Anda di halaman 1dari 14

Pendahuluan dunia.

Berdasarkan survey
WHO (World Health Orgaization) demografi kesehatan Indonesia
mendefinisikan bahwa kematian ibu (SDKI) 2012, rata-rata AKI tercatat
adalah kematian seorang wanita mencapai 359 per 100.000
yang terjadi saat hamil, bersalin kelahiran hidup, melonjak lebih
atau dalam 42 hari setelah tinggi dibandingkan Pada tahun
persalinan dengan penyebab yang 2007 sebesar 228 per-100.000
berhubungan langsung atau tidak kelahiran hidup. Indonesia
1
langsung setelah persalinan . mengharapkan kemajuan untuk
Masalah kematian ibu ini, mengurangi AKI dengan melakukan
masyarakat menggugat bahwa usaha dan upaya agar menurunkan
target Sustainable Development angka kesakitan dan kematian pada
Goals (SDG’s) tahun 2030 tentu ibu dan bayi lahir3.
perlu untuk mendapat perhatian Salah satu usaha yang dilakukan
khusus dari seluruh pihak baik untuk menurunkan AKI dan AKB
pemerintah maupun sector swasta, adalah memberi pelayanan pada
yaitu menurunkan Angka Kematian ibu hamil dan ibu bersalin secara
Ibu (AKI) di bawah 70 per 100.000 cepat dan tepat. Dalam upaya
kelahiran hidup. Sedangkan data menurunkan angka kematian ibu,
dari Rencana Pembangunan pemerintah menerapkan strategi
Jangka Menengah Nasional making pregnancy safer (MPS)
(RPJMN) pada tahun 2010 AKI yang dimulai pada tahun 2000.MPS
sebesar 346 per 100.000 kelahiran mempunyai visi agar kehamilan dan
hidup, target RPJMN pada tahun persalinan di Indonesia berlangsung
2019 yaitu 306 per 100.000 aman dan bayi yang dilahirkan
kelahiran hidup menurut Direktorat hidup dan sehat5.
Bina Kesehatan Ibu Kementrian Penyebab kematian ibu yang
Kesehatan Republik Indonesia2. paling umum di Indonesia adalah
Angka kematian ibu di Indonesia penyebab obsetri langsung yaitu
lebih tinggi dibandingkan negara- perdarahan 28%,
negara ASEAN lainnya. Kematian preeklamsi/eklamsi 24%, infeksi
ibu akibat komplikasi dari kehamilan 11%, sedangkan penyebab tidak
dan persalinan tersebut terjadi pada langsung adalah trauma obsetri 5%
wanita usia 15-49 tahun diseluruh dan lain-lain 11%. Di Indonesia dari

1
100% kejadian komplikasi pada resiko yang akan dialami pada
kehamilan yang menyebabkan masa kehamilan maupun persalinan
kematian berkisar 24% preeklamsi sampai masa nifas yang bisa
yang dialami oleh ibu hamil dan ibu menyebabkan dilakukannya
bersalin6. tindakan saat persalinan9.
Preeklamsi adalah suatu Ibu hamil perlu mewaspadai
gangguan yang terjadi pada masa Preeklampsia dan Eklampsia (PE-E)
kehamilan. Preeklamsi biasanya karena di Indonesia menjadi
didefinisikan sebagai peningkatan penyebab 30-40% kematian
tekanan darah dan proteinuria yang perinatal.Di beberapa rumah sakit di
terjadi setelah usia kehamilan 20 Indonesia, Preeklampsia-Eklampsia
minggu. Preeklamsi dapat menjadi penyebab utama kematian
mempengaruhi sistem tubuh, dalam maternal, menggeser Perdarahan
penelitian Wahyuni perubahan yang dan Infeksi. Dari sekian banyak
terjadi pada preeklamsi tampaknya komlikasi yang terjadi pada
disebabkan oleh gabungan komplek kehamilan yait preeklamsi yang bisa
atara abnormal genetik, faktor di sebabkan oleh berat badan yang
7
imunologis dan faktor plasenta . tidak normal yaitu memiliki indeks
Tanda-tanda preeklamsi awal masa tubuh 30 atau lebih10. Institute
adalah tekanan darah 140/90 Of Medicine (IOM) menerangkan
mmHg –160/110 mmHg, proteinuria Rata-rata total pertambahan berat
8.
>300 mg/24 jam dan edema badan ibu hamil berkisar 10-15 kg
Faktor penyebab terjadinya yaitu 1 kg pada trimester I dan
preeklamsi bisa dilihat dari tidak selebihnya pada trimester II dan III.
seimbangnya berat badan pada ibu. Mulai trimester II sampai III rata-rata
Menurut penelitian Kusumawati Y pertambahan berat badan adalah
faktor kegemukan merupakan salah 0,3-0,7 kg/minggu.
satu yang bisa meneyebabkan Indeks Masa Tubuh (IMT) pra
terjadinya preeklamsi pada hamil merupakan petujuk untuk
kehamilan bahkan sampai menentukan indeks quatelet {berat
persalinan hingga masa nifas. Oleh badan dalam kilogram dibagi
karena itu pentinggnya menjaga dengan kuadrat tinggi badan dalam
dan menstabilkan berat badan meter (kg/m2)} sebelum hamil dan
untuk menghindari terjadinya faktor juga menentukan penambahan
berat badan yang optimal pada kehamilan yang akan menentukan
kehamilan sesuai dengan IMT pra masalah pada ibu hamil12.
hamil. IMT menurut WHO sendiri Bagi ibu masa kehamilan
mempunya kriteria tersendiri yang merupakan salah satu masa
dimana batasan hasil perhitungan penting dalam kehidupannya. Pada
dari rumus IMT normalnya adalah masa kehamilan, ibu harus
18,5-25,0, jika ibu hamil setelah memperhatikan kesehatan terutama
menghasilkan perhitung sebelum menjaga keseimbangan bereat
atau sesudah hamil kurang atau badan yang cukup dan ideal. Ibu
lebih dari angka normal maka ibu yang yang bisa menjaga
tersebut mempunyai keabnormalan keseimbangan berat badan pada
pada pengukuran indeks masa masa kehamilan dapat menghindari
tubuhnya, yang diantaranya kurus terjadinya komplikasi pada
4
dan obesitas . kehamilan. Salah satu komplikasi
Jika ibu hamil mengalami yang sering terjadi pada masa
kenaikan berat badan berlebihan kehamilan adalah preeklamsi3.
bisa dipastikan bahwa ibu hamil Dari hasil studi pendahuluan
telah mengalami obesitas. Oleh yang telah dilakukan di RS
karena itu ibu hamil perlu untuk Tjitrowardoyo Purworejo,
melakukan cara menanggulangi didapatkan hasil data terjadinya
obesitas tersebut. Jika tidak mau kasus dengan komplikasi dalam
mengontrol berat badannya ibu waktu setahun, pada tahun 2016 ini
hamil bisa terkena bahaya obesitas berkisar 1.862 orang dari seluruh
bagi ibu hamil. Wanita sebelum persalinan. Diantaranya adalah
hamil sudah memiliki tubuh gemuk perdarahan sebelum persalinan
juga rentan untuk terkena sebanyak 8 orang (0,43%),
komplikasi kehamilan sehingga bagi perdarahan sesudah persalinan 30
ibu hamil yang sudah obesitas 0rang (1,61%), preeklamsi 181
sebelum kehamilan harus pandai oranng (9,72%), eklamsi 9 orang
mengontrol berat badannya. (0,48%), infeksi 2 orang (0,11%),
Sedangkan, kenaikan berat badan dan sebab dari lain-lain sebanyak
yang berlebihan selama kehamilan 1.632 orang (87,65%). Melihat
merupakan komplikasi pada pernyataaan di atas, maka penulis
melakukan penelitian untuk
mengetahui apakah benar berat Variabel penelitian ini adalah
badan pra hamil yang kurus, normal IMT pra hamil pada ibu nifas
dan obesitas mempengaruhi dengan riwayat preeklamsi selama
terjadinya preeklamsi. Oleh karena hamil.
itu penulis memberi judul KTI Instrumen yang digunakan
“Gambaran riwayat preeklamsi adalah berupa kuesioner dengan
selama hamil pada ibu nifas pengkajian data sekunder dan data
berdasarkan IMT pra hamil di primer.
RSUD Tjitrowardoyo Purowrejo”

Hasil dan Pembahasan


Bahan dan Metode 1. Analisa Univariat
Jenis penelitian ini adalah a. Gambaran IMT pra hamil
deskriptif dengan anlisa kuantitatif pada ibu nifas di RSUD
dan rencana penelitian dr.Tjitjowardojo Purworejo
menggunakan pendekatan cross
sectiona yang di laksanakan bulan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Maret-Mei 2017. Populasi penelitian IMT Pra Hamil pada Ibu Nifas di
RSUD dr.Tjitjowardojo Purworejo
ini adalah ibu nifas di RSUD dr.
IMT Pra
Tjitrowadojo Purworejo yang f %
Hamil
berjumlah 155 orang berdasarkan Berlebih 17 27,87
pengambilan angka kejadian satu bulan Normal 36 59.02
Kurus 8 13,11
terakhir pada bulan Desember 2016,
Total 61 100
jumlah sempel
yang didapat adalah 61 ibu nifas. Berdasarkan Tabel 4.1 IMT pra
Teknik pengambilan sempel hamil sebagian besar mempunyai
adalah accidental sampling dengan kategori normal yaitu 36 orang
kreteria inklusi ibu nifas yang (59,02%), sedangkan IMT prahamil
terdaftar di RSUD dan ibu nifas yang mempunyai kategori berlebih
yang dirawat inap. Sedangkan 17 orang (27,87%) dan yang
kreteria ekslusi dari penelitian ini berkategori kurus berjumlah 8 orang
adalah ibu yang tidak bersedia (13,11%) dari 61 responden.
dijadikan responden dan ibu nifas
Hasil penelitian memunjukan
yang tidak bisa membaca dan
bahwa IMT pra hamil pada ibu
menulis.
nifas IMT sebagian besar kejadian di Kabupaten Banyumas”
mempunyai kategori normal yaitu didapatkan hasil penelitian ibu hamil
36 orang (59,02%), sedangkan IMT dengan IMT >29 yang mengalami
prahamil yang mempunyai kategori preeklamsi sebanyak 39 orang
berlebih dengan hasil penelitian 17 (65,0%). dimana hasil ukur yang di
orang (27,87%) dan yang gunakan peneliti hanya
berkategori kurus berjumlah 8 orang menggunakan dua jawaban
(13,11%) dari 61 responden. diantaranya dalam kategori IMT <29
Kategori normal lebih banyak dan >29. dilihat dari hasil penelitian
dialami pada ibu nifas dibandingkan ini bahwa menunjukan sebanyak 39
dengan kategori lainnya. Kategori orang dengan IMT >29 pada
hasil IMT normal ini dapat dilihat responden preeklamsi lebih banyak
dari hasil dari jumlah orang dengan IMT <29
akhir perhitungan yaitu 18,5-25 pada kejadian preeklamsi yaitu 21
kg/m2, kategori normal bisa disebut orang dari keseluruhan 60
dengan kata ideal pada manusia. responden . 12

Kategori berlebih yang mempunyai Sedangkan dengan hasil ukur


2
hasil IMT >25kg/m , bisa juga IMT kurus yang bisa menjadi faktor
disebut dengan gemuk dan obesitas preeklamsi yaitu adanya kenaikan
(overweight). Biasanya berat badan berat badan yang berlebihan
atau IMT berlebih rentan terjadinya sehingga menyebabkan terjadinya
penyakit yang umum karena penyempitan pembuluh darah
penebalan lemak yang sehingga menjadi tinggi, selain itu
menyebabkan peredaran darah juga Karena adanya kekurangan
kurang maksimal. Sedangkan kadar protein yang sedikit sehingga
kategori kurus yaitu yang menyebabkan hasil protein urin
mempunyai hasil IMT kurang dari menjadi positif (+).
2
18,5kg/m atau bisa diartikan status b. Gambaran riwayat
gizi yang kurang atau rendah preeklamsi selama hamil
13
(underweight) . pada ibu nifas di RSUD

Didukung dari penelitian yang dr.Tjitjowardojo Purworejo

berjudul “Pengaruh paritas dan


Indeks Masa Tubuh (IMT) terhadap
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pembuluh darah arteri yang
Riwayat Preeklamsi Selama
Hamil pada Ibu Nifas di RSUD mengakibatkan terjadinya tekanan
dr.Tjitjowardojo Purworejo darah yang tinggi lebih tinggi.
Preeklamsi f % Didukung oleh penelitiandengan
Preeklamsi 13 21,31 judul “Hubungan antara
Tidak
Preeklamsi 48 78,69 pertambahan berat badan ibu hamil
Total 61 100 dengan angka kejadian preeklamsi
di RSUD dr.Moewardi Surakarta
Berdasarkan Tabel 4.2 riwayat
menyatakan bahwa pertambahan
preeklamsi ibu nifas selama hamil
berat badan bisa menimbulkan
dari 61 responden mayoritas tidak
terjadinya preeklamsi. dimana
mengalami preeklamsi yaitu 48
peneliti menggunakan purposive
orang (78,7%), sedangkan yang
sampling yang di ambil dari 50
mengalami preeklamsi hanya 13
responden preeklamsi dengan nilai
orang (21,31%).
pertambahan berat badan lebih dari
Berdasarkan hasil penelitian
15 (>15) dalam kategori berlebih
yang di ambil dari data primer dan
berjumlah lebih banyak
data sekunder diperoleh bahwa
dibandingkan yang kenaikan berat
sebagian besar sampel yang
badan selama hamil kurang dari 15
preeklamsi sebanyak 13 orang dari
dalam kategori normal, yaitu 27 dari
61 orang yang di berikan kuesioner
50 responden preeklamsi yang
dan memastikan kebenaran
mengalami berat badan yang
datanya. Kejadian preeklamsi ini 15
berlebih .
dapat disebabkan dari faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya Sejalan dengan penelitian yang
preeklamsi tersebut. Salah satu berjudul “Hubungan aktivitas fisik,
faktor yang mendukung terjadinya rokok, konsumsi buah, sayur dan
preeklamsi salah satunya obesitas. kejadian hiprtensi pada lansia di
Obesitas adalah kegemukan atau pulau Kalimantan (Analisa data
kelebihan lemak di dalam tubuh14. Riskesdes 2007)” bahwa
Dimana kejadian obesitas terjadi didapatkan hasil uji statistik
Karena adanya lemak yang menunjukan hubungan yang
berlebihan sehingga meyebabkan signifikan antara Indeks Massa
adanya penyempitan pada
Tubuh (IMT) dengan kejadian Hasl dari Tabel 4.3 menunjukan
16
hipertensi (p<0,05) . bahwa 8 responden (13,3%) pada
Sesuai denga penelitian yang IMT pra hamil dalam kategori
berjudul “Predikasi ibu hamil berlebih dengan kejadian
terhadap kegemukan terjadinya preeklamsi, pada IMT pra hamil
preeklamsia berat/eklamsia dalam kategori berlebih dengan
berdasarkan faktor-faktor yang kejadian tidak preeklamsi sebesar 9
mempengaruhi di Puskesmas responden (14,8%). IMT pra hamil
Sumberhaya tahun 2012” dengan kategori normal
didapatkan hasil bahwa IMT yang menunjukan bahwa 4 responden
berlebihan bisa menimbulkan (6,6%) dengan kejadian preeklamsi,
terjadinya preeklamsia yang dilihat pada IMT pra hamil dalam kategori
17
dari faktor resikonya . normal dengan kejadian tidak
preeklamsi berjumlah 32 responden
c. Gambaran riwayat (52,5%). Sedangkan pada IMT pra
preeklamsi selama hamil hamil dengan kategori kurus bahwa
pada ibu nifas berdasarkan 1 responden (1,6%) dengan
IMT pra hamil di RSUD kejadian preeklamsi, pada IMT pra
dr.Tjitrowardojo Purworejo hamil dalam kategori kurus dengan
dapat dilihat pada Tabel 4.3 kejadian tidak preeklamsi adalah 7

Tabel 4.3 Gambaran riwayat responden (11,5%).


preeklamsi selama hamil pada Dari ringkasan Tabel 4.3 dari 13
ibu nifas berdasarkan IMT pra
hamil di RSUD dr. Tjitrowardojo responden yang mengalami preeklamsi
Purworejo sebagian besar kategori berlebih yaitu 8
orang (13,1%), sedangkan sisanya
Preeklamsi Total
IMT mempunyai kategori normal 4 orang
Ya Tidak
(6,6%) dan
f % f % f %
Berlebih 8 13,1 9 14,8 17 27,9kategori kurus 1 orang (1,6%).
Normal 4 6,6 32 52,5 36 59,0
Kurus 1 1,6 7 11,5 8 13,1 Hasil penelitian menunjukan
1 4 6 bahwa 8 responden (13,3%) pada
Total 21,3 78,7 100
3 8 1
IMT pra hamil dalam kategori
berlebih dengan kejadian
preeklamsi, pada IMT pra hamil
dalam kategori berlebih dengan cenderung IMT ibu mengalami
kejadian tidak preeklamsi sebesar 9 overweigt dibandingkan underweigt
responden (14,8%). IMT pra hamil dari sampel tersebut, bahwa
dengan kategori normal tedapat perbedaan distribusi IMT
menunjukan bahwa 4 responden sebelum hamil pada pasien
(6,6%) dengan kejadian preeklamsi, preeklamsi dan pasien tidak
pada IMT pra hamil dalam kategori preeklamsi13.
normal dengan kejadian tidak Sesuai dengan penelitian
preeklamsi berjumlah 32 responden dengan judul “Pengaruh paritas dan
(52,5%). Sedangkan pada IMT pra indeks masa tubuh (IMT) terhadap
hamil dengan kategori kurus bahwa kejadian preeklamsi di kabupaten
1 responden (1,6%) dengan Banyumas” dengan hasil penelitian
kejadian preeklamsi, pada IMT pra ibu hamil dengan IMT > 29kg/m2
hamil dalam kategori kurus dengan yang mengalami preeklamsi
kejadian tidak preeklamsi adalah 7 sebanyak 39 responden (65,0%).
responden (11,5%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
Sejalan dengan penelitian terdapat pengaruh IMT terhadap
dengan judul “Hubungan indeks kejadian preeklamsi. dimana hasil
masa tubuh (IMT) dengan kejadian ukur yang di gunakan peneliti hanya
preeklamsi di RSUD dr. M. Djamil menggunakan dua jawaban,
Padang” menunjukan hasil diantaranya dalam kategori IMT <29
penelitian nilai rerata IMT pada dan >29. dilihat dari hasil penelitian
pasien preeklamsi berada pada ini bahwa menunjukan sebanyak 39
overweight dengan nilai 24,15 orang dengan IMT >29 pada
2
kg/m . Sedangkan pada ibu hamil responden preeklamsi lebih banyak
tidak preeklamsi nilai rerata IMT dari jumlah orang dengan IMT <29
berada dalam kategori normal yaitu pada kejadian preeklamsi yaitu 21
2.
22,3 kg/m dimana IMT yang orang dari keseluruhan 60
kategori overweight atau bisa responden 12.
disebut IMT yang lebih. Dilihat dari Dari hasil penelitian diatas
hasil penelitian di atas bahwa nilai didapatkan hasil bahwa ibu yang
IMT 24,15 diperoleh dari hasil nilai memiliki IMT pra hamil kategori
rerata responden preeklamsi dari 46 gemuk lebih besar dibandingkan
sampel yang digunakan, atau lebih dengan kategori normal maupun
kurus. Hal ini disebabkan karena darah arteri yang mengalir ke
gemuk atau obesitas bisa salah jantung semakin kecil Karena
satu faktor dari terjadinya penyakit adanya tekanan dari lemak tersebut
kardiovaskular yaitu hipertensi, ini sehingga kejra jantung yang
berarti bahwa obesitas pertama- semakin berat yang akan
tama turut menyebabkan kenaikan menyebabkan tekanan darah
tekanan darah serta kadar lemak menjadi jauh lebih tinggi18. Lain
darah. Dimana lemak disini yaitu halnya dengan IMT pra hamil yang
lemak jenis jenuh atau bisa disebut kategori normal ataupun kurus tidak
dengan lemak jahat seperti yang di mempengaruhi terjadinya
temukan dalam berbagai macam preeklamsi, akan tetapi
makanan yaitu daging, mentega, pertambahan berat badan yang
dan susu murni yang mengandung berlebih selama kehamian bisa
kolesterol yang lebih tinggi dan menyebabkan terjadinya
membawa kolesterol LDL yang preeklamsi. Pertambahan berat
lebih banyak pada pembuluh darah. badan lebih dari 10-15kg selama
Lemak jenuh ini memiliki sifat yang kehamilan itu bisa disebut kenaikan
dapat mengganggu tubuh yang berat badan yang tidak normal atau
dapat mengentalkan darah berlebihan19. Hali ini didukung
sehingga mudah lengket pada dengan penelitian dengan judul
dinding pembuluh darah karena “Hubungan antara pertambahan
menggumpal yang tentu dapat berat badan ibu hamil dengan
menyebabkan gangguan pada angka kejadian preeklamsi di RSUD
pembuluh darah. Karena dr.Moewardi Surakarta menyatakan
penempelan lemak yang mudah bahwa pertambahan berat badan
terjadi sehingga dapat bisa menimbulkan terjadinya
mengakibatkan pengerasan preeklamsi. dimana peneliti
dinding pembuluh darah dan menggunankan purposive sampling
peredaran darah serta oksigen yang di ambil 50 responden
terganggu. Berkesinambungan preeklamsi dengan nilai
dengan lemak yang menempel pertambahan berat badan lebih dari
kemudian menumpuk menjadi lebih 15 (>15) dalam kategori berlebh
banyak dalam darah bisa berjumlah lebih banyak
mempersempit aliran pembuluh dibandingkan yang kenaikan berat
badan selama hamil kurang dari 15 2. Kementrian kesehatan RI.
dalam kategori normal, yaitu 27 dari (2015).Profil Kesehatan
50 responden preeklamsi yang Indonesia. Jakarta. Diakses 25-
mengalami berat badan yang 01-2017.
berlebih15. 3. BKKBN, Badan Statistik,

Kesimpulan Kementrian Kesehatan, ICF

Berdasarkan hasil penelitian ini Internasional. (2013) Survei

dapat disimpulkan sebagai berikut: Demografi Kesehatan Indonesia

yaitu Kategori IMT pra hamil (SDKI

dengan hasil normal yaitu 36 2012).Dari:http://chnrl.org/pelatih

responden (59,03%), sedangkan an-demografi/SDKI-

IMT pra hamil dengan kategori 2012.pdf.Diakses 05-01-2017.

berlebih 17 responden (27,87%) 4. Depkes RI (2013) Profil

dan kategori kurus 8 responden Kesehatan Indonesia. Dari

(13,11%). Kejadian preeklamsi di http://depkes.go.id. Diakses 05-

RSUD dr.Tjitrowardojo Purworejo 02-017,

berjumlah 13 responden (21,31%), 5. Depkes RI (2007). Profil


IMT pra hamil dengan Kategori Kesehatan Indonesia Tahun
berlebih yang berjumlah 8 2007. Dari:
responden (13,1%) dari 13 http//www.depkes.go.id. Diakses
responden yang mengalami 02-01-2017.
preeklamsi, dengan kesimpulan ahir 6. Depkes RI (2014)Pusat Data
yaitu Obesitas dan kenaikan berat dan Informasi Kesehatan
badan lebih selama kehamilan Indonesia. Dari:
dapat menjadi faktor penyebab http://www.depkes.go.id/resourc
terjadinya preeklamsi. es/download/pusdatin/infodatin/i
nfodatin-ibu.pdf.Diakses 05-01-
Rujukan 2017.
1. Prawiroharjo, S. (2008). 7. Wahyuni D, dkk. (2013). Faktor-
Pelayanan Kesehatan Maternal faktor yang Berhubungan
Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Dengan kejadian Preeklamsia
Bina Pustaka Sarwono Pada Ibu Hamil di RS Roemani
Prawiroharjo. Muhammadiyah Semarang.
Jurnal Ilmu Kebidanan. Dari: da/article/viewFile/196/153.
jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur Diakses 05-01-2017.
_bid/article/view/138.Diakses 10- 13. Depkes RI. (2010). Pedoman
01-2017. Praktis Status Gizi Dewasa.
http://www.depkes.go.id. Diakses
8. Nugroho, T. (2010) Kasus 19-01-2017.
Emergency Kebidanan Untuk
14. Arianti, I. K, dkk. (2010).
Kebidanan Dan Keperawatan. Gambaran epideologi kejadian
Yogyakarta: Nuha Medika preeklamsia dan eklamsia.
Bulctin Penelitian Sistem
9. Kusumawati, Y. (2006). Faktor- Kesehatan. Vol 13. No 4 Dari:
faktor Resiko yang Berhubungan ejournal.litbang.depkes.go.id/ind
ex.php/hrs/article/vie/2782.
Terhadap Persalinan dengan Diakses 25-01-2017.
Tindakan (Studi kasus di RS Dr.
15. Niswatus S. (2013). Hubungan
Mowardi Surakarta), tesis.
antara pertambahan berat badan
Semarang: Medical Book
ibu hamil dengan angka kejadian
10. Derek L. (2001). Dasar-dasar
preeklamsi di RSUD
Obsetric dan Ginekologi Edisi 6.
dr.Moewardi Surakarta. Dari:
Jakarta: Alih Bahasa Hardiyanto
www.naskahpublikasi.comDiaks
11. Gadis S. (2012). Pengaruh
es: 25-01-2017
Indeks Massa Tubuh Pada
16. Rika, D. (2014). Hubungan
Wanita Saat Persalinan
Aktivitas Fisik, Rokok, Konsumsi
Terhadap Keluaran Maternal
Buah, Sayur dan
Dan Perinatal Di Rsup Dr.
Kejadian Hiprtensi pada Lansia
Kariadi Periode Tahun 2010.
di Pulau Kalimantan (Analisa
Artikel Ilmiah. Dari:
data Riskesdes
eprints.undip.ac.id/33295/1/gadis
2007).Dari: D:/jurnal
_sativa.pdf. Diakses02-01-2017.
%20kumpul/imt%20den gan
12. Dyah F, dkk. (2016). Pengaruh
%20hipertensi.pdf. Diakses:
Paritas Dan Indeks Masa Tubuh
25-01-2017
(IMT) Terhadap Kejadian
17. Rika, F. (2012). Predikasi Ibu
Preeklamsi Di Kabupaten
Hamil Terhadap Kegemukan
Banyumas. Jurnal Ilmiah
Terjadinya Preeklamsia
kebidanan. Vol 7. No 2. Hal 104-
Berat/Eklamsia Berdasarkan
113. Dari:
Faktor-Faktor yang
ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/pra
Mempengaruhi di Puskesmas
Sumberhaya Tahun 2012.
Dari:
D:/jurnal%20kumpul/skripsi%20p
reeklamsi.pdf. Diakses: 25-01-
2017.
18. Michael J, dkk. (2009). Gizi
kesehatan masyarakat. Jakarta:
EGK

Anda mungkin juga menyukai