Anda di halaman 1dari 35

VESIKOLITOTOMI

KELOMPOK 11

1. Ayu Ma’rifatul Z
2. Dwi Wirawaty
3. Umi Kulsum

Dosen Pembimbing :
Hj. Siti Wasliyah, S.Kep, Ners, M.Kep.
• Vesikolitiasis adalah batu yang ada di
vesikaurinaria atau terdapat benda asing di
kandung kemih, sering terjadi pada klien yang
menderita gangguan miksi (Purnomo, 2012:100).

• Batu kandung kemih adalah suatu kondisi


terdapatnya batu di dalam kandung kemih
(Muttaqih dan Sari, 2011:202).
Pengertian Pembedahan Vesikolitotomi

• Vesikolitotomi adalah
tindakan medis untuk
membuka dan mengambil
batu yang ada
dikandungan
kemih,sehingga pasien
tersebut tidak mengalami
gangguan pada aliran
Tujuan Pembedahan
Vesikolitotomi

Tujuan dasar
penatalaksanaan adalah
untuk menghasilkan batu,
menentukan jenis batu,
mencegah kerusakan
nefron, mengidentifikasi
• Indikasi Pembedahan
Penderita batu kandung kemih dengan
ukuran batu buli-buli berukuran lebih
dari 2,5 cm pada orang dewasa dan
semua ukuran pada anak-anak.

• Kontraindikasi Pembedahan Vesikolitotomi


Obstruksi Prostat, Striktura Urethra.
• Komplikasi Pembedahan Vesikolitotomi
Pendarahan, infeksi luka operasi, fistel.
Fase Pre Operatif pada Vesikolitotomi

Persiapan Pembedahan Vesikolitotomi

1. Persiapan Klien di bangsal.


a. Persiapan Fisik
• Status kesehatan fisik secara umum.
• Keseimbangan cairan dan elektrolit
• Kebersihan lambung dan kolon (Lavement)
• Pencukuran daerah operasi
• Personal Hygine
• Pengosongan kandung kemih
• Puasa selama 8-10 jam sebelum operasi
• Latihan Pra Operasi
 Latihan Nafas dalam
 Latihan Batuk efektif
 Latihan Gerak sendi
2.Persiapan di ruang pra bedah
perawatan melakukan konfirmasi
kebeneran :
• Validasi (Identitas pasien)
• Kelengkapan administrasi (status
rekam medik, data-data penunjang
dan kelengkapan informed consent).
• Kelengkapan sarana prasarana
pembedahan
• Pemeriksaan fisik (tanda-tanda
Vital, Alergi obat, Tanda area
operasi)

3. Persiapan instrumentasi • Meja instrument

Alat Tidak Steril


• Meja mayo
• Mesin anastesi dan obat – obatan

Troli Waskom

• Lampu operasi
Mesin suction
• Meja operasi

• Mesin couter
Tempat sampah
+ arde (ground)
Safety box
Alat-alat Steril Bengkok : 2 buah
• Meja instrument steril

Skort : 4 buah Cucing/kom : 2 buah

Handuk kecil : 4 buah Hand piece


Duk besar : 2 buah couter: 1 buah
Duk sedang : 2 buah
Duk kecil : 2 buah
Sarung meja mayo : 1 buah Selang suction
: 1 buah
Duk tapal kuda: 1 buah
• Desinfeksi klem : 1 buah
• Pean bengkok sedang: 2
buah
• Duk klem : 5 buah

• Kocher : 2 buah
• Pinset cirurgis : 2 buah
• Pinset anatomis : 2 buah

• Hanvat mess no 03/07:1 / 1 • Spreader : 1 buah

• Haak tajam : 2 buah


• Blade : 2 buah
• Mousquito : 2 buah

• Allis klem : 2 buah


• Gunting benang : 1 buah

• O haak : 1 buah
• Gunting metzembum : 1
buah
• Stonetange : 1 buah

• Gunting mayo : 1 buah

• Kogeltange
• Nald voeder : 2 buah
• Langeebeck : 2 buah
3) Bahan habis pakai
• Paragon mess 10 / 11 : • Deppers : 5 / 5
1/1

• Handscoon : 5 pasang
• Hypapic : 5x10 cm

• Spuit 3/10/50 cc : 1/1/1

• Ns 0,9 % : 1000 ml

• Folley cateter no 16 : 1 buah

• Providone Iodine : 100cc


• Urobag : 1 buah

• Jarum round / cutting: 1/1


• Radon drain No 14 : 1 buah

• Vycril : 1/1
• Sufratule : 1 buah
• Plain 2.0/3.0 : 1/1
• Silk 2.0 : 1 buah
• Wfi/aquabides : 50 cc
Fase Intra Operatif pada
Vesikolitotomi

Peran Perawat Pada Fase Intra


Operatif
1. Pemeliharaan Keselamatan (Safety
Management)
2. Pematauan Fisiologis
3. Dukungan Psikologis (Sebelum
Induksi dan Jika Pasien Sadar)
4. Pengaturan dan koordinasi
Nursing Care
Prosedur Pembedahan
Vesikolitotomi

• Sign in (di hadiri seluruh tim operasi


sebelum induksi )
 Indentifikasi identitas , area
operasi, tindakan operasi dan
lembar persetujuan
 Identifikasi area operasi
(lateralisasi)
 Identifikasi mesin anastesi ,
pulse oksimeter dan obat obatan
anastesi
• Posisikan pasien supine.
• Anastesi melakuan pembiusan,
pasang arde pada kaki pasien.
• Perawat sirkular mencuci area
operasi dengan sabun dan langsung
di keringkan.
• Operator, perawat intrument, dan
asisten operator melakukan cuci
tangan dengan air mengalir,
hibiscrub, dan sikat selama 3-5
menit
• Perawat instrument melakukan
surgical scrubing, gowning,
• Perawat instrument melakukan surgical scrubing, gowning, gloving, dan
membantu operator serta asisten untuk gowning dan gloving.
• Menyiapkan betadin 10 % dan alkohol 7 % didalam kom di bantu perawat
sirkuler.
• Operator melakukan desinfeksi area operasi berikan desinfeksi klem dan kom
berisi 3 deppers dan povidon iodine.
• Operator dan asisten melakukan drapping, berikan duk besar untuk bawah dan
atas, duk sedang untuk samping kanan dan kiri berikan duk klem untuk fiksasi
keempat sisinya, berian duk kecil untuk bagian bawah, terakhir berikan duk
tapal kuda.
• Dekatkan meja mayo, meja instrument dan troli waskom ke meja operasi,
pasang suction, hand couter fiksasi dengan kassa + duk klem.
• Time out ( sebelum insisi )
a. Konfirmasi tim operasi, identitas pasien,dan antibiotic profilaksis
pasien
b. Antisipasi kejadian kritis :
o Operator
o Anastesi
o Instrument ( jumlah kassa, jarum dan alat )
o Radiologi
c. Berdoa dipimpin oleh operator
• Berikan kassa basah kemudian kassa kering kepada operator untuk
membersihkan area operasi dari cairan desinfeksi.
• Berikan pinset cirurgis dan kom berisi cairan desinfeksi untuk
melakukan marking pada area yang akan dioperasi.
• Operator mulai melakukan insisi median, berikan hv
mess no 3 dengan mess no 10 untuk insisi kulit sampai
lemak, berikan kassa kering dan mousquito kepada
asisten untuk melakukan perawatan perdarahan degan
couter ( coagulan )
• Berikan couter serta dobel haak tajam untu
melanjutkan insisi fasia sampai otot. Untuk insisi fasia
bisa menggunakan mess no 10 dengan sedikit insisi
kemudian berikan kocher untuk memegang fasia
kemudian berikan gunting mayo untuk memperlebar
insisi fasia.
• Setelah fasia terbuka berikan langenback untuk
memperlebar lapang operasi
• Setelah terlihat otot berikan steeldeppers yang
dijepitkan pada koker untuk menyisihkan otot dan
peritoneum yang melekat pada kandung kemih
• Setelah terlihat dinding kandung kemih berikan
spuit 3 cc untuk aspirasi urine
• Setelah aspirasi positif dan didapatkan urine
persiapan untuk insisi pada buli
• Berikan needle holder + benang plain 2.0 untuk
tegle pada buli
• Berikan Hv No. 7 dengan mess No.11 serta doble
pinset anatomis untuk insisi buli
• Berikan gunting metzembeum untuk
memperlebar insisi buli ke arah distal dan
proksimal
• Berikan cateter No. 16 kepada asisten serta spuit 10 cc berisi
WFi, pasang kateter dan kunci dengan catatan penguncian
sedikit dahulu yaitu 3 cc
• Berikan spuit 50 cc berisi cairan Ns 0,9% untuk melakukan
spooling pada buli lewat kateter, spooling berkisar antara 50
cc – 200 cc dan suction
• Berikan needle holder + pinset anatomis beserta benang
plain No. 3,0 untuk menutup buli pada lapisan
tunikasubmukosa dan lapisan mukosa (bagian dalam)
• Berikan benang vycril No. 3,0 untuk menjahit tunika
muskularis dan lapisan peritoneum pada dinding kandung
kemih
• Lakukan pengisian kandung kemih dengan
spuit 50 cc dengan cairan Ns 0,9% sebanyak
50 – 100 cc lewat kateter untuk mengetes
kebocoran pada jahitan, bila tidak ada
kebocoran tambah kunci kateter sampai 10
cc
• Berikan cucing berisi Ns 0,9% untuk
melakukan cuci area dan suction, berikan
steel deppers pada operator untuk cek
pendarahan
• Berikan redon drain No 14 fiksasi dengan
skil 2.0 dengan jarum cutting
• Sign out ( dilakukan sebelum menutup
fasia )
• Perawat sirkuler mengkonfirmasi jenis
• Perawat instrument mengkonfirmasi penggunaan jumlah kassa,
alat, dan jarum
• Berikan needle holder serta pinset cirugis dengan benang vycril
no 1 untuk menutup / menjahit fasia dan otot
• Berikan plain 2.0 untuk menjahit lemak
• Berikan stapler dan pinset cirugis untuk menyatukan kulit
• Setelah proses penjahitan selesai berikan kassa basah untuk
membersihkan area operasi kemudian dikeringkan dengan kassa
kering, tutup dengan sufratule, kassa kering, kemudian hypapic
• Alat – alat dibersihkan, pasien dirapihkan
Perawat instrument menginventarisasi alat –
alat dan bahan – bahan habis pakai,
kemudian mencuci alat – alat dan menata
instrument pada instrument set serta
merapihkan kembali ruangan
Fase Post Operatif pada Vesikolitotomi

Asuhan yang diberikan pada pasien dari kamar operasi


dan diruang pulih sadar sampai kesadaran pasien optimal.
• Peran perawat dalam Fase Postoperatif adalah :
Mempertahankan jalan nafas
Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
Mempertahankan sirkulasi darah
Mengobservasi keadaan umum, observasi vomitus dan
drainase
Mempertahankan Balance cairan
Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko
Setelah kondisi pasien stabil dari ruang intensif,
intervensi yang lazim dilakukan meliputi :
• Monitor tanda – tanda vital dan keadaan umum
pasien, drainage, tube/selang, dan komplikasi
• Manajemen nyeri keperawatan
• Manajemen ambulasi dini
• Manajemen penurunan resiko infeksi luka
pascabedah
• Pelepasan redon drain bila dalam 2 hari berturut-
turut produksi <20cc/24 jam. Pelepasan benang
jahitan keseluruhan 7 hari pasca operasi.
KONSEP DASAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
PERIOPERATIF
VESIKOLITOTOMI
 PENGKAJIAN

Biodata klien dan penanggung jawab


Keluhan klien
Riwayat penyakit sebelumnya
Riwayat penyakit keluarga
Pengalaman bedah sebelumnya
Status Nutrisi
Status cairan dan elektrolit
Status emosi
Pola eliminasi
Pola istirahat tidur
Terapi dan diet
Pemeriksaan Fisik ( head to toe )
• Kepala : Biasanya pada klien dengan vesikolithiasis tidak ada ke
abnormalan kepala yang dikarenakan oleh batu buli buli
• Mata : Tidak ada tampak ikterik.
• Mulut dan gigi :  Bibir kering, mukosa agak kering.
• Thorax :  Auskultasi bunyi napas normal
• Abdomen : Defisiensi nutrisi, edema, pruritus, echymosis
menunjukkan renal insufisiensi dari obstruksi yang lama.
Distensi kandung kemih
o Inspeksi : Penonjolan pada daerah supra pubik  retensi urine
o Palpasi : Akan terasa adanya ballotement dan ini akan
menimbulkan pasien ingin buang air kecil  retensi urine
o Perkusi : Redup  residual urine
• Pemeriksaan penis : Uretra kemungkinan adanya penyebab lain
misalnya stenose meatus, striktur uretra, batu uretra/femosis . 
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium : hematuria (bila Adanya batu
terjadi obstruksi yang lama) didalam ginjal,
vesika urinaria
dan tanda-tanda
• Pemeriksaan Intravena Pyelography obstruksi urine
(IVP). • Foto Polos Abdomen

• CT Scan

• Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

Pada photo BOP


ditemukan batu pada
vesika urinary
Pengelompokan Data
• Data Subjektif dan Data Objektif
 Klien mengeluh nyeri suprapubis, panggul.
 Mengeluh kencing menetes ( retensi urine ).
 Klien mengeluh tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil
 Klien merasakan nyeri seperti terbakar pada waktu kencing.
 Klien mengeluh mual / muntah. a. Klien tampak meringis.
 Peningkatan suhu tubuh klien.
 Distensi kandung kemih
 Penonjolan pada daerah supra pubik
Diagnosa Keperawatan
 Pre Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan

 Intra operasi
1. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan
pembedahan
Post operasi
1.Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
hipersekresi jalan nafas
2.Kesiapan eliminasi urine
3.Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invansif
Rencana
Keperawata
n
Selamat
menyaksikan

Anda mungkin juga menyukai