Penelitian kasus-kontrol meupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor-faktor risiko tertentu. Desain penelitian kasus-kontrol dapat digunakan untuk menilai berapa besar peran faktor risiko dalam kejadian penyakit, seperti hubungan antara kejadian kanker serviks dengan perilaku seksual, hubungan antara tuberkulosis pada anak dengan vaksinasi BCG, atau hubungan antara status gizi bayi berusia 1 tahun dengan pemakaian KB suntik pada ibu. Dalam hal kekuatan hubungan sebab akibat, studi kasus- kontrol ada di bawah desain eksperimental dan studi kohort, namun lebih kuat daripada penelitian potong-lintang (cross-sectional study), karena pada studi kasus-kontrol terdapat dimensi waktu, sedangkan penelitian potong lintang tidak. Desain kasus-kontrol mempunyai berbagai kelemahan, namun juga memiliki beberapa keuntungan. Dengan perencanaan yang baik, pelaksanaan yang cermat, serta analisis yang tepat, studi kasus-kontrol dapat memberikan sumbangan yang bermakna dalam berbagai bidang kedokteran klinik, terutama untuk penyakit-penyakit yang jarang ditemukan. Penelitian kasus-kontrol adalah suatu penelitian analitik yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospektif, dimulai dengan mengidentifikasi pasien dengan efek atau penyakit tertentu (kelompok kasus) dan kelompok tanpa efek (kelompok kontrol), kemudian diteliti faktor risiko yang dapat menerangkan mengapa kelompok kasus terkena efek, sedangkan kelompok kontrol tidak. 1,3,4,5 Desain penelitian ini bertujuan mengetahui apakah suatu faktor risiko tertentu benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan kekerapan pajanan faktor risiko tersebut pada kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Jadi, hipotesis yang diajukan adalah: Pasien penyakit x lebih sering mendapat pajanan faktor risiko Y dibandingkan dengan mereka yang tidak berpenyakit X. Pertenyaan yang perlu dijawab dengan penelitian ini adalah: apakah ada asosiasi antara variabel efek (penyakit, atau keadaan lain) dengan variabel lain (yang diduga mempengaruhi terjadi penyakit tersebut) pada populasi yang diteliti. Contoh penelitian Case Control Contoh sederhana : penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi pada anak balita dengan perilaku pemberian makanan oleg ibu. Tahap pertama : mengindentifikasi variable dependen (efek) dan variable-variabel independen (factor risiko) · variable dependen : malnutrisi · variable independen : perilaku ibu dalam memberikan makanan. · variable independen yang lain : pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak dsb. Tahap kedua : menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian. Objek penelitian di sini adalah pasangan ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi populasi dan sampel penelitian ini. Tahap ketiga : mengindentifikasikan kasus, yaitu anak balita yang menderita malnutrisi. Yang dimaksud kasus di sini adalah anak balita yang memenuhi criteria malnutrisi yang telah ditetapkan. Misalnya berat per umumnya kurang dari 75% standar Havard. Kasus diambil dari populasi yang telah ditetapkan. Tahap keempat : pemilihan subjek sebagai control, yaitu pasangan ibu-ibu dengan anak balita mereka. Pemilihan control hendaknya didasarkan kepada kesamaan karakteristik subjek pada kasus. Misalnya cirri-ciri masyarakatnya, social ekonominya, letak geografis dsb. Pada kenyataannya memang sulit untuk memilih kelompok control yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kelompok kasus. Oleh sebab itu sebagian besar cirri-ciri tersebut kiranya dapat dianggap mewakili. Tahap kelima : melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasus (anak balita yang malnutrisi) itu diukur atau dinyatakan kepada ibunya dengan ,menggunakan metode “recall” mengenai perilaku atau kebiasaan memberikan makanan kepada anaknya. Recall disini maksudnya menanyakan kepada ibu anak balita kasus tentang jenis-jenis makanan serta jumlahnya yang diberikan kepada anak balita selama periode tertentu. Biasanya menggunakan metode 24 jam (24 hours recall). Tahap keenam : melakukan pengolahan dan analisis data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam hal memberikan makanan kepadsa anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu yang sama pada kelompok control. Dari sini akan diperoleh bukti atau tidak adanya hubungan antara perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.