Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2

P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

EFEKTIVITAS VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC DAN TWO


STAY TWO STRAY BERBANTUAN LECTORA TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA

Noviana Dini Rahmawati 1), Achmad Buchori 2), Jody Setya Hermawan3
1,2
Universitas PGRI Semarang
E-mail: fadinis.iz@gmail.com, buccherypgri@gmail.com, 3jodysetyahermawan7@gmail.com
1 2

Abstrak
Penelitian ini di latar belakangi dengan pentingnya hasil belajar siswa. Alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan tersebut adalah menggunakan model Visualization Auditory Kinestetic dan Two
Stay Two Stray berbantuan software Lectora. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifitas
model Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray berbantuan software Lectora terhadap hasil
belajar siswa. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang. Sampel penelitian adalah kelas XI MIPA 1 sebagai kelas dengan
model Visualization Auditory Kinestetic berbantuan software Lectora, kelas XI MIPA 2 sebagai kelas dengan
model Two Stay Two Stray berbantuan software Lectora dan kelas XI MIPA 3 sebagai kelas konvensional.
Data penelitian ini diperoleh melalui post test. Berdasarkan hasil perhitungan Anava satu jalur dengan
yaitu menyebabkan ditolak, berarti terdapat perbedaan hasil belajar
siswa dengan model Visualization Auditory Kinestetic berbantuan software Lectora, Two Stay Two Stray
berbantuan software Lectora dan konvensional. Selanjutnya digunakan uji pasca Anava antara kelas
Visualization Auditory Kinestetic dan konvensional dengan menggunakan uji Scheffe’ menghasilkan
yaitu menyebabkan ditolak, berarti model Visualization Auditory
Kinestetic berbantuan software Lectora lebih efektif dibandingkan dengan model konvensional terhadap hasil
belajar siswa. Uji pasca Anava antara kelas Two Stay Two Stray dan konvensional dengan menggunakan uji
Scheffe’ menghasilkan yaitu menyebabkan ditolak, berarti Two Stay
Two Stray berbantuan software Lectora lebih efektif dibandingkan dengan pendekatan konvensional terhadap
hasil belajar siswa.

Kata kunci: Visualization Auditory Kinestetic, Two Stay Two Stray, Lectora dan hasil belajar.

PENDAHULUAN pembelajaran di kelas, kegiatan belajar


Pendidikan merupakan suatu proses siswa dapat ditingkatkan melalui proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang berpikir yang dibarengi dengan interaksi
atau kelompok orang dalam usaha sosial. Dalam berinteraksi sosial siswa akan
mengembangkan potensi diri melalui upaya mendapatkan banyak manfaat.
pengajaran dan pelatihan. Hal ini tercantum Manfaat dari interaksi bagi siswa
dalam Undang-Undang Republik Indonesia adalah adanya perluasan ide yang dibawa
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem siswa ke dalam diskusi. Salah satu model
Pendidikan Nasional pasal 1 (1) yang pembelajaran yang memberikan
dihimpun oleh Guza (2008: 2) bahwa kesempatan kepada siswa untuk
pendidikan merupakan suatu usaha sadar berinteraksi sosial adalah model
dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran gotong royong atau
belajar dan proses pembelajaran agar siswa cooperative learning. Menurut hasil
secara aktif mengembangkan potensi penelitian Hossain dan Tarmizi (2013:473)
dirinya. menunjukkan bahwa pembelajaran
Pengembangan potensi diri dapat kooperatif memiliki dampak yang
dilakukan dengan peningkatan melalui signifikan terhadap prestasi matematika dan
proses berpikir, hal ini sejalan dengan sikap terhadap matematika.
Ibrahim dalam Ratih (2015:706) yang Hal ini dipertegas dengan pernyataan
menyatakan bahwa dalam kegiatan Dewey dalam Ratih (2015: 707) bahwa

152 Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan:


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

sekolah bertanggung jawab penuh untuk akhirnya hanya sekedar menghafal materi
membangun sikap sosial siswa dengan cara tersebut. Permasalahan seperti itu perlu
menerapkan komunikasi dan keterlibatan diperhatikan oleh guru. Guru perlu
kelompok diantara siswa. Hal ini diperkuat menciptakan kondisi pembelajaran yang
pula dengan pernyataan Tran dan Lewis menyenangkan di kelas sehingga siswa
dalam Ratih (2015:707), bahwa merasa senang dalam proses pembelajaran
“cooperative learning is an effective dan dapat memahami materi dengan baik.
teaching pedagogy for schools”. Salah satu cara guru untuk membuat
Dalam pembelajaran cooperative kondisi pembelajaran yang menyenangkan
learning ini, guru lebih berperan sebagai adalah penggunaan model pembelajaran
fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan yang mengarah pada suatu pendekatan
penghubung mengarah ke pemahaman yang pembelajaran tertentu termasuk tujuan,
lebih tinggi. Menurut Hossain (2012:104) sintaks, lingkungan, dan sistem pengelolaan
berpendapat bahwa pembelajaran (Arends dalam Trianto, 2012: 22).
kooperatif adalah penggunaan instruksional Dalam memproduksi sebuah proses
dari kelompok-kelompok kecil dimana pembelajaran yang baik memerlukan
siswa bekerja sama untuk memaksimalkan berbagai strategi pembelajaran yang tepat
kemampuan mereka dan belajar satu sama dengan kondisi di dalam kelas, jika siswa
lain. kurang aktif maka mereka diberikan model
Hasil yang kurang membanggakan belajar yang terpusat pada siswa yang
diraih oleh siswa Indonesia mengenai mampu membuat mereka lebih aktif, jika
prestasi belajar matematika dan indeks siswa memahami tentang subjek yang tidak
pembangunan pendidikan. Berdasarkan terlalu banyak maka mereka diberi model
hasil penelitian dari Trends in International pembelajaran pusat guru sehingga siswa
Mathematics and Science Study (TIMSS) dapat dengan mudah memahami bahan
tahun 2011 untuk siswa Indonesia (Buchori:2017)
menempati urutan ke 38 dari 42 negara. Berdasarkan hasil observasi yang
Rendahnya kemampuan siswa-siswa dilakukan di SMA Kesatrian 2 Semarang.
Indonesia dalam matematika juga tercermin Siswa terlihat belum mampu menyatakan
dalam Program for International Student ulang sebuah konsep ketika guru
Assessment (PISA) dibawah Organization menanyakan secara langsung mengenai
Economic Cooperation and Development suatu konsep matematika kepada siswa.
(OECD) yang menerbitkan hasil survei Hasil wawancara dengan salah satu siswa
prestasi belajar matematika bagi siswa- mengatakan bahwa soal dalam ujian
siswa sekolah di 65 negara, dan Indonesia matematika terlalu sulit untuk saya pahami,
berada pada posisi ke 64 dengan skor 375. saya sulit untuk menemukan apa yang
Ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan dimaksud dari soal tersebut dan bagaimana
Indonesia memang sangat mencari solusinya. Pada saat mengerjakan
mengkhawatirkan (DetikNews,4 Desember soal latihan yang diberikan guru, siswa
2013). Indeks pembangunan pendidikan merasa kesulitan dalam menentukan
untuk semua atau education for all di langkah-langkah penyelesaian suatu
Indonesia menurun. Jika tahun 2011 permasalahan.
Indonesia berada di peringkat ke-65, pada Siswa mengatakan bahwa mereka
tahun 2012 merosot di peringkat ke-69 dituntut untuk selalu menghafal rumus yang
(Buchori:2012). belum tentu siswa dapat mengerjakan soal
Permasalahan matematika dalam dengan benar. Siswa justru merasa
memahami materi program linier kesulitan dalam menentukan rumus yang
disebabkan kurangnya pemahaman konsep harus digunakan untuk menyelesaikan suatu
sehingga siswa menjadi bingung dan permasalahan. Hal ini dibuktikan dari hasil

Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan: 153


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

Ujian Akhir Semester (UAS) matematika VAK lebih memanfaatkan potensi yang
pada semester genap hanya 40% siswa yang telah dimiliki siswa dengan melatih dan
mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan mengembangkannya.Selain model
Minimal (KKM) yang berlaku di sekolah pembelajaran diatas, model pembelajaran
yaitu 75. Two Stay Two Stray (TS-TS) juga dapat
Selain observasi di kelas dan menciptakan pembelajaran yang lebih
melakukan wawancara tak terstruktur menyenangkan dan tidak monoton. Model
kepada siswa peneliti juga melakukan pembelajaran TS-TS ini dapat membuat
wawancara terhadap guru matematika di peserta didik aktif dalam pembelajaran,
sekolah tersebut. Berdasarkan hasil selain itu model ini memberi kesempatan
wawancara peneliti dengan guru untuk bekerja sendiri serta bekerja sama
matematika kelas XI MIPA 3 SMA dengan orang lain.
Kesatrian 2 Semarang, dalam proses Berdasarkan hasil penelitian yang
pembelajaran matematika guru dan siswa dilakukan oleh Rini (2013) dalam
menggunakan buku paket dan LKS serta “Implementasi Model Pembelajaran
papan tulis. Dengan penggunaan media Kooperatif Tipe TS-TS (Two Stay-Two
tersebut hasil belajar siswa kurang baik Stray) Terhadap Kemampuan Pemecahan
karena dari 34 siswa dalam satu kelas hanya Masalah Materi Bilangan Bulat Dan
15 siswa yang bisa mencapai Kriteria Lambangnya Berbantuan LKPD Kelas VII
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 yang SMP Negeri 13 Semarang” menunjukkan
ditetapkan oleh sekolah tersebut. bahwa model pembelajaran TS-TS lebih
Adapun model pembelajaran yang baik dari model pembelajaran
dapat guru gunakan untuk mengatasi konvensional. Sedangkan, menurut
persoalan tersebut menurut peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Saraswati
model pembelajaran visualization auditory (2012) dalam “Penerapan Pembelajaran
kinestetic dan two stay two stray. Menurut Two Stay Two Stray Terhadap Kemampuan
hasil penelitian Rizqi dan Darminto (2015) Pemahaman Konsep Dan Minat” diperoleh
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif hasil bahwa model pembelajaran TS-TS
terhadap minat dan prestasi belajar siswa dapat meningkatkan minat belajar peserta
dalam matematika. Sedangkan, berdasarkan didik.
hasil penelitian Rezaeinejada (2015) Selain menggunakan model
menunjukkan bahwa ada hubungan yang pembelajaran yang dapat membuat siswa
signifikan antara gaya belajar dan prestasi lebih aktif, Penggunaan multimedia juga
pendidikan. Menurut penelitian Shahrill dapat menjadi media pembelajaran yang
(2013) menyimpulkan bahwa melatih siswa interaktif bagi siswa. Sehingga, siswa tidak
dalam penggunaan gaya belajar dan strategi jenuh dengan materi yang diberikan oleh
pembelajaran yang secara empiris guru melainkan juga dapat menambah
diidentifikasi oleh penelitian dapat pengetahuan dalam bidang teknologi yang
bermanfaat untuk meningkatkan prestasi semakin berkembang. Para guru harus
matematika siswa. mengembangkan media mereka sendiri
Model Visualization Auditory yang menarik, ekonomis, efektif, dan
Kinestetic (VAK) adalah model yang mudah untuk membuat. Sebagai fasilitator
menggabungkan tiga gaya belajar yaitu guru harus mampu menyediakan fasilitas
belajar melalui melihat, belajar melalui yang memungkinkan kemudahan kegiatan
mendengar, dan belajar melalui bergerak belajar mengajar (Buchori:2015).
atau sentuhan. Model pembelajaran ini Fasilitas sarana dan prasarana yang
menganggap bahwa pembelajaran akan menunjang pembelajaran di SMA Kesatrian
efektif dengan memperhatikan ketiga hal 2 Semarang sudah cukup memadai, terdapat
tersebut di atas. Jadi, model pembelajaran LCD dan Komputer di setiap kelasnya.

154 Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan:


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

Namun masih banyak guru yang belum 2) Apakah terdapat perbedaan rata-rata
mengoptimalkan fasilitas tersebut dan lebih hasil belajar antara model pembelajaran
suka menggunakan metode dan model Vizualisation Auditory Kinesthetic
pembelajaran konvensional. berbantuan Lectora, model pembelajaran
Menurut Arsyad (2011:4) Two Stay Two Stray berbantuan Lectora,
menyatakan bahwa media adalah alat untuk dan konvensional? 3) Apakah penggunaan
menyampaikan atau mengantarkan pesan- model pembelajaran Visualization Auditory
pesan pembelajaran.Sedangkan, Menurut Kinestetic berbantuan Lectora lebih baik
Ozdamli (2013:1067) menyatakan bahwa dari penggunaan model pembelajaran
menggunakan komputer sebagai media konvensional terhadap hasil belajar siswa?
untuk mempelajari jauh lebih memotivasi 4) Apakah penggunaan model pembelajaran
bagi siswa daripada siswa yang menulis Two Stay Two Stray berbantuan Lectora
dengan pensil. Media pembelajaran yang lebih baik dari penggunaan model
digunakan untuk membantu pembelajaran konvensional terhadap hasil
berlangsungnya kegiatan pembelajaran belajar siswa? 5) Apakah terdapat pengaruh
yaitu Lectora. Menurut Ramdani,dkk keaktifan siswa terhadap hasil belajar
(Ramdani,dkk dalm Buchori, 2016:28) dengan model pembelajaran Vizualisation
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi Auditory Kinesthetic berbantuan Lectora
yaitu program Lectora yang dapat dan model pembelajaran Two Stay Two
digunakan untuk mengembangkan media Stray berbantuan Lectora?
berupa multimedia interaktif, karakteristik .
program ini sangat memungkinkan ada
variasi yang beragam dalam membuat METODE
pembelajaran menjadi lebih menarik dan Jenis Penelitian
dapat menjelaskan konsep yang abstrak
Penelitian ini menggunakan
melalui tampilan gambar bergerak yang pendekatan kuantitatif quasi eksperiment
disimpan dalam dokumen link. design.
Media ini menjadi pengganti Power
Point yang interaktif dan dapat memberikan Waktu dan Tempat Penelitian
animasi-animasi yang menarik dalam Penelitian dilaksanakan di SMA
pembelajaran. Menurut penelitian yang Kesatrian 2 Semarang kelas XI MIPA
dilakukan Faruk (2014:76) menunjukkan semester I tahun ajaran 2017/2018. Waktu
bahwa Media pembelajaran interaktif penelitian dilaksanakan pada tanggal 3-21
memiliki efek yang signifikan untuk Agustus 2017.
meningkatkan hasil belajar siswa. Target/Subjek Penelitian
Sedangkan, berdasarkan penelitian Zenin Subjek dalam penelitian ini yaitu
(2012:187) menunjukkan dampak positif kelas XI MIPA 1, XI MIPA 2 dan XI MIPA
dari memanfaatkan software pembelajaran 3. Menurut Sudjana (2005:6) yang
matematika sehingga meningkatkan belajar dimaksud populasi adalah totalitas semua
dan pemahaman siswa. nilai yang mungkin, hasil menghitung
Berdasarkan latar belakang ataupun pengukuran, kuantitatif mengenai
permasalahan di atas maka rumusan karakteristik tertentu dari semua anggota
masalah yang akan dibahas dalam kumpulan yang lengkap dan jelas yang
penelitian ini adalah 1) Apakah hasil belajar ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi
siswa dengan menggunakan model dalam penelitian ini adalah semua siswa
pembelajaran Vizualisation Auditory kelas XI SMA Kesatrian 2 Semarang tahun
Kinesthetic berbantuan Lectora dan model ajaran 2017/2018.
pembelajaran Two Stay Two Stray Sampel adalah sebagian yang diambil
berbantuan Lectora tuntas secara klasikal? dari populasi (Sudjana, 2005:6). Dalam

Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan: 155


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

penelitian ini, digunakan tiga kelas sampel eksperimen II, dan kelas kontrol.
kelas pertama sebagai kelas eksperimen 1, Kelas eksperimen I pembelajaran
kelas kedua sebagai kelas eksperimen 2, dilaksanakan dengan menggunakan
dan kelas ketiga sebagai kelas kontrol. model pembelajaran VAK
Diambil pula satu kelas sebagai kelas uji (Visualization, Auditory,
coba. Teknik sampling adalah teknik Kinestethic) berbentuan Lectora,
pengambilan sampel (Sugiyono, 2014: 81). kelas eksperimen II dilaksanakan
Dalam menentukan sampel yang akan dengan menggunakan model
digunakan dalam penelitian, terdapat pembelajaran TSTS (Two Stay Two
banyak teknik sampling yang dapat Stray) berbantuan Lectora, dan
digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti kelas kontrol menggunakan model
menggunakan teknik Probability Sampling pembelajaran konvensional.
yang berbentuk Cluster Random Sampling c. Pelaksanaan tes akhir (post-test)
(Sugiyono, 2014:86). kepada kelas eksperimen I, kelas
eksperimen II dan kelas kontrol
untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah mendapatkan
perlakuan masing-masing.
3. Tahap Penyelesaian, dilakukan kegiatan
Prosedur
sebagai berikut:
Prosedur dalam penelitian ini dilakukan
a. Mengumpulkan hasil data yang
dalam tiga tahapan kegiatan sebagai
didapat dengan tes tertulis
berikut:
b. Pengolahan data hasil penelitian
1. Tahap Persiapan,
c. Analisis data hasil penelitian
a. Mengindentifikasi masalah yang
d. Penyimpulan hasil penelitian
akan diteliti
b. Menyusun proposal penelitian Data, Instrumen, dan Teknik
c. Menyusun bahan ajar penelitian Pengumpulan Data
yang meliputi Rencana Metode pengumpulan data dalam
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian ini yaitu dengan cara tes dan
dan menyusun permasalahan yang dokumentasi. Untuk mendapatkan
akan dipecahkan siswa serta instrument data, peneliti melakukan tes 2
membuat instrumen penelitian tahap yaitu pretest dan posttest.
d. Perizinan Teknik Analisis Data
e. Melakukan uji coba instrumen Teknik analisis data awal yang
penelitian digunakan dalam penelitian yaitu uji
f. Menganalisis soal yang telah normalitas awal, uji homogenitas awal, uji
diujikan kemudian merevisi jika analisis varians satu arah data awal.
ada hal-hal yang harus diperbaiki Sedangkan untuk teknik analisis data akhir
g. Memilih kelas eksperimen dan kelas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
kontrol uji normalitas akhir, uji homogenitas akhir,
2. Tahapan Pelaksanaan, dengan langkah- uji analisis varians satu arah data akhir, uji
langkah sebagai berikut: Sheffe dan uji regresi linier sederhana.
a. Pengambilan data dengan
melakukan pretest pada kelas HASIL PENELITIAN
eksperimen I, kelas eksperimen II, DAN PEMBAHASAN
dan kelas kontrol untuk mengetahui Dari analisis data awal diperoleh data
kemampuan awal siswa yang berdistribusi normal dan homogen
b. Pelaksanaan pembelajaran pada serta dari hasil uji kesamaan rata-rata atau
kelas eksperimen I, kelas

156 Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan:


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

ANAVA menunjukkan bahwa Auditory Kinesthetic mencapai


Fhitung  Ftabel sehingga dapat disimpulkan ketuntasan belajar klasikal dan
bahwa sampel berasal dari keadaan awal meningkatkan aktifitas siswa. Selain
yang sama. Kemudian ketiga sampel diberi itu Zainuddin dkk (2014) dan Almiati
perlakuan yang berbeda. Pada kelompok (2012) menyatakan bahwa
eksperimen I diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model
menggunakan model Visualization Two Stay Two Stray mencapai
Auditory Kinestetic berbantuan Lectora, ketuntasan belajar klasikal dan
pada kelompok eksperimen II diberikan meningkatkan aktifitas siswa.
perlakuan menggunakan Two Stay Two 2. Uji Anava
Stray berbantuan Lectora sedangkan pada Analisis akhir dari hasil belajar
kelompok kontrol menggunakan model siswa kelas eksperimen I, kelas
pembelajaran konvensional. Berdasarkan eksperimen II dan kelas kontrol yang
hasil penelitian dapat diketahui bahwa: diukur dengan menggunakan tes. Hasil
1. Uji Proporsi dari ketiga kelas terlebih dahulu diuji
Uji Proporsi digunakan untuk dengan menggunakan uji normalitas
mengetahui kelas Eksperimen I dengan dan homogenitas sebagai syarat untuk
model pembelajaran Visualization melakukan uji anava satu jalan.
Auditory Kinesthetic berbatuan Berdasarkan analisis yang telah
software Lectora dan kelas Eksperimen dilakukan diperoleh bahwa kelas
II dengan model pembelajaran Two eksperimen I, eksperimen II dan
Stay Two Stray berbantuan software kontrol berdistribusi normal dan
Lectora telah tuntas secara klasikal. memiliki varians yang sama
(homogen). diterima jika
diterima jika , dari
, berdasarkan uji
hasil perhitungan uji proporsi pada
kelas eksperimen I diperoleh anava satu arah diperoleh
dan . dan .
Karena yaitu Karena maka
maka diterima ditolak dan diterima dapat
yang berarti siswa pada kelas disimpulkan terdapat perbedaan rata-
eksperimen I telah tuntas belajar secara rata hasil belajar antara kelas yang
klasikal. Selnjutnya, untuk hasil diberi model pembelajaran
perhitungan uji proporsi pada kelas Visualization Auditory Kinesthetic
eksperimen II diperoleh berbatuan software Lectora, kelas yang
dan . diberi model pembelajaran Two Stay
Two Stray berbatuan software Lectora
Karena yaitu dan kelas yang diberi model
maka diterima pembelajaran konvensional. Hal ini
yang berarti siswa pada kelas diperkuat oleh Lestari dkk (2012) dan
eksperimen II telah tuntas belajar Andrianty (2015) yang menyatakan
secara klasikal. Jadi kelas Eksperimen bahwa pembelajaran menggunakan
I dan Eksperimen II telah tuntas secara model Visualization Auditory
klasikal yang berarti kedua kelas Kinesthetic terdapat perbedaan rata-
memenuhi ketuntasan belajar secara rata hasil belajar. Selain itu Khasanah
klasikal. Hal ini diperkuat oleh Rahayu dkk (2014) dan Herawati (2015)
(2017) dan Rokhman (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model Two Stay Two
menggunakan model Visualization

Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan: 157


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

Stray terdapat perbedaan rata-rata hasil Visualization Auditory Kinesthetic


belajar. berbantuan software Lectora lebih baik
3. Uji Scheffe (model pembelajaran daripada pembelajaran dengan
Visualization Auditory Kinesthetic menggunakan pendekatan
berbatuan software Lectora dan kelas konvensional. Hal ini sejalan dengan
konvensional) penelitian yang menyatakan bahwa
Uji Pasca Anava dapat hasil belajar siswa yang menggunakan
dilakukan jika antara ketiga kelas model pembelajaran Visualization
tersebut terdapat perbedaan rata-rata. Auditory Kinesthetic lebih baik
Karena terdapat perbedaan rata-rata daripada siswa yang mendapatkan
antara ketiga kelas tersebut, maka pembelajaran konvensional (Yulia dan
dilakukan uji pasca anava. Uji pasca Luqman, 2015: Sari, 2014).
anava yang digunakan dalam penelitian 4. Uji Scheffe (model Two Stay Two
ini adalah dengan menggunakan Uji Stray berbantuan Lectora dan kelas
Scheffe. Dalam uji scheffe, konvensional)
diterima apabila . Pada Sedangkan pada kelas
eksperimen II, dengan menggunakan
kelas eksperimen I diperoleh
Uji Scheffe diperoleh
dan .
dan .
Karena maka
Karena maka
ditolak dan diterima dapat
ditolak dan diterima dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata hasil belajar siswa kelas
rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen I dan kelas kontrol.
eksperimen II dan kelas kontrol. Hal
Hal ini terjadi karena model
ini terjadi karena Model pembelajaran
pembelajaran Visualization Auditory
Two Stay Two Stray berbantuan
Kinesthetic berbatuan software Lectora
software Lectora memiliki keunggulan
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki
yang tidak dimiliki oleh model
pembelajaran konvensional. Model
pembelajaran Konvensional.
pembelajaran Visualization Auditory
Model pembelajaran Two Stay
Kinesthetic berbatuan software Lectora
Two Stray adalah model pembelajaran
merupakan model pembelajaran yang
dengan membagi siswa ke dalam 8
memberikan pengalaman kepada siswa
kelompok dimana setiap kelompok
untuk memperoleh pengetahuan dan
beranggotakan 4 orang. Setelah itu 2
gaya belajar yang dapat mereka kuasai.
orang anggota dari setiap kelompok
Selama proses pembelajaran pada
berkunjung ke kelompok lain untuk
materi program linier siswa pertama-
mendapatkan informasi dari kelompok
tama siswa dibagi ke dalam 8
lain. Dengan model pembelajaran ini
kelompok. Setiap kelompok diberikan
siswa dihadapkan pada kegiatan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
mendengarkan apa yang diutarakan
yang berkaitan dengan masalah
oleh temannya ketika sedang bertamu,
kehidupan sehari-hari. Siswa
yang secara tidak langsung siswa akan
menunjukkan sikap yang aktif dan
dibawa untuk menyimak apa yang
antusias terhadap pembelajaran.
diutarakan oleh anggota kelompok
Hal ini dapat meningkatkan
yang menjadi tuan rumah tersebut.
hasil belajar siswa. Berdasarkan
Selama proses pembelajaran pada
penjelasan ini dapat di simpulkan
materi program linier, setiap kelompok
bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran

158 Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan:


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

diberikan Lembar Kerja Peserta Didik yaitu


(LKPD) untuk berdiskusi kelompok. dan kelas eksperimen II yaitu
Saat pembelajaran siswa yaitu
menunjukkan sikap yang aktif dan
antusias terhadap pembelajaran maka diterima sehingga hubungan
meskipun terdapat kebingungan siswa antara X dan Y linier.
saat memahami Lembar Kerja Peserta Sedangkan uji keberartian
Didik (LKPD) yang diberikan, peneliti regresi pada kelas eksperimen I
harus menjelaskan ulang apa yang diperoleh bahwa yaitu
dimaksud dalam soal yang terdapat dan kelas eksperimen II
pada Lembar Kerja Peserta Didik diperoleh bahwa yaitu
(LKPD) tersebut. Tak jarang terdapat
siswa yang bertanya ulang saat peneliti sehingga ditolak dan
melakukan pembimbingan kelompok. diterima jadi dapat diambil
Hal ini diperkuat dengan penyajian kesimpulan bahwa adanya hubungan
hasil dari beberapa kelompok yang linier antara keaktifan dan hasil belajar
mungkin saja terdapat perbedaan cara berarti. Sehingga pada kelas
atau jawaban siswa. eksperimen I yang menggunakan
Dengan demikian siswa yang model pembelajaran Visualization
menggunakan model Two Stay Two Auditory Kinesthetic berbantuan
Stray berbantuan software Lectora software Lectora diperoleh pengaruh
lebih berkembang dan dapat sebesar 76,5% dan pada kelas
membangun pengetahuan sendiri eksperimen II yang menggunakan
daripada siswa dengan pendekatan model pembelajaran Two Stay Two
konvensional. Hal ini sejalan dengan Stray berbatuan software Lectora
penelitian Apriandi (2012) dan terdapat pengaruh sebesar 74,76%.
Indriyani (2011) yang menyatakan Dapat disimpulkan bahwa
bahwa model Two Stay Two Stray pendekatan pembelajaran memiliki
meningkatkan hasil belajar siswa lebih pengaruh antara keaktifan dan hasil
baik daripada siswa yang mendapatkan belajar siswa dan sisanya dipengaruhi
pendekatan konvensional. oleh faktor-faktor lain. Hal ini sesuai
5. Uji Regresi Sederhana dengan penelitian Sukron dkk (2016)
Berdasarkan uji regresi yang yang menyatakan bahwa model
digunakan untuk mengetahui seberapa pembelajaran Visualization Auditory
besar pengaruh keaktifan terhadap Kinesthetic berbantuan software
hasil belajar siswa. Hasil analisis data Lectora dapat membuat siswa lebih
akhir pada kelas eksperimen I aktif. Sedangkan menurut penelitian
didapatkan bahwa persamaan regresi Lapohea (2014) menyatakan bahwa
linier yaitu , model pembelajaran Two Stay Two
sedangkan untuk kelas eksperimen II Stray berbatuan software Lectora dapat
didapatkan persamaan regresi linier membuat siswa lebih aktif dalam
yaitu dengan pembelajaran.
adalah hasil belajar dan adalah Berdasarkan penjelasan uji
annava, uji Scheffe, uji ketuntasan
keaktifan. Syarat-syarat uji regresi belajar klasikal dan uji regresi diatas
linier juga telah terpenuhi yaitu uji dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
linieritas dan uji keberartian regresi. siswa yang diberi perlakuan model
Dari hasil uji linieritas diperoleh pembelajaran Visualization Auditory
bahwa kelas eksperimen I yaitu Kinesthetic berbatuan software Lectora

Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan: 159


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

lebih efektif daripada siswa yang diberi baik dari pada tingkat kecerdasan spasial
pendekatan konvensional. Hal ini sedang dan rendah. Sedangkan pada tingkat
sejalan dengan dengan hasil dari studi kecerdasan spasial sedang menghasilkan
lain yang mengemukakan model prestasi belajar yang lebih baik dari pada
pembelajaran Visualization Auditory tingkat kecerdasan spasial rendah pada
Kinesthetic lebih efektif untuk materi pokok bangun ruang kubus dan
meningkatkan hasil belajar siswa balok siswa kelas VIII semester genap SMP
(Sancoko: 2013). Ma’arif 1 Metro tahun pelajaran 2016/2017.
Hasil belajar siswa yang diberi Kemudian dari anava dua jalan sel tak
perlakuan model pembelajaran Two sama diperoleh Fobs = 0,15 ˂ 3,178 =
Stay Two Stray berbatuan software F0,05;2;53 Fobs tidak masuk daerah kritik
Lectora lebih efektif daripada siswa sehingga H0 diterima. Ini berarti tidak ada
yang diberi pendekatan konvensional. ketergantungan antara model pembelajaran
Hal ini sejalan dengan dengan hasil dengan kecerdasan spasial siswa. Karena
dari studi lain yang mengemukakan pada tiap kategori kecerdasan spasial baik
hasil belajar matematika siswa yang tinggi, sedang ataupun rendah model
memperoleh pembelajaran dengan pembelajaran SFE berbantuan alat peraga
menggunakan model Two Stay Two kotak imajinasi selalu lebih baik dari pada
Stray lebih meningkat daripada hasil model pembelajaran langsung, ini berarti
belajar matematika siswa yang untuk masing-masing model pembelajaran
menggunakan pembelajaran memberikan efek yang berbeda pada
konvensional (Kurniawan:2016). masing-masing tingkat kecerdasan spasial.
memberikan efek yang berbeda
terhadap prestasi belajar matematika siswa. KESIMPULAN DAN SARAN
Karena pada hipotesis kedua H0 ditolak
Simpulan
maka diperlukan uji lanjut pasca anava Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan menggunakan metode Scheffe. Dari pembahasan dapat disimpulkan beberapa
perhitungan dengan menggunakan metode hal berikut:
Scheffe diperoleh hasil bahwa pada tingkat 1. Hasil belajar siswa dengan
kecerdasan spasial tinggi dan sedang Fobs = menggunakan model pembelajaran
82,10 ˃ 6,356 = 2F0,05;2;53 Fobs masuk daerah
Visualization auditory kinesthetic
kritik sehingga H0 ditolak. Pada tingkat berbantuan Lectora dan model
kecerdasan spasial tinggi dan rendah Fobs = pembelajaran Two Stay Two Stray
583,91 ˃ 6,356 = 2F0,05;2;53 Fobs masuk berbantuan Lectora tuntas secara
daerah kritik sehingga H0 ditolak. Pada klasikal, dengan ditunjukkan nilai
tingkat kecerdasan spasial sedang dan
pada kelas yang
rendah Fobs = 237,79 ˃ 6,356 = 2F0,05;2;53
Fobs masuk daerah kritik sehingga H0 menggunakan model pembelajaran
ditolak. Visualization auditory kinesthetic
Karena rerata pada tingkat kecerdasan berbantuan Lectora yaitu
spasial tinggi 166,67 ˃ 148,48 tingkat dan pada kelas yang
kecerdasan spasial sedang, tingkat menggunakan model pembelajaran
kecerdasan spasial tinggi 166,67 ˃ 118,73 Two Stay Two Stray berbantuan
tingkat kecerdasan spasial rendah, dan Lectora nilai yaitu
tingkat kecerdasan spasial sedang 148,48˃ .
118,73 tingkat kecerdasan spasial rendah
2. Terdapat perbedaan rata-rata hasil
maka dapat disimpulkan bahwa pada setiap
belajar antara model pembelajaran
kategori tingkat kecerdasan spasial tinggi
Visualization Auditory Kinesthetic
menghasilkan prestasi belajar yang lebih
berbantuan Lectora, model

160 Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan:


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

pembelajaran Two Stay Two Stray DAFTAR PUSTAKA


berbantuan Lectora, dan konvensional, Afnil, Guza. 2008. Undang-undang
dengan ditunjukkan nilai SISDIKNASdan Undang-undang
yaitu Guru dan Dosen. Asa Mandiri.
. Jakarta.
3. Penggunaan model pembelajaran Almiati. 2012. Efektivitas Penggunaan
Visualization Auditory Kinestetic Model Pembelajaran Two Stay Two
berbantuan Lectora lebih baik dari Stray Terhadap Peningkatan Kualitas
penggunaan model pembelajaran Pembelajaran Matematika Siswa
konvensional terhadap hasil belajar SMK Negeri 8 Semarang Dalam
siswa, dengan ditunjukkan nilai Materi Integral. SMK Negeri 8
yaitu Semarang.
. Apriandi,Davi. 2012. Efektivitas Model
4. Penggunaan model pembelajaran Two Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray berbantuan Lectora Stay Two Stray(TS-TS)Dan Numbered
lebih baik dari penggunaan model Head Together(NHT)Terhadap
pembelajaran konvensional terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
hasil belajar siswa, dengan ditunjukkan Kelas VIII SMP Di Kabupaten Bantul
nilai yaitu Ditinjau Dari Aktivitas Belajar.
FPMIPA IKIP PGRI Madiun.
.
5. Terdapat pengaruh keaktifan siswa Arsyad, Azhar. 2011.Media
terhadap hasil belajar dengan model Pembelajaran.Jakarta: PT Raja
pembelajaran Visualization Auditory Grafindo Persada.Dahar, Ratna Wilis.
Kinesthetic berbantuan Lectora dan 2011. Teori-teori Belajar dan
model pembelajaran Two Stay Two Pembelajaran. Jakarta:Erlangga.
Stray berbantuan Lectora, dengan Buchori,A. dkk. 2012. Pengembangan
ditunjukkan nilai uji keberartian regresi Media Mobile-Learning Berbasis
pada kelas eksperimen I diperoleh Software Classpad Casio Pada Mata
bahwa yaitu Kuliah Geometri Datar Di
dan kelas eksperimen II Perguruan Tinggi. Jurnal Edumatika.
diperoleh yaitu Vol.2, No.1:1-10.
________. dkk. 2015. Development
Saran Learning Model Of Character
1. Model pembelajaran Visualization Education Through E-comic In
Auditory Kinesthetic berbatuan software
Elementary School. International
Lectora dan model pembelajaran Two
Stay Two Stray berbatuan software Journal of Education and
Lectora dapat digunakan sebagai Research. Vol.3, No.9:370-386.
alternatif pendekatan pembelajaran ________. dkk. 2016. Efektivitas
karena dapat meningkatkan hasil belajar Penggunaan Multimedia Interaktif
siswa Dengan Pendekatan Matematika
2. Sebaiknya penelitian ini dikembangkan Realistik Pada Mata Kuliah
lebih lanjut pada materi atau mata Matematika SMA. Jurnal Karya
pelajaran yang berbeda agar hasil Pendidikan Matematika. Vol.3,
belajar siswa dapat berkembang pada
No.2:27-36.
semua mata pembelajaran.

Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan: 161


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

________. dkk. 2017. Effectiveness of Kurniawan, Agus.2016. Pengaruh Model


Direct Instruction Learning Strategy Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Assisted By Mobile Augmented Stay Two Stray Terhadap Hasil
Reality And Achievement Motivation Belajar Matematika Ditinjau Dari
On Students Cognitive Learning Kemampuan Komunikasi Matematis
Results. Journal of Asian Social Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Science. Vol.13, No.9:137-144. Ambarawa Semester 2 Tahun
Pelajaran 2015/2016. Universitas
Faruk, Alfensi. 2014. Development of Kristen Satya Wacana Salatiga.
Interactive Learning Media Based
Lectora Inspire in Discrete Method Kusumaningrum,Ratih et al. 2015. “
Course.Journal Yogyakarta State Eksperimentasi Model Pembelajaran
University. Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
(TSTS), Numbered Heads Together
Herawati. 2015. Penerapan Model (NHT), Dan Think Pair Share (TPS)
Pembelajaran Two Stay Two Stray Pada Materi Lingkaran Ditinjau Dari
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kreativitas Belajar Matematika Siswa
Siswa Pada Materi Keliling Dan Luas SMP Negeri Di Kabupaten
Lingkaran Di Kelas VI SD Negeri 53 Sukoharjo”. Thesis . Magister
Banda Aceh. Jurnal Peluang. Vol.3, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
No.2:95-105.
Lapohea, Amrina Zainab. 2014. Penerapan
Hossain, Anowar dan Rohani Ahmad Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Tarmizi. 2013. “Effects of cooperative Two Stay Two Stray Untuk
learning on students’ achievement Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
and attitudes in secondary Pada Materi Logika Matematika.
mathematics”. Institute for Jurnal Elektronik Pendidikan
Mathematical Research. Putra Matematika Tadulako. Vol.1,No.2:
Malaysia University. Vol. 93:473- 133-145.
477.
Ledysia,Septiana. (2013,12 Desember).
Indriyani, Cici. 2011. Peningkatan Kualitas Survei PISA makin memperkuat
Pembelajaran IPS Dengan Model pentingnya kurikulum 2013.
Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Diperoleh 23 Maret 2017, dari
Stay-Two Stray Pada Siswa Kelas IV http://news.detik.com/wawancara/243
SD Tambak Aji 05 Kecamatan 9467/mendikbud-survei-pisa-makin-
Ngliyan Kota Semarang. Jurnal memperkuat-pentingnya-kurikulum-
Kependidikan Dasar. 2013/1
Khasanah, Retno Nur dkk.2014. Penerapan Lestari, Ade dkk. 2012. Penerapan Strategi
Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Matematika Berbasis
Teknik Two Stay Two Stray Untuk Gaya Belajar VAK(Visual, Auditorial,
Mengatasi Kesalahan Siswa Kinestetik). FMIPA UNP. Vol.1,
Menyelesaikan Soal Cerita Sub Pokok No.1: 1-7.
Bahasan Luas Permukaan Dan
Volume Balok Kelas VIIIB Semester Ozdamli, Fezile. 2013. “The effect of
Genap SMP Negeri 7 Jember Tahun technology supported collaborative
Pelajaran 2012/2013. FKIP learning settings on behaviour of
Universitas Jember. Vol.5,No.2: 55- students towards mathematics
62. learning”.Social and behavioral
sciences. Cyprus: Near East
University. Vol 83: 1063-1067.

162 Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan:


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

Rahayu, Siti dan Istiani, Ana. 2017. Sari, Ariesta Kartika. 2014. Analisis
Pembelajaran Matematika Melalui Karakteristik Gaya Belajar
Pendekatan Kontekstual Dengan VAK(Visual, Auditorial ,Kinestetik)
Gaya Belajar VAK(Visual Auditory Mahasiswa Pendidikan Informatika
Kinestetik). STKIP Muhammadiyah Angkatan 2014.. Universitas
Pringsewu Lampung. Trunojoyo Madura.
Rezaeinejad, Maria et.al. 2015. “The study Shahrill, Masitah et al. 2013.” A
of learning styles and its relationship Comparison of Learning Styles and
with educational achievement among Study Strategies Used by Low and
Iranian high school students”. Social High Math Achieving Brunei
and behavioral sciences. Iran: Islamic Secondary School Students:
Azad University. Vol 199: 218-224. Implications for Teaching”. Brunei
Darussalam: Sultan Hassanal Bolkiah
Rini,Zulmi Roestika.2013.”Implementasi
Institute of Education. Vol 6 no.10:
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
39-46.
TS-TS (Two Stay-Two Stray)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Sudjana.2005. Metoda Statistika. Bandung:
Masalah Materi Bilangan Bulat Dan Tarsito.
Lambangnya Berbantuan LKPD Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang”. Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Skripsi. Sarjana Universitas Negeri Bandung:Alfabeta.
Semarang.
Sukron, Muhammad dkk. 2016. Penerapan
Rizqi, Laely Bahar dan Darminto,Bambang Model Visualization, Auditory,
Priyo. 2015. Pengaruh Penggunaan Kinestethic Dengan Media Audio
Audio Visual Terhadap Minat Dan Visual Dalam Peningkatan Hasil
Prestasi Belajar Matematika Siswa Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV
Kelas X MAN Kutowinangun Tahun SDN 4 Kutosari Tahun Ajaran
Pelajaran 2015/2016. Universitas 2015/2016.FKIP UNS. Vol.4,No.3.1:
Muhammadiyah Purworejo. 346-352.
Rokhman, Akhmad Mujibur dan Basuki, Trianto. 2012. Mendesain Model
Ismet. 2013. Pengaruh Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Pembelajaran (SAVI Dan Discovery) Jakarta: Kencana.
Dan Gaya Belajar (Auditory
Learning Dan Visual Learning) Yulia, Putri dan Luqman,Muhammad.
Terhadap Hasil Belajar. Universitas 2015. Pengaruh model pembelajaran
Negeri Surabaya. Quantum tipe Visual Audditory
Kinesthetic (VAK) terhadap
Sancoko, Maharani Akbar. 2013. Studi kemampuan komunikasi matematis
Komparatif Strategi Belajar ARIAS siswa kelas VII SMP Negeri 17 Batam
Dan Strategi Belajar VAK. STKIP tahun pelajaran 2013/2014.
PGRI Sidoarjo. Universitas Riau Kepulauan.
Saraswati,In Diyah et al.2012.”Penerapan Zainuddin, dkk.2014. Eksperimentasi
Pembelajaran Two Stay Two Stray Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Terhadap Kemampuan Pemahaman Two Stay Two Stray Dan Numbered
Konsep Dan Minat”. Unnes Journal Heads Together Pada Materi Pokok
of Mathematics Education. Fungsi Ditinjau Dari Kecerdasan
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph Interpersonal Siswa Kelas VIII SMP
p/ujme, Agustus 2012.

Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan: 163


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 Nomor 2
P-ISSN: 2502-7638; E-ISSN: 2502-8391

Negeri Se-kota Surakarta. Universitas


Sebelas Maret Surakarta.

164 Noviana Dini Rahmawati, Achmad Buchori, Jody Setya Hermawan:


Efektivitas Visualization Auditory Kinestetic dan Two Stay Two Stray
Berbantuan Lectora Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMA│Halaman 152 – 163

Anda mungkin juga menyukai