Askep Keluarga 1
Askep Keluarga 1
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
B. Analisa Intervensi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hiperglikemia
yang disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas untuk memproduksi
insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas pada
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditemukan pada penderita penyakit
diabetes mellitus terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas insulin pada sel target.
Prevalensi diabetes yang terjadi di seluruh dunia diperkirakan 2,8 % pada
tahun 2000 dan 4,4 % pada 2030.Jumlah penderita diabetes diproyeksikan meningkat
dari 171 juta di tahun 2000 hingga mencapai 366 juta di tahun 2030. Negara-negara
Asia berkontribusi lebih dari 60% dari populasi diabetes dunia. (Diagnosis and
Classification of Diabetes Mellitus, 2011)
Di Indonesia prevalensi penduduk yang berumur ≥15 tahun dengan diabetes
mellitus pada tahun 2013 adalah sebesar 6,9% dengan perkiraan jumlah kasus adalah
sebesar 12.191.564 juta. Sebanyak 30,4% kasus telah terdiagnosis sebelumnya dan
73,7% tidak terdiagnosis sebelumnya. Pada daerah bali prevalensi diabetes mellitus
sebesar 1,3% dengan kota Denpasar sebagai penyumbang terbanyak dibandingkan
dengan kota lainnya yaitu sebesar 2% (Riskesdas, 2013)
Melihat kenaikan insiden diabetes mellitus secara global yang sebagian besar
disebabkan oleh perubahan pola gaya hidup yang kurang sehat, dapat diperkirakan
bahwa kejadian diabetes mellitus akan meningkat drastis. Melihat bahwa diabetes
mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan
peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka sangat diperlukan program
pengendalian dan penatalaksanan diabetes mellitus tipe-2. Penatalaksanaan diabetes
mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi, diet, latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu
juga termasuk pencegahan diabetes mellitus dengan pemantauan kadar gula darah.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan kasus diabetes mellitus. Salah
satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan penderita tentang diabetes mellitus sangat
membantu pasien dalam menjalankan penanganan diabetes mellitus selama hidupnya
sehingga semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti
bagaimana harus berperilaku dalam penanganan penyakitnnya. Untuk itu penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus pada
rumah sakit sanglah terhadap penatalaksanaan daripada diabetes mellitus.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. M
DENGAN DIABETES MELITUS DI WIALAYAH KERENG BANGKIRAI KOTA
PALANGKA RAYA
1. Pengkajian
Hari/ Tanggal : Senin, 04 Mei 2020
A. Identitas Keluarga
Inisial Kepala Keluarga : Tn M
Umur : 46 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : S-1
Pekerjaan : PNS
Alamat : RTA Milono km 7,5 Kota Palangka Raya, Kalimantan
Tengah
Sumber Informasi : Keluarga
B. Data Umum
Status Imunisasi
Pend Masalah
No Nama JK Hub Umur Polio DPT Hepatitis
terakhir BCG Campak Kesehatan
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. L KK 53 th S-1 DM
M
2 Ny. E P Istri 52 th S-1 -
3 Sdri K Anak 30 th S-1 -
N
4 Sdri P Anak 24 th DIV -
N
1. Genogram :
2. Tipe Keluarga : Tipe keluarga Tn. M merupakan keluarga inti yang terdiri
dari ayah, ibu dan 2 anak kandung.
6. Penyakit Keturunan
Tn. M mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes dan hipertensi dari sang ibu
E. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a) Denah Rumah
Jalan Gang
Depan Teras
Ruang Tamu
KM
Kamar
Dapur
b) Pembuangan Air Kotor : Sistem pembuangan air kotor ataupun limbah pada
rumah Tn M dialirkan ke selokan.
c) Pembuangan Sampah : Pembuangan sampah dengan cara diambil oleh
sampah keliling.
d) Sanitasi : Sanitasi pada keluarga Tn M untuk air bersih
didapatkan dari sumur bor dan digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Selain itu
pembuangan air limbah disalurkan ke got menggunakan pipa paralon dan juga
keluarga sudah mempunyai septictank untuk pembuangan tinja.
e) Sumber Pencemaran
f) Sumber Air Minum : Sumber air minum berasal dari air mineral dan
memasak air dari sumur bor.
g) Jamban : Jamban menggunakan jamban pribadi dengan jenis
leher angsa dan sudah memiliki saptitank pribadi.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli, hubungan antar tetangga cukup baik
karena sesama tetangga saling menghormati
F. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga baik, keluarga selau ada waktu untuk mengobrol bersama yaitu
ketika malam hari sambil menonton TV.
2. Struktur dan kekuatan keluarga
Tn M selaku kepala keluarga bertugas sebagai penentu keputusan keluarga walaupun anggota
keluarga diberikan kesempatan untuk berpendapat.
3. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Tn M sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, baik istri dan anak. Tn M juga sebagai penentu keputusan dalam
menentukan suatu jalan keluar dalam menangani masalah keluarga.
a. Ny. E sebagai istri selalu membantu suami dalama memecahkan masalah yang dihadapi
keluarga. Beliau juga ikut bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Serta Ny. A
sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak
b. Sdri. K dam Sdri N, sebagai anak mereka selalu berusaha membahagiakan orang tua
dengan giat bekerja dan rajin membantu keluarga.
b. Fungsi Sosial
Orang tua selalu membina anak untuk bersosialisasi dengan orang dengan baik dan
mebentuk norma sesuai tingkat perkembangan anak. Keluarga selalu berkumpul di
rumah untuk saling bercurah perasaan, hubungan dalam keluarga baik dan selalu
mentaati norma yang ada
8. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, tidak terdapat cyanosis, turgor kulit baik, teraba hangat, suhu
O
36,7 C, tekstur kulit halus. Rambut sedikit beruban, kulit kepala bersih dan tidak
berketombe.
9. Sistem endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid, tidak terdapat pembesaran
kelenjar lymfe serta klien memiliki riwayat DM.
10. Sistem perkemihan
Pada pemeriksaan ginjal kiri dan kanan, tidak tedapat adanya nyeri tekan. Vesika urinaria
tidak mengalami distensi, control terhadap reflek kencing baik.
11. Sistem reproduksi
Tn.M berjenis kelamin laki-laki, skrotum lengkap, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan
I. Harapan Keluarga
Keluarga selalu berharap seluruh anggota keluarga diberikan kesehatan dan rejeki yang
cukup. Serta untuk petugas kesehatan agar selalu memotivasi keluarga supaya tetap
menjaga kesehatan keluarga dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
ANALISIS DATA
Potensial 1
2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x2=2 Masalah dapat diubah mudah karena keluarga
dapat diubah sangat peduli mengenai pentingnya kesehatan
Skala :Mudah 2 setiap anggota keluarganya
Sebagian 1
Tdk dapat 0
3. Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah belum berat tetapi apabila tidak segera
untuk dicegah ditangani akan berbahaya untuk kesehatan Tn M
Skala : Tinggi 3 dan mengakibatkan komplikasi dari diabetes
yang mungkin bisa berkibat fatal
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 0 1 0/2x1=0 Tn. M merasakan gejala diabetes seperti badan
Skala : Masalah berat terasa lemah, sering makan , dan sering kencing
harus segera di tangani
(2)
Masalah tidak
dirasakan (0)
DIAGNOSA
1. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit d iabetes, penyebab, gejala dan pencegahannya.
RENCANA KEPERAWATAN
NO. PARAF
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
3. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga penkes tentang diabetes saat dulu sakit namun
2 4 4 Studi Kasus
BAB III
PEMBAHASAN
A. ANALISA KASUS
Tn. M usia 53 tahun dengan diagnose medis Diabetes melitus. Pada
pemeriksaan fisik TD : 130/90 mmHg ; Nadi : 86x/menit RR : 20x/menit ; Suhu :
36,7 C , Nilai E4 V5 M6, tidak ada akumulasi secret dimulut, pergerakan ekstermitas
kiri dan kanan aktif
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup
sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan gula dalam darah yang
menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam
jumlah tertentu dalam darah.Glukosa dalam tubuh dibentuk di dalam hati dari
makanan yang dikonsumsi ke dalam tubuh. Insulin merupakan hormon yang
diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk memfasilitasi atau mengendalikan
kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan glukosa dalam tubuh menurun yang
akan menyebabkan kadar glukosa darah dalam plasma tinggi atau hiperglikemi.
Keadaan hiperglikemi ini akan menyebabkan terjadinya glukosuria dikarenakan
glukosa gagal diserap oleh ginjal ke dalam sirkulasi darah dimana keadaan ini akan
menyebabkan gejala umum diabetes mellitus yaitu polyuria, polydipsia, dan
polyphagia.
Keluhan lain yang termasuk adalah badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur
dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Kelemahan yang dirasakan
membuat klien mengalami intoleran dalam beberapa aktivitas,
B. Analisa intervensi pemberian bawang merah
Pengontrol kadar gula darah yaitu OAD (Oral Anti Diabetes) misalnya
metformin. Metformin memiliki efek samping yang umum adalah kram perut, diare,
kembung, dan obat ini tidak boleh digunakan oleh penderita yang memiliki masalah
hati dan ginjal (Hasdianah, 2012). Penggunaan OAD dalam jangka panjang dapat
menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan asam folat di saluran cerna,
penurunan fungsi tiroid, peningkatan hemosistein, sehingga memicu serangan
jantung, stroke bahkan kematian. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain yang lebih
aman untuk mengontrol kadar gula darah penderita diabetes mellitus.
Tumbuh-tumbuhan tertentu memiliki efektivitas untuk mengatasi diabetes salah
satunya adalah bawang merah. Ternyata bawang merah yang dijadikan serbuk dengan
dosis 100 mg/kgBB dan dikonsumsi 2 hari sekali selama 14 hari dapat menurunkan
27,29 mg/dL (Aminah,2017). Rata-rata bobot umbi bawang merah sekitar 25-200 g
bahwa semakin banyak bawang merah yang dikonsumsi maka semakin tinggi pula
kadar gula darah yang berkurang.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa di dalam
bawang merah terdapat senyawa flavonoid dan alil profil disulfide yang bersifat
hipoglikemia, yaitu bisa menurunkan kadar gula darah. Senyawa kimia ini secara
farmakologi dapat membantu kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Dengan
demikian, proses metabolisme glukosa menjadi glikogen dapat lebih baik sehingga
glukosa yang terlarut dalam darah akan berkurang (Jaelani, 2007). Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa bawang merah memiliki kandungan
quercetin yang cukup tinggi.Quercetin adalah salah satu senyawa jenis flavonoid
yang berfungsi dalam proses pemecahan dan absorbsi karbohidrat. Selain itu,
senyawa antidiabetes lain yang terkandung dalam bawang merah adalah allil pripyl
disulfide dan allicin yang bekerja menyerupai obat antidiabetes umum, yang dikenal
sebagai tolbutamide dan digunakan untuk mengurangi kadar gula darah, dimana cara
kerjanya yaitu merangsang sintesis dan pengeluaran insulin (Maulana, 2008).
Tidak ada perbedaan khasiat antara bawang merah mentah dengan bawang
merah yang sudah direbus (Utami, 2013). Khasiatnya dalam penurunan kadar gula
darah dapat dijadikan alternatif/komplementer pengendali kadar gula darah pada
pasien diabetes mellitus, bahkan bisa dikonsumsi secara langsung maupun dicampur
dalam makanan seperti dijadikan bawang goreng.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil tindakan asuhan keperawatan dapat ditarik kesimpulan :
1. Tn. M usia 53 tahun terdiagnosa DM ]
2. Riwayat penyakit dahulu klien mengalami hipertensi dan diabetes melitus
3. Setelah dilakukan intervensi masalah klien mulai teratasi dank lien tidak
mengalami efek samping dari bawang merah
B. SARAN
1. Klien dan keluarga
kepada pasien tentang DM dan hipertensi agar pasien dapat menyadari perlunya
pengobatan dan terapi suportif lain untuk menjaga kesehatannya. Mengenai pola
makan yang sebaiknya dikonsumsi disesuaikan dengan kondisi kesehatannya saat
ini dan kebutuhan kalori perharinya. Terutama menyarankan pasien mengurangi
makanan yang banyak mengandung garam, protein (telor, kacang-kacangan) 0,8
mg/kgBB dan lemak terutama lemak jenuh. Menjeleskan kepada keluarga tentang
penyakit dan kondisi pasien sehingga dapat memahami dan memberikan
dukungan secara fisik dan psikis dalam memperbaiki kualitas hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Raditya, Bayu. 2016. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemia pada
Seorang Pria Usia 60 Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga. Dikutip dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/738/pdf. Di akses pada
tanggal 07 September 2019
Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
Nanda. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 11 Editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC