Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Materi

Fenomena Titik Eutektikum pada Sistem Dua Fase (Padat-Cair)

Kelompok IV

1. Abrigianti Jeklina Kinawan (20018026)

2. Anni Alfrianti (20018025)

3. Dahriah Yusuf (20018027)

4. Liquw Rontos (20018037)

5. Megawati Sukarno Putri (20018003)

6. Nurfebriyanti Yusuf (20018011)

Kelas : TF.A

Asisten : Selfiana

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

PROGRAM STUDI SARJANA 1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2020
Fase adalah bagian dari sistem yang dengan jelas secara fisik
terpisah dari bagian yang lain. Jika fase telah mengalami kesetimbangan
maka besaran – besaran yang ada dalam sistem tersebut sudah berada
dalam keadaan yang konstan. Kita perlu menyatakan sejumlah besaran
intensif supaya sistem tersebut bisa ditiru dengan pasti. Jumlah besaran
intensif minimal yang diperlukan ini disebut jumlah derajat bebas. J
Williard Gibss telah membuat suatu persamaan untuk menghitung jumlah
minimal ini.

F=C–P+2

Keterangan

F : jumlah derajat bebas (degree of Freedom

C : jumlah komponen (Components)

P : julah fase (Phase)

C adalah jumlah item komponen yang menyusun semua fase.


Biasanya adalah jumlah item molekul penyusun sistem, walaupun
sebenarnya bisa juga komponen tersebut berupa kesetimbangan dari
beberapa senyawa. P adalah jumlah fase.

Fasa juga merupakan daerah materi dari suatu sistem yang secara
fisis dapat dibedakan dari daerah materi yang lain dalam sistem tersebut;
fasa memiliki struktur atom dan sifat- sifat sendiri yang apabila terjadi
perubahan temperatur, komposisi, atau peubah thermodinamik yang lain,
akan berubah secara kontinyu (tidak berubah mendadak). Pada dasarnya
berbagai fasa yang hadir dalam suatu sistem dapat dipisahkan secara
mekanis. Pengertian ini memperluas pengertian fasa yang telah lama kita
kenal yaitu fasa padat, cair, dan gas.

Kesetimbangan fasa dikelompokan menurut jumlah komponen


penyusunnya yaitu sistem satu komponen, dua komponen dan tiga
komponen. Pemahaman mengenai perilaku fasa berkembang dengan
adanya aturan fasa Gibbs. Sedangkan persamaan Clausius dan persamaan
Clausius Clayperon menghubungkan perubahan tekanan kesetimbangan
dan perubahan suhu pada sistem satu komponen. Adanya penyimpangan
dari sistem dua komponen cair- cair ideal konsep sifat koligatif larutan
dapat dijelaskan.

Sistem 2 komponen dapat berupa campuran dari fasa cair- gas, cair- cair,
fasa padat- cair, ataupun padat- padat. Karakteristik setiap campuran sangat
khas, misalnya ada sistem cair- cair yang membentuk campuran yang homogen
atau 1 fasa pada segala P,T dan komposisi, tetapi ada pula yang hanya
membentuk 1 fasa pada P,T atau komposisi tertentu.

Sebelum membicarakan sistem dua komponen perlu dikenalkan


dulu sistem terkondensasi. Sistem dua komponen mempunyai derajat
bebas tertinggi 3, Untuk menyatakan jika kondisi itu terjadi perlu diagram
tiga dimensi yang susah untuk membacanya. Untuk memudahkannya
maka fase uap tidak digambarkan, sehingga tekanan uap diabaikan dan
sistem dikerjakan pada tekanan 1 atm. Sekarang tinggal variabel suhu dan
konsentrasi sehingga cukup diagram 2 dimensi untuk
menggambarkannya. Harga F hasil hitungan dikurangi satu karena adanya
fase uap yang diabaikan. Inilah yang disebut sistem terkondensasi.
Contoh sistem dua komponen misalnya campuran air dan fenol.

Sistem dua komponen memiliki sifat-sifat tertentu terkait dengan


sifat bercampur komponen-komponen didalamnya. Salah satu bentuk
system dua komponen yang memiliki signifikasi farmasetik adalah
campuran eutektik. Campuran eutektik adalah campuran padat-cair dan
kedua komponen campuran ini bercampur sempurna dalam keadaan cair
dan tidak bercampur sama sekali dalam keadaan padat. Contoh system ini
adalah campuran salol-timol, salol-kamfer, asetaminofen-propifenazon.
Titik eutektikum merupakan titik dimana terjadi pencampuran disperse
padat yang memilik suhu lebur paling rendah yang dimana terjadi
ketidakseimbangan antara fase padat dan fase cair. Besarnya titik lebur
suatu zat padat dipengaruhi oleh bentuk dan sifat ikatan atom-atom.
Dalam bidang farmasi suatu senyawa obat murni dapat ditentukan
kemurniaanya salah satunya dengan jalan titik leburnya.
DAFTAR PUSTAKA

Unhas.2016. “Modul Praktikum Farmasi Fisika”. Unhas: Makassar

Widjajanti Endang, 2008. Kesetimbangan Fasa. UNY: Yogyakarta

Sudirham Sudaryanto, Sistem Multifasa. www.darpublic.com

Anda mungkin juga menyukai