PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini dapat dilakukan dengan baik apabila kondisi dan kemampuan otot
jantung ketika memompa darah cukup baik, begitu juga dengan kondisi
katup jantung, serta irama pemompaan yang baik. Namun, apabila terjadi
cukup tinggi, yaitu 17,5 juta jiwa atau sekitar 37% kematian dari jumlah
pernah didiagnosis oleh dokter atau kasus penyakit yang memiliki gejala
penyakit gagal jantung tertinggi pada umur 65-74 tahun atau sekitar
0,5% untuk yang terdiagnosis dokter, dan menurun pada umur >75 tahun
atau sekitar 0,4%. Akan tetapi prevalensi penderita gagal jantung terjadi
akut, gagal jantung kiri dan kanan, dan gagal jantung berdasarkan
derajatnya. Tanda dan gejala yang sering terjadi adalah sesak nafas,
jantung adalah aktual/ resiko tinggi penurunan curah jantung, nyeri dada,
sesak nafas. Seperti yang kita ketahui bahwa jantung dan paru-paru
paru- paru dan jantung tersebut mengalami gangguan maka hal tersebut
B. Ruang Lingkup
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
jantung kongestif
D. Metode Penulisan
lainny.
E. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan
4. BAB IV Penutup
b. Penatalaksanaan kolaboratif
1) Pemberian diuretik akan menurunkan preload dan kerja
jantung
2) Pemberian morfin untuk mengatasi edema pulmonal akut,
vasodilatasi perifer, menurunkan aliran balik vena dan
kerja jantung, menghilangkan ansietas karena dispnea
berat.
3) Reduksi volume darah sirkulasi
Dengan metode plebotomi, yaitu suatu prosedur yang
bermanfaat pada pasien dengan edema pulmonal akut
karena tindakan ini dengan segera memindahkan volume
darah dari sirkulasi sentral, menurunkan aliran balik vena
dan tekanan pengisian serta sebaliknya menciptakan
masalah hemodinamik segera.
4) Terapi nitrit untuk vasodilatasi perifer guna menurunkan
afterload.
5) Terapi digitalis obat utama untuk meningkatkan
kontraktilitas (inotropik), memperlambat frekuensi
ventrikel, peningkatan efisiensi jantung.
6) Inotropik positif
a) Dopamin
Pada dosis kecil 2,5-5 mg/kg akan merangsang alfa-
adrenergik beta-adrenergik. Reseptor dopamin ini
mengakibatkan keluarnya katekolamin dari sisi
penyimpanan saraf. Memperbaiki kontraktilitas curah
jantung isi sekuncup. Dilatasi ginjal-serebral dan
pembuluh koroner. Pada dosis maksimal 10-20 mg/kg
BB akan menyebabkan vasokonstriksi dan
meningkatkan beban kerja jantung.
b) Dobutamin
Merangsang hanya beta-adrenergik. Dosis mirip
dopamin memperbaiki isi sekuncup, curah jantung
dengan sedikit vasokonstriksi dan takikardia.
5) Makanan/ cairan
a) Gejala:
Riwayat diet tinggi garam; lemak; gula; serta kafein,
penurunan nafsu makan, anoreksia, mual, muntah.
b) Tanda:
Edema di ekstremitas bawah, edema dependen, edema
pitting, distensi abdomen menandakan adanya asites atau
pembengkakan hati.
6) Hygiene
a) Gejala:
Kelelahan, kelemahan selama melakukan aktivitas.
b) Tanda:
Penampilan mengindikasikan adanya kelalaian dalam
perawatan diri.
7) Neurosensori
a) Gejala:
Kelelahan, pusing, pingsan.
b) Tanda:
Latergi, kebingungan, disorientasi, perubahan
perilaku, iritabilitas (mudah tersinggung).
8) Nyeri/ ketidaknyamanan
a) Gejala:
Nyeri dada, angina akut atau angina kronis, nyeri abdomen
bagian kanan atas (gagal jantung kanan), nyeri otot.
b) Tanda:
Gelisah, fokus berkurang dan menarik diri, menjaga
perilaku.
9) Pernapasan
a) Gejala:
Dispnea saat beraktivitas atau istirahat, dispnea pada malam
hari sehingga mengganggu tidur, tidur dengan posisi duduk
atau dengan sejumlah bantal, batuk dengan atau tanpa
produksi sputum terutama saat posisi rekumben,
penggunaan alat bantu nafas misalnya oksigen atau obat-
obatan.
b) Tanda:
Takipnea, nafas dangkal, penggunaan otot bantu nafas,
pernafasan cuping hidung, batuk moist pada gagal jantung
kiri, pada sputum terdapat darah berwatna merah muda dan
berbuih (edema pulmonal), bunyi nafas terdengar lemah
dengan adanya krakels dan mengi, penurunan proses
berpikir; letargi; kegelisahan, pucat atau sianosis.
10) Keamanan
a) Tanda:
Perubahan proses berpikir dan kebingungan, penurunan
kekuatan dan tonus otot, peningkatan resiko jatuh, kulit
lecet, ruam.
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi:
a) Respirasi meningkat, dispnea.
b) Batuk kering, sputum pekat, bercampur darah.
c) Vena leher dengan JVP meningkat.
d) Kulit bersisik, pucat.
e) Edema kaki, skrotum.
f) Asites abdomen.
2) Palpasi:
a) Jantung, PMI bergeser ke kiri, inferior karena dilatasi atau
hipertrofi ventrikel.
b) Pulsasi perifer menurun.
c) Hati teraba di bawah arkus kosta kanan.
d) Denyut jantung meningkat indikasi tekanan vena porta
sistemik meningkat.
e) Edema menyebabkan piting.
3) Auskultasi:
a) Suara paru menurun, basilar rates mengakibatkan cairan
pada jaringan paru.
b) Suara jantung dengan S1, S2 menurun. Kontraksi miokard
menurun. S3 meningkat, volume sisa meningkat, murmur
terkadang juga terjadi.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dengan Congestive Heart
Failure (CHF) adalah:
1) Pemeriksaan laboratorium :
a) Enzym hepar: meningkat dalam gagal jantung kongestif.
b) Elektrolit: berubah karena perpindahan cairan, penurunan
fungsi ginjal.
c) AGD (Analisa Gas Darah): gagal ventrikel kiri ditandai
dengan alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan p (partial pressure of carbon dioxide).
d) Albumin: menurun sebagai akibat penurunan masukan
protein.
2) Radiologi, yaitu Rongent Thorax :
a) Bayangan hulu paru yang tebal dan melebar, kepadatan
makin ke pinggir berkurang.
b) Lapang paru bercak-bercak karena edema paru.
c) Distensi vena paru.
d) Hidrotoraks.
e) Pembesaran jantung, rasio kardio-toraks meningkat.
3) EKG
Dapat ditemukan kelainan primer jantung (iskemik, hipertrofi
ventrikel, gangguan irama) dan tanda-tanda faktor pencetus akut
(infark miokard, emboli paru).
4) Ekokardiografi
Untuk deteksi gangguan fungsional serta anatomis yang menjadi
penyebab gagal jantung.
5) Kateterisasi jantung
Pada gagal jantung kiri didapatkan (VEDP) 10 mmHg atau
pulmonary arterial wedge pressure > 12 mmHg dalam keadaan
istirahat. Curah jantung lebih rendah dari 2,71/menit/ luas
permukaan tubuh.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan pasien mengenai respon
individu (pasien dan masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau
potensial sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat
(Nursalam, 2008). Diagnosa keperawatan pada pasien CHF menurut
Asikin (2016), yaitu:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakmampuan
jantung memompakan sejumlah darah untuk mencukupi kebutuhan
jaringan tubuh.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler alveolus.
c. Volume cairan berlebihan berhubungan dengan menurunnya curah
jantung/ meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium dan air.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen.
e. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan bed rest dalam
jangka waktu lama, edema, dan penurunan perfusi jaringan.
f. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya pemahaman terkait fungsi jantung, dan gagal
jantung.
3. Intervensi
Rencana asuhan keperawatan adalah suatu dokumentasi tulisan
tangan dalam menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi
keperawatan.
No Diagnosis Perencanaan
Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Penurunan Setelah dilakukan tindakan I.02075
curah jantung keperawatan selama ...x... Observasi :
berhubungan diharapkan keadekuatan 1. Identifikasi tanda/gejala
dengan jantung memompa darah primer penurunan curah
penurunan untuk memenuhi kebutuhan jantung (meliputi
kontraktilitas metabolisme tubuh dispnea, kelelahan,
jantung meningkat. Dengan kriteria edema, peningkatan
(D.0008) hasil (L.02008): CVP)
Tekanan darah membaik 2. Identifikasi tanda/gejala
(5) sekunder penurunan
CRT membaik (5) curah jantung (meliputi
Pucat/Sianosis menurun hepatomegali, distensi
(5) vena jugularis, kulit
Distensi vena jugularis pucat)
menurun (5) 3. Monitor tekanan darah
Bradikardia menurun (5) 4. Monitor input dan output
cairan
5. Monitor saturasi oksigen
6. Monitor nyeri dada
7. Monitor artimia
8. Monitor nilai
laboratorium jantung
(misalnya enzim jantung,
elektrolit)
9. Periksa tekanan darah
dan frekuensi nadi
sebelum dan sesudah
aktivitas
Terapeutik :
1. Posisikan pasien semi-
Fowler atau fowler
dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung
yang sesuai (misalnya
batasi asupan kafein,
natrium, kolestrol)
3. Berikan terapi relaksasi
untuk mengurangi stress
4. Berikan dukungan
emosional dan spiritual
5. Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
2. Ajarkan pasien dan
keluarga mengukur
intake dan output cairan
harian
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
aritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
2 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan I.08238
berhubungan keperawatan selama ...x... Observasi :
dengan agen diharapkan pengalaman 1. Identifikasi lokasi,
pencedera sensorik atau emosional yang karakteristik, durasi,
fisiologis berkaitan dengan kerusakan frekuensi, kualitas,
(D.0077) jaringan menurun. Dengan intensitas nyeri
kriteria hasil (L.08066) : 2. Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri
(5) non verbal
Gelisah menurun (5) 4. Monitor keberhasilan
Tekanan darah, frekuensi terapi komplementer
nadi, pola napas membaik yang sudah diberikan
(5) 5. Monitor efek samping
Mual, muntah menurun penggunaan analgetik
(5) Terapeutik :
1. Berikan tekik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(misalnya TENS,
kompres hangat/dingin)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya suhu,
pencahayaan)
3. Fasilitasi istrihatan dan
tidur
Edukasi :
1. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3 Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan I.03114
berhubungan keperawatan selama ...x... Observasi :
dengan diharapkan ekuilibrium antara 1. Periksa tanda dan gejala
gangguan volume cairan di ruang hipervolemia (misalnya
mekanisme intraselular dan ekstraseluler edema, JVP/CVP
regulasi, tubuh meningkat. Dengan meningkat, suara napas
gangguan kriteria hasil (L.05020) : tambahan)
aliran balik Keluaran urin meningkat 2. Identifikasi penyebab
vena (D.0022) (5) hipervolemia
Kelembaban membran 3. Monitor status
mukosa meningkat (5) hemodinamik (misalnya
Edema menurun (5) frekuensi jantung,
Asites menurun (5) tekanan darah, MAP,
Tekanan darah membaik CVP,PAP,CO, CI)
(5) 4. Monitor intake dan
Turgor kulit membaik (5) ouput cairan
5. Monitor efek samping
Tekanan arteri rata-rata
diuretik (hipotensi,
membaik (5)
hipovolemia,
hipokalemia,
hiponatremia)
Terapuetik :
1. Batasi asupan cairan dan
garam
2. Tinggikan kepala tempat
tidur 30o-40o
Edukasi :
1. Ajarkan melapor jika
haluaran urin <0,5
cc/Kg/jam dalam 6 jam
2. Ajarkan cara membatasi
cairan
3. Ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
diuretik
2. Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretuk
4 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan I.05178
aktivitas keperawatan selama ...x... Observasi :
berhubungan diharapkan respon fisiologis 1. Identifikasi gangguan
dengan terhadap aktivitas yang fungsi tubuh yang
ketidakseimba membutuhkan tenaga mengakibatkan
ngan antara meningkat. Dengan kriteria kelelahan
suplai dan hasil (L.05047) : 2. Monitor kelelahan fisik
oksigen Frekuensi nadi meningkat dan emosional
(D.0056) (5) 3. Monitor pola dan jam
Saturasi oksigen tidur
meningkat (5) 4. Monitor lokasi dan
Keluhan lelah menurun ketidaknyamanan selama
(5) melakukan aktivitas
Tekanan darah membaik Terapeutik :
(5) 1. Sediakan lingkungan
Frekuensi napas membaik yang nyaman dan rendah
(5) stimulus (misalnya
cahaya, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan atau aktif
3. Berikan aktivitas
distraksi yang
menyenangkan
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatan asupan
makanan
4. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana
intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan
dari pelaksanaan adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping (Nursalam,
2008).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari
diagnosa keperawatan, rencana asuhan keperawatan, dan pelaksanaan
keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien
dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respon
pasien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat
dapat mengambil keputusan. Tahap evaluasi pada proses keperawatan
meliputi kegiatan mengukur pencapaian tujuan pasien dan menentukan
keputusan dengan cara membandingkan data yang terkumpul dengan
tujuan dan pencapaian tujuan (Nursalam, 2008). Menurut Smeltzer,
(2017). Evaluasi keperawatan pada pasien dengan CHF, yaitu:
a. Menunjukkan peningkatan curah jantung.
b. Menunjukkan perbaikan pertukaran gas.
c. Mempertahankan keseimbangan cairan.
d. Menunjukkan toleransi terhadap peningkatan aktivitas.
e. Menunjukkan tidak adanya tanda-tanda integritas kulit.
f. Menunjukkan pemahaman pengetahuan tentang proses penyakit.
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. F DENGAN KASUS
CHF
DI CEMPAKA BAWAH RSU PERSAHABATAN
JAKARTA TIMUR
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. F
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Suku : Batak
Pekerjaan : Buruh
Pengkajian : 10 – 04 – 2012
Register : 001342977
saat batuk, nyeri seperti tertimpa beban, skala nyeri 4 (0-10) klien juga
mengeluh cepat lelah dan letih selama beraktivitas dan sesak nafas sejak
dokter( nama lupa) serta tidur menggunakan bantal lebih dari 2. Pada
Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi sejak itu klien kontrol
DM
a. Nutrisi
Sebelum MRS klien makan 3x Sehari dengan porsi cukup saat MRS
pemenuhan nutrisi diit jantung III dengan 1700 kal, minum 750 cc/24
BAB BAK
Frekuensi : 1x /2 hari Frekuensi : 6x /hari
Keluhan :- Keluhan :-
Jam tidur malam : 7-8 jam Jam tidur malam : 7-8 jam
terbangum
d. Pola Aktivitas
Sebelum MRS Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan
a. Status kesehatan
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
RR : 25 x/ menit
S : 36,5 oC
b. Kepala
c. Wajah
d. Mata
menurun
e. Telinga
g. Leher
Paru
Gerakan simetris, retraksi supra renal (-), retraksi intercosta (-), perkusi
resonan, ronchi -/-, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simetris
i. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics
2 sternal kanan dan ics 5 axila anterior kanan, perkusi dullness, bunyi S1
dan S2 tunggal, Gallop (-), mur-mur (-), capillary refill 2-3 detik
j. Bising usus (+), tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan
k. Genitalia
Tidak diperiksa
l. Ekstermitas
Akral hangat, edema (-/-), kekuatan 3/4, gerak yang tidak disadari (-)
Laboratorium
Hb : 11,9 g/dL
Hematokrit : 35 %
Leukosit : 6300 103l
Trombosit : 255.000 103l
AGD
Ph : 7.492
Po2 : 133,4
PCo2 : 23,6
HCO : 17,9
Sat O2 : 98,8 %
Na : 138 mEq/L
K : 5,3 mEq/L
Cl : 101 mEq/L
Ureum : 14 mg/dL
Ck : 771 U/L
Radiologi
Tanggal : 11-4-2012
Tanggal : 12-4-2012
IX. Terapi
Obat-obatan
Lasix : 3 x 40 mg iv
Ascardia :1 x 80 mg
Simvatatin : 1 x 20 mg
Captopryl : 3 x 25 mg
letih ototjantung
nyeri dada 3
minggu sebelum
Penurunan isi
MRS, timbul
sekuncup
terutama saat
batuk, nyeri
nyeri 4 (0-10)
DO
Penurunan curah
Klien tampak jantung
memegangi
dadanya
Klien tampak
lemah
Nadi (takikardi) :
110 x/menit
reguler
Ekg :
Tanggal : 11-4-
2020
Hasil/kesan :
irama sinus, ST
Tanggal : 12-4-
2012
Hasil/kesan :
irama sinus, HR
axis, LAD
2. Ds : Kegagalan jantung Ketidakefektifan
hari bertambah
sesak
Peningkatan takanan
lemah terganggu
Respirasi 25 x /
menit
Ketidakefektifan pola
TD : 150/90
nafas
mmHg
3. DS : Gagal pompa Nyeri akut
nyeri dada 3
minggu sebelum
Tekanan distole
MRS, timbul
terutama saat
batuk, nyeri Bendungan atrium
Hepar
DO :
Hepatomegali
Klien meringis
kesakitan
memegangi
dadanya
TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 110x /menit
RR : 25x /menit
S : 36,5oC
B. Diagnosis Keperawatan
Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
aritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
(D..0005) 1. Pola nafas tidak (L.01004) Setelah dilakukan tindakan (L.01014) Observasi :
keperawatan selama 3x24 jam
efektif 1. Monitor frekuensi, irama,
diharapkan pola nafas pasien dalam
berhubungan kedalama dan upaya napas
batas normal dengan kriteria hasil :
2. Monitor pola nafas
dengan hambatan
Dispnea 5 (menrun) 3. Monitor adanya sputum
upaya nafas Penggunaan otot bantu 4. Monitor adanya sumbatan
5 (menurun)
Teraupetik:
Frekuensi nafas 5
(membaik) 1. Atur intervensi pemantauan
Kedalaman nafas 5 tergantung kondisi pasien
(membaik) 2. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
(D.0077) 1. Nyeri Akut (L.08066) Setelah dilakukan tindakan (I.08238) Observasi :
1. Identifikasi lokasi,
keperawatan selama 3x24 jam karakteristik, durasi,
berhubungan
diharapkan pengalaman sensorik frekuensi, kualitas,
dengan Agen intensitas nyeri
atau emosional yang berkaitan 2. Identifikasi skala nyeri
pencedera dengan kerusakan jaringan 3. Identifikasi respon nyeri
non verbal
menurun. Dengan kriteria hasil : 4. Monitor keberhasilan terapi
fisiologis
komplementer yang sudah
Keluhan nyeri menurun (5) diberikan
Gelisah menurun (5) 5. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Tekanan darah, frekuensi Terapeutik :
nadi, pola napas membaik 1. Berikan tekik
nonfarmakologis untuk
(5) mengurangi rasa nyeri
Mual, muntah menurun (5) (misalnya TENS, kompres
hangat/dingin)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya suhu,
pencahayaan)
3. Fasilitasi istrihatan dan tidur
Edukasi :
1. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
E. Implementasi Keperawatan
Hari Diagnosis
No Tindakan Keperawatan Respon TTD
Tgl keperawatan
1. Selasa,1. Pola nafas tidak 1. mengidentifikasi S:
10 tanda/gejala Monitor a. Klien mengeluh
efektif
April frekuensi, irama,
sesak nafas
2020 berhubungan kedalama dan upaya
b. Klien
dengan napas
2. Memonitor pola nafas mengatakan
hambatan
3. Memoonitor adanya
ketika melakukan
upaya nafas sputum
aktifitas sehari-
4. Memoonitor adanya
(D.0005)
sumbatan jalan nafas hari bertambah
sesak
O:
a. Klien tampak
lemah
b. Respirasi 25 x /
menit
c. TD : 150/90
mmHg Obat
masuk via IV
dengan lancar
d. Terpasang oksigen
3L/menit
e. Pola napas Teratur
f. Tidak terdapat
sumbatan jalan
nafas
2. Selasa,1. Nyeri Akut 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi,
10 a. Klien mengeluh
berhubungan frekuensi, kualitas,
April intensitas nyeri
nyeri dada 3
dengan Agen 2. Mengidentifikasi skala
2012
nyeri
minggu sebelum
pencedera 3. Mengidentifikasi respon
nyeri non verbal
MRS, timbul
4. Mengajarkan teknik
fisiologis
nonfarmakologis untuk
terutama saat
mengurangi nyeri
(D. 0077)
batuk, nyeri
seperti tertimpa
beban, skala
nyeri 4 (0-10)
O:
b. Klien meringis
kesakitan
c. Klien tampak
memegangi
dadanya
d. TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 110x /menit
RR : 25x /menit
S : 36,5oC
c. Klien tampak
mengerti cara
teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi nyeri
3. Rabu, 2. Pola nafas tidak a. mengidentifikasi S:
11 tanda/gejala Monitor a. Klien mengatakan
efektif
April frekuensi, irama,
Sesak masih ada
2012 berhubungan kedalama dan upaya
napas O:
dengan
b. Memonitor pola nafas a. Klien tampak lemah
hambatan
c. Memoonitor adanya b. Respirasi 27 x /
upaya nafas sputum
menit
d. Memoonitor adanya
(D.0005)
sumbatan jalan nafas c. TD : 140/90 mmHg
Obat masuk via IV
dengan lancar
d. Pola napas Teratur
e. Terpasang oksigen
3L/menit
f. ronchi +/+
g. jalan nafas tidak ada
sumbatan
4. Rabu, 1. Nyeri Akut 5. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi,
11 a. Klien mengeluh
berhubungan frekuensi, kualitas,
April intensitas nyeri
nyeri dadanya
2012 dengan Agen 6. Mengidentifikasi skala
nyeri
berkurang, nyeri
pencedera 7. Mengidentifikasi respon
nyeri non verbal
seperti tertimpa
8. Mengajarkan teknik
fisiologis
nonfarmakologis untuk
beban, skala nyeri 3
mengurangi nyeri
(D. 0077)
(0-10)
O:
a. Klien tampak
memegangi
dadanya
b. TTV :
TD : 140/90
mmHg
N : 98x /menit
RR : 27x /menit
S : 36oC
O:
a. TTV :
TD : 150/80
mmHg
N : 96x /menit
RR : 24x /menit
S : 36,7oC
F. Catatan Perkembangan
O:
Dispnea 5 (menrun)
Penggunaan otot bantu
nafas 5 (menurun)
Pemanjangan fase
ekspirasi 5 (menurun)
Frekuensi nafas 5
(membaik)
Kedalaman nafas 5
(membaik)
Respirasi 24 x / menit
TD : 150/80 mmHg Obat
masuk via IV dengan lancar
Pola napas Teratur
Masih terdengar ronchi
O:
Keluhan nyeri menurun
(5)
Gelisah menurun (5)
Tekanan darah, frekuensi
nadi, pola napas membaik
(5)
Mual, muntah menurun (5)
TTV :
TD : 150/80 mmHg
N : 96x /menit
RR : 24x /menit
S : 36,7oC
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia,
Gagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga
penentu utama dari fungsi miokardium, baik secara sendiri-sendiri maupun gabungan dari : beban awal, kontraktilitas dan beban
akhir.
B. Saran
Sangat diharapkan agar terhindar dari penyakit gagal jantung kongestif ini dilakukan dengan menghindari penyebab dari penyakit ini
misalnya menjaga gaya hidup yang sehat terutama pada makanan yang dikonsumsi diharapkan tidak yang melihat enaknya saja tetapi