Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KIMIA FARMASI II
“Mengidentifikasi Analisis Senyawa asam laktat”

DOSEN
MOH.ADAM MUSTAPA,S,Si.,Msc

DISUSUN OLEH
NAMA : LIQUW RONTOS
NIM : 821316053
KELAS : B D3 2016

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.


Puji syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis, sehingga penyusun mampu
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas penulis sebagai
mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo dalam mata kuliah Kimia Farmasi II
yang berjudul “Mengidentifikasi Analisis Senyawa Obat Dari Asam Laktat”.
Penyusunan makalah ini tidak bermaksud untuk mengubah materi yang
sudah disampaikan. Namun, hanya lebih pendekatan pada studi atau
membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Ucapan
terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pemberi materi Bapak Moh. Adam
Mustapa,S.Si,MSc yang telah rela meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk
membimbing kami.
Saya sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan, begitu
pula dalam penyusunan makalah ini yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh
karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
Wassalamuallaiukum Warahmatullahi Wabarahkatuh

Gorontalo, April 2018


Penyusun

Liquw Rontos

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULAN
I.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
I.2 Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pembahasan........................................................................................... 3
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan........................................................................................... 8
III.2 Saran..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Farmasi merupakan suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan
pembuatan bahan alam atau sintesis menjadi suatu produk yang cocok dan
enak dipakai untuk mencegah, mendiagnosa, atau pengobatan penyakit dan
distribusi dari suatu produk yang berkhasiat obat.
Kimia farmasi bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia
dari bahan obat-obat. Khusus untuk bahan obat-obat yang berasal dari alam
yang dipelajari dalam ilmu farmakognosi dan fitokimia, sehingga dalam ilmu
kimia farmasi umumnya dipelajari bahan obat-obat yang berasal dari bahan
sintetik.
Dalam Ilmu Kimia Farmasi telah mempelajari beberapa golongan obat
salah satunya asam laktat. Asam laktat dikategorikan sebagai GRAS
(Generally Recognized As Safe), yaitu senyawa yang aman sebagai bahan
tambahan pangan bagi manusia, tetapi asam D-(-) laktat terkadang dapat
mengganggu proses metabolisme manusia dan menyebabkan asidosis
(kelebihan asam) dan dekalsifikasi (kekurangan kalsium).
Analisis senyawa asam laktat dianggap sangat penting untuk mengetahui
kandungan kadar asam laktat pada suatu sampel. Analisis ini dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai metode pengukuran baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dari metode yang sederhana sampai metode yang kompleks. Tentu saja memiliki
kelebihan dan kekurangan .
I.2 Tujuan
Setelah mahasiwa membaca makalah ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami pengertian dari senyawa asam laktat.
2. Memahami Rumus dari asam laktat
3. Mengetahui reaksi-reaksi pada asam laktat
BAB II
PEMBAHASAN
Asam laktat dikategorikan sebagai GRAS (Generally Recognized As Safe),
yaitu senyawa yang aman sebagai bahan tambahan pangan bagi manusia, tetapi
asam D-(-)-laktat terkadang dapat mengganggu proses metabolisme manusia dan
menyebabkan asidosis (kelebihan asam) dan dekalsifikasi (kekurangan kalsium)
(Narayanan et al., 2004).
Nama IUPAC : 2-Hydroxypropanoic acid
Rumus molekul : C3H6O3
Rumus struktur :

Kelarutan : Lemah dan melepas proton (H+), membentuk ion laktat.


Asam ini juga larut dalam alkohol dan bersifat menyerap air
(higroskopik).
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke
hati. Di sini asam laktat di ubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian
reaksi dalam suatu proses yang di sebut glukoneogenesis (pembentukan gula
baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa dari senyawa-
senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino.
Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupun proses
glukoneoenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari proses
glikolisis, karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversible,
artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi kebalikannya (Junqueira, C. Luis,
1982).
Asam laktat dapat diproduksi melalui sintesis kimia maupun proses
fermentasi. Proses sintesis kimia asam laktat dilakukan dengan menggunakan
sumber berupa senyawa petrokimia. Sementara itu, pembentukan asam laktat
dengan proses fermentasi dapat dilakukan oleh mikroorganisme penghasil asam
laktat, yaitu kapang dan bakteri. Bakteri memfermentasi asam laktat melalui jalur
Embden-Meyerhof-Parnas (EMP) yang dilakukan oleh bakteri homofermentatif
maupun jalur pentosa fosfat yang dilakukan oleh bakteri heterofermentatif (Wee
et al, 2006).
Penelitian mengenai asam laktat berkembang semakin pesat karena asam
laktat memiliki potensi yang besar dalam pemanfaatannya pada berbagai aspek,
baik pada industri pangan maupun non-pangan. Pada industri pangan, asam laktat
umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak (feedstock). Sementara untuk
industri non-pangan, asam laktat dapat dimanfaatkan untuk industri kosmetik,
kimia, maupun farmasi. Salah satu pemanfaatan asam laktat yaitu dalam bentuk
polimernya menjadi plastik ramah lingkungan dari bahan PLA (poly lactic
acid)/poli asam laktat (Richter and Berthold., 1998).
Pengukuran kadar asam laktat dapat dilakukan dengan menggunakan
metode kolorimetri yang telah dilakukan oleh Barker dan Summerson (1941).
Asam laktat mula-mula dioksidasi membentuk asetaldehid dengan penambahan
asam sulfat pekat panas lalu dibiarkan mendingin. Kemudian dilakukan
penambahan PHP (parahydroxyphenol) dan CuSO4 ke larutan. Reaksi antara
asetaldehid yang telah terbentuk dengan PHP akan membentuk kompleks warna
yang dipengaruhi oleh ion anorganik, yaitu Cu 2+ dari CuSO4 yang digunakan. Ion
Cu2+ berperan dalam memperkuat intensitas warna yang terbentuk sebanyak 3
hingga 5 kali dan meningkatkan spesifisitas uji. Absorbansi kemudian dapat
diukur pada panjang gelombang 570 nm. Metode kolorimetri ini dapat
diaplikasikan pada banyak jenis materi biologis yang kandungan proteinnya telah
dihilangkan terlebih dahulu, seperti darah, air liur, spermatozoa, karkas tikus, dan
hati. Metode ini cukup sensitif, karena dapat mengukur asam laktat dalam sampel
yang hanya mengandung 5-10 γ per ml.
pengukuran kadar asam laktat menggunakan metode kolorimetri Barker
dan Summerson adalah:
1. Penghilangan protein terlebih dahulu jika sampel mengandung protein
Protein yang terkandung dalam sampel dapat mengganggu pengukuran
kadar asam laktat. Protein dapat dihilangkan dengan menambahkan asam
trikloroasetat, asam tungstat, besi hidroksida, maupun kadmium hidroksida.
2. Konversi asam laktat menjadi asetaldehid
Hal ini dilakukan dengan mereaksikan asam laktat dengan asam sulfat
pekat panas
3. Pembentukan kompleks warna
Kompleks warna dapat terbentuk setelah adanya penambahan PHP
(parahydroxyphenol) ke campuran asetaldehid dan asam sulfat pekat pada
tahap sebelumnya. Adanya ion Cu2+ akan memunculkan warna biru terang.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Asam laktat (Nama IUPAC: asam 2-hidroksipropanoat (CH3-
CHOH-COOH), dikenal juga sebagai asam susu) adalah senyawa kimia
penting dalam beberapa proses biokimia. Seorang ahli kimia Swedia, Carl
Wilhelm Scheele, pertama kali mengisolasinya pada tahun 1780. Secara
struktur, asam karboksilat dengan satu gugus [hidroksil] yang menempel
pada gugus karboksil. Dalam air, ia terlarut lemah dan melepas proton
(H+), membentuk ion laktat. Asam ini juga larut dalam alkohol dan
bersifat menyerap air (higroskopik). Asam ini memiliki simetri cermin
(kiralitas), dengan dua isomer: asam L-(+)-laktat atau asam (S)-laktat dan,
cerminannya, iasam D-(-)-laktat atau asam (R)-laktat. Hanya isomer yang
pertama (S) aktif secara biologi.
III.2 Saran
Dengan adanya makalah ini saya mengharapan agar pembaca dapat
memahami Materi Kimia II yang berhubungan dengan identifikasi
senyawa obat asam laktat. Sehingga dapat menguasai materi ini dengan
baik, dan juga dapat mengetahui beberapa senyawa farmasi lainnya yang
ada dalam ilmu farmasi.
DAFTAR PUSTAKA

Narayanan, N., Roychoudhury, P. K., Srivastava, A. (2004). ‘L (+) lactic


acid fermentation and its product polymerization’. Electronic Journal
of Biotechnol., vol. 7, no. 2, 167-179.

Wee, Y. J., Kim, J. N., Ryu, H. W. (2006). ‘Biotechnological production of


lactic acid and its recent applications’. Food Technol.Biol., vol. 44, no. 2,
163-172.

Richter, K. and Berthold, C. (1998). ‘Biotechnological conversion of sugar


and starchy crops into lactic acid’. J.agric.Engng Res., vol. 71, 181-191.

Barker, S. B. and Summerson, W. H. (1941). ‘The colorimetric determination


of lactic acid in biological material’. J.Biol.Chem., vol. 138, 546-554.

Anda mungkin juga menyukai