Anda di halaman 1dari 13

FORMULIR WBTB

I. FORMULIR PENCATATAN KEKAYAAN BUDAYA TAK BENDA


1. Kode Pencatatan(di isi oleh Kementerian)
Tahun Nomor

2. Nama karya budaya (isi nama yang paling umum dipakai)

Gulai Ikan Seumilang Langsa

3. Kondisi karya budaya saat ini

(01) Sedang berkembang

√ (02) Masih bertahan

(03) Sudah berkurang

(04) Terancam punah

(05) Sudah punah atautidakberfungsilagidalammasyarakat

4. Lokasi karya budaya

Kota Langsa

5. Deskripsi mengenai karya budaya, maksimal 1000 kata.


Ikan Sembilang atau Eel tailed catfish adalah jenis ikan laut yang bentuk tubuhnya
menyerupai ikan Lele. Hidupnya pada  kedalaman 0-10 meter. Sering dijumpai di
daerah  pesisir  pantai atau laut dangkal. Bentuk badannya panjang tanpa sisik, sirip punggung
pertama berduri tajam dekat dengan kepala, sirip punggung kedua bersambung dengan sirip ekor
dan sirip dubur.  Ikan ini dapat mencapai panjang 134 cm.
Ikan sembilang adalah anggota dari suku (familia) Plotosidae, suatu kelompok ikan
berkumis (Siluriformes). Penciri khas yang membedakannya dari kelompok lainnya adalah
menyatunya sirip punggung kedua (sirip lemak), sirip ekor, dan sirip anus sehingga bagian
belakangnya tampak seperti sidat. Dalam bahasa Inggris ia disebut ikan kumis berekor sidat,
"eel-tailed catfish"). Tapi kumis ikan sembilang gak setebal kumis pak raden ya. Ikan sembilang
memiliki ciri khusus pada tubuhnya, yaitu pada bagian siripnya. Sirip punggung kedua, sirip
anus, dan sirip ekor ikan sembilang menyatu sehingga menyerupai ekor sidat. Selain itu, sebagai
saudara kembar lele, pastinya ikan sembilang juga memiliki patil. Jumlah patil yang ada pada
tubuh ikan sembilang sebanyak 3 buah, yaitu di kepala bagian atas dan di samping kepala bagian
belakang. Ketiga patil inilah yang mengandung racun yang cukup kuat efeknya.
Sembilang termasuk jenis ikan laut. Biasanya hidup di laut dangkal, tak jarang juga
banyak yang hidup di muara sungai. Keberadaan Sembilang itu terdapat dua jenis Sembilang,
Sembilang batu dan Sembilang lubang. Sembilang batu hidupnya di celah batu dan Sembilang
lubang hidupnya di lubang-lubang yang di buatnya sendiri.
Pada mulanya rempah bukan untuk kuliner, melainkan bahan untuk pengobatan atau
penyembuhan, simbol kekayaan, prestise dan penuh kesakralan. Beberapa rempah diburu oleh
masyarakat di Jazirah Arab, Afrika, Eropa, India dan Cina antara lain seperti cengkeh, pala,
kayu manis, lada, serta kamper atau barus. Seorang filsuf Theophrastus (372-287 Masehi)
mengungkapkan rempah seperti lada lebih banyak digunakan tabib daripada juru masak.
Rempah dipakai sebagai obat penyembuh, aromaterapi, cairan aromatik, ketimbang cita rasa
makanan. Di Cina pada masa Dinasti Han pada awal Masehi, cengkeh dikulum untuk
menghasilkan sensasi harum sebelum bercakap dengan para pembesar atau raja. Di Eropa,
abad pertengahan, rempah dipakai untuk mengawetkan daging dari kebusukan atau menutupi
bau amisnya.
Rempah baru bertransformasi menjadi penyedap makanan pada abad 13-15 dengan
kemunculan 75 persen rempah-rempah dalam resep-resep buku makanan. Dalam buku Forme
of Curry (1390) kurang lebih 90 persen masakan mengandung rempah. Sedangkan di Prancis
dari buku Le Viander tulisan juru masak istana Taillevent, disebutkan masakan mengandung
setidaknya 20 jenis rempah.
6. Nama pelaku karya budaya

Nama : Karnaini (Umy)


Alamat : Gampong Alur Dua
Kode Pos : 24410
No Telp/Fax/Mobile : 08566642191
Alamat email :

Nama :
Alamat :
Kode Pos :
No Telp/Fax/Mobile :
Alamat email :

Nama :
Alamat :
Kode Pos :
No Telp/Fax/Mobile : -
Alamat email :

7. Foto terbaru karya budaya dengan penjelasan (2 lembar)

1. Foto Proses Pemasakan Ikan Sembilang


Keterangan Gambar :
Proses pemasakan ikan seumilang oleh ibu Umy dengan menggunakan berbagai rempah khas
Aceh.

2. Foto Masakan Ikan Seumilang

Keterangan Gambar :

Ikan seumilang siap disajikan dan menjadi salah satu kuliner khas Kota Langsa

8. Nama orang yang mencatat karya budaya (jika berasal dari instansi, sebutkan nama
instansi, bagian dan jabatan)

Nama : Karnaini (Umy)


Alamat : Gampong alur Dua
Kode Pos : 24410
No Telp/Fax/Mobile : 08566642191
Alamat email :

Nama :
Alamat :
Kode Pos :
No Telp/Fax/Mobile :
Alamat email :

9. Nama petugas penerima formulir (diisi oleh Kementerian)


Nama :

10. Tempat dan tanggal penerimaan formulir karya budaya(diisi oleh Kementerian)
Tempat : Tanggal :

Catatan:
 Tidak boleh mengusulkan karya budaya yang melanggar peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia yang berlaku
 Catatan mengenai karya budaya bersifat umum dan singkat. Untuk hal-hal yang bersifat
khusus, orang yang berkepentingan akan dipersilakan menghubungi komunitas/
organisasi/ asosiasi/ badan/ paguyuban, kelompok sosial, atau perseorangan penanggung
jawab karya budaya atau guru budaya/maestro pemegang kekayaan intelektual
atas karya budaya yang bersangkutan.
II. FORMULIR PENETAPAN WARISAN BUDAYA TAK BENDA

1. Kode Penetapan(diisi oleh Kementerian)


Tahun Nomor

2. a. Nama karya budaya (isi nama yang paling umum dipakai)


Gulai Ikan Sembilang Langsa

2. b. Nama karya budaya dalam aksara dan bahasa yang bersangkutan

Gule Ikan Seumilang

2. c. Nama lain karya budaya (varian atau alias nama karya budaya)

Gule Ikan Seumilang Langsa

3. Domain karya budaya (contreng satu atau lebih)

(01) Tradisidanekspresilisan, termasukbahasasebagaiwahanawarisanbudayatakbenda,


termasukceritarakyat, naskahkuno, permainantradisional;

(02) Seni pertunjukan, termasuk seni visual, seni teater, seni suara, seni tari, seni
musik, film;

(03) Adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan, sistem ekonomi


tradisional, sistem organisasi sosial, upacara tradisional;

(04) Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, termasuk
pengetahuan tradisional, kearifan lokal, pengobatan tradisional;

 (05) Kemahiran kerajinan tradisional, termasuk seni lukis, seni pahat/ukir, arsitektur
tradisional, pakaian tradisional, aksesoris tradisional, makanan/ minuman
tradisional, moda transportasi tradisional.
4. Kondisi karya budaya saat ini (contreng salah satu)

(01) Sedangberkembang

 (02) Masih bertahan

(03) Sudah berkurang

(04) Terancam punah

(05) Sudah Punah atau tidak berfungsi lagi dalam masyarakat

5. Lokasi dan persebaran karya budaya

Langsa

6. Identifikasi dan definisi mengenai karya budaya (termasuk aspek kesejarahan, aspek
sosial, dan fungsinya dalam masyarakat), maksimal 1000 kata.

SALAH satu masakan di Kota Langsa yang sudah terkenal sejak dulu adalah kuah
tumeh eungkot seumilang (tumis ikan sembilang-red) yang berada di kawasan Kuala Langsa
yang sudah ada sejak tahun 1970. Karena itu, tak heran tiap orang yang berkunjung ke kota hasil
pemekaran dari Aceh Timur itu belum sempurna jika belum mencicipi nasi dengan lauk
utamnya, tumis sembilang. Rasa tumis sembilang yang maknyos, membuat semua orang yang
sudah datang ke kawasan itu ingin kembali mencicipi masakan tersebut pada kunjungan
selanjutnya.
Kecuali metode memasaknya nyang berbeda, kelebihan lain dari tumis sembilang di
Kuala Langsa itu karena ikan yang dimasak adalah ikan yang masih segar (hidup). Sehingga
dagingnya terasa begitu lembut dan “menggeliat” di lidah. Biasanya, kuah sembilang menjadi
menu utama yang disajikan pada sejumlah warungn nasi di kawasan itu di samping sejumlah
lauk lain.
Menurut wanita yang akrab disapa Umi ini, pegunjung yang menyukai kuah tumis
sembilang bukan hanya warga Langsa saja. Tapi, kata Umi lagi, juga cukup warga warga luar
daerah, seperti Jakarta, Banda Aceh, Medan, Lhokseumawe, dan beberapa daerah lainnya. “Jika
mengunjungi Langsa belum lengkap rasanya jika belum singgah dan mencicipi kuah ikan
sembilang Kuala. Bahkan, para pejabat seperti anggota DPRA selalu singgah ke Kuala Langsa
untuk makan ikan sembilang yang ditumis,” jelas Umi.

7. Upaya pelestarian karya budaya


Upaya pelestarian terasi sebagai salah satu warisan budaya tak benda adalah dengan terus
melakukan pembinaan oleh dinas-dinas terkait terhadap pelaku usaha khususnya rumakan ibu
Umy yang menyediakan masakan gulai ikan seumilang

8. Nama komunitas/ organisasi/ asosiasi/ badan/ paguyuban/ kelompok sosial/ atau


perorangan yang bersangkutan

Nama : Rumah Makan Umy


Alamat : Gampong Alur Dua
Kode Pos : 24410
No. Telp./Fax/Mobile : 08566642191
Alamat email :

Nama :
Alamat :
Kode Pos :
No. Telp./Fax/Mobile :
Alamat email :

9. Guru budaya/maestro (diisi nama orang-orang yang memiliki pengetahuan dan


keterampilan tentang karya budaya tersebut beserta usia yang bersangkutan)
Nama : Karnaini (Umy)
Alamat : Gampong Alur Dua
Kode Pos : 24410
No. Telp./Fax/Mobile :
Alamat email :
Usia : 55 Tahun
Nama :
Alamat :
10.
Kode Pos :
No. Telp./Fax/Mobile :
Alamat email :
Usia :

10. Foto terbaru karya budaya dengan penjelasan ( 5 lembar)


1. Foto Udang Rebon/Sabe

Keterangan Gambar.

.Bahan utama gulai ikan seumilang yang belum di bersihkan dan di potong
2. Foto Memasak Seumilang

Keterangan Gambar :

Proses pemasakan ikan seumilang oleh ibu Umy dengan menggunakan berbagai rempah
khas Aceh.

3. Foto Penyajian Ikan Seumilang


Keterangan Gambar :

Kepala ikan seumilang yang menjadi primadona di rumah makan Umy

4. Foto Penyajian Gulai Ikan Sembilang di Rumah Makan Umy

Keterangan Gambar :

Penyajian gulai ikan seumbilang bersama menu-menu lain di rumah makan Umy

5. Foto Pelanggan Rumah Makan Umy


Keterangan Gambar :

Para pelanggan rumah makan Umy sedang menikmati hidangan khas gulai ikan
seumilang

11. Film dokumenter mengenai karya budaya (sertakan judul dari film dan dilampirkan
bersama formulir)

Ikan Seumilang Langsa

12. Kajian akademis oleh lembaga penelitian yang terkait (sertakan judul dari kajian
akademis dan dilampirkan bersama formulir)

1. Perkembangan Pasar Ikan Langsa Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat


Kota Langsa Tahun 2001-2014

Setelah Kota Langsa lepas dari Kabupaten Aceh Timur tahun 2001, struktur perekonomian
dibangun atas perdagangan, industri, dan pertanian. Begitu juga dengan Pasar ikan yang telah
terjadi beberapa kali relokasi tempat semenjak berdiri 1976 hingga 2014. Hal itu di perkuatkan
dengan tumbuhnya organisasi PPPAC di pasar ikan yang menumbuhkan rasa persatuan yang
kuat dilingkungan pasar ikan Langsa. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejarah
berdirinya sejarah berdirinya Pasar Ikan Langsa dari masa kemasa dan juga bagaimana pengaruh
sosial ekonimi terhadap masyarakat Kota Langsa. Metode penelitian yang di pakai dalam
penelitian ini adalah historis dan metode deskriptif yang mencakup empat langkah atau tahapan,
sebagai berikut: mencari dan menggumpulkan berbagai jenis sumbar baik primer maupun
skunder. Melakukan kritik atas sumber-sumber yang dikumpulkan baik kritik ekstern maupun
intern guna menguji otenttisitas dan kredibelitas.memunculkan berbagai fakta yang diperlukan
dari sumber atau mengumpulkan fakta. Menshintesakan fakta-fakta dan menjadi suatu kisah
sejarah yang lebih bermakna dan sempurna. Hasil penelitian menunjukan bahwa pasar ikan Kota
Langsa menjadi ikon ekonomi kota Langsa, dimana perputaran uang sangat cepat bahkan
menjadi jantung perekonomian Kota Langsa dan sekitarnya. Di Pasar Ikan bukan saja menjual
Ikan saja akan tetapi menjual udang,cumi dan kepiting, bahkan tidak jauh dari pasar ikan
terdapat Pasar Ayam Dan Pasar daging Lembu. Diharapkan kepada pemerintah Kota Langsa
untuk memeperhatikan khususnya penjual kaki lima dan kedisiplinanan sehingga tumbuh rasa
peduli dengan lingkungan hinnga tercapai kebersihan koata dan meninggkatkan perekonomian
dan menjadi PAD Kota Langsa.

13. Referensi (ditulis sumber secara lengkap nama penulis, tahun, judul buku, tempat
terbit, penerbit, naskah kuno, prasasti, sumber lisan/nama pelaku (saksi sejarah) yang
masih hidup, usia, dan lainnya

Wiliati, M.I, dkk (2018). Perkembangan Pasar Ikan Langsa Terhadap Kehidupan Sosial
Ekonomi Masyarakat Kota Langsa Tahun 2001-2014. Universitas Samudra. Langsa

14. Persetujuan dari provinsi terkait sebagai pengusul

15. Nama petugas penerima formulir (diisi oleh Kementerian)


Nama :

16. Tempat dan tanggal penerimaan formulir karya budaya(diisi oleh Kementerian)
Tempat : Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai