Dosen pembimbing :
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul: “Konsep Pelayanan Prima” Penulis
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan, berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak maka makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membantu
dalam pembuatan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
A. Latar Belakang ......................................................................................…..….
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................……
C. Manfaat Penulisan .....................................................................................…..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………
A. Mutu Pelayanan Kesehatan………………………………………………….
B. Penilaian Mutu……………………………………………………………….
C. Metode Penilaian Mutu Internal Dan Eksternal……………………………..
BAB III ANALISIS KASUS……………………………………………………
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………..
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui tentang Konsep kepuasan klien terhadap
pelayanan kesehatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui Penilaian mutu pelayanan kesehatan
b. Mahasiswa dapat mengetahui Faktor yang Mempengaruhi kepuasan klien
terhadap pelayanan kesehatan
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman penulis tentang konsep pelayanan prima.
2. Bagi Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi
civitas akademika dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta dapat
dijadikan sebagai bahan untuk kelengkapan perpustakaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Penilaian Mutu
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang
berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman,
yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang
telah mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak ( Roemer dalam
Amirudin, 2007).
Menurut Amiruddin (2007) dalam pelakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan
penilaian mutu, yaitu :
1. Struktur
Struktur meliputi sarana fisik perlengkapan dan peralatan, organisasi dan
manajemen, keuangan, sumber daya manusia lainnya di fasilitas kesehatan.
2. Proses
Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh
tenaga kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya
dengan klien
3. Outcomes
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan
profesional terhadap klien
Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun
negatif. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau
prosedur tertentu. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan
fungsional klien
Langkah-kangkah dalam menetapkan masalah mutu:
a. Menyusun daftar masalah
Menggunakan tekhnik kesepakatan kelompok (group decision making):
1) Curah pendapat (brain storming)
2) Kelompok minimal (nominal group)
b. Melakukan konfirmasi daftar masalah
Dapat dilakukan dengan:
1) Mengumpulkan daftar masalah secara langsung
2) Mengumpulkan daftar masalah secara tidak langsung, yaitu dengan
meminta pendapat staf lain yang terkait tentang kebinaran daftar masalah
yang telah disusun
c. Menetapkan prioritas masalah mutu pelayanan kesehatan
1) Kesepakatan (consensus)
2) Pemungutan suara
d. Merumuskan masalah
1) Apa masalahnya
2) Siapa yang terkena masalah
3) Seberapa besar masalah itu
4) Dimana terjadiny
5) Bilamana masalah itu terjadi
e. Menetapkan penyebab masalah mutu, bisa berasal dari:
1) Unsur masukan (Input)
2) Unsur proses (process)
3) Unsur lingkungan (environmnet)
Langkah menetapkan penyebab masalah mutu:
a. Menyusun daftar penyebab masalah
Penyebab masalah adalah “sebab” yang telah teridentifikasi. Gunakan teknik
curah pendapat atau kelompok nominal. Untuk membantu menyusun daftar
penyebab, dapat menggunakan diagram tulang ikan (fish bone diagram)
b. Konfirmasi daftar penyebab masalah
1) Melihat/ mengakaji daftar penyebab masalah
2) Menanyakan daftar penyebab masalah kepada staf yang terkait
c. Menetapkan urutan prioritas penyebab masalah
Dapat menggunakan teknik kriteria matriks.
Siklus PDCA adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif
yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Siklus PDCA berguna
sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau system sehaingga mutu
pelayanan kesehatan. PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari
perencanaan kerja, pelaksanaan kerja,pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang
dilakukan terus menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan.
2. Pelaksanaan ( Do )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah
disusun. Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain
di luar anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga
staf pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan
dilaksanakan. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan
keterampilan pokok manajerial yaitu:
a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan
pengertian staf terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia
menyelesaikan cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan
kegiatan cara penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang
dilaksanakan.
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan
hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari
pemeriksaan untuk mengetahui :
a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum
berjalan dengan baik
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan
perbaikan atau
e. Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua
alat bantu yang sering dipergunakan yakni :
1) Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk
mencatat secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah
pembuatan lembar pemeriksan adalah:
a) Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati
b) Tetapkan jangka waktu pengamatan
c) Lakukan perhitungan penyimpangan
2) Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalahsuatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya
penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok
dibuat bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam pembuatan peta kontrol adalah :
a) Tetapkan garis penyimpangan minimum dan maksimum
b) Tentukan prosentase penyimpangan
c) Buat grafik penyimpangan
d) Nilai grafik
4. Perbaikan (Action)
Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana
kerja. Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu
mempertimbangkan pemilihan dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk
selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki tersebut dilaksanakan kembali.
Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk
kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan
yang sesuai.
3. Dimensi Mutu
Pendekatan dalam kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan
adalah model kualitas dengan metode SERVEQUAL (Service Quality) yang
dapat digunakan sebagai penentuan mutu pelayanan, model ini dikembangkan
dengan lima dimensi mutu pelayanan yaitu :
a. Bukti fisik (Tangibles), yang meliputi penampilan fasilitas fisik seperti
gedung dan ruangan, kebersihan, kerapihan, kenyamanan ruangan, dan
penampilan petugas.
b. Kehandalan (Reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang tepat atau akurat dan kemampuan memberikan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan.
c. Daya tanggap (Responsiveness), yaitu kesediaan untuk membantu
pelanggan, respon dan memberikan pelayanan yang cepat yang meliputi
kecepatan karyawan dalam menangani keluhan pelanggan serta kesigapan
karyawan dalam melayani pelanggan.
d. Jaminan (Assurance), yaitu kegiatan untuk menjamin kepastian terhadap
pelayanan yang akan diberikan kepada pelanggan, hal ini meliputi
kemampuan petugas atas pengetahuan terhadap jasa secara tepat,
keterampilan dalam memberikan pelayanan sehingga dapat
menumbuhkan rasa aman pada pelanggan sehingga dapat menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
e. Empati (Emphaty), yaitu membina hubungan dan perhatian secara
individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti
mendengarkan keluhan konsumen, kemudahan konsumen untuk
menghubungi perusahaan, kemampuan petugas untuk berkomunikasi
dengan konsumen/pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami
kebutuhan pelanggannya (Nursalam, 2014).
BAB III
ANALISIS KASUS
Mekanisme pelaksanaan :
1) Setelah 6 jam bayi lahir dan di susui bayi di mandikan
2) Di tidurkan di tempat tidur
3) Setiap 2 jam sekali bayi di serahkan kepada ibunya untuk di susui atau
ibunya bisa menghampiri bayinya untuk menyusi bila sudah kuat karena
tersedia sofa
4) Bayi juga di beri penerangan yang cukup
5) Suhu bayi terjaga karena terdapat pengatur suhu
6) Bila bayi masih di rawat di Puskesmas Padusunan di pagi hari bayi di
jemur selama 30 menit
7) Pemijatan bayi di pagi hari
8) Bayi dimandikan 2kali sehari
9) Mengadakan terapi otak untuk melatih sistem kerja otak kiri dan kanan
contoh nya Bermain puzzle dan mengadakan permainan lain nya
10) Memeberikan pendididkan anak usia dini kepada masing masing ibu
11) Mengadakan imunisasi
12) Bila bayi masih di rawat di Puskesmas Padusunan di pagi hari bayi di
jemur selama 30 menit
13) Pemijatan bayi di pagi hari
14) Bayi dimandikan 2kali sehari
3. Check
Pelaksanaan tersebut lumayan baik terlaksana perubahan tersebut perlu
ditinjau dari klien
a. Faktor mendukung
1) Fasilitas meningkat
2) Bayi dan balita terjaga dan ibu merasa puas
3) Kebutuhan bay dan balita lebih terpenuhi
b. Faktor Penghambat
1) Petugas mungkin merasa kelelahan karna terus menjaga bayi dan balita
2) Biaya mahal
3) Keinginan pasien yang selalu ingin di utamakan
4. Action
Terlihat dari check bahwa faktor tersebut meningkatkan mutu pelayanan
sehingga klien merasa puas namun dalam hal ini juga terdapat penghambat yaitu
petugas merasa kelelahan karna terus mengawasi bayi dan juga biaya yang
dikeluarkan klien pun terbilang mahal karena fasilitas tersebut sehingga mutu
pelayanan tersebut hanya bisa di rasakan oleh kalangan menengah ke atas. Akan
tetapi Puskesmas Padusunan ini memberikan kesempatan untuk kalangan tidak
mampu dan menengah dengan di adakan surat keterangan tidak mampu.
Petugas Puskesmas akan memberikan toleransi kepada keluarga tidak mampu
agar dapat pelayanan kesehatan yang baik.Dan Puskesmas Padusunan ini
mengadakan pendidikan kesehatan bagi remaja, bumil, bufas dan balita.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan yang baik adalah pelayanan berorientasi terhadap upaya
peningkatan mutu untuk memenuhi harapan atau kepuasan pelanggan. Mutu
sulit didefinisikan, namun esensi mutu dan aplikasinya dalam pelayanan
kesehatan dapat diukur, dimonitor dan dinilai hasilnya. Mutu dalam pelayanan
kesehatan adalah kontroversial dan relatif. Oleh karena itu spesifikasi dalam
dimensi mutu atau kinerja yang diterapkan dalam proses yang benar dan
dikerjakan dengan baik akan dapat memberikan kepuasan pelanggan.
Mutu itu dinamis, upaya peningkatan mutu tidak pernah berhenti tetapi
selalu berkelanjutan sesuai dengan perkembangan iptek, tatanan nilai dan
tuntutan masyarakat serta lingkungannya, agar dapat tetap eksis dalam
persaingan global. Peningkatan mutu berarti peningkatan kinerja sehingga
akan memperoleh kepuasan pelanggan dengan mempertimbangkan efisiensi
(biaya) itu sendiri. Meningkatkan kinerja berarti meningkatkan mutu
pelayanan telah dimulai agar dapat eksis dalam persaingan global.
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis
profesional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan perawatan yang
berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan yang diderita oleh pasien
(American Hospital Association, 1974; dalam Azwar, 1996). Sementara itu,
dalam Sistem Kesehatan Nasional (1992) dinyatakan bahwa rumah sakit
mempunyai fungsi utama menyelenggarakan kesehatan bersifat penyembuhan
dan pemulihan penderita serta memberikan pelayanan yang tidak terbatas pada
perawatan di dalam rumah sakit saja, tetapi memberikan pelayanan rawat
jalan, serta perawatan di luar rumah sakit.
Indikator utama pertama dari standar suatu rumah sakit pelayanan yang
diberikannya sehingga pasien mendapatkan kepuasaan terhadap pelayanan
dari rumah sakit tersebut.. Kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak
terhadap jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi provitabilitas rumah
sakit, sedangkan sikap karyawan terhadap pelanggan juga akan berdampak
terhadap kepuasan pelanggan dimana kebutuhan pelanggan dari waktu ke
waktu akan meningkat, begitu pula tuntutannya akan mutu pelayanan yang
diberikan.
Kepuasan pelanggan/pasien dipandang sebagai unsur penentu
penilaian baik buruknya sebuah rumah sakit. Pelayanan yang baik dari suatu
rumah sakit akan membuktikkan rumah sakit tersebut bermutu baik pula. Hal
ini dilihat dari respon pelangga/ pasien yang datang berkunjung ke rumah sakit
tersebut. Dengan sendirinya kita akan menyimpulkan orang akan menganggap
rumah sakit tersebut memiliki mutu yang baik jika pelanggannya/ pasien yang
datang mendapatkan pelayanan yang baik dari segi sarana dan prasaranan
yang lengkap, ketanggapan petugas kesehatanannya (dokter,perawat),
komunikasi yang digunakan dalam segi keramahtamahan, dan itu sudah
termasuk kategori rumah sakit yang bermutu di mata pasiennya.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan terdapat beberapa lang
kah-langkah yaitu pembentukan kelompok jaminan mutu pelayanan
kesehatan kemudian menyusun standar pelayanan kesehatan setelah
itu memilih tehnik yang akan digunakan dalam pengukuran mutu
kemudian melakukan pengukuran mutu dengan cara membandingkan
standar pelayanan kesehatan dengan kenyat aanyang tercapai.
B. Saran
Salah satu efektivitas Pelayanan Rumah Sakit harus menciptakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit agar dapat melayani
kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan kepada pasien yang
penerapannya harus dilaksanakan oleh semua elemen organisasi rumah sakit
secara komprehensif dan berkelanjutan termasuk pula pasien sebagai pihak
pemakai.
Penilaian mutu fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan memberikan
gambaran bagaimana mutu di suatu fasilitas kesehatan berjalan. Apakah sudah
semestinya atau belum. Sehingga dengan penilaian mutu dapat meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan secara komprehensif dan berkelanjutan demi
majunya fasilitas pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, Dee Ann. 1994. Nursing Management A System Approach, 3rd Edittion. USA:
Saunders
Robbins. Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Buku kedua, Edisi ke-12. Penerbit;
Salemba Medika. Jakarta.
Wijono, Dj. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan
Aplikasi. Volume 2. Cetakan Kedua. Surabaya. Airlangga Unniversity Press.
MUTU PELAYANAN KESEHATAN
OLEH KELOMPOK 6:
1. Al-Hanifah Armes
2. Dera Rahmi Gusti Fauziah
3. Fitriatul Munnawaroh
4. Oktaghina Jennisya
5. Raisatul Mahmudah
6. Teguh Wiradharma
MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Mutu pelayanan kesehatan
Pengukuran mutu pelayanan
adalah pelayanan kesehatan
kesehatan secara umum meliputi:
yang dapat memuaskan setiap
jasa pemakai layanan kesehatan
yang sesuai dengan tingkat Mutu teknis pelayanan kesehatan (technical of
kepuasan rata-rata penduduk care) berkaitan dengan kesesuaian proses
serta penyelenggaraannya sesuai pelayanan kesehatan dengan standar yang
dengan standard an kode etik telah ditetapkan.
1 Perencanaan ( Plan)
4 Perbaikan (Action)
Judul rencana kerja, besarnya masalah mutu yang Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki
dihadapi, tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap tersebut dilaksanakan kembali. Jangan lupa untuk
dengan target yang ingin dicapai, kegiatan yang akan memantau kemajuan serta hasil yang dicapai. Untuk
dilakukan, organisasi dan susunan personalia pelaksana, kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut,
budget, tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan laksanakan tindakan yang sesuai.
Penilaian Mutu Internal Keperawatan
Dalam sistem Puskesmas Padusunan ini tidak luput merupakan tugas untuk bagaimana
membangun dengan indikator Mutu pelayanan Kesehatan maka Kami membuat suatu
perencanaan di dalamnya penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Daftar Tilik
menggunakan sistem PDCA (Plan, Do, Check, Action) yaitu dengan melaksanakan PDCA di Ruang
Bayi Dan Balita
Plan Do