Berdasarkan survey
WHO (World Health Orgaization) demografi kesehatan Indonesia
mendefinisikan bahwa kematian ibu (SDKI) 2012, rata-rata AKI tercatat
adalah kematian seorang wanita mencapai 359 per 100.000
yang terjadi saat hamil, bersalin kelahiran hidup, melonjak lebih
atau dalam 42 hari setelah tinggi dibandingkan Pada tahun
persalinan dengan penyebab yang 2007 sebesar 228 per-100.000
berhubungan langsung atau tidak kelahiran hidup. Indonesia
1
langsung setelah persalinan . mengharapkan kemajuan untuk
Masalah kematian ibu ini, mengurangi AKI dengan melakukan
masyarakat menggugat bahwa usaha dan upaya agar menurunkan
target Sustainable Development angka kesakitan dan kematian pada
Goals (SDG’s) tahun 2030 tentu ibu dan bayi lahir3.
perlu untuk mendapat perhatian Salah satu usaha yang dilakukan
khusus dari seluruh pihak baik untuk menurunkan AKI dan AKB
pemerintah maupun sector swasta, adalah memberi pelayanan pada
yaitu menurunkan Angka Kematian ibu hamil dan ibu bersalin secara
Ibu (AKI) di bawah 70 per 100.000 cepat dan tepat. Dalam upaya
kelahiran hidup. Sedangkan data menurunkan angka kematian ibu,
dari Rencana Pembangunan pemerintah menerapkan strategi
Jangka Menengah Nasional making pregnancy safer (MPS)
(RPJMN) pada tahun 2010 AKI yang dimulai pada tahun 2000.MPS
sebesar 346 per 100.000 kelahiran mempunyai visi agar kehamilan dan
hidup, target RPJMN pada tahun persalinan di Indonesia berlangsung
2019 yaitu 306 per 100.000 aman dan bayi yang dilahirkan
kelahiran hidup menurut Direktorat hidup dan sehat5.
Bina Kesehatan Ibu Kementrian Penyebab kematian ibu yang
Kesehatan Republik Indonesia2. paling umum di Indonesia adalah
Angka kematian ibu di Indonesia penyebab obsetri langsung yaitu
lebih tinggi dibandingkan negara- perdarahan 28%,
negara ASEAN lainnya. Kematian preeklamsi/eklamsi 24%, infeksi
ibu akibat komplikasi dari kehamilan 11%, sedangkan penyebab tidak
dan persalinan tersebut terjadi pada langsung adalah trauma obsetri 5%
wanita usia 15-49 tahun diseluruh dan lain-lain 11%. Di Indonesia dari
1
100% kejadian komplikasi pada resiko yang akan dialami pada
kehamilan yang menyebabkan masa kehamilan maupun persalinan
kematian berkisar 24% preeklamsi sampai masa nifas yang bisa
yang dialami oleh ibu hamil dan ibu menyebabkan dilakukannya
bersalin6. tindakan saat persalinan9.
Preeklamsi adalah suatu Ibu hamil perlu mewaspadai
gangguan yang terjadi pada masa Preeklampsia dan Eklampsia (PE-E)
kehamilan. Preeklamsi biasanya karena di Indonesia menjadi
didefinisikan sebagai peningkatan penyebab 30-40% kematian
tekanan darah dan proteinuria yang perinatal.Di beberapa rumah sakit di
terjadi setelah usia kehamilan 20 Indonesia, Preeklampsia-Eklampsia
minggu. Preeklamsi dapat menjadi penyebab utama kematian
mempengaruhi sistem tubuh, dalam maternal, menggeser Perdarahan
penelitian Wahyuni perubahan yang dan Infeksi. Dari sekian banyak
terjadi pada preeklamsi tampaknya komlikasi yang terjadi pada
disebabkan oleh gabungan komplek kehamilan yait preeklamsi yang bisa
atara abnormal genetik, faktor di sebabkan oleh berat badan yang
7
imunologis dan faktor plasenta . tidak normal yaitu memiliki indeks
Tanda-tanda preeklamsi awal masa tubuh 30 atau lebih10. Institute
adalah tekanan darah 140/90 Of Medicine (IOM) menerangkan
mmHg –160/110 mmHg, proteinuria Rata-rata total pertambahan berat
8.
>300 mg/24 jam dan edema badan ibu hamil berkisar 10-15 kg
Faktor penyebab terjadinya yaitu 1 kg pada trimester I dan
preeklamsi bisa dilihat dari tidak selebihnya pada trimester II dan III.
seimbangnya berat badan pada ibu. Mulai trimester II sampai III rata-rata
Menurut penelitian Kusumawati Y pertambahan berat badan adalah
faktor kegemukan merupakan salah 0,3-0,7 kg/minggu.
satu yang bisa meneyebabkan Indeks Masa Tubuh (IMT) pra
terjadinya preeklamsi pada hamil merupakan petujuk untuk
kehamilan bahkan sampai menentukan indeks quatelet {berat
persalinan hingga masa nifas. Oleh badan dalam kilogram dibagi
karena itu pentinggnya menjaga dengan kuadrat tinggi badan dalam
dan menstabilkan berat badan meter (kg/m2)} sebelum hamil dan
untuk menghindari terjadinya faktor juga menentukan penambahan
berat badan yang optimal pada kehamilan yang akan menentukan
kehamilan sesuai dengan IMT pra masalah pada ibu hamil12.
hamil. IMT menurut WHO sendiri Bagi ibu masa kehamilan
mempunya kriteria tersendiri yang merupakan salah satu masa
dimana batasan hasil perhitungan penting dalam kehidupannya. Pada
dari rumus IMT normalnya adalah masa kehamilan, ibu harus
18,5-25,0, jika ibu hamil setelah memperhatikan kesehatan terutama
menghasilkan perhitung sebelum menjaga keseimbangan bereat
atau sesudah hamil kurang atau badan yang cukup dan ideal. Ibu
lebih dari angka normal maka ibu yang yang bisa menjaga
tersebut mempunyai keabnormalan keseimbangan berat badan pada
pada pengukuran indeks masa masa kehamilan dapat menghindari
tubuhnya, yang diantaranya kurus terjadinya komplikasi pada
4
dan obesitas . kehamilan. Salah satu komplikasi
Jika ibu hamil mengalami yang sering terjadi pada masa
kenaikan berat badan berlebihan kehamilan adalah preeklamsi3.
bisa dipastikan bahwa ibu hamil Dari hasil studi pendahuluan
telah mengalami obesitas. Oleh yang telah dilakukan di RS
karena itu ibu hamil perlu untuk Tjitrowardoyo Purworejo,
melakukan cara menanggulangi didapatkan hasil data terjadinya
obesitas tersebut. Jika tidak mau kasus dengan komplikasi dalam
mengontrol berat badannya ibu waktu setahun, pada tahun 2016 ini
hamil bisa terkena bahaya obesitas berkisar 1.862 orang dari seluruh
bagi ibu hamil. Wanita sebelum persalinan. Diantaranya adalah
hamil sudah memiliki tubuh gemuk perdarahan sebelum persalinan
juga rentan untuk terkena sebanyak 8 orang (0,43%),
komplikasi kehamilan sehingga bagi perdarahan sesudah persalinan 30
ibu hamil yang sudah obesitas 0rang (1,61%), preeklamsi 181
sebelum kehamilan harus pandai oranng (9,72%), eklamsi 9 orang
mengontrol berat badannya. (0,48%), infeksi 2 orang (0,11%),
Sedangkan, kenaikan berat badan dan sebab dari lain-lain sebanyak
yang berlebihan selama kehamilan 1.632 orang (87,65%). Melihat
merupakan komplikasi pada pernyataaan di atas, maka penulis
melakukan penelitian untuk
mengetahui apakah benar berat Variabel penelitian ini adalah
badan pra hamil yang kurus, normal IMT pra hamil pada ibu nifas
dan obesitas mempengaruhi dengan riwayat preeklamsi selama
terjadinya preeklamsi. Oleh karena hamil.
itu penulis memberi judul KTI Instrumen yang digunakan
“Gambaran riwayat preeklamsi adalah berupa kuesioner dengan
selama hamil pada ibu nifas pengkajian data sekunder dan data
berdasarkan IMT pra hamil di primer.
RSUD Tjitrowardoyo Purowrejo”