Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NOOR AZIZA ERLIANA

NIM : 17S10239
Matkul : Epidemiologi Gizi

Pengertian Case control


Penelitian kasus-kontrol meupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah
hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor risiko tertentu.
Desain penelitian kasus-kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor risiko dalam
kejadian penyakit, seperti hubungan antara kejadian kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan
antara tuberkulosis pada anak dengan vaksinasi BCG, atau hubungan antara status gizi bayi berusia 1
tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu. Dalam hal kekuatan hubungan sebab akibat, studi kasus-
kontrol ada di bawah desain eksperimental dan studi kohort, namun lebih kuat daripada penelitian
potong-lintang (cross-sectional study), karena pada studi kasus-kontrol terdapat dimensi waktu,
sedangkan penelitian potong lintang tidak. Desain kasus-kontrol mempunyai berbagai kelemahan,
namun juga memiliki beberapa keuntungan. Dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan yang cermat,
serta analisis yang tepat, studi kasus-kontrol dapat memberikan sumbangan yang bermakna dalam
berbagai bidang kedokteran klinik, terutama untuk penyakit-penyakit yang jarang ditemukan.
Penelitian kasus-kontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko
dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif, dimulai dengan mengidentifikasi pasien
dengan efek atau penyakit tertentu (kelompok kasus) dan kelompok tanpa efek (kelompok kontrol),
kemudian diteliti faktor risiko yang dapat menerangkan mengapa kelompok kasus terkena efek,
sedangkan kelompok kontrol tidak. 1,3,4,5 Desain penelitian ini bertujuan mengetahui apakah suatu
faktor risiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan
kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Jadi, hipotesis
yang diajukan adalah: Pasien penyakit x lebih sering mendapat pajanan faktor risiko Y dibandingkan
dengan mereka yang tidak berpenyakit X. Pertenyaan yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah:
apakah ada asosiasi antara variabel efek (penyakit, atau keadaan lain) dengan variabel lain (yang diduga
mempengaruhi terjadi penyakit tersebut) pada populasi yang diteliti.
Contoh penelitian Case Control
Contoh sederhana : penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi pada anak balita dengan
perilaku pemberian makanan oleg ibu.
Tahap pertama : mengindentifikasi variable dependen (efek) dan variable-variabel independen (factor
risiko)
· variable dependen : malnutrisi
· variable independen : perilaku ibu dalam memberikan makanan.
· variable independen yang lain : pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak dsb.
Tahap kedua : menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian. Objek penelitian di
sini adalah pasangan ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi populasi dan sampel penelitian
ini.
Tahap ketiga : mengindentifikasikan kasus, yaitu anak balita yang menderita malnutrisi. Yang dimaksud
kasus di sini adalah anak balita yang memenuhi criteria malnutrisi yang telah ditetapkan. Misalnya berat
per umumnya kurang dari 75% standar Havard. Kasus diambil dari populasi yang telah ditetapkan.
Tahap keempat : pemilihan subjek sebagai control, yaitu pasangan ibu-ibu dengan anak balita mereka.
Pemilihan control hendaknya didasarkan kepada kesamaan karakteristik subjek pada kasus. Misalnya
cirri-ciri masyarakatnya, social ekonominya, letak geografis dsb. Pada kenyataannya memang sulit untuk
memilih kelompok control yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kelompok kasus. Oleh
sebab itu sebagian besar cirri-ciri tersebut kiranya dapat dianggap mewakili.
Tahap kelima : melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasus (anak balita yang malnutrisi)
itu diukur atau dinyatakan kepada ibunya dengan ,menggunakan metode “recall” mengenai perilaku
atau kebiasaan memberikan makanan kepada anaknya. Recall disini maksudnya menanyakan kepada ibu
anak balita kasus tentang jenis-jenis makanan serta jumlahnya yang diberikan kepada anak balita selama
periode tertentu. Biasanya menggunakan metode 24 jam (24 hours recall).
Tahap keenam : melakukan pengolahan dan analisis data. Analisis data dilakukan dengan
membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam hal memberikan makanan
kepadsa anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu yang sama pada kelompok control.
Dari sini akan diperoleh bukti atau tidak adanya hubungan antara perilaku pemberian makanan dengan
malnutrisi pada anak balita.

Anda mungkin juga menyukai