TUBERCULOSIS PARU
lainnya. Kuman tersebut berbentuk batang yang mempunyai sifat khusus yaitu
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu, disebut juga sebagai Basil
Tahan Asam (BTA)dan cepat mati jika terpapar sinar matahari langsung namun
dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab (Muttaqin,
2012).
oleh droplet nucleus, droplet yang ditularkan melalui udara dihasilkan ketika orang
berukuran dengan panjang 1-4 mm dan dengan tebal 0,3-0,6 mm. sebagian besar
komponen M. tuberculosis adalah berupa lemak atau lipid sehingga kuman mampu
tahan terhadap asam serta sangat tahan dengan zat kimia dan factor fisik.
Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob yaitu menyukai daerah yang banyak
oksigen. Oleh karena itu, M. tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru-paru
yang dimana terdapat kandungan oksigen yang tinggi. Daerah tersebut menjadi
Kuman ini tahan pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman pada saat itu
berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit dari
maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyerang kelenjar getah bening
kebanyakan didapatkan pada usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberculosis
post primer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi
penularan ulang yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap
penyakit tuberculosis terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan orang
yang tertular (terinfeksi), misalnya berada di dalam ruangan tidur atau ruang kerja
dihasilkan dari batuk dapat melayang di udara sehingga kurang lebih 1 -2 jam
tergantung ada atau tidaknya sinar matahari sertakualitas ventilasi ruangan dan
kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai
berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Jika droplet terhirup oleh orang lain yang
sehat, maka droplet akan masuk ke system pernapasan dan terdampar pada dinding
system pernapasan. Droplet besar akan terdampar pada saluran pernapasan bagian
atas, sedangkan droplet kecil akan masuk ke dalam alveoli di lobus manapun, tidak
ada predileksi lokasi terdamparnya droplet kecil. Pada tempat terdamparnya, basil
tuberculosis akan membentuk suatu focus infeksi primer berupa tempat pembiakan
basil tuberculosis tersebut dan tubuh penderita akan memberikan reaksi inflamasi.
Setelah itu infeksi tersebut akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama
terangsang adalah limfokinase yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang
jumlah macrophage. Karena fungsi dari macrofage adalah membunuh kuman atau
basil apabila prosesini berhasil dan macrofage lebih banyak maka klien akan
sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkat. Apabila kekebalan tubuhnya
menurun pada saat itumaka kuman tersebutakan bersarang di dalam jaringan paru-
paru dengan membentuk tuberkel (biji-biji kecil sebesar kepala jarum). Tuberkel
lama-kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama
akan timbul perkejuan di tempat tersebut. Apabila jaringan yang nekrosis tersebut
dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka
Paru Tuberculosis sering dijuluki “the great imitator” yang artinya suatu
penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga
memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita
1) Batuk Gejala batuk timbul paling dini dan gejala ini banyak ditemukan.
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan
atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi karena
3) Sesak nafas
Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana
apabila terjadi kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-
hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraks, anemia dan lain-
lain.
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada Tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritic yang ringan.
Gejala nyeri dada ini timbul apabila system persarafan di pleura terkena.
oleh daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman
biasanya timbul pada sore hari dan malam hari mirip dengan deman
berat badan serta malaise (gejala malaise sering ditemukan berupa : tidak
nafsu makan, sakit kepala, meriang, nyeri otot, dll). Timbulnya gejala ini
bulan, tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun
5. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
3) Vaksinasi BCG
4) Kemofolaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6 – 12bulan
masih sedikit.
masyarakat.
b. Pengobatan
digunakan, yaitu :
1) Isoniasid ( INH )
Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash,
kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat
2) Rifampisin ( RIF )
pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau
penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena
3) Streptomisin( SM )
Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalahnefrotoksik dan
pendengaran.
4) Etambutol ( EMB )
5) Pirazinamid ( PZA )
6. Pemeriksaan Penunjang
penyakit.
b. Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intra dermal antigen)
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapitidak secara berarti
g. Biopsi jarum pada jaringan paru: positif untuk granulana Tb, adanya sel
h. Nektrolit : dapat tidak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.
i. GDA : dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada paru.
peningkatan rasio udara dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi
7. Komplikasi Tuberculosis
1. Pengkajian Keperawatan
Gejala: kelelahan umum dan kelemahan, mimpi buruk, nafas pendek karena
b. Integritas EGO
Gejala: adanya faktor stress lama, masalah keuangan rumah, perasaan tidak
mudah terangsang.
c. Makanan/cairan
badan.
subkutan.
e. Pernafasan
pleura) perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan
pleural bunyi nafas menurun atau tidak ada secara bilateral atau unilateral
efusi pleural atau pneumotorak) bunyi nafas tubuler dan bisikan pectoral di
atas lesi luas, krekels tercabut di atas aspek paru selama inspirasi cepat setelah
batuk pendek (krekes posttussic) karakteristik sputum: hijau, puluren, muloid
f. Keamanan
Gejala: adanya kondisi penekanan imun. Contoh: AIDS, kanker. Tes positif.
g. Interaksi sosial
2. Diagnosis Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan napas (D.0001)
c. Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan) (D. 0019)
(D.0142)
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan
No SDKI
SLKI SIKI Rasional
1. Bersihan jalan nafas (L. 01001) Intervensi utama
tidak efektif b.d benda Setelah dilakukan tindakan (I.01014)
asing dalam jalan nafas keperawatan selama … Pemantauan respirasi
(D.0001) diharapkan kemampuan Observasi
membersihkan sekret atau a. Monitor a. Mengetahui
obstruksi jalan nafas untuk frekuensi, pola frekuensi dan
mempertahankan jalan nafas pola nafas
nafas tetap paten. Dengan b. Monitor pasien
kriteria hasil: kemampuan b. Pengeluaran
a. Batuk efektif 5 batuk efektif sulit bila
(meningkat) c. Auskultasi bunyi sekret sangat
b. Produksi sputum 4 nafas tebal sputum
(cukup menurun) d. Monitor saturasi berdarah
c. Ronki 3 (sedang) oksigen kental atau
d. Dispnea 2 (cukup e. Palpasi darah cerah
menurun) kesimetrisan (misal efek
e. Gelisah 4 (cukup ekspansi paru infeksi, atau
meningkat) tidak kuatnya
f. Frekuensi nafas 4 (cukup Intervensi hidrasi).
membaik) pendukung c. Ronkhi dan
g. Pola nafas 4 (cukup (I. 01015) wheezing
membaik) Pemberian obat menyertai
inhalasi obstruksi jalan
Observasi napas/kegagal
f. Monitor tanda an pernapasan.
vital d. Mengetahui
Terapeutik adanya
g. Lakukan prinsip perubahan
6 benar nilai SaO2
Edukasi e. Untuk
h. Anjurkan mengetahui
bernafas lambat kesimetrisan
dan dalam selama ekspansi paru
penggunaan f. Mengetahui
nebulizer keadaan umum
i. Ajarkan pasien pasien
dan keluarga g. Untuk
tentang cara memastikan
pemberian obat obat yang
diberikan
(I. 01019) benar
Pengaturan posisi h. Agar tindakan
Observasi nebulizer
j. Monitor status terhirup
oksigenasi i. Meningkatkan
sebelum dan pengetahuan
sesudah keluarga
mengubah posisi j. Mengetahui
Terapeutik adanya
k. Atur posisi untuk perubahan
mengurangi sesak oksigenasi
(I. 01026) k. Mengurangi
Terapi oksigen sesak pasien
Kolaborasi l. Untuk
l. Kolaborasi memenuhi
penentuan dosis kebutuhan
oksigen oksigenasi
Observasi m. Memastikan
m. Monitor oksigen yang
kecepatan aliran diberikan
oksigen sesuai dengan
yang
dibutuhkan.
Terapeutik
h. Untuk
mengetahui
perkembangan
status
kesehatan klien
Edukasi
i. Agar klien dan
keluarga dapat
mengetahui
kondisinya
3. Defisit Nutrisi b.d faktor (L. 03030) (I.03119)
psikologis (keengganan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
untuk makan) (D. 0019) keperawatan selama … Observasi
diharapkan keadekuatan a. Monitor asupan a. Mengetahui
asupan nutrisi untuk makanan intake klien
memenuhi kebutuhan b. Monitor berat b. Mengetahui
metabolisme membaik. badan BB klien
Dengan kriteria hasil: c. Kolaborasi c. Agar sesuai
a. Porsi makan yang dengan ahli gizi dengan
dihabiskan 4 (cukup untuk kebutuhan
meningkat) menentukan klien
b. Berat badan 3 (sedang) jumlah kalori dan
c. Nafsu makan 4 (cukup jenis nutrien yang
membaik) dibutuhkan
d. Bising usus 3 (sedang)
e. Membran mukosa 4
(cukup membaik)
4. Resiko infeksi b.d (L.14128) (I. 14539)
peningkatan paparan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
organisme patogen keperawatan selama 2x24 Edukasi
lingkungan (D.0142) jam, diharapkan a. Ajarkan cara a. Menambah
kemampuan untuk mencuci tangan pengetahuan
mencegah, mengeliminasi yang benar klien terhadap
atau mengurangi ancaman b. Ajarkan etika cucitangan,
kesehatan yang dapat batuk bahwa cuci
dimodifikasi meningkat. tangan sangat
Dengan kriteria hasil: (I. 01006) penting untuk
a. Kemampuan mengubah Latihan batuk menghindari
perilaku 4 (cukup efektif dari infeksi
meningkat) Terapeutik b. Dengan
b. Kemampuan c. Buang sekret mengetahui
menghindari faktor pada sputum etik batuk klien
resiko 4 (cukup akan mengerti
meningkat) Edukasi cara batuk
Penggunaan fasilitas d. Jelaskan tujuan dengan baik
kesehatan 4 (cukup dan prosedur dan benar
membaik) batuk efektif c. Buang sekret
e. Anjurkan tarik pada tempatnya
nafas dalam akan
melalui hidung menghindari
selama 4 detik, klien
ditahan selama 2 menularkan
detik kemudian virus kepada
keluarkan dari orang disekitar
mulut dengan d. Jika klien
bibir mencucu mengetahui
(dibulatkan) tujuan dan
selama 6 detik prosedur batuk
f. Anjurkan efektif maka
mengulangi tarik klien akan
nafas dalam melakukan
hingga 3 kali batuk efektif
g. Anjurkan batuk seperti yang
dengan kuat diajarkan
langsung setelah e. Tarik napas
tarik nafas dalam dalam akan
yang ke 3 menghirup
okseigen secara
maksimal dan
mengelurakan
dengan mulut
mencucu akan
mengeluarkan
CO2 secara
maksimal
f. Batuk setelah
nafas
dalamakan
membantuk
untuk
mengeluarkan
sputum yang
secara
maksimal
menenangkan pemulihan
Edukasi Terapeutik
h. Anjurkan tirah e. Meningkatka
baring n
i. Anjurkan kenyamanan
melakukan istirahat serta
aktivitas secara dukungan
bertahap fisiologis/psi
j. Anjurkan kologis
menghubungi f. Mencegah
perawat jika kekakuan