Resume ini dikumpulkan untuk memenuhi tugas Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan
Dosen Pengampu:
Fuad,.SET., M.Si., Ph.D, CFE
Disusun oleh:
Gigih Aulia Hilmiawan 12030119220027
Pada bagian ini berfokus pada selama perusahaan berusaha agar dapat
memaksimalkan peluang pertumbuhan yang memberikan hasil untung di dalam industri
yang ada saat ini, maka sebenarnya tidak ada urgensi untuk melakukan diversifikasi.
Namun begitu semua peluang untuk pertumbuhan yang menguntungkan tidak jarang
mentok di industri yang sudah mapan serta di pasar yang mulai meredup. Dalam
kenyataannya difersifikasi ke dalam industri-industri yang baru akan butuh suatu
pertiimbangan yang sangat jeli, khususnya dalam sumber daya-sumber daya serta
kemampuan perusahaan sebenarnya dapat diarahkan ke industri-industri yang sudah jelas
akan memberikan hasil positif.
Ada empat persyaratan dimana perusahaan dapat mempertimbangkan layak atau
tidaknya untuk melakukan difersifikasi, yaitu (a). ketika perusahaan melihat adanya
peluang dalam melakukan pengembangan bisnis ke industri-industri yang baik produk
maupun teknologinya bisa saling melengkapi bisnisnya yang ada saat ini, (b). jika
perusahaan mampu mengoptimalkan sumberdaya secara keseluruhan sampai keduanya
dapat menjadikan aset daya saing yang handal. (c). ketika dengan melakukan difersifikasi
ke bisnis yang berbeda membuka jalan untuk melakukan pengurangan biaya, contohnya
dengan sharing biaya lintas bisnis dengan mengoptimalkan pemanfaatan semua sumber
daya dan kemampuan perusahaan, (d). bila perusahaan memiliki merek yang kuat yang
dapat ditransfer kepada lini usahanya yang lain.
Difersifikasi sebaiknya bisa berbuat lebih banyak lagi bagi perusahaan ketimbang
hanya mendistribusikan resiko bisnis ke beberapa jenis industri. Dalam prinsipnya
difersifikasi tidak bisa dianggap berhasil kecuali hal tersebut menghasilkan sebuah nilai
tambah jangka panjang bagi para pemegang saham – sebuah nilai tambah yang tidak bisa
diperoleh oleh pemegang saham dari membeli lembar-lembar saham industri lain atau
dengan berinvestasi di reksadana. Dalam bagian ini akan mengajarkan bahwa untuk pada
akhirnya memutuskan tindakan difersifikasi bisnis, sebuah perusahaan harus melewati
tiga tahapan test, yakni: (a). Test daya tarik industri: apakah industri (atau bisnis) baru ini
memiliki daya tarik yang kuat untuk secara konsisten menghasilkan pengembalian
investasi yang sangat baik. (b). Test biaya masuk ke bisnis yang baru: apakah biaya yang
bakal dikeluarkan tidak terlalu membebani potensi keuntungan di masa depan. (c). Test
‘harus menjadi lebih baik’. Difersifikasi yang akan dilakukan apakah memberikan
potensi yang sangat besar bagi perusahaan untuk menjadi lebih baik, lebih
menguntungkan.
3. Strategi Untuk Memasuki Bisnis Baru
Pada bagian ini akan membahas beberapa strategi yang lazim dipakai perusahaan
dalam melakukan pengembangan bisnis dengan cara memasuki bisnis-bisnis yang baru.
Beberapa strategi tersebut adalah (a). Akuisisi atas bisnis yang sudah berjalan. Akuisisi
adalah cara paling populer untuk mendifersifikasi lini usaha ke industri yang berbeda.
Selain cara ini umumnya lebih cepat dibanding membuat perusahaan baru dari nol, cara
ini juga menghindarkan kesulitan dan kompleksitas hambatan masuk (entry barriers)
seperti sulitnya mendapatkan teknologi, menjalin hubungan dengan supplier, biaya-biaya
awal yang mungkin akan sangat besar terutama untuk iklan dan promosi. Dilema besar
yang mungkin muncul adalah pada pilihan apakah akan membeli perusahaan yang dalam
kondisi sangat bagus tapi mahal atau perusahaan yang sedang goyah sehingga murah. (b).
Pengembangan Internal. Pengembangan internal untuk memulai bisnis baru dari waktu ke
waktu menjadi salah satu hal penting bagi perusahaan yang akan melakukan difersifikasi.
Upaya ini melibatkan
pembuatan dan pengembangan bisnis baru mulai dari nol. (c). Joint Venture. Joint
Venture atau lebih populer dalam bahasa pasar sebagai ‘kongsian’ atau kemitraan bisnis
adalah upaya sebuah perusahaan untuk memiliki secara bersama (co-ownership) serta
mengoperasikan bersama unit bisnis baru bersama perusahaan lain. (d). Pemilihan Cara
Memasuki Bisnis Baru. Pilihan mengenai cara terbaik mana yang akan dipakai untuk
memasuki bisnis baru tersebut tergantung dari beberapa hal yang akan dibahas detil demi
detil di bagian ini.
Pada bagian ini akan memahami perbedaan antara difersifikasi melalui bisnis
yang berkaitan atau melalui bisnis yang sama sekali tak ada kaitannya. Difersifikasi
melalui bisnis yang masih ada kaitannya dengan bisnis yang sedang dijalankan akan
secara kompetitif memiliki ketersesuaian antara mata rantai nilai lintas bisnis yang sangat
berharga dan sumberdaya-sumberdayanya. Sementara itu, difersifikasi melalui bisnis
baru yang tak ada kaitannya sama sekali dengan bisnis yang sedang berjalan akan
memiliki potensi resiko sebaliknya.
REFERENSI
IAI. 2016. Modul Chartered Accountant Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan. Jakarta Pusat:
IAI.