Hal 68 TDM-Judul
Hal 68 TDM-Judul
ARTIKEL PENELITIAN
Abstrak
Pemantauan kadar obat di dalam darah adalah suatu cara yang digunakan untuk dasar
pemberian obat yang optimal berdasarkan konsentrasi target (C target) sehingga dengan
demikian penyesuaian dosis obat dapat dilakukan. Di rumah sakit pemerintah cara ini sudah
banyak dilakukan seperti di bagian jantung, saraf dan paru.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dan data diambil dari catatan yang ada di
bagian rekam medis RSUP Dr. M. Djamil Padang. Pengamatan dilakukan pada frekuensi
pengobatan yang diberikan terutama obat-obat yang harus di pantau penggunaannya dan
kadarnya di dalam darah seperti digoxin, fenitoin dan teofilin.
Berdasarkan penelitian di bagian jantung RSUP Dr. M. Djamil Padang, pemberian digoxin
meningkat dari tahun 2001-2003. Peningkatan pemberian digoxin pada penderita rawat
jalan sebesar 1,25 kali. Pemberian fenitoin pada penderita rawat inap meningkat 2,5 kali.
Pada bagian paru, pemberian teofilin untuk penderita rawat inap meningkat 1,5 kali dan
untuk rawat jalan meningkat 2,5 kali.
ABSTRACT
Rate Monitoring medicine in blood is a technique used for the base of giving of
optimal drug pursuant to target concentration (C target), thereby adjustment of drug
dose can be conducted. In governmental hospital, this technique have been conducted
as in heart, neurological and lung department.
This research use descriptive design and data taken away from medical record Dr. M.
Djamil hospital. Medication frequency will be calculated, especially the drug which
must be wacthed its use and the rate in blood like digoxin, and fenitoin of teophilin.
Pursuant to research in heart department, giving of digoxin increased from year 2001
up to 2003. The increasing of digoxin for out-patient more or less 1.25 times and,
fenitoin for in-patient increase 2.5 times. In department of lung, giving of teophilin for
in-patient increased 1.5 times and for out-patient increased 2.5 times.
mulai memasuki dunia klinik. Dari pene- beberapa set data yang di peroleh dari
litian yang telah dilakukan secara in vitro percobaan. Model ini me-ngarah kepada
dan in vivo, ternyata intensitas efek pembuatan konsep mate-matika yang
farmakologi suatu obat tergantung pada disebut model kompartemen. Prinsip dari
kadar obat tersebut di dalam cairan tubuh model kompartemen ini menganggap
yang berada di sekitar tempat aksi. Dari tubuh terdiri dari bagian-bagian atau
konsep tersebut timbul pemikiran bahwa kompartemen yang satu dengan yang lain
efek farmakologi dapat dioptimalkan saling berhubungan, di mana distribusi
dengan mengatur kadar obat di tempat obat di dalam tubuh tidaklah sama, hal ini
aksinya, selama periode waktu tertentu disebabkan perbe-daan anatomi, faal
dan dengan mengetahui tempat aksi obat organ, media cairan tubuh serta proses
dan mengetahui perubahan-perubahan difusi yang terjadi. Penggunaan model
yang dilakukan tubuh terhadap obat maka matematika ini dengan parameter
berdasarkan kadar obat yang terukur farmakokinetik, dapat meng-gambarkan
dalam darah, dosis optimal dapat diten- dan meramalkan hubungan antara waktu
tukan. Konsep inilah yang dinamakan dan perubahan kadar obat dalam darah
Farmakokinetika yaitu suatu cara setiap saat sebagai fungsi dari dosis serta
untuk melakukan pengukuran kuan- cara dan frekuensi pemberiaan obat.
titatif keberadaan obat dalam tubuh
sebagai suatu sistem yang dinamik, di Manfaat klinik dari TDM
mana obat berubah setiap saat oleh Secara paktis, manfaat TDM dapat
proses ADME (Absorbsi, Distribusi, diguna-kan untuk optimalisasi dosis
Metabolisme dan Ekresi). Bila konsep individu karena:
farmakokinetika ini digunakan untuk 1. Adanya ketidak patuhan penderita
tujuan keamanan dan efektifitas terapi dapat diketahui
pada penderita di klinik, di sebut 2. Obat dengan bioavailabilitas yang
Farmakokinetika Klinik. Dari tidak mencukupi dapat diketahui
perubahan kadar obat setiap saat dalam 3. Adanya individualisasi keperluan
darah (dc/dt) dapat ditentukan parameter dosis dapat diperhitungkan
kinetik yaitu besarnya absorbsi (Ka), 4. Perubahan keperluan obat
kadar puncak (Cmaks), kadar tunak sehubungan dengan perubahan
(Css), klirens, volume distribusi (Vd), keadaan penyakit dapat dikenali
waktu paruh (t1/2) dan bioavailabiltas. 5. Dapat di cegah efek intoksikasi
Dari parameter kinetik diciptakan model para-doksal dari obat
farmakokinetik. Model adalah salah satu 6. Perubahan fisiologik yang
alat dasar dari ilmu pengetahuan yang memerlukan perubahan dosis
sifatnya tiruan dan merupakan sistim riil
yang sederhana. Model kompartemen Data rekaman kunjungan medik
dalam ilmu faal dan ilmu farmakokinetika pasien bagian cardiologi, neurologi dan
sering digunakan untuk mengambarkan paru
perilaku zat-zat endo-gen atau eksogen Dari data yang diambil di apotek
termasuk obat. Model farmakokinetik ini rumah sakit M. Djamil untuk bagian
bertujuan untuk mendapatkan metode jantung, bagian neurologi dan paru dida-
yang sesuai dalam menggambarkan dan patkan data sebagai berikut :
menginterprestasikan satu data atau
KEPUSTAKAAN
1. WHO. Bioavailability of drugs:
principles and problems. Report of a
WHO scientific group. WHO
Technical Series 536; (1974).