Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN DIABETES MELITUS


DI WILAYAH KERENG BANGKIRAI
KOTA PALANGKA RAYA

NOVI MERY KALA AHENG


NIM. P1337420919036

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN – POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES SEMARANG
2019
ABSTRAK
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hiperglikemia
yang disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas untuk memproduksi
insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas pada
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditemukan pada penderita penyakit
diabetes mellitus terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas insulin pada sel target.
Gejala umum diabetes mellitus yaitu polyuria, polydipsia, dan polyphagia. Keluhan
lain yang termasuk adalah badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur dan penurunan
berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Penting mengontrol kadar gula darah pasien
diabetes itu sendiri maka selain penggunaan obat ada terapi komplementer yang dapat
digunakan untuk mengontrol kadar gula darah yaitu penggunaan bawang merah.
Hasil dari tindak keperawatan tersebut didapatkan masalah kadar gula darah klien
terkontrol.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, polyuria, polydipsia, polyphagia, kelemahan,


penurunan berat badan
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
B. Analisa Intervensi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hiperglikemia
yang disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas untuk memproduksi
insulin atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas pada
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang ditemukan pada penderita penyakit
diabetes mellitus terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas insulin pada sel target.
Prevalensi diabetes yang terjadi di seluruh dunia diperkirakan 2,8 % pada
tahun 2000 dan 4,4 % pada 2030.Jumlah penderita diabetes diproyeksikan meningkat
dari 171 juta di tahun 2000 hingga mencapai 366 juta di tahun 2030. Negara-negara
Asia berkontribusi lebih dari 60% dari populasi diabetes dunia. (Diagnosis and
Classification of Diabetes Mellitus, 2011)
Di Indonesia prevalensi penduduk yang berumur ≥15 tahun dengan diabetes
mellitus pada tahun 2013 adalah sebesar 6,9% dengan perkiraan jumlah kasus adalah
sebesar 12.191.564 juta. Sebanyak 30,4% kasus telah terdiagnosis sebelumnya dan
73,7% tidak terdiagnosis sebelumnya. Pada daerah bali prevalensi diabetes mellitus
sebesar 1,3% dengan kota Denpasar sebagai penyumbang terbanyak dibandingkan
dengan kota lainnya yaitu sebesar 2% (Riskesdas, 2013)
Melihat kenaikan insiden diabetes mellitus secara global yang sebagian besar
disebabkan oleh perubahan pola gaya hidup yang kurang sehat, dapat diperkirakan
bahwa kejadian diabetes mellitus akan meningkat drastis. Melihat bahwa diabetes
mellitus akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan
peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar, maka sangat diperlukan program
pengendalian dan penatalaksanan diabetes mellitus tipe-2. Penatalaksanaan diabetes
mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi, diet, latihan fisik, kepatuhan obat, selain itu
juga termasuk pencegahan diabetes mellitus dengan pemantauan kadar gula darah.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan kasus diabetes mellitus. Salah
satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan penderita tentang diabetes mellitus sangat
membantu pasien dalam menjalankan penanganan diabetes mellitus selama hidupnya
sehingga semakin baik penderita mengerti tentang penyakitnya semakin mengerti
bagaimana harus berperilaku dalam penanganan penyakitnnya. Untuk itu penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien diabetes mellitus pada
rumah sakit sanglah terhadap penatalaksanaan daripada diabetes mellitus.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. M
DENGAN DIABETES MELITUS DI WIALAYAH KERENG BANGKIRAI KOTA
PALANGKA RAYA

1. Pengkajian
Hari/ Tanggal : Senin, 04 Mei 2020

A. Identitas Keluarga
Inisial Kepala Keluarga : Tn M
Umur : 46 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : S-1
Pekerjaan : PNS
Alamat : RTA Milono km 7,5 Kota Palangka Raya, Kalimantan
Tengah
Sumber Informasi : Keluarga
B. Data Umum
Status Imunisasi
Pend Masalah
No Nama JK Hub Umur Polio DPT Hepatitis
terakhir BCG Campak Kesehatan
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn. L KK 53 th S-1 DM
M
2 Ny. E P Istri 52 th S-1 -
3 Sdri K Anak 30 th S-1             -
N
4 Sdri P Anak 24 th DIV             -
N

1. Genogram :
2. Tipe Keluarga : Tipe keluarga Tn. M merupakan keluarga inti yang terdiri
dari ayah, ibu dan 2 anak kandung.

3. Suku Bangsa : Suku keseluruhan anggota keluarga Tn. M merupakan


suku dayak dan berbangsa Indonesia.
4. Agama : agama keseluruhan anggota keluarga Bapak M adalah
Islam
5. Status Sosial Ekonomi : Kebutuhan sehari-hari keluarga terpenuhi dengan
pendapatan keluarga perbulan > 2.000.000, Tn. M dan Ny
E bekerja sebagai PNS.
6. Aktivitas Rekreasi : jalan-jalan ke tempat bermain/ tempat wisata lainnya,
Keluarga makan bersama di luar rumah, menonton tv bersama

C. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap keluarga saat ini telah sampai pada masa keluarga dengan anak dewasa dimana
anak pertama kini sudah berusia 30 th dan pada tahap ini sang anak sudah berkeluarga.
Disinilah peran keluraga untuk dapat mengarahakan anak dengan baik. Keluarga juga
berusaha memberikan dukungan support system kepada anak belajar memulai
kehidupan berumah tangga.

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi


Tahapan keluarga Tn M yang belum terpenuhi yaitu menuntaskan anak kedua yang
masih kuliah untuk bisa bekerja.
3. Riwayat Keluarga Inti
- Keluarga Tn M memiliki riwayat penyakit hipertensi dan DM yang didapatkan dari
orang tua Ny. I
- Tn M memiliki keluhan badan sering terasa lemas, sering makan, dan sering
kencing
- Ny E tidak memiliki keluhan
- Sdri K dan Sdri N tidak ada keluhan kesehatan

D. Pola Kesehatan Keluarga

1. Keadaan Kesehatan keluarga


Menurut Ny. E keadaan kesehatan keluarga saat ini dalam keadaan sehat hanya saja Tn. M
sering megeluh pusing jika badannya sering terasa lemas, sering makan, dan sering
kencing .
2. Kebersihan Perorangan
Keluarga Tn. M mengatakan dalam keluarga mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari,
gosok gigi 2x sehari, dan mencuci rambut 2x seminggu

3. Penyakit yang Diderita


Diabetes

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Ny. E mengatakan Tn. M memiliki riwayat penyakit hipertensi.

5. Riwayat Penyakit Sekarang


Tn. M mengeluh badannya terasa lemas, sering lapar, dan sering kencing pada malam
hari

6. Penyakit Keturunan
Tn. M mengatakan memiliki riwayat penyakit diabetes dan hipertensi dari sang ibu

7. Penyakit Kronis atau Menular


Keluarga Tn.M mengatakan tidak terdapat anggota keluarganya yang memiliki penyakit
menular.
8. Kecacatan Anggota Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang cacat didalm keluarga Tn. M

E. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a) Denah Rumah
Jalan Gang

Depan Teras

Ruang Tamu

KM
Kamar
Dapur

b) Pembuangan Air Kotor : Sistem pembuangan air kotor ataupun limbah pada
rumah Tn M dialirkan ke selokan.
c) Pembuangan Sampah : Pembuangan sampah dengan cara diambil oleh
sampah keliling.
d) Sanitasi : Sanitasi pada keluarga Tn M untuk air bersih
didapatkan dari sumur bor dan digunakan dalam kebutuhan sehari-hari. Selain itu
pembuangan air limbah disalurkan ke got menggunakan pipa paralon dan juga
keluarga sudah mempunyai septictank untuk pembuangan tinja.
e) Sumber Pencemaran
f) Sumber Air Minum : Sumber air minum berasal dari air mineral dan
memasak air dari sumur bor.
g) Jamban : Jamban menggunakan jamban pribadi dengan jenis
leher angsa dan sudah memiliki saptitank pribadi.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli, hubungan antar tetangga cukup baik
karena sesama tetangga saling menghormati

3. Mobilitas Geografi Keluarga


Mobilitas geografis keluarga Tn M yaitu di daerah Kota Palangka Raya Kalimantan
Tengah. Tn M dan Ny E bekerja di sebagai guru untuk memenuhi kebutuhan keluarga

4. Sistem Pendukung Keluarga


Anggota keluarga Tn M selalu saling mensupport anggota keluarga lain dalam
menjalani permasalahan atau dalam memutuskan suatu keputusan.

F. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga baik, keluarga selau ada waktu untuk mengobrol bersama yaitu
ketika malam hari sambil menonton TV.
2. Struktur dan kekuatan keluarga
Tn M selaku kepala keluarga bertugas sebagai penentu keputusan keluarga walaupun anggota
keluarga diberikan kesempatan untuk berpendapat.
3. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Tn M sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, baik istri dan anak. Tn M juga sebagai penentu keputusan dalam
menentukan suatu jalan keluar dalam menangani masalah keluarga.
a. Ny. E sebagai istri selalu membantu suami dalama memecahkan masalah yang dihadapi
keluarga. Beliau juga ikut bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Serta Ny. A
sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak
b. Sdri. K dam Sdri N, sebagai anak mereka selalu berusaha membahagiakan orang tua
dengan giat bekerja dan rajin membantu keluarga.

G. Nilai atau Norma Keluarga


1. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Hubungan antara keluarga baik, harmonis, penuh kasih sayang, saling mendukung dan
memberikan semangat, bila ada yang sakit dirawat dan dibawa ke pelayanan kesehatan.

b. Fungsi Sosial
Orang tua selalu membina anak untuk bersosialisasi dengan orang dengan baik dan
mebentuk norma sesuai tingkat perkembangan anak. Keluarga selalu berkumpul di
rumah untuk saling bercurah perasaan, hubungan dalam keluarga baik dan selalu
mentaati norma yang ada

2. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Mengenal Masalah Kesehatan
Kemampuan mengenal masalah kesehatan di keluarga Tn M cukup baik. Apabila
sudah terasa kurang enak badan maka anggota keluarga akan dianjurkan untuk
beristirahat dan bila tidak kunjung membaik akan di periksakan ke layanan
kesehatan
b. Mengambil Keputusan tentang Tindakan yang Tepat
Keluarga Tn. M langsung mengambil keputusan untuk memeriksakan kesehatan
ke layanan kesehatan bila nggota kelrga sakit dan tidak kunjung membaik
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Bila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga akan merawat dengan sepenuh
hati sampai kondisinya membaik atau sembuh dan mengusahakan supaya sakit yang
serupa tidak terulang
d. Memelihara Lingkungan Rumah
Kebersihan lingkungan rumah selalu di jaga. Halaman rumah dan rumah selalu
dibersihkan/disapu 2x sehari dan dipel sehari sekali
e. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Keluarga selalu memeriksakan diri ke dokter umum terdekat.
3. Fungsi Reproduksi
Jumlah anak dalam keluarga 2 orang anak, dan selalu dididik sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan secara mandiri
H. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor: jangka pendek dan jangka panjang
a. Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir Ny. E dan keluarga saat ini yaitu
memikirkan kesehatan Tn. M yang mengalami diabetes.
b. Panjang : Stressor jangak panjang keluarga Tn M yaitu memikirkan supaya anak-
anaknya bisa mendapatkan pekerjaan. Serta memikirkan kesehatan seluruh anggota
keluarga supaya selalu terjaga kesehatannya.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga Tn M selalu menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah dengan istri
dan anaknya, namun apabila tidak bisa menyelesaikan masalah keluarga Tn M akan
meminta saran saran kepada saudara

2. Strategi adaptasi disfungsional


Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya Tuhan yang
menentukan.

1. Pemeriksaan Fisik (Anggota Keluarga)


Inisial anggota keluarga : Tn.M
1. Keadaan umum klien : Baik
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-tanda vital
TD      : 130/90 mmHg
R        : 20x/menit
N        : 86x/menit
S        : 36,7 0C   
GDS : 259 mg/dl
3. Sistem pernafasan
Hidung simetris, mucosa hidung lembab, sekret tidak ada, septum nasal di tengah,
tidak nampak pernapasan cuping hidung, tidak terdapat nyeri tekan. Pada
pemeriksaan leher posisi trachea simetris terdapat ditengah. Pada pemeriksaan dada
didapatkan bentuk simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada, tidak ada nyeri
tekan, pada saat perkusi resonan pada area paru, pada saat auskultasi bunyi napas
vesikuler pada permukaan paru, frekwensi napas 20x/menit.
4. Sistem kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, tidak terdapat sianosis dan edema, tidak terdapat
peningkatan JVP, irama jantung regular tidak terdapat bunyi jantung tambahan, nadi
86x/menit, tekanan darah 130/90 mmHg.
5. Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, mucosa bibir lembab, gusi warna merah muda, tidak terdapat
stomatitis, lidah warna merah muda, fungsi menelan baik tanpa rasa nyeri, tonsil
tidak meradang, pada pemeriksaan abdomen didapatkan bentuk simetris, bising usus
12x/m, tidak terdapat lesi ataupun nyeri tekan, Lien dan Hepar tidak membesar serta
suara perkusi tympani.
6. Sistem indera
a. Penglihatan
Posisi mata simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, skera tidak ikhterik,
reflek pupil (+) pada cahaya, tidak terdapat nyeri tekan pada bola mata.
b. Pendengaran
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, ukuran kedua telinga sama, serumen dalam
batas normal, tidak terdapat adanya nyeri tekan, kemampuan mendengar tidak
mengalami penurunan.
c. Pengecapan
Warna lidah merah muda, tidak terdapat stomatitis, fungsi pengecapan baik mampu
membedakan rasa asin, manis, pahit dan asam.
d. Penciuman
Fungsi penciuman baik, dapat membedakan aroma bumbu-bumbu dapur.
e. Perabaan
Turgor kulit baik, fungsi perabaan baik dapat berstimulus terhadap rangsangan panas
dan dingin, kasar atau halus.
7. Sistem saraf
GCS = 15     E=4     M=6     V=5
a. Sistem saraf cranial
1) N I Olfaktorius :   Klien dapat membedakan bau kayu putih dan bau kopi.
2) N II Optikus        :   Klien dapat membaca papan nama pemeriksaan pada jarak
30 cm.
3) N III Okulomotorius  :   Klien dapat membuka kelopak mata dengan gerakan
penuh.
4) N IV Traklearis          :   Bola mata dapat mengikuti arah jari pemeriksa kebawah,
kedalam.
5) N V Trigeminal          :   Klien dapat membuka mulut tanpa adanya gangguan.
6) N VI Abdusen        :   Klien dapat menggunakan bola mata ke kiri dan ke kanan.
7) N VII Facialis  :   Bentuk simetris, pada saat meringis tidak deviasi.
8) N VIII Auskustikus   :   Klien dapat mendengar dengan suara yang keras.
9) N IX Glasofaringeus :   Klien mengatakan tidak sakit saat menelan.
10) N X Spinal Aksesorius :  Klien dapat menolehkan leher ke kiri dan ke kanan, tidak
nampak adanya penggunaan otot tambahan pada saat berbapas.
11) N XI Hipoglosus      :   Klien dapat merasakan manis, asam, asin dan pahit.

8. Sistem integumen
Warna kulit sawo matang, tidak terdapat cyanosis, turgor kulit baik, teraba hangat, suhu
O
36,7 C, tekstur kulit halus. Rambut sedikit beruban, kulit kepala bersih dan tidak
berketombe.
9. Sistem endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid, tidak terdapat pembesaran
kelenjar lymfe serta klien memiliki riwayat DM.
10. Sistem perkemihan
Pada pemeriksaan ginjal kiri dan kanan, tidak tedapat adanya nyeri tekan. Vesika urinaria
tidak mengalami distensi, control terhadap reflek kencing baik.
11. Sistem reproduksi
Tn.M berjenis kelamin laki-laki, skrotum lengkap, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan

I. Harapan Keluarga
Keluarga selalu berharap seluruh anggota keluarga diberikan kesehatan dan rejeki yang
cukup. Serta untuk petugas kesehatan agar selalu memotivasi keluarga supaya tetap
menjaga kesehatan keluarga dan meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat
ANALISIS DATA

No Tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan

1 Senin, Data Subyektif : Kurang pengetahuan pada keluarga Tn. M mengenai


diabetes yang dialami Ny. A berhubungan dengan kurang
4 Mei - Tn. M dan keluarga mengatahui tentang diabetes yang
informasi kesehatan ditandai dengan keluarga mengatakan
2020 dialami Ny. E tetapi kurang paham mengenai cara
tidak tahu tentang cara penanganan diabetes.
pengobatan diabetes selain minum obat.
Data Obyektif :

- Keluarga tampak bertanya-tanya tentang penyakit dan cara


penanganan penyakit diabetes yang dialami oleh Tn. M
- TD = 130/90 mmHg
- GDS = 259 mg/dl
PRIORITAS MASALAH
1. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit hipertensi, penyebab, gejala dan pencegahannya.
Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah. 3 1 3/3 x1=1 Apabila masalah yang dialami berkelanjutan


Skala : aktual 3 maka akan mengakibatkan suatu masalah
komplikasi diabetes yang berakibat fatal
Resiko 2

Potensial 1

2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x2=2 Masalah dapat diubah mudah karena keluarga
dapat diubah sangat peduli mengenai pentingnya kesehatan
Skala :Mudah 2 setiap anggota keluarganya

Sebagian 1

Tdk dapat 0

3. Potensial masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah belum berat tetapi apabila tidak segera
untuk dicegah ditangani akan berbahaya untuk kesehatan Tn M
Skala : Tinggi 3 dan mengakibatkan komplikasi dari diabetes
yang mungkin bisa berkibat fatal
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 0 1 0/2x1=0 Tn. M merasakan gejala diabetes seperti badan
Skala : Masalah berat terasa lemah, sering makan , dan sering kencing
harus segera di tangani
(2)

Ada masalah tapi tidak


perlu ditangani (1)

Masalah tidak
dirasakan (0)

Jumlah skor = 3 2/3

DIAGNOSA
1. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit d iabetes, penyebab, gejala dan pencegahannya.
RENCANA KEPERAWATAN

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

1. DS : 1. Defisiensi pengetahuan tentang TUM 1. Lakukan pengukuran TTV


diabetes berhubungan dengan 2. Monitor KGD
Tn. M mengatakan memiliki Setelah dilakukan tindakan asuhan
ketidakmampuan keluarga mengenal 3. Kaji ulang tingkat
keluhan badan terasa lemah, keperawatan selama selama 3 x 24
masalah kesehatan pada anggota pengetahuan keluarga tentang
sering kecing dan sering lapar jam, diharapkan pengetahuan keluarga
keluarga.
diabetes
paham tentang pengelolaan penyakit
4. Lakukan penyuluhan terkait
diabetes dengan kriteria hasil:
DO: Diabetes kepada keluarga
- TTV TUK 5. Demonstrasikan penggunaan
TD : 130/90 mmHg obat tradisional untuk
R : 20x/menit 1. Keluarga mengetahui penyakit
menurunkan kadar gula darah
N : 86x/menit Diabetes dari skala 2 ke skala 4
6. Evaluasi pengetahuan
S : 36,7 0C    2. Keluarga mampu mengambil
keluarga setelah dilakukan
GDS : 259 mg/dl keputusan mengenai masalah
penyuluhan
- Tn. M dan keluarga kurang Diabetes dari skala 2 ke skala 4
paham dengan pengobatan 7. Jelaskan cara merawat
diabetes 3. Keluarga mampu merawat
keluarga yang mengalami
keluarga yang sakit dari skala 2 ke
tanda dan gejala Diabetes
skala 4
8. Jelaskan pentingnya
4. Keluarga mampu memodifikasi
memanfaatkan pelayanan
lingkungan yang berhubungan
kesehatan yang ada
dengan penyakit yang ada dari
skala 2 ke skala 4
Implementasi dan Evaluasi

NO. PARAF
WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
DX

1 Selasa 1. Melakukan pengukuran TTV S:


5 Mei 2020 2. Monitor KGD  Tn. M mengatakan sudah pernah mendapatkan

3. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga penkes tentang diabetes saat dulu sakit namun

tentang Diabetes klien belum terlalu memahaminya.

4. Lakukan penyuluhan terkait Diabetes  Ny. E mengatakan ke pelayanan kesehatan jika


ada keluhan yang tidak kunjung hilang dari Tn.
kepada keluarga
M
5. Mendemonstrasikan cara mengontrol kadar
O:
gula darah menggunakan obat tradisional
 Hasil pengukuran TTV keluarga Tn. M
bawang merah
 Tn. M
6. Mengevaluasi pengetahuan keluarga
TD : 130/80 mmHg
setelah dilakukan penyuluhan
Nadi:80 x /menit
7. Menjelaskan cara merawat keluarga yang Pernafasan :20 x/menit
mengalami tanda dan gejala Diabetes Suhu : 36,8 0C
8. Menjelaskan pentingnya memanfaatkan GDS : 256 mg/dl
pelayanan kesehatan yang ada A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
 Kaji faktor penyebab hipertensi klien
 Lakukan intervensi faktor penyebab
 Evaluasi tindakan
1 Rabu, 1. Melakukan pengukuran TTV S:
2. Monitor KGD  Keluarga Tn.M mengatakan setelah dilakukan
6 Mei 2020
3. Mengkaji ulang tingkat pengetahuan keluarga penkes pada hari selasa pemahaman tentang
tentang diabetes diabetes menjadi lebih banyak.
4. Melakukan penyuluhan ulang terkait diabetes  Tn. M dan Ny. E juga mengatakan masih ingat
kepada keluarga dengan pengertian diabetes, gejala dan penyebab
5. Mendemonstrasikan ulang cara O:
menurunkan kadar gula darah  Hasil pengukuran TTV Tn. M
menggunakan obat tradisional (bawang TD : 120/90 mmHg
merah) Nadi: 82 x /menit
6. Mengevaluasi pengetahuan keluarga setelah Pernafasan :18 x/menit
dilakukan penyuluhan Suhu : 36,50C
GDS : 248 mg/dl
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
 Kaji faktor penyebab diabetes klien
 Lakukan intervensi faktor penyebab
 Evaluasi tindakan
1 Kamis, 1. Melakukan pengukuran TTV S:
2. Monitor KGD  Keluarga Tn. M mengatakan setelah dilakukan
7 Mei 2020
3. Mengkaji ulang tingkat pengetahuan keluarga penkes pada hari rabu pemahaman tentang
tentang diabetes diabetes menjadi lebih banyak.
4. Melakukan penyuluhan ulang terkait diabetes  Tn. M dan Ny. A juga mengatakan masih ingat
kepada keluarga dengan pengertian diabetes gejala dan penyebab
5. Mendemonstrasikan ulang cara menurunkan O:
kadar gula darah menggunakan obat  Hasil pengukuran TTV Tn. M
tradisional (bawang merah) TD : 120/80 mmHg
6. Mengevaluasi pengetahuan keluarga setelah Nadi: 82 x /menit

dilakukan penyuluhan Pernafasan :18 x/menit


Suhu : 36,4 0C
GDS : 237 mg/dl
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
 Monitor KGD
 Evaluasi efek samping pemberian obat
tradisional
Evaluasi Hasil Tindakan Keperawatan

Diagnosa Skala Skala Skala


Kriteria Hasil Metode Evaluasi Instumen Evaluasi
Keperawatan Awal Capaian Target
Defisiensi pengetahuan Pengetahuan
tentang diabetes 1. Manajemen diabetes terdiri dari :
2 4 3 Tanya Jawab Kasus dan
berhubungan dengan a. Faktor penyebab
Pertanyaan Pemicu
ketidakmampuan b. Tanda dan gejala awal penyakit
keluarga mengenal
c. Pilihan pengobatan medis
masalah kesehatan
Sikap
pada anggota keluarga.
1. Diet yang disarankan tediri dari :
a. Menetapkan tujuan diet yang akan
dicapai
b. Menentukan jenis makanan dan 2 4 4 Studi Kasus
cairan sesuai dengan diet
c. Rencana makan sesuai dengan diet
d. Menentukan makanan sesuai dengan
budaya
Perilaku
1. Partisipasi keluarga dalam perawatan
profesional terdiri dari :
a. Berpartisipasi dalam perencanaan
perawatan
b. Berpartisipasi dalam menyediakan
perawatan
c. Mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi perawatan
2 4 3 Studi Kasus
d. Bekerjasama dalam menentukan
perawatan
e. Berpartisipasi dalam tujuan bersama
terkait dengan perawatan
f. Mengevaluasi efektivitas perawatan
2. Dukungan keluarga selama perawatan
tediri dari :
a. Mengungkapkan keinginan
mendukung anggota keluarga yang
sakit
b. Bertanya bagaimana mereka dapat
membantu
c. Meminta informasi keadaan pasien

2 4 4 Studi Kasus
BAB III
PEMBAHASAN
A. ANALISA KASUS
Tn. M usia 53 tahun dengan diagnose medis Diabetes melitus. Pada
pemeriksaan fisik TD : 130/90 mmHg ; Nadi : 86x/menit RR : 20x/menit ; Suhu :
36,7 C , Nilai E4 V5 M6, tidak ada akumulasi secret dimulut, pergerakan ekstermitas
kiri dan kanan aktif
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup
sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan gula dalam darah yang
menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam
jumlah tertentu dalam darah.Glukosa dalam tubuh dibentuk di dalam hati dari
makanan yang dikonsumsi ke dalam tubuh. Insulin merupakan hormon yang
diproduksi oleh pankreas yang berfungsi untuk memfasilitasi atau mengendalikan
kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya.
Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan glukosa dalam tubuh menurun yang
akan menyebabkan kadar glukosa darah dalam plasma tinggi atau hiperglikemi.
Keadaan hiperglikemi ini akan menyebabkan terjadinya glukosuria dikarenakan
glukosa gagal diserap oleh ginjal ke dalam sirkulasi darah dimana keadaan ini akan
menyebabkan gejala umum diabetes mellitus yaitu polyuria, polydipsia, dan
polyphagia.
Keluhan lain yang termasuk adalah badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur
dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Kelemahan yang dirasakan
membuat klien mengalami intoleran dalam beberapa aktivitas,
B. Analisa intervensi pemberian bawang merah
Pengontrol kadar gula darah yaitu OAD (Oral Anti Diabetes) misalnya
metformin. Metformin memiliki efek samping yang umum adalah kram perut, diare,
kembung, dan obat ini tidak boleh digunakan oleh penderita yang memiliki masalah
hati dan ginjal (Hasdianah, 2012). Penggunaan OAD dalam jangka panjang dapat
menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan asam folat di saluran cerna,
penurunan fungsi tiroid, peningkatan hemosistein, sehingga memicu serangan
jantung, stroke bahkan kematian. Oleh karena itu diperlukan alternatif lain yang lebih
aman untuk mengontrol kadar gula darah penderita diabetes mellitus.
Tumbuh-tumbuhan tertentu memiliki efektivitas untuk mengatasi diabetes salah
satunya adalah bawang merah. Ternyata bawang merah yang dijadikan serbuk dengan
dosis 100 mg/kgBB dan dikonsumsi 2 hari sekali selama 14 hari dapat menurunkan
27,29 mg/dL (Aminah,2017). Rata-rata bobot umbi bawang merah sekitar 25-200 g
bahwa semakin banyak bawang merah yang dikonsumsi maka semakin tinggi pula
kadar gula darah yang berkurang.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa di dalam
bawang merah terdapat senyawa flavonoid dan alil profil disulfide yang bersifat
hipoglikemia, yaitu bisa menurunkan kadar gula darah. Senyawa kimia ini secara
farmakologi dapat membantu kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Dengan
demikian, proses metabolisme glukosa menjadi glikogen dapat lebih baik sehingga
glukosa yang terlarut dalam darah akan berkurang (Jaelani, 2007). Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa bawang merah memiliki kandungan
quercetin yang cukup tinggi.Quercetin adalah salah satu senyawa jenis flavonoid
yang berfungsi dalam proses pemecahan dan absorbsi karbohidrat. Selain itu,
senyawa antidiabetes lain yang terkandung dalam bawang merah adalah allil pripyl
disulfide dan allicin yang bekerja menyerupai obat antidiabetes umum, yang dikenal
sebagai tolbutamide dan digunakan untuk mengurangi kadar gula darah, dimana cara
kerjanya yaitu merangsang sintesis dan pengeluaran insulin (Maulana, 2008).

Hidayat (2018) menyebutkan Dari hasil pengukuran seluruh (100%) responden


mengalami penurunan kadar gula darah pada hari ke 14. Hal ini bisa disebabkan
karena adanya zat dalam bawang merah yang dapat menurunkan kadar gula darah
penderita yaitu flavonoid dan alilprophildisulfide. Menurut Jaelani (2007) bawang
merah mengandung senyawa flavonoid dan alilprophildisulfide yang bersifat
hipoglikemik, yaitu bisa menurunkan kadar gula darah. Senyawa kimia ini secara
farmakologis juga dapat membantu kerja pankreas dalam memproduksi insulin.
Dengan demikian, proses metabolisme glukosa menjadi glikogen dapat lebih lancar
sehingga glukosa yang terlarut bersama darah akan berkurang

Tidak ada perbedaan khasiat antara bawang merah mentah dengan bawang
merah yang sudah direbus (Utami, 2013). Khasiatnya dalam penurunan kadar gula
darah dapat dijadikan alternatif/komplementer pengendali kadar gula darah pada
pasien diabetes mellitus, bahkan bisa dikonsumsi secara langsung maupun dicampur
dalam makanan seperti dijadikan bawang goreng.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil tindakan asuhan keperawatan dapat ditarik kesimpulan :
1. Tn. M usia 53 tahun terdiagnosa DM ]
2. Riwayat penyakit dahulu klien mengalami hipertensi dan diabetes melitus
3. Setelah dilakukan intervensi masalah klien mulai teratasi dank lien tidak
mengalami efek samping dari bawang merah

B. SARAN
1. Klien dan keluarga
kepada pasien tentang DM dan hipertensi agar pasien dapat menyadari perlunya
pengobatan dan terapi suportif lain untuk menjaga kesehatannya. Mengenai pola
makan yang sebaiknya dikonsumsi disesuaikan dengan kondisi kesehatannya saat
ini dan kebutuhan kalori perharinya. Terutama menyarankan pasien mengurangi
makanan yang banyak mengandung garam, protein (telor, kacang-kacangan) 0,8
mg/kgBB dan lemak terutama lemak jenuh. Menjeleskan kepada keluarga tentang
penyakit dan kondisi pasien sehingga dapat memahami dan memberikan
dukungan secara fisik dan psikis dalam memperbaiki kualitas hidup pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Antari, Ni Kadek Novi. 2017. Diabetes Melitus Tipe 2. Dikutip dari


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/653f627b3ce1272d209353541c305c
ee.pdf. Diakses pada tanggal 07 September 2019

Raditya, Bayu. 2016. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hiperkolesterolemia pada
Seorang Pria Usia 60 Tahun dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga. Dikutip dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/738/pdf. Di akses pada
tanggal 07 September 2019

Nanda. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC
Nanda. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 11 Editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai