 30 siswa, hasil belajar siswa pada siklus I
17
menunjukkan rata-rata kelas hanya 58,8 dan ketuntasan klasikal mencapai 47,61%.
Hal ini berarti prestasi belajar pada siklus I belum memenuhi indikator yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil refleksi, kurangnya keberhasilan
ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain siswa masih sulit menerima pembagian
kelompok secara heterogen. Selain itu karena sudah terbiasa dengan pembelajaran
yang teacher oriented mula-mula siswa merasa bingung dan belum terbiasa dengan
strategi pembelajaran strategi Penugasan. Ketidakmampuan yang dialami siswa
disebabkan kurangnya membaca dan kurang variasinya guru dalam mengajar di
kelas.
Selanjutnya dari refleksi pada pengamatan selama berlangsungnya siklus II
didapatkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan, sebab siswa mulai dapat
menerima strategi pembelajaran Penugasan. Hal ini bisa dilihat dari siswa yang
aktif bertanya pada saat pembelajaran meningkat jumlahnya dibanding siklus II.
Dalam siklus II, dari hasil tes atau kuis 30 siswa diperoleh nilai rata-rata
kelas meningkat dari siklus I yaitu 83,2 dan ketuntasan belajar secara klasikal
mencapai 86,4%. Hal ini berarti prestasi belajar pada siklus II sudah memenuhi
indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian ini yaitu nilai yang dihasilkan sudah
mencapai lebih dari rata-rata tujuh puluh lima dan ketuntasan kelas dalam
mengerjakan soal-soal harus diatas 75%.
Penerapan strategi pembelajaran rehersal pada pelajaran IPA merupakan
cara yang dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuan sendiri, karena
keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran.
Disamping itu, dalam pembelajaran dengan strategi quantum learning antara
siswa satu dengan siswa yang lain bekerjasama dalam menuntaskan tugas, karena
keberhasilan kelompok mereka ditentukan oleh kerjasama masing-masing individu
dalam satu kelompok. Setiap individu dalam kelompok memiliki tanggung jawab
individual, karena hasil belajar kelompok ditentukan oleh hasil belajar individual dari
seluruh anggota kelompok. Dengan adanya kerjasama dengan anggota kelompok,
berarti siswa melakukan keterampilan sosial dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga
diharapkan ada saling bantu membantu antar anggota kelompok dalam
18
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dengan bekerja sama akhirnya
masing-masing anggota kelompok dapat memahami materi yang diberikan dan dapat
mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran dengan atau tanpa
bantuan guru, sehingga akhirnya kesuksesan kelompok dapat diraih.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim (2000:7) yang menyatakan bahwa
strategi quantum learning dikembangkan setidak-tidaknya untuk mencapai tiga
tujuan pembelajaran penting yaitu prestasi belajar akademis, penerimaan terhadap
keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
19
BAB IV
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR
DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN MELALUI STRATEGI
QUANTUM LERANING
MAKALAH
OLEH
SAPRIDAH, S.Pd
NIP. 19760310 200701 2 003
22
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadhirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan rizkiNya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan sebuah
Makalah yang berjudul : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Dan
Fungsi Bagian Tumbuhan Melalui Strategi Quantum Learning. Kemudian
selawat dan salam kita sanjung sajikan keharibaan yang mulia junjungan alam Nabi
Muhammad Rasulullah, yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan ke
alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru dan Staf Tata Usaha
SD Negeri Titi Mangga yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya dan teramat mulia kepada
teman-teman seperjuangan yang berada di SD Negeri Titi Mangga yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Dalam penulisan ini
penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa i8i tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam penggunaan bahasa maupun cara penulisannya. Namun
dengan demikian penulis telah berusaha sebatas kemampuan yang ada.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
konstruktif, sebagai pedoman bagi penulisan dalam rangka peningkatan daya nalar
dan kreatifitas dimasa yang akan datang.
23
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... iv
DAFTAR GRAFIK................................................................................... v
ABSTRAK...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah....................................................................... 3
BAB IV KESIMPULAN................................................................................... 18
24
ABSTRAK
Sapridah, S.Pd : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Dan Fungsi
Bagian Tumbuhan Melalui Strategi Quantum Learning .
Pada penelitian tindakan kelas kali ini peneliti mencoba pada materi
struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Karena melihat permasalahan bahwa siswa
kelas IV SD SD Negeri Titi Mangga masih merasa kesulitan dalam menyelesaikan
soal-soal materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan, serta masih rendahnya nilai-
nilai yang siswa dapatkan, kesulitan tersebut disebabkan kurang pahamnya siswa
terhadap materi struktur dan fungsi bagian tumbuhan. Peneliti mencoba
menyelesaikan masalah tersebut melalui pembelajaran dengan strategi quantum
learning. Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang berlangsung dalam 2
siklus diperoleh hasil sebagai berikut. Meningkatnya nilai rata-rata kelas dan
ketuntasan klasikal dari siklus I sampai siklus II. Nilai rata-rata kelas pada siklus I
adalah 58,8 dengan ketuntasan klasikal 47,2%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata
kelas 83,2 dengan ketuntasan klasikal mencapai 86,4%.
Kata kunci : Hasil belajar, struktur dan fungsi bagian tumbuhan dan strategi
Quantum Learning
25
Lampiran 1
A. Standar Kompetensi :
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
C. Tujuan Pembelajaran** :
o Siswa dapat Mendeskripsikan penggolongan batang:
- batang basah
- batang berkayu
- batang rumput
o Siswa dapat Mendeskripsikan penggunaan batang
D. Materi Essensial
Batang (hlm.38)
o Jenis batang
o Kegunaan batang
E. Media Belajar
o Tumbuhan pacar cina
o Pisau, gelas, air
o Pewarna makan
26
Apersepsi dan Motivasi : (5 menit)
o Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (50
Dalam kegiatan eksplorasi, guru: menit)
Siswa dapat menjelaskan hubungan antara struktur batang
tumbuhan dengan fungsinya
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memahami peta konsep tentang bagian tumbuhan
Memahami tentang batang tumbuhan seperti
- batang basah
- batang berkayu
- batang rumput.
Menyebutkan tanaman yang memiliki batang basah,
batang berkayu dan batang rumput.
Melakukan Kegiatan
Menyebutkan beberapa kegunaan batang melalui kegiatan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru: (5 menit)
Mengulang kegunaan batang dan jenis batang
4. Pekerjaan Rumah
o Melalkukan tugas 2.1 (hlm.39)
G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Indikator
Teknik Bentuk Instrumen/
Karakter Bangsa Pencapaian
Penilaian Instrumen Soal
Kompetensi
o Kreatif : Berpikir o Mengidentifikas Tugas Laporan o Jelaskanlah
dan melakukan i bagian batang Individu dan bagian
sesuatu untuk tumbuhan dan Kelompok Uraian batang
menghasilkan cara fungsinya bagi Objektif tumbuhan
atau hasil baru dari tumbuhan itu dan
sesuatu yang telah sendiri. fungsinya
27
dimiliki bagi
o Mandiri : Sikap dan tumbuhan
perilaku yang tidak itu sendiri.
mudah tergantung
pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-
tugas
o Rasa ingin tahu :
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya
untuk mengetahui
lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar
o Peduli lingkungan :
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya
mencegah kerusakan
pada lingkungan alam
di sekitarnya, dan
mengembangkan
upaya-upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang
sudah terjadi.
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
2. Praktek * aktif Praktek 4
* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1
3. Sikap * Sikap 4
28
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1
LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) SIKLUS II
A. Standar Kompetensi :
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
C. Tujuan Pembelajaran** :
o Siswa dapat Mendeskripsikan daun pada tumbuhan
o Siswa dapat Mengambarkan berbagai jenis daun pada kertas gambar melalui
kegiatan 2.3
o Siswa dapat Menjelaskan bahwa bentuk daun dipengaruhi oleh susunan
tulang daun
D. Materi Essensial
Daun (hlm.41)
o Bentuk daun
o Kegunaan daun
E. Media Belajar
o Berbagai daun
o Kertas gambar dan alat tulis
30
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi (50 menit)
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapat Menjelaskan hubungan antara struktur daun
tumbuhan dengan fungsinya
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memahami peta konsep tentang bagian tumbuhan
Memahami tentang daun melalui pengamatan langsung
(kegiatan)
Mengelompokan tulang daun yang mempengaruhi
bentuki helai daun :
- Tulang daun menyirip
- Tulang daun menjari
- Tulang daun melengkung
- Tulang daun sejajar
Mendeskripsikan kegunaan daun :
- Sebagai tempat pemasakan makanan
- Sebagai alat pernapasan
- Sebagai tempat terjadi proses penguapan
Menyebutkan beberapa kegunaan batang melalui kegiatan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
(5 menit)
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
Mengulang kegunaan daun.
4. Pekerjaan Rumah
o Melalkukan tugas 2.2 (hlm.39)
G. Penilaian:
Nilai Budaya Dan Indikator
Teknik Bentuk
Karakter Bangsa Pencapaian Instrumen/ Soal
Penilaian Instrumen
Kompetensi
o Kreatif : Berpikir o Mengidentifikasi Tugas Laporan o Jelaskanlah
dan melakukan bagian daun Individu dan bagian daun
sesuatu untuk tumbuhan dan Kelompok Uraian tumbuhan dan
31
menghasilkan cara fungsinya bagi Objektif fungsinya bagi
atau hasil baru dari tumbuhan itu tumbuhan itu
sesuatu yang telah sendiri sendiri
dimiliki
o Mandiri : Sikap dan
perilaku yang tidak
mudah tergantung
pada orang lain
dalam menyelesaikan
tugas-tugas
o Rasa ingin tahu :
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya
untuk mengetahui
lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar
o Peduli lingkungan :
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya
mencegah kerusakan
pada lingkungan
alam di sekitarnya,
dan mengembangkan
upaya-upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam yang
sudah terjadi.
PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1. Pengetahuan * Pengetahuan 4
* kadang-kadang Pengetahuan 2
* tidak Pengetahuan 1
32
2. Praktek * aktif Praktek 4
* kadang-kadang aktif 2
* tidak aktif 1
3. Sikap * Sikap 4
* kadang-kadang Sikap 2
* tidak Sikap 1
LEMBAR PENILAIAN
Performan Jumlah
No Nama Siswa Produk Nilai
Pengetahuan Praktek Sikap Skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
33
Lampiran 2
Rusmiati, S.Pd
Nip. 19710812 199707 1 001
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
34
Penilaian
Aspek Yang Diamati Selama KBM
1 2 3 4
1. Memberitahu siswa tentang pendekatan
pembelajaran yang digunakan
2. Memotivasi siswa untuk belajar
3. Menyampaikan tujuan/indikator yang harus
dicapai dalam proses pembelajaran
4. Memberi apersepsi kepada siswa sebelum
memasuki materi pembelajaran
5. Mengorganisasi siswa dalam kelompok
6. Menyiapkan soal dalam LKS untuk siswa
7. Menjelaskan cara kerja dalam LKS kepada
siswa
8. Meminta siswa secara menyelesaikan masalah
dalam LKS
9. Membimbing siswa dalam setiap kelompok
menyelesaikan masalah dalam LKS
10. Mengamati siswa bekerja dalam kelompoknya
11. Memanggil siswa dalam kelompok untuk
menjawab atau mempresentasekan hasil kerja
kelompoknya
12. Memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh hasil terbaik
13. Mengarahkan siswa kejawaban yang benar
14. Menyuruh siswa membuat rangkuman
Rata-Rata Aktivitas Guru
Kategori
Keterangan Skala penilaian
Tidak baik : 1
Kurang baik : 2
Cukup baik : 3
Baik : 4
Idi, 15 Oktober 2018
Observer,
Rusmiati, S.Pd
Nip. 19710812 199707 1 001
Lampiran 3
35
Lembar Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I
Kelompok
Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
2. Siswa selalu berada dalam
kelompoknya
3. Siswa aktif dalam
kelompoknya
4. Siswa Menyatakan merasa
kesulitan dalam memahami
permasalahan
5. Siswa berdiskusi dengan
teman kelompoknya dalam
menyelesaikan masalah
6. Siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan
masalah
7. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru saat
mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah
8. Ada rasa takut pada siswa
ketika kelompokya
terpanggil
9. Siswa mampu menjawab
atau mempresentasekan hasil
kerja kelompoknya di depan
kelas
10. Siswa membuat rangkuman
tentang materi yang
dipelajari
Rata-Rata Aktivitas Kelompok
Kategori
Rusmiati, S.Pd
Nip. 19710812 199707 1 001
Lembar Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Siklus I
36
1 2 3 4 5 6 7
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan
guru
2. Siswa selalu berada dalam
kelompoknya
3. Siswa aktif dalam
kelompoknya
4. Siswa Menyatakan merasa
kesulitan dalam memahami
permasalahan
5. Siswa berdiskusi dengan
teman kelompoknya dalam
menyelesaikan masalah
6. Siswa mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan
masalah
7. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru saat
mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah
8. Ada rasa takut pada siswa
ketika kelompokya
terpanggil
9. Siswa mampu menjawab
atau mempresentasekan hasil
kerja kelompoknya di depan
kelas
10. Siswa membuat rangkuman
tentang materi yang
dipelajari
Rata-Rata Aktivitas Kelompok
Kategori
Rusmiati, S.Pd
Nip. 19710812 199707 1 001
Soal Siklus I
37
Nama :
Kelas :
Berilah tanda silang pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat!
38
d. Unggas
8. Proses pertumbuhan bentuk makhluk hidup dari larva hingga menjadi bentuk
dewasa disebut ...
a. Fotosintesis
b. Metamorfosis
c. Sitokinesis
d. Gametogenesis
Soal Siklus II
Nama :
39
Kelas :
1). bagian tanaman yang berfungsi menyerap air dari dalam tanah adalah . . . .
a. tudung akar b. bulu akar
c. ujung batang
d. ujung akar
2). di halaman sekolah terdapat berbagai tumbuhan, seperti pohon mangga, pisang,
kembang sepatu, pacar air, dan jambu. Tumbuhan yang memiliki batang basah
adalah pohon . . . .
a. mangga dan pisang d. pisang dan kembang sepatu
b. mangga dan jambu
c. pisang dan pacar air
4). air dan mineral dari akar akan sampai ke daun melalui . . . .
a. batang, tunas, daun d. batang, tangkai daun
b. batang, tangkai daun, tulang daun
c. batang, tunas
6). bunga sangat menarik dan indah dipandang mata karena memiliki . . . .
a. mahkota bunga
c. benang sari
b. putik
d. kelopak bunga
40
8). bunga sangat menarik dan indah dipandang mata karena memiliki . . . .
a. mahkota bunga
c. benang sari
b. putik
d. kelopak bunga
41
Pertemuan ke 1 Pertemuan Ke 2
1. A.
2. B.
3. C.
4. D.
5. E.
6. F.
7. G.
8. H.
9. I.
10. J.
11. K.
12. L.
13. M.
14. N.
15. O.
16. P.
17. Q.
18. R.
19. S.
20. T.
21. U.
22. V.
23. W.
24. X.
25. Y.
26. Z.
27. AA.
28. BB.
29. CC.
30. DD.
42
Daftar Hadir Siswa Kelas IV
Siklus II
Kehadiran Siklus II
No. Nama Siswa
Pertemuan ke 1 Pertemuan Ke 2
1. A.
2. B.
3. C.
4. D.
5. E.
6. F.
7. G.
8. H.
9. I.
10. J.
11. K.
12. L.
43
13. M.
14. N.
15. O.
16. P.
17. Q.
18. R.
19. S.
20. T.
21. U.
22. V.
23. W.
24. X.
25. Y.
26. Z.
27. AA.
28. BB.
29. CC.
30. DD.
44
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
46
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
47
DAFTAR NILAI SISWA PADA KONDISI AWAL
28 BB. 65 50 √
48
29 CC. 65 70 √
30 DD. 65 50 √
Rata-rata 52,39
49
26 Z. 65 80 √
27 AA. 65 50 √
28 BB. 65 50 √
29 CC. 65 70 √
30 DD. 65 50 √
Rata-rata 58,8
50
22 V. 65 90 √
23 W. 65 70 √
24 X. 65 70 √
25 Y. 65 80 √
26 Z. 65 90 √
27 AA. 65 60 √
28 BB. 65 50 √
29 CC. 65 90 √
30 DD. 65 70 √
Rata-rata 83,2
KUNCI JAWABAN
SIKLUS I
No Jawaban
1 A
2 A
3 C
4 B
5 B
6 D
7 B
8 B
9 B
10 C
51
KUNCI JAWABAN
SIKLUS II
No Jawaban
1 A
2 C
3 A
4 B
5 B
6 A
7 A
8 A
9 A
10 A
52
53